dua unsur leksikal, penerjemah harus
memeriksa apakah kedua kata itu merupakan sistem sejenis. Tidak ada
gunanya membandingkan kata kaki dan rumah, karena kedua kata itu
tidak membentuk pasangan untuk perbandingan. Sebaliknya, banyak
yang bisa didapatkan dari perbandingan kata kaki dengan bagian tubuh
lain, dan perbandingan kata rumah dengan jenis bangunan lain. Oleh
karena itu, untuk mempelajari makna diperlukan kata-kata yang mem
punyai beberapa ciri makna dan ciri kontrastifyang sama.
Dalam setiap bahasa, ada pasangan kata yang berbeda satu sama
lain hanya disebabkan satu komponen makna Baja. Misalnya, dalam
bahasa Inggris, kata show dan see hanya berkontras dalam aspek di
mana show mempunyai makna tambahan menyebabkan; jadi, show
berarti menyebabkan melihat. Kata lain yang mempunyai hubungan
semacam ini adalah kata drop (menjatuhkan) dan fall (jatuh); to drop
berarti menyebabkan jatuh. Ada komponen makna yang sarna, yaitu
kausatif, dalam show dan drop. Walaupun mungkin dalam bahasa lain
tidak ada padanan kata yang persis sama untuk ketiga kata ini, bahasa
itu mungkin mempunyai bentuk kausatifyang digunakan dengan kata
see dan fall. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kata lihat dan jatuh
MENEMUKAN MAKNA 85
dijadikan bentuk kausatif dengan penambahan imbuhan: memperlihat
kan dan menjatuhkan.
AnaIisi& komponen
Komponen makna kata mungkin lebih mudah dipisahkan dengan
melihat matriks atau diagram leksikal. Misalnya, sistem pronomina
bahasa sumber dan bahasa sasaran dibandingkan untuk melihat apa
kah dalam kedua sistem itu ada perbedaan yang dapat menimbulkan
masalah dalam peneIjemahan. (Ini akan dibahas lebih lanjut dalam bab
12.) Perhatikan bagan 8.1--8.4 yang memperlihatkan sistem pronomina
subyek sejumlah bahasa (Strange dan Deibler 1974:18--19):
Inggris
tunggal jamak
persona pertama I we
persona kedua you
persona ketiga maskulin feminin netral they
he she it
Bagan B.l
Y~ani
tunggal jamak
persona pertama IU ~j.I£l~
persona ked~a en> Ul1£t~
persona ketiga maskulin feminin netral maskulin feminin netral
au'to~ amTl aU'to au'tot (lJ.1'too aU'ta
Bagan B.2
Pidgin, Papua Nugini
tunggal duaHs jamak
inklusif eksklusif
persona pertama mi mitupela yumi mipela
persona kedua yu yutupela yupela
persona ketiga. em tupela 01
BaganB.3
86
Upper Asaro, Papua Nugini
tunggal jamak
persona pertama I naza laza
persona kedua , gaza lingine
persona ketiga aza ingine
BCl/Ian 8.4
Perhatikan, bahasa Inggris dan bahasa Yunani membedakan jenis
kelamin. Bahasa Pidgin tidak menunjukkan perbedaan jenis kelamin
tetapi mempunyai kontras tambahan untuk anggotanya, dualis, dan
juga membedakan inklusif dan eksklusif untuk persona pertama. Dalam
bahasa Upper Asaro, pronomina bebas tidak membedakanjenis ke!amin
dan anggota dualis, tidak juga inklusif dan eksklusif.
Pemetaan seperti dalam bagan 8.1--8.4, yang menunjukkan ciri
kontrastifmakna untuk daerah kosakata tertentu, dapat banyak mem
bantu peneIjemah. Peta semacam ini diperoleh dari analisis kom
ponen. (Untuk diskusi yang Iebih Iengkap, lihat Nida 1975a.) Analisis
komponen sering dipakai untuk menganalisis sistem kekerabatan (lihat
Lounsbury 1956).
Bidang hahasa tertentu dapat mempunyai analisis komponen yang
Iebih baik dari bidang bahasa lain. U ntuk bidang yang dapat melakukan
analisis ini, bagan seperti 8.1-8.4 akan sangat berguna. Untuk mem
buat analisis semacam ini, diperlukan kata yang mempunyai hubungan
satu sarna lain yang berdasarkan ciri bersama dan ciri kontrastif.
Misalnya, kontras antargenerasi dalam I sistem kekerabatan dapat
dilihat dari kontras antara muda dan tua, maskulin, dan feminin.
Inggris
langsung dekat jauh
maskulin feminin maskulin feminin
dua generasi sebe- grandfather I grandmother
lumnya uncle aunt
generasi sebelumnya
/
father mother cous-
In
generasi yang sarna ego brother sister
generasi berikutnya son daugther nephew nlece
dua gen. berikutnya grandson gr. daugther
Bagan 8.5
MENEMUKAN MAKNA 87
Aguaruna
garis sHeilah sendiri garis eileilah org. lain
maskulin feminin feminin maskulin
dua generasi sebelumnya opoch dukuch diich
generasi sebelumnya opag dukug.
generasi ego maskulin yatsug ubog ontsug soig
yang sarna
feminin ubog koig yuog ontsug
generasi berikutnya uchi nawontu nuwaso ojiko
dua generaei berikutnya tijagki
Bagon8.6
Bagan 8.5 dan 8.6 menunjukkan diagram istilah kekerabatan dalam
bahasa Inggris dan dalam bahasa Aguaruna. Nama untuk. tiap baris
dan kolom menunjukkan kontras makna unsur leksikal. Istilah ini
dapat dianalisis, karena kita dapat menghubungkan tiap unsur leksikal
dengan orang dalam dunia nonlinguistis (dunia nyata) dan sapaan satu
sarna lain atau cara mereka merujuk. satu sarna lain.
Perhatikan, bahasa Inggris mempunyai dua kata, brother dan sister,
tetapi bahasa Aguaruna ada tiga, yaitu yatsug, ubag, dan kaig.
Pemakaian ketiga kata ini tergantung pada yang berbicara. Seorang
laki-Iaki rnemanggil saudara kandung perempuannya ubag dan saudara
kandung laki-Iakinya yatsug; sedangkan, seorang wanita memanggil
saudara kandung perempuannya kaig dan saudara kandung laki
lakinya ubag. Bahasa Aguaruna dan mungkin juga bahasa lain tidak
dapat sekedar menggunakan kata brother, karena ada banyak kata yang
lebih spesifik.
Bahasa Jawa membagi daerah makna lni ke dalam tiga kata, tetapi
dengan komponen makna yang berbeda. Bentuk. mas adalah untuk.
'kakak laki-laki', embag untuk. 'kakak perempuan', dan adig untuk.
'adik'. Rata brother dan sister dalam bahasa Inggris tidak membedakan
"lebih tua" atau "lebih muda" dari pembicara; sedangkan kata kakak
dan adik dalam bahasa Indonesia tidak membedakan jenis kelamin
"laki-Iaki" atau "perempuan". Penggunaan kata kakak dan adik dalam
bahasa Indonesia lebih luas dari penggunaan kata brother dan sister,
karena kakak dan adik dapat juga dipakai untuk. menyapa orang yang
bukan saudara kandung (misalnya, saudara sepupu, ternan, orang yang
tidak dikenal, anak didik.) Seorang peneIjemah harus mempelajari dan
membandingkan peristilahan kekerabatan dari bahasa sumber dan
88
bahasa sasaran. Setiap kali menerjemahkan istilah kekerabatan, pener
jemah harus mempertimbangkan rujukan dalam dunia nonlinguistis,
dan cara orang itu dirujuk. Ia tidak boleh menerjemahkan secara
harfiah kata yang tampaknya merupakan padanan terdekat.
Jenis analisis yang telah kita bicarakan menunjukkan bahwa tiap
kata merupakan gugus komponen makna. Dan makna ini dapat
ditemukan meIaIui kontras satu kata dengan kata Iainnya, jika kata itu
merupakan bagian suatu sistem, atau, jika kata itu berhubungan dalam
hal tertentu. Untuk membentuk suatu perangkat, Bemus kata harns
mengandung komponen generik bersama, misalnya, semua kata di
atas mempunyai komponen bersama yaitu KEKERABATAN. Dalam
bagan di bab 7 yang membandingkan perangkat yang berhubungan
dengan domba, kuda, dll., komponen generiknya adalah BINATANG
PIARAAN.
Jenis-jenis komponen makna
Kita dapat membuat diagram untuk kata man, woman, boy, dan girl
dalam bahasa Inggris, karena semuanya adalah insan. Kata-kata ini
mempunyai komponen generik yang merupakan komponen inti, INSAN
Oihat bagan 8.7).
MASKULIN FEMININ
DEWASA man woman
MUDA boy girl
Bagan 8.7
Selain komponen inti, tiap kata mempunyai komponen kontrastif
yang membedakannya dari Bemus kata dari perangkat itu. Man mem
punyai komponen kontrastif DEWASA dan MASKULIN, woman
DEWASA dan FEMININ, boy MUDA dan MASKULIN, dan girl MUDA
dan FEMININ. Tiap kata berkontras dengan kata lain, paling sedikit
dalam satu komponen kontrastif.
Komponen makna yang menyatukan tiap perangkat semantis ini
disebut komponen generik atau komponen inti. Komponen makna yang
membedakannya satu sama lain, dan digunakan sebagai nama untuk
diagram itu, disebut komponen kontrastif.
Sering dua bahaaa mempunyai perangkat yang sarna aejauh kita
membicarakan komponen generik, tetapi komponen kontrastifnya akan
MENEMUKAN MAKNA 89
berbeda. Perangkat dalam bahasa yang satu mWlgkin mempWlyai
unsur leksikal yang lebih banyak atau lebih -sedikit dibandingkan de
ngan perangkat dalam bahasa lain, dan komponen kontrastifnya
mWlgkin tidak sepadan. Misalnya, perangkat Wltuk INSAN dalam
bahasa Inggris dalam (bagan 8.7) berbeda dengan perangkat untuk
INSAN dalam bahasa AguarWl8 (bagan 8.8).
MASKULIN FEMININ
DEWASA kawin aishmang nuwa
belumkawin datsa
MUDA uchi nuwauch
(feminin - kecil)
Bagan 8.8
Perhatikan, komponen kontrastiftamba:han dalam bahasa Aguaruna
untuk MASKULIN DEWASA, yaitu: KAWIN, -dan BELUM KAWIN.
Perhatikan juga, FEMININ MUDA hanya dapat ditunjukkan dengan
penambahan sOOks -uch ke kata Wltuk. FEMININ DEWASA. -SOOks itu
berarti kecil, sehingga kata untuk FEMININ MUDA adalah wanita
kecil. (Akan tetapi, sOOks itu jelas mempunyai hubungan bentuk de
ngan kata Wltuk. MASKULIN MUDA.)
Dalam bab sebelumnya, kita membahas hubungan hirarki antarkata,
yaitu., taksonomi. Di sini taksonomi juga didasarkan atas komponen
generik dan komponen kontrastif bersama yang membedakan unsur
leksikal yang satu dengan yang laionya, inisalnya, perhatikan bagan
8.9 (Beekman dan Callow 1974:70). -
meja
I
kursi
tangan
I
kursi
I
I
kursi
goyang
perabot
I
lemari
pahaian
I
kursi
geladak
I
lemari
buku
r-----
kursi
bayi
Bagan 8.9
I
lemari
mahan
90
Perhatikan, semua kata dalam perangkat ini mempunyai kelas
generik perabot. Komponen kontrastif yang memisahkan meja, kursi,
Zeman pakaian, lemari buku, dan Zemari makan mempunyai hubungan
dengan bentuk dan kegunaan perabot itu. Kursi adalah komponen
generik untuk kata kursi tangan, kursi goyang, kursi geladak, dan kursi
bayi. Sekali lagi makna frase ini tergantung pada komponen kontrastif
yang mempunyai hubungan dengan bentuk dan kegunaan. Jika pener
jemah menangani teks yang mencakup peristilahan yang berhubungan
dengan kelas generik, ia harus mempertimbangkan Jtomponen kontras
tif kosakata bahasa sumber dan bahasa sasaran untuk memilih
padanan terbaik. Seperti yang dikatakan sebelumnya, jika tidak ada
padanan yang persis sama, dan jika komponen kontrastif itu penting
untuk pengertian kalimat atau paragraf, mungkin peneIjemah perlu:
memasukkan komponen kontrastif itu dengan pengungkapan kembali.'
Jika komponen kontrastif tidak penting, ia dapat sekedar memilih
padanan terdekat tanpa perincian lebih lanjut.
Untuk melihat makna unsW"-unSW" leksikal yang tercakup dalam i
perangkat semantis yang sama, pertama-tama peneIjemah harus'
menemukan kelas yang dimiIikinya (kata generik). Kemudian unsur
unsur leksikal itu dapat dipelajari melalui kontras. Misalnya, kata'
memenntah, berjanji, menegur, bertanya, menjawab, dan mengumum
kan adalah cara berbicara, atau termasuk dalam kelas generik yang,
disebut berbicara. Oleh karena kata-kata ini termasuk dalam Batu
perangkat yang sama, tiap kata ini dapat ditemukan melalui kontras.
Bahasa lain mungkin juga mempunyai perangkat unsur leksikal yang
bermakna berbicara, tetapi perangkat ini mungkin sangat berbeda
dengan perangkat dalam bahasa Indonesia. Misalnya, bahasa Waiwai,:
Guyana (data dari Hawkins 1962), tidak mempunyai verba yang berarti •
berjanji, memuji, dan menyangkal. Makna itu sudah tercakup dalam
kutipan yang bersama dengan verba berkata. (lihat bab 2)
Komponen makna generik atau inti dapat dikatakan lebih menonjol
dari komponen lain. Dalam kata boy ('anak laki-Iaki'), komponen makna
INSAN lebih menonjol dari MASKULIN atau MUDAyang han.ya mem- .
batasi INSAN. Dalam kalimat The boy is here 'Anak laki-Iaki itu di sini', .
komponen INSAN digunakan dengan penekanan wajar, tetapi dalam J
konteks tertentu, salah satu komponen kontrastif mungkin menjadi i
fokUB, dan karena itu, memberikan penekanan yang intensif. Misal-,
nya, dalam kalimat The boy, not the girl, lost the race 'Anak laki-Iakil
itu, dan bukan anak perempuan itu, kalah dalam pertandingan', ;
penekanannya adalah pad a MASKULIN yang bukan merupakan kom- :
ponen inti, melainkan komponen kontrastif. Dalam kalimat A boy,
cannot accomplish this task. It will take a man to do it 'Anak laki-Iaki;
MENEMUKAN MAKNA 91
tidak dapat melakukan tugas ini. Untuk itu diperlukan seorang pria',
penekanannya adalah pada MUDA (ketidakdewasaan) yang bukan
merupakan komponen inti. Komponen makna yang ditemukan dalam
kata boy disajikan dalam bagan 8.10:
7- maskulin
muda
BaganB.10
Hubungan antara komponen kontrastif (MUDA dan MASKULIN)
dan komponen inti (INS.AN) adalah hubungan batasan, artinya,INSAN
dibatasi oleh MUDAdan MASKULIN. Komponen kontrastifmembatasi
(makna) komponen inti.
Selain komponen inti dan komponen kontrastif, ada juga komponen
insidental (komponen tambahan). Kehadiran atau ketidakhadiran
komponen ini tidak ada pengaruhnya terhadap kontras yang diperlukan
dalam membedakan satu perangkat kata tertentu. Pada tingkat studi
lain (yang lebih spesifik), komponen insidental ini mungkin berupa
komponen kontrastif. Apa yang merupakan generik, kontrastif atau
insidental tergantung pada tingkat fokus analisis, atau tergantung pada
tingkat hierarki taksonomi.
Misalnya, dalam membuat kontras jenis perabot, tidaklah relevan
apakah obyek itu mempunyai tangan atau tidak. Kursi adalah sesuatu
untuk diduduki, berkontras dengan meja, tempat tidur, dll. Akan tetapi,
jika seseorang menggambarkan perangkat semantis jenis kursi, maka
mempunyai tangan tidak lagi insidental tetapi kontrastif. Juga, dalam
membiearakan kelas yang lebih generik lagi barang-barang buatan
manusia, komponen untuk diduduki yang berkontrastif untuk perabot
tidak lagi berkontrastif tetapi hanya insidental.
Oleh karena peneIjemah menelaah makna kata, ia perlu menyelidiki
perbedaan keeil antarkata dalam perangkat sernantis. Komponen
kontrastiflah yang harus dipusatkannya.
92
LATllIAN-Menemukan Makna me1alui
Pengelompokan dan Kontras
A. Bandingkan perangkat kata untuk bagian rumah dalam dua
bahasa yang Anda kuasai. Jika mungkin, mintalah satu orang
untuk membuat daftar bagian-bagian yang dapat ia pikirkan
dalam bahasa yang satu, dan orang lain dalam bahasa lainnya.
Kemudian bandingkanlah kedua daftar itu.
B. Buatlah diagram sistem kontras untuk istilah kekerabatan dari
bahasa lain yang Anda kuasai. Bandingkanlah sistem itu dengan
bahasa Indonesia dan bahasa Aguaruna (yang disajikan dalam
bab ini). Perbedaan apakah yang Anda temukan?
C. Dalam bahasa Indonesia, kata meninjau, menatap, memandang,
membelalak, mengintip, menonton, dan menyorot merujuk ke
cara melihat sesuatu. Komponen kontrastif apa yang mem
bedakan kata itu satu sarna lain?
D. Buatlah daftar kata yang menggambarkan cara melihat sesuatu
dalam bahasa lain yang Anda kuasai. Jangan menerjemahkan
dari bahasa Indonesia, buatlah daftar Bemus kata yang ada dalam
pikiran Anda. Komponen kontrastif apa saja yang membedakan
kata itu satu sama lain?
E. Buatlah daftar kata yang menggambarkan cara berbicara dalam
bahasa yang bukan bahasa Indonesia. Komponen kontrastif apa
yang membedakan kata itu satu sama lain?
Bab9
Ketidakselarasan Sistem Leksikal
Antarbahasa
Dalam bah-bab sebelumnya, ketidakselarasan antarunsur Ieksikal
dari dua bahasa sudah disebutkan beberapa kali. Tujuan bab ini ialah
menekankan ketidakselarasan ini dengan contoh dan diskusi yang lebih
banyak. Ketidakselarasan ini merupakan tantangon bagi penerjemah,
karena bahasa sumber dan bahasa sasaran biasanya sangat berbeda
dalam inventaris Ieksikal dan cara inventaris itu dibagi dan dikelom
pokkan.
Ketidakselarasan referensi (rujukan)
Salah satu aspek makna kata adalah referensinya, yaitu BENDA,
KEJADIAN, atauATRIBUT yang dirujuk oleh kata itu. Penutur bahasa
mengerti makna kata itu disebabkan interaksi mereka dengan BENDA,
KEJADIAN, atau ATRIBUT yang dirujuk. Kontras antarkata dalam
perangkat semantis tidak dapat dipelajari tanpa sarene tertentu untuk
menemukan kontras yang ada dalam dunia referensi (dunia yang
dialami oleh anggota masyarakat bahasa dan yang merupakan tempat
mereka bekeIja, serta merupakan topik yang mereka bicarakan). Kita
telah melihat bahwa analisis komponen tergantung pada refertmsi
nonlinguistis, atau tahu apa yang dirujuk. Walaupun BENDA,
KEJADIAN, dan ATRIBUT yang sarna mungkin terdapat dalam dunia
referensi, sistem referensi antarbahasa tidaklah seIaIu selaras satu
lawan satu. Tiap bahasa membagi maknanya secara arbitrer dan ber
beda-beda. Perhatikan bagan 9.1, yaitu kontras antara bahasa Inggris
[yang kebetulan sarna dengan bahasa Indonesia] dan bahasa Mbembe,
94
Nigeria, (Barnwell 1980:24). Untuk. contoh bagian atas, bahasa Inggril
[dan bahasa Indonesia] menggunakan tiga kata untuk. merujuk. kepadl
daerah warna yang dalam bahasa Mbembe dirujuk dengan satu kata.
Inggris [atau Indonesia]
red'merah'
orange 'jingga'
yellow 'kuning'
green 'hijau'
blue 'biru'
black 'hitam'
Contoh lain (Barnwell 1980:25):
Inggris
( cloth '!tain' )
Inggris
woman 'wanita'
wife 'isteri'
Inggris
(lOVe 'cinta, kasih, sayang' J
Bagan 9.1
Mbembe
( obina J
Hauss
zane
kyalle
yaddi
Yunani
Yunani
Contoh berikut diambil dari bahasa Tzeltal, Meksiko. Ada banyak
kata spesifik untuk. membawa, tetapi tidak ada kata generik untuk kata
itu.
KETIDAKSELARASAN SISTEM LEKSIKAL ANTARBAHASA 95
jelup'in
nol
chup
chuy
lats'
pach
toy
yom
lut'
pet
cats'
lup
lat'
cuch
membawa di atas bahu
membawa di dalam telapak tangan
membawa di Baku atau kocek
membawa dalam tas
membawa di bawah lengan
membawa di at.as kepala
membawa tinggi-tinggi
membawa sekaligus pelbagai benda yang berbeda
membawa dengan tang
membawa di dalam lengan
membawa di antara gigi
membawa di atas sendok
membawa dalam wadah
membawa di punggung
Memang bahasa Indonesia mengenal beberapa jenis kata spesifik
untuk membawa, misalnya m~njinjing, menjunjung, memikul,
menggendong, dll, tetapi kata untuk yom, lup, chuy, misalnya, tidak
terdapat dalam bahasa Indonesia, karena itu dalam teIjemahan, rincian
ini mungkin perlu dimasukkan.
Dalam meneIjemahkan kata membawa dari bahasa Inggris, yang
hanya mempunyai satu kata carry, ke dalam bahasa Tzeltal, pener
jemah harns memilih dari semus kata spesifik itu. '!'eke itu harns
dipelajari dengan teliti agar dapat dipilih kata yang tepat. Akan tetapi,
jika diteIjemahkan dal'i bahasa Tzeltal ke dalam bahasa Inggris, hanya
ada satu kata yang dapat dipilih, yaitu kata carry. Kata carry dapat
digunakan, tanpa penambahan £rase yang menerangkan cara mem
bawa, kecuali jika cara membawa obyek itu penting untuk fokus atau
tema konteks. Frase deskriptif yang ditambahkan adalah untuk men
jelaskan komponen makna kontrastif yang ada dalam kata dari
bahasa Tzeltal. Misalnya,jika pach terdapat dalam teks bahasa Tzeltal,
tetapi cara obyek itu dibawa tidaklah menjadi fokus, maka cukup
diteIjemahkan dengan kata carry. Sebaliknyajika cara obyek itu dibawa
penting, peneIjemah harus menambah komponen makna kontrastif
di atas kepala.
Orang Tlingit, Alaska, tidak mempunyai kata generik untuk
berenang, tetapi mereka mempunyai banyak kata spesifik, tergantung
pada jenis renangnya, apa atau siapa yang berenang, dan bentuk
tunggal ataujamak. Perhatikan data berikut (dari Constance Naish):
96
di-taach (tunggal)
ka-doo-ya-to.ach (jamak)
ya-x'aak (tunggal)
ka-doo-ya-x'aak ·(jamak)
ya-heen
ya-ho (tunggai)
ya-kwaan (jamak)
ji-di-hoo (tunggal)
ji-dzi-kwan (jamak)
si-hoo (tunggal)
si-kwaan (jamak)
ya-dzi-aa (tunggai)
ya-si-xoon (jamak)
dli-tsees (tunggal)
ka-doo-ya-tsees (jamak)
ya-ya-goo (tunggai)
ya-si-goo (jamak)
(untuk manusia)
(untuk ikan besar atau binatansi
mamalia laut yang berenang di bawahl
permukaan air)
(untuk sekumpulan ikan yang berena~
di bawah permukaan air)
(untuk binatang atau man usia yang!
berenang di permukaan)
(untuk binatang atau manusiaj
yang berenang di permukaan, denga~
tanpa tujuan, dalam bentuk lingkaran)
(untuk burung di permukaan)
(untuk burung atau ikan yang bere-\
nang di bawah air dengan kepala dil
permukaan)
(untuk sesuatu yang berenang denganj
cepat dan kuat, terutama binatangj
menyusui yang hidup di laut)
(untuk ikan hiu yang berenang ber
gerombolan)
Dalam menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa,
Tlingit, penerjemah harus teliti sekali dalam memilih unsur leksikal:
yang sesuai. Orang Tlingit yang menerjemahkan ke dalam bahasanya :
sendiri secara naluri mengetahui kata yang tepat, tetapi terlebih dahulu .
ia harus mempelajari teks dan situasi bahasa sumbernya.
Ketidakselarasan perangkat semantis
Unsur leksikal sebuah bahasa mewakilijaringan besar makna yang
saling berhubungan yang biasanya disebut jaringan kognitif Pen
dekatan yang berbeda untuk analisis jaringan ini akan menyoroti aspek
yang berbeda dari struktur semantis bahasa. Kita telah membahas.
KE'I1DAKSELARASAN SISTEM LEKSlKAL ANTARBAHASA 97
beberapa cara melihat bagian leksikon. Dasar dari Bemus studi leksikon
yaitu prinsip bahwa makna hanya dapat ditemukan melalui "kontras
semantis. Dalsm mempelajari makna kata dalain bahasa sumber atau
dalam bahaaa sasaran, penerjemah berhubungan dengan suatu sistem.
Unsur leksikal dapat berhubungan satu sarna lain dengan pelbagai
cara. Mungkin unSur-UDSur itu tidak mempunyai komponen makna
yang sarna, tetapi dikaitkan satu same lain karena UDSur-unSur itu
muncuI bersa.ma-sama jika orang berbicara tentang topik yang sama.
Kata-kata itu dikelompokkan bersama dalam pikiran anggota
masyarakat yang menggunakannya, karena BENDA dan KEJADIAN
yang dirujuk Bering diasosiasikan satu same lain, misalnya, tiap bahasa
mempunyai kosakata untuk topikpertanian. Dalam bahasa Indonesia,
kata memf!pjak, menanam, menuai, gandum, jagung, pacul, mengikat,
mesin kirik termasuk. dalam topik ini, dan .ada subkelompok kosakata \
~ntangjenis spesifik pertanian. Akan tetapi, tidak ada dua bahasa yang
mempunyai kosakata yang persis sama untuk membicarakan per
tanian. Bahasa yang satu mungkin mempunyai unsur leksikal yang
Iebih banyak dari pada bahasa lainnya. Dalam hal ini hubungan an
tarunsur leksikal lebih renggang, namun hubungan ini merupakan
salah satu elemen keutuhan (kohesi) dalam teks, seperti yang akan kita
bahas dalam bab 3l.
Selain hubungan yang agak renggang ini, ada subkelompok •
kosakata yang sangat erat hubungannya satu sama lain dan diikat
bersama karena ada beberapa komponen makna yang tumpang tindih.
Misalnya, ada satu perangkat kata yang muncul jika orang berbicara
tentang m.esin yang dipakai untuk pertanian. Perangkat ini mencakup
mesin bajak, penggaruk, traktor, mesin kombinasi. Kata-kata ini mem
bentuk subperangkat di bawah topik pertanian. Jika berbicara tentang
pertanian, subperangkat lain, yaitu kata cabang, batang, akar, benih,
dan buah mempunyai hubungan yang sangat erat, kerena semuanya
merupakan bagian pohon.
Akan tetapi, bahkan perangkat kata yang sangat aederhana
sekalipun yang merujuk. ke bagian pohon tidak akan seialu sepadan
antarbahasa .. Dalam bahaaa Isnag, Filipina (data dari Rudy Barlaan),
batang pohon terdiri dari dua bagian, bukan satu bagian seperti dalam
pengertian orang Indonesia. Bagian bawah disebut pungut dan bagian
.atas disebut arutang. Juga dalam bahasa Pangasinan, Filipina,
tanaman bambu dibagi menjadi tiga bagian utama-lamut 'akar'siTN
'batang', dan bwik 'buku'. "BuIu" terdiri dari bulawit 'cabang' dan bolull
'daun'.
Ada bahasa tertentu yang tidak memiliki kata spesifik untuk cara
berbicara, karena itu, sering digunakan kutipan langsung, dan bentuk
98
kutipanlah yang memberikan makna. Dalam beberapa bahasa Amerin
dian, tidilk ada kata untuk. memerintah, meminta, memohon, bertanya,
memberitahukan, menyatakan, menerbitkan, menanyakan, membahas,
mengagumi, menyangkal, membolehkan, menginginkan, dU. Kata-kata
ini diungkapkan dalam bentuk. kutipan langsung. Misalnya, dalam
bahasa Waiwai, Guiana, seperti yang kita lihat dalam bab 2, Kamu
berjanji untuk datang, harns ditetjemahkan dengan "Pasti saya akan
datang," katamu. Kalimat Ia memuji sampan itu, ditetjemahkan de
ngan "Sampan yang bagus sekali," katanya (Hawkins 1962:164).
Penetjemah harns menyelaraskan sistem bahasa yang satu dengan
sistem bahasa yang lain. Walaupun dalam bahasa sasaran seolah- olah
ada kata yang sepadan, mungkin komponennya berbeda dari komponen
kata dalam bahasa sumber. Nida (1975a:58--60), misalnya, memberi
kan contoh kata berbisik, mengoceh, menggumam, bernyanyi, dan ber
senandung. Menurut Nida, untuk. berbisik "mungkin ada bisikan yang
sangat lemah, hampir tidak kedengaran, yang kontras dengan bisikan
yang sangat keras, tetapi semua tingkat kenyaringan ini digolongkan
dalam kategori berbisik." Hwang (1979:1) mengatakan:
... kata 80ksakita dalam bahasa Korea yang paling dekat
maknanya dengan kata berbisik, mempunyai komponen yang
paling penting yaitu "mengurangi kenyaringan, " selain komponen
lain yang diberikan Nida, "verbal" "nada nonmusikal," dan "tak
bersuara," Jadi, soksakita berarti pembicara mengatakan
sesuatu dengan lembut sekali, dekat ke telinga pendengar,
sehingga orang ketiga tidak akan mendengar apa yang dibi
carakan. Begitu juga, komponen semantis bable'mengoceh' dan
murmur'menggumam'dalam bahasa Inggris tidak sama dengan
kata-kata itu dalam bahasa Korea. Ongalk,.lita 'mengoceh' dan
jung,.,k",ita 'menggumam'dapat berupa verbal [kata sebenar
nya} dan verbal semu [bukan dianggap sebagai kata}, yaitu, kom
binasi konsonan dan vokal tanpa makna; sedangkan dalam
bahasa Inggris babble adalah verbal semu dan murmur adalah
verbal.
Dalam bahasa Bora, Peru (data dari Wesley Thiesen), ada sejumlah
akar verba yang digunakan untuk. membicarakan datang dan pergi,
yaitu, 'gerakan dari satu tempat ke tempat lainnya', tetapi, kata ini
tidak sepadan dengan kata datang dan pergi dalam bahasa Indonesia.
Kata-kata ini dimengerti dalam hubungan dengan kata lainnya.
pee
-te
uujete
pergi
pergi ke
pergi sampai di
KETIDAKSELARASAN SISTEM LEKSlKAL ANTARBAHASA 99
tsaa
-ua
wajts!
-je-
datang
datangke
datang sampai eli
kembali ke
Dalam bahasa Bora, penggunaan verba dan sufiks verba untuk arah
tergantung pada lokasi pembieara. Datang hanya dipakai untuk
menunjukkan tempat pe'Dbicara berada. Pergi dipakai untuk situasi
lainnya. Jadi orang hanya dapat mengatakan datanglah ke rumah saya
jika ia berada di rum~J.hnya sendiri. Jika pembieara berada di tempat
lain, ia harus m"3ngatakan pergilah ke rumah saya. Jika dikatakan
seseorang dataltg ke suatu tempat, implikasinya adalah pembicara
berada di situ. Jadi sering kata datang dalam bahasa Indonesia harus
diteIjemahkan dengan kata pergi dalam bahasa Bora. Akan tetapi, jika
pembieara (atau penulis) melaporkan apa yang teIjadi, pemilihan kata
akan tergantung pada lokasi pembieara atau penulis itu. PeneIjemah
tidak selalu meneIjemahkan kata datang dengan tsaa-, tetapi harus
disesuaikan dengan konteks.
Bahasa Munduruku, Brasilia (data dari MaIjorie Crofts), mem
punyai dua verba untuk kata datang. Kata xe dipakai jika pembicara
berada di rumah, danayem digunakan jika pembicara tidak di rumah.
Sedangkan bahasa Maxaeatl, juga Brasilia, mempunyai tigajenis letak
tempat yang menentukan penggunaan verba gerakan. Letak ini berupa
daerah rumah, tempat yang sedang dilalui, dan daerah antara kedua
tempat ini (lihat Popovich 1967 untuk rinciannya).
Hampir Bemus perangkat semantis antardua bahasa yang akan
dibandingkan terdapat sedikit ketidakselarasan. Misalnya, istilah
kekerabatan bukan hanya tidak selaras, seperti yang kita lihat dalam
bab sebelumnya, tetapi juga sering mempunyai makna yang diperluas.
Dalam bahasa tertentu, istilah kekerabatan hanya dipakai untuk
kerabat sedarah daging, dan maknanya tidak diperluas. Akan tetapi,
dalam bahasa Indonesia, orang dapat memanggil seorang anak keeil
dengan nak jika ia tidak tahu namanya, sedangkan orang Piro, Peru,
tidak memanggil nak kepada orang yang bukan anak kandung mereka.
Orang Piro yang ingin menyapa orang yang lebih muda dengan sikap
manis akan menggunakan kata anak muda. Bahasa tertentu mungkin
menggunakan kata keponakan, dan bahasa lain mungkin meng
gunakan kata teman. PeneIjemah harus mengetahui bagaimana istilah
kekerabatan ini digunakan sebagai kata sapaan, artinya, sampai di
mana perluasan istilah itu dapat dipakai untuk menyapa orang.
100
Hwang (1979:2) mencatat hal berikut tentang bahasa Korea:
Istilah kekerabatan yang sering mempunyai penggunaan yang
diperluas di luar sistem kekerabatan itu. Jadi seorang teman pria
dari keluarga (atau dari orang tua) dapat dipanggil paman,
aj,.ssi, dan seorang teman wanita dipanggil bibi, aju~ni.
Orang Korea tidak biasa membedakan jenis kelamin untuk adik
kandung, ton6sang, tetapi perbedaanjenis kelamin untuk kakak
kandung adalah mutlak, karena dalam bahasa itu tidak ada kata
yang mencakup kata kakak. Sebenarnya ada empat kata untuk
kakak kandung, tergantung pada jenis kelamin ego / pembicara:
oppa 'kakak laki (jika ego adalah perempuan), ',.nni' kakak
perempuan (ego perempuan), nuna 'kakak perempuan (ego laki
laki)' dan hy¢ng 'kakak laki-laki (ego laki-laki.)'
Ketidakselarasan budaya daIam unsur leksikal
Telah ditekankan bahwa tiap bahasa mempunyai pemusatan
kosakata yang berbeda tergantung pada kebudayaan, lokasi geografis,
dan wawasan masyarakatnya. Oleh karena situasi geografis yang ber
beda, dalam suatu bahasa mungkin ada pemusatan kosakata untuk
pertanian, dan dalam bahasa lain, pemusatan kosakata untuk
perikanan. Kita telah membahas cara perangkat kosakata ini her
hubungan satu sama lain dan cara menganalisisnya, tetapi masih ada
aspek tambahan yang penting untuk peneIjemah.
Sekilas kata dalam suatu bahasa kelihatan sepadan dengan kata
dalam bahasa lain, dan malah kelihatan mempunyai komponen maIma
inti dan komponen kontrastif yang sama. Perhatikan ketiga kata
berikut yang secara sepintas mempunyai maIma yang sepadan, yaitu
'rumah'. (Strange dan Deibler 1974:11).
house oikos numunol
Bagan 9.2
KETIDAKSELARASAN SISTEM LEKSlKAL ANTARBAHASA 101
Ketiga kata house, oikos, dan numuno merujuk ke BENDA yang
kurang lebih sama. Makna generik ketiganya adalah BAN"GUNAN, dan
komponen kontrastifnya TEMPAT TINGGAL ORANG. Akan tetapi,
kata-kata ini menimbulkan gambaran yang sama sekali berbeda dalam
pikiran pembicara bahasa, karena perbedaan obyek kebudayaan yang
dirujuk. Sebuah kata sering tidak merujuk. ke benda yang persis sama
seperti padanannya dalam bahasa lain, walaupun komponen inti dan
komponen kontrastifkata itu mungkin sama.
Apa yang dianggap komponen insidental dalam satu bahasa dapat
menjadi komponen kontrastif dalam bahasa lain. Misalnya, kata
oikos dalam bahasa Yunani digunakan dalam kalimatParto naik ke atas
rumah untuk berdoo. Jika kalimat ini diterjemahkan ke dalam bahasa
bahasa di Papua Nugini, mungkin akan teIjadi salah pengertian jika
kata rumah diterjemahkan dengan numuno. Atap jerami yang bulat
adalah tempat yang tidak pantas dinaiki untuk. berdoa. Komponen
makna atap datar dalam kata oikos tidak kontrastif dalam kebudayaan
Yunani, tetapi berkontras dengan bangunan di Papua Nugini.
Penerjemah tidak hanya berhadapan dengan konsep dalam sistem
satu bahasa, tetapi berhadapan dengan konsep dalam dua bahasa. Tiap
bahasa membatasi dan memberi nama daerah realitas atau peng
alamannya secara berbeda-beda. Penerjemah harus menemukan kata
atau frase yang tepat untuk memadankan unsur leksikal yang
digunakan dalam teks bahasa sumber.
Misalnya, peneIjemah yang menghadapi konsep gidropaln dalam
bahasa Rusia mwtgkin merasa bahwa kamus bahasa Inggris mem
punyai banyak padanan seperti water plane, sea plane, flying boat, hydro
plane, speed boot, dU. Ia harus tahu tentang kapal laut dan kapal
terbang, dan juga cara membandingkan kata untuk menemukan kom
ponen makna yang relevan.
Kesulitan lain ialah konsep dalam satu sistem sering tampil dalam
bentuk gugus, dan kadang-kadang juga bergabung dengan kelompok
kata lain yang ada hubungannya secara semantis. Buku pedoman
seorang pemilik. mobil pasti mengenai bagian-bagian mobil yang saling
berhubungan, dan studi persenjataan pasti mengenai banyak jenis
peluru dan senjata. Untuk. membedakan tongkat dan batu tidak diper
lukan analisis khusus, karena perbedaannya cukup jelas, tetapi untuk.
membedakan kata yang maknanya sangat mirip, masalahnya akan lain
lagi.
Menerjemahkan kata dari perangkat yang mewakili bidang makna
tertentu dalam bahasa sumber mungkin sangat sulit, jika sistem
tersebut dalam bahasa sasaran tidak sepadan. Misalnya, dalam bahasa
Slavia, Letnan Jenderal adalah Jenderal kedua paling bawah. Pangkat
102
ini sama dengan Mayor Jenderal dalam sistem Amerika. Akan tetapi,
dalam bahasa Slavia Mayor Jenderal adalah pangkat terendah Jenderal
atau sama dengan Brigadir Jenderal dalam sistem Amerika. Jika kata
ini diteIjemahkan secara harfiah, teIjemahan itu seolah-olah menun
jukkan sistem paralel dari pangkat militer, padahal tidak demikian
halnya.
MAKNA hanya dapat ditemukan melalui kontras sistematis de
ngan kata-kata lain yang mempunyai ciri tertentu yang sama. Kata
kata ini juga harus berkontras dalam apa yang dirujuknya atau dalam
SituaR" penggunaannya.
LATIHAN-Ketidakselarasan Sistem Leksikal Antarbahasa
A. Buatlah daftar kata untuk perangkat warna dalam bahasa yang
bukan bahasa Indonesia, dan bandingkan kata-kata itu dengan
bahasa Indonesia.
B. Buatlah daftar kata untuk perangkat cara bergerak dalam bahasa
yang bukan bahasa Indonesia. Komponen makna apa yang mem
bedakannya satu sarna lain?
C. Buatlah daftar kata untuk perangkat cara cairan bergerak dalam
bahasa yang bukan bahasa Indonesia, kemudian bandingkan tiap
kata itu. Sesudah itu, bandingkanlah kata-kata itu dengan kata
menetes, bocor, menyemprot, menciprat, menuang, mengalir, dan
menyembur. Apa perbedaan makna dalam kedua bahasa?
D. Berikut ini diberikan data bahasa Hindi dan teIjemahan harfiah
dalam bahasa Inggris dengan menggunakan "come" ('datang') dan
"go" ('pergi'), dan sesudah itu diberikan terjemahan idiomatis
bahasa Indonesia. Komponen makna apa, selain gerakan, yang
terdapat dalam gambaran morfemis "come" dan "go" dalam
bahasa Hindi? (Data dalam bahasa Hindi diambil dari "On the
Deictic Use of 'Coming' and 'Going' in Hindi" oleh Anjani Kumar
Sinha, University of Chicago dalam Papers from the Eighth
Regional Meeting, Chicago Linguistic Society, April 14-16, 1972.)
1. Uska lal'ka widman nikal ayli.
His son ~ scholar came out.
(Anaknya keluar sebagai saIjana.)
2. USD laro nidal' nikalliya.
His son fearless came out.
(Anaknya ternyata tidak takut.)
KETIDAKSELARASAN SISTEM LEKSlKAL ANTARBAHASA 103
3. USM larka bewku nikal gaya.
His son "a fool went out.
(Anaknya ternyata seorang bodoh.)
4. Uska larka badma s nikalgaya.
His son "a rascal went out.
(Anaknya ternyata seorang bajingan.)
5. Musibat me uski buddhi nikal iiyf.
In crisis, his wisdom came out
(Dalam keadaan kritis, ia sangat bijaksana.)
6. Musibat me uski buddhi nikal gayf.
In crisis, his wisdom went out.
(Dalam keadaan kritis, ia sangat tidak bijaksana.)
7. CijO'ke dam upar carh gaye.
The price of things went up.
(Harga barang naik.)
8. Cijo ke dam nice utar aye.
The price of things came down.
(Harga barang turun.)
9. Bahut dina ke bad mandi ke ant me cijo ke dam upar carh
aye
At the end of the depression, after a long time, the prices
came up.
(Lama sesudah akhir depresi, harga naik.)
10. Bahut dina ke bad mahagi ke ant me cijo ke dam nice utar
aye
At the end of the inflation, after a long time, the prices
camedowm.
(Lama sesudah akhir inflasi, harga turon.)
11. UsIm bwdir carh gtiyti ..
His temperature went up.
(Suhu badannya naik.)
12. Uska baxar utar aya.
His temperature came down.
(Suhu badannya turun.)
104
13. Wo brahman nikal aya.
A Brahmin he came out.
(Ia ternyata seorang brahmana.)
14. Wo harijan nikal gaya.
An Untouchable he went out:
(Ia ternyata tidak dapat disentuh.)
E. Buatlah daftar kata-kata kunci untuk orang dalam pemerintahan'
negara Indonesia. Bandingkan kata-kata ini dengan kata-kate
berikut yang digunakan selama pemerintahan Kaisar Romawi
untuk perangkat semantis penguasa.
kaisar
raja
gubernur
bupati
atas beberapa negara
atas satu negara
atas daerah sebuah negara
atas seperempat bagian daerah suatu negara
Bab 10
Ragam Makna Unsur Leksikal
Definisi "makna sekunder"
Dalam bah-bab sebelumnya, kita memandang unsur leksikal dari segi
komponen maIma yang membentuk. kata. Sebagian besar, maIma ini
ditemukan melalui kontras satu unsur leksikal dengan unsur leksikal
lainnya dalam suatu sistem. Di situ terlihat bahwa pasangan kata
dalam perangkat semantis yang mempunyai maIma yang sama dapat
dikontraskan; begitujuga, seluruh perangkat semantis dapat dikontras
kan. Studi taksonomi, analisis komponen, studi antonim-sinonim, dan
penguraian konsep atau komponen makna yang terkandung dalam satu
kata, menunjukkan bahwa makna yang sarna dapat muneul sebagai
bagian makna dari pelbagai kata. Sejauh ini kita lebih banyak mem
bicarakan satu maIma kata, yaitu maIma primer, tetapi kebanyakan
kata mempunyai lebih dari satu maIma.
Seperti yang telah disebutkan dalam bab 1, salah satu ciri kata ialah
sebuah unsur leksikal dapat mempunyai makna primer dan makna
sekunder. Makna primer yaitu makna yang dipelajari sejak keeil,
dan terkandung dalam sebuah kata jika kata itu digunakan tersendiri.
Makna ini merupakan makna pertama yang muneul dalam pikira,n, dan
cenderung mempunyai referensi ke situasi fisiko Makna sekunder
yaitu makna yang tergantung pada konteks. Misalnya, kata bunga yang
berdiri sendiri biasanya dihubungkan dengan bagian tumbuhan yang
elok dan harum. Akan tetapi, bunga uang tidak ada hubungannya
dengan tetumbuhan. Kata bunga di sini digunakan dalam makna
sekunder.
Seorang Mbembe, Nigeria, akan mengatakan bahwa chi berarti
makan. Makna ini adalah makna primer. Akan tetapi, orang Mbembe
106
juga akan menggunakan kata yang sama ini dalam frase sebagai berikut
(Barnwell 1980:32):
MBEMBE HARFIAH IDIOMATIS
chi akpuka makan uang menggelapkan
chi edein makan jalan kecil pergi lebih dahulu
chi ngwou makan suap menerima suap
chi akpein makan kehidupan menikmati hidup sepuas-
puasnya
chionong makanorang menipu seseorang
Jika kata chi tampil bersama kata akpuka, artinya menggelapkan;
jika tampil bersama kata edein, artinya pergi lebih dahulu; jika tampil
bersama kata ngwou, artinya menerima suap, dll. MAKNAnya berubah
tergantung pada kata yang tampil bersamanya. Kata akpuka, edein,
ngwou, akpein, dan onong menjadi konteks untuk kata chi. Konteks ini
juga disebut kolokasi.
Orang yang menguasai dengan baik sebuah bahasa biasanya me
ngetahui makna sebuah kata dari konteksnya. Akan tetapi, biasanya
orang yang mempelajari bahas8 kedua akan mengalami kesulitan
dalam belajar menggunakan makna sekunder sebuah kata. Demikian'
juga, menerjemahkan makna primer lebih mudah daripada mener
jemahkan makna sekunder, karena bahasa sasaran biasanya mem
punyai padanan leksikal untuk makna primer, dan padanan yang tidak
selaras untuk makna sekunder. Dalam bab 1, kita telah melihat contoh
di mana tiap kata run dalam bahasa Inggris harus diteIjemahkan
dengan kata lain dalam bahasa Indonesia.
Makna nonprimer bahasa sumber biasanya tidak dapat diteIjemah
kan dengan maIma primer bahasa sasaran. Misalnya, makna primer
key 'kunci' dalam bahasa Inggris diteIjemahkan dengan llave dalam
bahasa Spanyol, tetapi perhatikan daftar berikut yang menunjukkan
teIjemahan makna sekundemya:
key - llave (untuk pintu)
key - clave (untuk kode)
key - tecla (untuk mesin tik)
Sebaliknya, jika llave diteIjemahkan ke dalam bahasa Inggris; key
hanyalah merupakan makna primer.
llave - key 'kunci'
llave - faucet 'keran'
llave - wrench 'kunci Inggris'
RAGAM MAKNA UNSUR LEKSlKAL 107
Menganalisis makna kata
Proses menemukan makna kata agak rumit tetapi gaDget penting
untuk menyusun kamus dan untuk belajar bahasa kedua. Selain itu,
studi ini dapat juga bermanfaat bagi penerjemah jika tidak tersedia
kamus yang memberikan gambaran yang tepat tentang makna kata
(lih. Beekman dan Callow 1974, bab 4 dan 5 untuk lebih rinci). Seorang
penerjemah yang benar-benar dwibahasa akan segers mengenali
makna nonprimer. Jika makna sekunder diterjemahkan secara har
fiah, terjemahan itu akan menghasilkan kolokasi yang aneh dan makna
yang salah.
Berikut ini diberikan langkah-Iangkah analisis makna kata.
Langkah L Kumpulkan data
Pertama-tama, kumpulkanlah sebanyak mungkin contoh
penggunaan kata. Jika orang yang bersangkutan tahu bahasa sasaran,
ia dapat memikirkan Bemus kemungkinan kombinasi kata itu. Jika
tidak, ia harus mencari sebanyak mungkin kata itu dalam teks.
(Konkordansi yang dibuat komputer akan mempercepat penelitian ini.)
Orang yang belajar suatu bahasa, atau yang ingin menyusun kamus,
harus memulai penelitiannya dengan mengumpulkan data tiap kata
dari bahasa itu, dan menambah jumlah kata serta contoh kombinasi
kata itu dengan kata lain. Sasarannya ialah membuat sebanyak
mungkin daftar kolokasi. Di bawah ini diberikan contoh dalam bahasa
Inggris (Beekman dan Callow 1974, bab 6):
The bird runs.
The boy runs.
The car runs.
The eye runs.
The dog runs.
The faucet (tap) runs.
The jelly runs.
The nose runs.
The horse runs.
The paint runs.
The solder runs.
The sore runs.
The stocking runs.
The stream runs.
The ivy runs.
The watch runs.
The woman runs.
The bean plant runs.
Langkah 2. Kelompokkanlah kolokasinya ke dalam kelas
generik
Tiap bentuk gramatikal harns dianalisis secara terpisah. Dalam
contoh ini, kita hanya menggunakan bentuk verba intransitif. Jika
terdapat nomina run, nomina ini harus dianalisis secara terpisah. Kita
108
dapat mulai dengan menebak, dan memperbaiki analisis itu langkah
demi langkah.
1. binatang (bird, dog, horse)
2. manusia (boy, woman)
3. bagian tubuh (eye, nose, sore)
4. padat (jelly, solder)
5. cairan (faucet, paint, stream)
6. tanaman rambat (ivy, bean plant)
7. pakaian rajut (stocking)
8. benda mekanis (car, watch)
Perhatikan, walaupun binatang dan manusia dibagi dalam dua
kelas generik, makna runnya 'berlari' adalah sama, karena itu, kita.
dapat menggabungkan keduanya ke dalam kelas yang lebih generik
makhIuk berkaki. Eye, nose, dan sore diklasifikasikan sebagai
bagian badan, tetapi dalam hubungan dengan run, bukan bagian
badan melainkan cairan yang keluar dari eye, nose atau sore yang runs
'mengalir', karena itu, kata-kata ini dapat dikelompokkan ke dalam
cairan. Jelly dan solder juga cairan, walaupun nantinya bisa padat.
Oleh karena itu, kata-kata itu juga dikelompokkan ke dalam cairan.
Klasifikasi yang baru ini adalah sebagai berikut:
1. makhluk berkaki, misalnya bird, dog, horse, boy, woman;
2. cairan, misalnya stream, paint, faucet, eye, nose, sore, jelly,
solder;
3. tanaman merambat, misalnya ivy, bean plant;
4. pakaian rajutan, misalnya stocking;
5. benda mekanis dengan dayasendiri, misalnya car, watch ..
Langkah 3. Kelompokkanlah kembali konteks itu
Pengelompokan kembali konteks ini berdasarkan kolokasi yang ter
masuk dalam kelas generik yang sarna.
Mahluk berkaki
The bird runs.
The boy runs.
The dog runs.
The horse runs.
The woman runs.
Cairan
The nose runs.
The faucet runs.
The stream runs.
The sore runs.
The eye runs.
The paint runs.
The solder runs.
The jelly runs
RAGAM MAKNA UNSUR LEKSlKAL 109
Tanaman rambat Benda mekanis dengan daya
sendiri
The ivy runs. The watch runs.
The car runs The bean plant runs.
Pakaian rajut
The stocking runs.
Langkah 4. Buatlah daftar dan namakanlah makna kata itu
Sesudah data itu disusun kembali dengan kelas generik dari
kolokasinya, makna-makna kata akan jauh lebih mudah terlihat.
Untuk makhluk berkaki, makna kata run adalah menggerakkan diri
dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat; untuk cairan, yaitu
mengalir; untuk tanaman rambat, yaitu tumbuh, dU.
Makna 1 :
Makna 2
MaknaS
Makna4
Makna 5
menggerakkan diri dari satu tempat ke tempat lain
dengan cepat atau bergerak cepat dengan menggunakan
kaki (untuk makhluk berkaki)
mengalir (untuk cairan)
tumbuh dengan cara menyebar (untuk tanaman ram
bat)
mengakibatkan benangnya lepas atau rusak (untuk
pakaian rajut)
berfungsi secara efektif (untuk benda mekanis atau
motor)
Metode di atas berguna untuk mencari padanan teIjemahan, artinya,
makna primer mungkin diteIjemahkan dengan padanan harfiah ber
lari, makna sekunder mungkin harus diteIjemahkan dengan mengalir,
tumbuh, dU.
Menerjemahkan pelbagai makna
Oleh karena analisis di atas rnerupakan analisis kata dalarn bahasa
sasaran, maka kolokasi untuk kata run harus juga dimasukkan untuk
memastikan bahwa makna itu benar. Jika makna itu didapat dari
konteks, maka konteks itujuga harus nampak dalam teIjemahan.
Kata dress dalam bahasa Inggris yang muncul dalam konteks berikut
masing-masing memberikan makna yang berbeda. Perhatikan makna
masing-masing kalimat itul
110
1. I dressed myself.
2. I dressed a chicken
3. I dressed timber.
4. The soldiers dressed rank.
5. I dressed the wound.
Saya memakait baju.
Saya mencabuti bulu ayam dan me
ngeluarkan isi perutnya.
Saya mengetam kayu itu.
Serdadu itu berjajar dalam satu
baris lurus.
Saya mengobati dan membalut luka
itu.
Semua kata dress di atas mengandungide 'membuat dan menyiapkan
sesuatu dalam bentuk yang dapat disajikan.' Adanya kesamaan makna
ini menunjukkan bahwa hanya ada satu kata, dan bukan dua kata atau
lebih (Beekman dan Callow 1974:97). Tiap makna di atas diterjemah
kan dengan kata yang berbeda. Perhatikan padanan berikut dalam
bahasa Pidgin, Papua Nugini:
PIDGIN
1. Mi putim kIos.
2. Mi redim kokoruk bilong kukim.
3. Mi plenim plang.
4. 01 ami oli stretim lain bilong 01.
5. Mi putim marasin long sua.
INDONESIA HARFIAH
Saya meletakkan baju.
Saya menyiapkan ayam
untuk masak.
Saya mengetam papan.
Serdadu itu meluruskan
baris mereka.
Saya meletakkan obat di
atasluka.
Perhatikan terjemahan dalam bahasa Spanyol di bawah ini; hanya
makna primer kata dress yaitu memakai baju yang dapat diterjemah
kan dengan vestirse.
SPANYOL
1. Yo me vest!.
2. Yo labraba madera.
3. Yo pelaba y destripaba la gallina.
4. Los soldados se alinearon.
5. Yo vendaba la herida.
INDONESIA HARFIAH
Saya sendiri memakai baju.
Saya mengerjakan kayu.
Saya mencabut bulu dan
membersihkan ayam betina
itu.
Serdadu itu berjajar.
Saya membalut luka itu.
Contoh di atas menunjukkan bahwa makna sekunder selalu diter
jemahkan dengan kata yang berbeda dari kata untuk makna primer.
RAGAM MAKNA UNSUR LEKSIKAL 111
Aguanma "wakan"
(bemyawa VB. tidak bemyawa)
(kelihatan VB. tidak kelihatan) (gambaran pelaku VB. gambaran kelakuan) ~ (adikodrati VB. (inBani VB.
,A2 :i\~
hantu bunmg jiwa Roh
manuBia Allah
(bentukri~
bentuk ;~)' ~
~ (temporer VB. (temporer VB. permanen) permanen) /"'-. 5~6 7 8/ ""-9
pantulan gambar bayang- jejak cakaran
an
Bagan 10.1
Inggris "spirit" (Nida 1974:107)
I (berkepribadian VB. tidak berkepribadian)
.------(nOnlnBani VB insani) (karakter VB. BubBtanBi)
(teologiB VB: nonteol~ (inBani VB noninsani)
~~ kelihatan VB. kelihatan)
(inferior VS. Buperior) (teknOIOgi/.jVS' (perorang
umumlfolk)an VB. kelompok)
(jahatlJvB. baik) ;.j 5 d 9 11
2 peri 7 jiwa alkohol
.
1
. malaikat 3 4 . 6 hantu 8 kebangBaan 10
IbhB bagtan k b' 1~_ d Allah tuyul k 'b d' egem Ira - maJUlu
dewa-d:v/a epn a Ian an
Bagan 10.2
Dalam bahasa Aguaruna, Peru, ada banyak kata yang merujuk ke
kesatuan dalam alam mistik, antara lain, kata iwanch, wakan, tsugki,
pas un, pasuk, nugkui, pagki, iwaji, ajutam, dll. Semua kata ini ter
masuk dalam perangkat Bemantis yang sama dan dapat dikontraskan.
Cara menganalisis komponen makna ini yaitu seperti yang diberikan di
bab sebelumnya. Komponen intinya ialah MAKHLUKHALUS. Iwanch
112
mempWlyai komponen kontrastifjahat; wakan mempWlyai komponen
kontrastifjiwa manusia, dll. Tiap kata ini mempWlyai makna primer
dan sejumlah makna sekWlder. Makna sekWlder ditemukan dalam
perangkat semantis, MAKHLUK HALUS. Misalnya, pagki mempWlyai
makna primer sejenis ular yaTl/I membunuh maTl/Isanya dengan jalan
membelitkan mangsanya; sedangkan makna sekundernya adalah
makhluk halus yaTl/I tinggal di dalam air dan jahat, yang berkontras
dengan tsugki, makhluk halus yaTl/I tinggal di dalam air tetapi yang
baik. Contoh ini menunjukkan bahwa satu kata bisa menjadi anggota
sejumlah perangkat semantis. Tentu saja ini menambah kesulitan,
peneIjemahan. (lihat bagan 10.1 dan 10.2.)
Dalam bagan itu diberikan sembilan makna kata wakan. (Jenis,
analisis yang mengarah kebagian ini dilukiskan dalam Nida 1964:99--
113. Analisis Nida dalam bahasa Jnggris spirit dimasukkan di sini Wltuk
menunjukkan kontrasnya dengan wakan.) Tiap makna diberi nomor di
atasnya, dan nomor satu Wltuk makna primer. Kita lihat sebelumnya
bahwa makna sekWlder ditandai oleh konteks. Misalnya, Wltuk menan
dai makna buruTl/I, dan bukan hantu, dalam kata wakan, konteke itu
harus memiliki tanda kodrati dan bukan adikodrati karena adikodrati
(hantu) merupakan makna primer dari wakan.
Kata wakan paling sedikit mempWlyai sembilan makna, tetapi
maknanya itu sendiri baru dapat dimengerti jika terdapat dalam kon
teke tertentu. Jika tidak, mWlgkin akan dihasilkan makna yang salah.'
Misalnya, jika kita menggWlakan kata harimau sebagai konteks Wltuk:
kata wakan, maknanya masih bisa ambigu. Kata itu bisa merujUk ket
hantu harimau, pantulannya, bayangannya, cakarannya,jejaknya, atau
gambarnya. Jika orang AguarWla mengatakan, Saya melihat wakan
harimau, segera akan diketahui bahwa yang dimaksud adalah hantu,
yaitu makhluk halus dalam bentuk harimau. Makna makhluk halus
ditandai dengan kolokasi melihat yang menunjukkan hantu. Jika
seseorang mengatakan, Ada wakan harimau dalam buku baru kita,
maka yang dibicarakan adalah gambar, karena itu pasti tidak ber
nyawa. Kolokasi buku menunjukkan makna ini. Jika dikatakan John
mempunyai wakan harimau di kakinya, wakan diartikan sebagai
cakaran karena kolokasi di kakinya. Kata wakan dalam John melihat
wakan harimau di pasir ialahjejak karena kolokasi di pasir.
Ada dua kaidah utama Wltuk makna 8ekunder sebuah kata, yaitu
sebagai berikut:
1. makna 8ekunder bahasa sumber mWlgkin tidak dapat diter
jemahkan secara harfiah, tetapi harus dimengerti Wltuk mendapatkan
padanan yang baik, dan 2. makna 8ekunder dari kata dalam bahasa
RAGAM MAKNA UNSUR LEKSIKAL 113
sasaran hanya akan bermaknajika konteks itu mencakup kolokasi yang
menunjukkan maIma yang diinginkan.
Ambiguitas
Kurang memadainya konteks dapat mengakibatkan ambiguitas.
Misalnya, £rase dalam bahasa Inggris This suit is lighter bisa berarti
Jas itu tidak seberat yang lainnya atau Warna jas itu tidak setua jas
lainnya. Ambiguitas itu disebabkan adanya dua pengertian, dan
kmang memadainya konteks. Kita dapat mengatakan This suit is
lighter in weight atau His suit is lighter in shade, tetapi biasanya
konteks yang akan menunjukkan maIma sebenarnya. Tidak ada keran
cuan antara This suit is lighter, since it is made of vicuna cloth dan This
suit is lighter than even those spring pastels. Sering konteks yang lebih
luas menandakan makna sekunder, tetapi harus ada sesuatu yang
menyebabkan pembaca (khalayak) mengerti makna mana yang dimak
sud.
PeneIjemah harus mengetahui komponen maIma primer. Misalnya,
dalam bahasa Chuj, Guatemala, kata berkata ternyata merupakan
masalah buat peneIjemah. Kata itu dipak~ peneIjemah dalam kalimat
Orang-orang mengatakan, "Orang ini Allah" Dalam cerita tersebut,
orang itu bukan Allah; orang-orang mengatakannya, tetapi itu tidak
benar. PeneIjemah tidak tahu bahwa makna primer dari kata berkata
mencakup komponen kebenaran. Kata berkata berarti mengatakan
kebenaran; komponen ini tidak ditandai. Untuk menyatakan bahwa apa
yang mereka katakan adalah tidak benar, berkata harus ditandai. Jadi
kalimat itu harus diteIjemahkan dengan Orang-orang berkata tidak
benar, "la Allah".
Padanan unsur leksikal antarbahasa tidak ada yang mempunyai
maIma-maIma yang sama. Bahkan makna primer yang kelihatan sarna
mungkin mempunyai komponen tambahan yang dapat mengakibatkan
makna yang salah, jika tidak hati-hati menggunakannya. Salah satu
hal yang paling penting dalam peneIjemahan adalah adanya konteks
yang memadai untuk menandai makna yang diinginkan. Ambiguitas
Bering timbul jika peneIjemah hanya mengetahui satu atau dua makna
dari kata yang bersangkutan.
Perhatikan ketiga kalimat bahasa Aguaruna berikut:
1. pagki tepawai (har. 'ular terletak')
2. pagki wajawai (har. 'ular berdiri')
3. pagki ayawai (har. 'ular mereka')
114
Kalimat pertama berarti ada ular, yang kedua ada pelangi dan yang
ketiga ada roh air. Semuanya menggunakan kata pagki yang mem
punyai makna primer ular besar. marini tidak ditandai, tetapijika kata
itu digunakan dalam konteks lain, kolokasi itu memberikan makna
yang lain. Seorang penerjemah bermaksud meneIjemahkan per
nyataan Allah kepada nabi Nub, "BusurKu Kutaruh di awan." Satu
satunya unsur leksikal dalam bahasa itu untuk pelangi adalah kata
pagki. Agar kata itu dapat berarti pelangi, harus dimasukkan kata
wajawai 'berdiri.'ke dalam konteks itu. Saran semula untuk teIjemahan
itu adalah "Saya akan menyebabkan pelangi berdiri di awan," tetapi
penambahan kausatif membuatnya merujuk ke benda bernyawa, yaitu
ular. Juga, dalam bahasa Aguaruna, pelangi tidak dapat dimiliki.
Akhirnya kalimat itu diteIjemahkan dengan "Saya akan menyebabkan
kamu melihatnya, pelangi yang berdiri itu." Kata berdiri harus ada
untuk menghilangkan kemungkinan kesalahpahaman.
LATIHAN - Ragam Malma Unsur Leksikal
A. Dalam tiap kalimat berikut, kata yang tercetak miring mem
punyai maIma sekunder. Apa artinya dan apajaringan makna
yang menghubungkannya dengan maIma primer?
1. Ia menyimpan banyak kenangan manis dengan pacarnya.
2. Sekali lagi pemerintah menaikkan harga minyak.
3. "Saya harus mengejar pesawat itu," katanya, sambil
melihat arlojinya.
4. Anak-anak memungut nilai dan sikap orang tua mereka.
5. Ia harus menanggung malu seumur hidupnya.
6. Seharusnya mereka membanting tulang mencari penggan-
tinya.
7. Pemogokan karyawan akhirnya melumpuhkan kota ini.
8. Tidak ada yang dapat memecahkan masalah ini.
9. Saya sudah berusaha mempertahankan nama baik Anda.
10. Mereka tidak terpengaruh oleh inflasi itu.
B. Hilangkanlah ambiguitas kalimat-kalimat berikut dengan
menuliskannya kembali dalam dua kalimat, masing-masing de
ngan konteks yang berbeda.
1. Baju kebesaran itu disimpa.n dengan rapi di dalam lemari.
2. Saya dapat merasakan kepahitannya.
3. Kenapa tidak kamu habiskan saja semuanya?
RAGAM MAKNA UNSUR LEKSIKAL 115
4. Ia sedikit tersinggung.
5. Joni maju dengan cepat.
C. Coba terjemahkan kalimat di B ke dalam bahasa lain yang Anda
kuasai, agar kedua makna itu tersampaikan.
D. Pilihlah sebuah kata dalam bahasa ibu Anda (berlari, mahan,
atau melihat) dan sertakanlah sebanyak mungkin konteksnya.
Kernudian analisislah kata itu dengan langkah-Iangkah yang
diberikan di atas.
E. Ikutilah prosedur yang diberikan di atas, dan carilah makna kata
kahi dalam data berikut. Kemudian tetjemahkanlah tiap makna
itu ke dalam bahasa lain.
kaki orang
kakigunung
kaki bukit
kaki pohon
kaki tangan
kaki kelinci
kaki meja
kaki halaman
kaki tangga
kaki tempat tidur
F. Ikutilah petunjuk di E untuk kata panas dalam bahasa Indonesia.
uangpanas
hari panas
suasana panas
suhupanas
musik panas
adegan panas
panas hati
panas dingin
cuaca panas
badan panas
film panas
Bahll
Makna Figuratif Unsur Leksikal
Kita telah melihat bahwa sebuah kata bisa mempunyai pelbagai
maIma, dan maIma ini ditandai oleh konteks atau kata-kata lain yang
muncul bersamanya. Makna primer yaitu maIma yang tampil dalam
pikiran penutur bahasa jika kata itu diucapkan tersendiri; sedangkan
makna sekunder yaitu maIma yang tergantung pada konteks. MaIma
sekunder berhuhungan dengan makna primer melalui jaringan maIma
tertentu.
Dalam makna sekunder, ada yang disebut makna figuratif, yaitu
makna yang berdasarkan hubungan asosiasi dengan mokna pri1l'U!r
(Beekman dan Callow 1974:94). Sehubungan dengan maIma :6.guratif,
kita akan membahas beberapa jenis majas.
Metonimia
Penggunaan kata dalam maIma :6.guratif yang melibatkan asosiasi
disebut metonimia, misaInya, Kantor itu sibuk. Di Bini yang dimaksud
tentunya 'pegawai yang sibuk', dan bukan kantornya. Kantor dipakai
dalam makna :6.guratifuntuk maksudpegawai. Jika kalimat ini diter
jemahkan secara harfiah ke dalam kebanyakan bahasa, maka maIma
yang dimaksud tidak dapat disampaikan. Makna figuratif biasanya
tidak dapat diteIjemahkan secara harfiah.
Dalam hahasa Inggris dapat dikatakan He has a good head, (har. 'Ia
mempunyai kepala yang bague'). Kepala adalah tempat otak, dan
digunakan secara :6.guratifuntuk merujuk ke otak. Juga, dalam haha
sa Inggris dapat dikatakan The response from the floor was positive, (har.
'Jawaban dari Iantai adalah positif'). Kata lantai digunakan secara
figuratifuntuk mewakili hadirin yang duduk di lantai atau mungkin di
kursi. Ada hubungan asosiatifyang memungkinkan makna figuratif.
MAKNA FIGURATIF UNSUR LEKSIKAL 117
Contoh-contoh yang diberikan di atas berdasarkan hubungan spasial
(yang berkenaan dengan ruang): pegawai dalam kantor, otak dalam
kepala, dan orang di kursi atau di lantai. Di sini kata yang satu meng
gantikan kata yang lain, tetapi kata-kata ini tidak bersinonim: kantor
bukan sinonim dari pegawai; kepala bukan sinonim dari otak; dan lantai
bukan sinonim dari orang.
Makna figuratif juga berdasarkan kolokasi. Misalnya, kata kantor
mernpunyai makna figuratif, karena kata itu muncul dalam kolokasi
dengan kata sibuk.
Asosiasi bisajuga mempunyai hubungan temporal atau waktu, misal
nya kita dapat rnengatakan, Inilah hari yang kita tunggu-tunggu. Hari
yang dimaksud mungkin adalah hari Kemerdekaan. Atau seorang
murid mungkin rnengatakan kepada temannya, Saatmu sudah tiba,
maksudnya mungkin Waktu ujianmu sudah tiba.
. Ada juga makna figuratif yang berdasarkan hubungan logis, misal
nya, orang dapat mengatakan, Saya sedang membaca Shakespeare.
Orang tidak dapat membaca Shakespeare. Kata ini digunakan secara
figuratif untuk rnewakili drama Shakespeare. Di sini ada hubungan
logis karena Shakespeare adalah penulis. Mungkin dalarn terjemahan
harus digunakan Saya sedang membaca drama yang dikarang oleh
Shakespeare. Contoh lain adalah Ia sedang mendengarkan Bach.
Kadang-kadang sebuah obyek digunakan secara figuratif untuk
mewakili benda yang digunakan, misalnya, Martin Beni lives by his
gloves (har. 'Martin Beni hidup dari sarung tangannya'), berarti ia hidup
dari bertinju.
Kalirnat berikut bisa disalahartikan jika diterjernahkan secara har
fiah ke dalam bahasa tertentu: Bapak Direktur Utama mengirim un
dangan kepada para pemegang saham. Direktur Utama itu mungkin
tidak langsung menanganinya, tetapi dialah yang menyuruh melak
sanakan pengiriman itu. Kalirnat itu rnungkin harus diterjemahkan
dengan cara yang berbeda agar didapat kesan bahwa bukan Direktur
Utarna sendiri yang melakukannya, misalnya, Bapak Direktur Utama
meminta sekretarisnya untuk mengirim undangan kepada para
pemegang saham.
Kalirnat Perdana Menteri melarang buruh yang tidak mempunyai
keahlian untuk masuk he Papua Nugini mungkin dapat disalahartikan,
karena Perdana Menteri itu hanya memprakatsai, dan petugas imigrasi
yang melaksanakan. Jadi terjemahan itu harus disesuaikan.
Atribut dapat juga digunakan untuk obyek yang rnernpunyai atribut
itu. Misalnya, Jangan hanya melihat yang cantik dan mengabaikan
yang jelek. Kata cantik mungkin berarti 'gadis yang cantik', danjelek
berarti 'gadis yang jelek.' Atau sebuah obyek dapat digunakan untuk
118
sifat yang disimbolkan, misalnya dalam The arm of the law reached out
to all corners of the country (har. 'lengan hukum itu mencapai seluruh
sudut negara'), di mana ann 'lengan' digunakan sebagai simbo} otoritas.
Terjemahan hamah dengan menggunakan lengan akan mengacaukan
maIma sebenamya.
Dalam tiap contoh di atas, hubungannya disebut metonimia.
Metonimia terdapat dalam kebanyakan bahasa, tetapi tidak selalu
mempunyai padanan yang sebanding dalam bahasa lain. Bahasa ter
tentu mungkin menggunakan nama kota untuk merujuk ke pen
duduknya, tetapi banyak bahasa di Papua Nugini menghilangkan
metonimia dengan menerjemahkan maIma sebenarnya. Misalnya,-Lon
don mengadakan pemilihan umum minggu lalu diterjemahkan dengan
Orang London mengadakan pemilihan umum minggu lalu.
Sinekdoke
Makna figuratif yang berdasarkan hubungan bagian-keseluruhan
juga sangat umum dalam bahasa tertentu. Hubungan ini disebut sinek
doke, yaitu, bagian suatu obyek digunakan untuk mewakili
keseluruhan obyek itu. Orang dapat mengatakan Dari tadi belum
kelihatan batang hidungnya. Hidung adalah bagian tubuh manusla,
dan digunakan untuk menggantikan tubuh manusia. Contoh lain yaitu
'nap kepala keluarga membayar seribu rupiah, yang berarti tiap orang
yang bertanggung jawab atas sootu keloorga membayar seribu rupiah.
Kata batang hidung dan kepala digunakan secara figuratif. Perhatikan
contoh- contoh berikut:
1. Berapa ratus jiwa
yang sudah menjadi
korban?
2. Kaki tangannya
mulai memberontak.
3. Kami hidup seatap.
Menerjemahkan metonimia dan sinekdoke
orang
antek-antek
rumah
Dalam membahas terjemahan makna sekunder, dikatakan tiap
maIma mungkin harus diterjemahkan dengan kata yang bp.rbeda,
karena biasanya tidak ada keselarasan makna sekunder antarbahasa
(kecuali mungkin antardialek atau bahasa yang serumpun). Hal ini
juga berlaku untuk makna figuratif. Makna figuratif dari sebuah kata
hampir pasti diterjemabkan dengan sebuah kata atau frase yang tidak
MAKNA FIGURATIF UNSUR LEKSIKAL 119
harfiah. "Sebuah kata dalam suatu bahasa biasanya harus diteIjemah
kan ke dalam bahasa lain dengan sejumlah cara, sama seperti jumlah
makoa kata itu." (Beekman dan Callow 1974:104).
Ada tiga cara untuk meneIjemahkan metonimia dan sinekdoke.
Pertama, makna kata dapat diteIjemahkan dengan tidak menggunakan
bentUk figuratif, atau dengan disederhanakan tanpa menggunakan
makoa sekunder dalam bahasa sasaran. Kantornya sibuk dapat diter
jemahkan dengan Pegawainya sibuk. Kalimat The response from the
floor dapat diteIjemahkan dengan Hadirin memberikan reaksi ... . He
has a good head diteIjemahkan dengan Ia sangat pintar. Martin Beni
lives by his gloves diteIjemahkan dengan Martin Beni hidup dari bertin
ju.
Cara kedua, yang mungkin lebih baik dalam situasi tertentu, adalah
mempertahankan kata itu seperti bentuk aslinya, tetapi dengan
menambahkan makna kata itu. Alternatif ini harus digunakan agar
tidak ada komponen emosi atau dampak yang hilang, seperti dalam
puisi. Misalnya Dunia sudah gila dapat diteIjemahkan dengan Orang
di dunia sudah gila; Saatmu sudah tiba dapat diteIjemahkan dengan
Saat ujianmu sudah tiba. Ia minum tiga cangkir diteIjemahkan dengan
Ia minum tiga cangkir teh; Pemerintah akan menerapkan Zagi kursi
listrik diterjemahkan dengan Pemerintah akan menerapkan lagi
hukuman mati dengan menggunakan kursi listrik.
Cara ketiga ialah menggantikan majas bahasa sumber dengan majas
bahasa sasaran, tetapi hanIS selalu mempertahankan makna yang
sama. Dalam bahasa Aguaruna, Peru, pan 'roti' tidak mengandung
makoa 'makanan,' tetapi yujumak 'tepung singkong' mengandung
makna ini. Ada bahasa yang menggunakan lidah sebagai makna
figuratifuntuk kata "wieara," dan ada bahaea yangmenggunakan bibir.
Dalam bahasa Aguaruna digunakan mulut.
Kadang-kadang dalam bahasa sumber tidak ada majas, tetapi dalam
bahasa sasaran lebih tepatjika digunakan majas. Misalnya,Ia memberi
peringatan keras kepada mereka harus diteIjemahkan ke dalam bahasa
Mbembe, Nigeria, dengan Ia menarik telinga mereka. Sasaran pener
jemahan bukanlah untuk menghilangkan semua makna sekunder, ter
masuk makoa figuratif. Seorang penerjemah hanya boleh meng
gunakan makoa sekunder dan figuratifyang merupakan ciri khas baha
sa sasaran, dan menghilangkan kolokasi yang aneh atau makna yang
salah yang disebabkan oleh peneIjemahan harfiah.
Idiom
Salah satu jenis ungkapan figuratif yang terdapat dalam semua
bahasa, tetapi yang sangat khas untuk tiap bahasa, adalah idiom.
120
Idiom yaitu ungkapan "untuk dua kata atau lebih yang tidak dapat
dimengerti secara harfiah dan yang secara semantis berfungsi sebagai
satu kesatuan" (Beekman dan Callow 1974:121). Bahasa Inggris me
ngatakan He has a hard heart (har. 'Ia mempunyai hati yang keras'),
artinya 'Ia tidak acuh terhadap kebutuhan sesama.' Ungkapan yang
sarna ini, mempunyai hati yang keras, dalam bahasa Shipibo, Peru,
berarti 'Ia berani.' Bahasa Shipibo memang mempunyai idiom yang
berarti Seseorang'itu tidak acuh terhadap kebutuhan sesama, tetapi
ungkapannya yaitu Thlinganya tidak mempunyai lubang. Contoh lain
yaitu horse of a different color (har. 'kuda dengan warna yang berbeda'
= 'Persoalannya berbeda-beda'), yang dalam bahasa Spanyol diungkap
kan dengan tepung dengan kantong yang sangat berbeda. Bahasa In
donesia menggunakan jarum jam, bahasa Inggris tangan jam, tetapi
bahasa Mbembe lidah jam.
Bahasa Apinaye, Brazilia,. mempunyai sejumlah idiom yang ber
dasarkan anggota badan - mata, bulu mata, kepala, telinga, dlL Di
bawah ini diberikan contoh dalam teIjemahan yang sangat harfiah,
beserta padanan idiomatisnya (Ham 1965:2).
HARFIAH IDIOMATIS
Saya tidak mempunyai
mata padamu.
Sayasudah mengubur
kan mata saya.
Saya akan menarik bulu
mata saya
Mata saya berat padamu.
Kepala saya kuat.
Saya akan melakukan
nya dengan kepala.
Thlinganya busuk.
Saya makan dalam
lubang gigimu.
Saya tidak ingat padamu.
Saya sudah siap untuk pergi.
Saya akan meminta bantuanmu.
Saya ingat padamu.
Saya keras kepala.
Saya akan melakukannya seperti
seharusnya.
Ia manja.
Saya makan pada waktu kamu
tidak ada.
Dalam bahasa Inggris, ada banyak penggunaan figuratif hati yang
haru.s diteIjemahkan dengan lever dalam kebanyakan bahasa Mrika.
Perhatikan contoh di bawah ini (Nida 1955:59):
Untuk menunjukkan keadaan psikologis, bahasa-bahasa
Nilotic banyak menggunakan kata yang berarti 'hati' atau 'lever'
(yang terakhir lebih umum). Dalam bahasa Anuak, ada banyak
MAKNA FIGURATIF UNSUR LEKSlKAL 121
ungkapan yang menggunakan cwiny 'lever.' Perhatikan Ung
kapan-ungkapan berikut yang khas dalam bahasa itu: ia mem
punyai cwiny (ia baik), cwinynya baik (ia murah hati), cwinynya
jelek (ia tidak bisa bergaul), cwinynya dangkal (ia cepat marah),
cwinynya berat (ia sedih), cwinynya keras kepala (ia berani),
cwinynya putih (ia bijaksana), cwinynya dingin (ia tidak akan
berlaku tidak sopan dengan makan mendahului yang lainnya),
cwinynya terbakar (ia kesal), dan cwinynya manis (ia bahagia).
Prinsip penerjemahan untuk majas juga berlaku untuk idiom.
Kadang-kadang idiom harus diterjemahkan dengan ungkapan yang ti
dak figuratif, tetapi kadang-kadang dapat digunakan idiom bahasa
sasaran yang selaras. Ada juga kata yang bukan idiom, tetapi harus
diterjemahkan dengan idiom. Misalnya kata damai biasanya diter
jemahkan ke dalam bahasa Afrika denganduduk di hati Oihat Nida dan
Taber 1969:106).
Penerjemah harus mengerti idiom dan majas bahasa sasaran, serta
mampu mengungkapkannya secara wajar agar terjemahan itu hidup,
dan gaya bahasa teks sumbernya dapat dipertahankan.
Eufemisme
Eufemisme adalah majas yang mirip dengan metonimia, yaitu peng
gantian sebuah kata atau ungkapan dengan kata atau unghpan lain.
Akan tetapi, eufemisme digunakan untuk menghindari ungkapan yang
dapat menyinggung perasaan orang, yang tidak diterima secara sosial,
atau yang tidak menyenangkan (lihat Beekman dan Callow 1974:119).
Semua bahasa mempunyai ungkapan eufemistis, terutama dalam
bidang seks, kematian, dan adikodrati. Orang Yahudi menggunakan
kata surga untuk menghindari pemakaian nama Allah. Kebanyakan
bahasa mempunyai cara untuk mengatakan mati, tanpa menggunakan
kata yang mempunyai makna primer mati. Bahasa Indonesia meng
gunakan kata meninggal, berpulang, kembali ke pangkuan Thhan, dsb.
Dalam bahasa Mangga Buang, Papua Nugini, mata anakmu tutup lebih
Bering digunakan daripada anakmu meninggal. Dalam bahasa Twi,
Afrika, ia telah kembali ke desanya berarti ia meninggal.
Dalam kebanyakan bahasa, seks dirujuk secara eufemistis, misalnya
dengan ungkapan mengenal, memegang, meraba, berkumpul, tidur ber
sama, dsb. Hal lain juga bisa dirujuk secara eufemistis, misalnya di
Amerika, orang tua sekarang disebut 'penduduk senior'. Di antara orang
Chol, Meksiko, bayi yang baru lahir selalu disebut dengan istilah
negatif, misalnya dengan katajelek, untuk menipu roh halus agar mere
ka tidak menginginkan bayi itu. Dalam bahasa Chontal, hantu disebut
122
secara eufemistis dengan saudara tua, karena penggunaan nama Iang
sung akan membuatnya mengira ia dipanggil. Dalam bahasa Finlandia,
ia sedang duduk di hotelnya berarti Cia sedang dalam penjara.'
Eufemisme bahasa sumber biasanya harus diterjemahkan dengan
eufemisme bahasa sasaran yang sebanding. Yang penting adalah pener
jemah mengetahui sifat eufemistis dari ungkapan bahasa sumber, dan
menerjemahkan dengan ungkapan yang wajar. Misalnya, ungkapan
bahasa Yunani ia tidur dengan bapak-bapaknya harus diterjemahkan
dengan ia pergi ke desanya dalam bahasa Twi; tetapi bahasa tertentu
dapat sekedar mengatakan ia mati dan dianggap tidak menyinggung
perasaan.
Hiperbola
"Hiperbola adalah metonimia atau sinekdoke yang mengungkapkan
Iebih banyak dari yang diharapkan penulis untuk dimengerti pem
bacanya. Ungkapan berlebihan ini sengaja digunakan untuk efek ter
tentu, dan tidak boleh dimengerti seolah-olah ungkapan itu merupakan
gambaran harfiah" (Beekman dan Callow 1974:118). Misalnya, ung
kapanMereka menjungkirbalikkan dunia ini adalah berlebihan. Dunia
mewakili orang-orang, dalam hal ini banyak orang, dan bukan semua
orang di dunia ini. Kita dapat mengatakan Saya mati kelaparan yang
berarti Saya lapar; Saya mati kedinginan yang berarti Saya sangat
kedinginan; Iagila yang berartila melakukan sesuatu secara bodoh atau
serampangan. Terjemahan hiperbola secara harfiah mungkin dimenger
ti sebagai sesuatu yang tidak benar. Penerjemah harus memper
tahankan efek yang diharapkan, dan sekaligus menyampaikan makna
yang tepat.
Perhatikan contoh berikut (dari Simons dan Young 1979):
Pijin: Desfala kofi nao, ating evri suga nomoa i go insald.
Saya rasa seseorang telah memasukkan semua gula di
dunia ke dalam kopi ini.
Maori: Ehara i te puu, kia pakuu, kia rongohia ai.
Itu bukanlah senjata yang meletus sehingga kamu dapat
mendengarnya. (Terjemahan harfiah untuk "Tenang
sekali.")
MAKNA FIGURATIF UNSUR LEKSIKAL 123
LATllIAN - Makna Figuratif Unsur Leksikal
A. Apakah kata atau frase yang tercetak miring dalam kalimat
kalimat di bawah ini mengandung makna primer ataukah makna
sekunder (figuratif ataukah nonfiguratif).
1. Saya harns mengejar kapal terbang itu.
2. Menteri OPEC sekali Iagi menaikkan harga minyak
dunia.
3. Anak-anak memungut nilai moral dan sikap orang
tuanya.
4. Saya hampir mati kelaparan. Mari kita sikat saja
makanan ini.
5. Mereka mempunyai kebiasaan menghias jendela pada
hari Natal.
6. Jelas taruhannya besar sekali.
7. Mereka diharapkan untuk menghubungi kantor itu
secara rutin.
8. Indonesia sudah hampir dapat menyelesaikan
masalah pertambahan penduduk.
9. Siapa yang tahu tentang kenangan rahasia yang
dimilikinya dan kebanyakan orang seangkatannya?
10. Sambil menatap kehijauan itu, senyumnyapudar.
11. Paulus menghabiskan masa liburannya bersama dengan
keluarganya di puncak.
12. Mereka tidak terlalu tergerak oleh inflasi.
13. Ia dilahirkan di salah satujantung perkampungan kotor
di Argentina.
14. Mata dunia tertuju pada keduanya, tidak pada Collins.
15. Kami tidak mengenal satujiwa pun dalam kelas ini.
16. Darah saya mendidih.
B. Sebutkan pemakaian figuratif dari kalimat-kalimat berikut,
kemudian gantikan dengan ungkapan nonfiguratif.
1. Ombak berkejar-kejaran.
2. Saya senang mendengarkan Beethoven.
3. Dua ratus jiwa hancur dalam kecelakaan itu.
4. Tangan hukum itu menggapai seluruh negara itu.
6. Ia minum tiga cangkir.
6. Ia menuju ke tiang gantung.
7. Jangan merusak nama baiknya.
8. Memasak daging ini diperlukan waktu seumur hidup.
124
9. Dunia ini sudah gila.
10. Ia menghilang dalam perang Vietnam.
C. Pelajarilah idiom Apinay~ yang diberikan dalam bab ini.
Bagaimana cara mengungkapkan idiom ini dalam bahasa lain,
yang bukan bahasa Indonesia? Apakah ada idiom yang sepadan?
D. Idiom berikut berasal dari bahasa Supyire, Mali, Afrika Barat.
(Data Robert Carlson.) Carilah idiom dalam bahasa lain yang
mempunyai makna yang sarna?
SUPYIRE IDIOM
Perut saya menjadi hitam.
Perut saya jatuh padanya.
Perut saya Manis.
Perut saya panas.
Perut saya dingin.
Perut saya hambar.
E. Proyek ragam makna.
ARTI
Saya lupa.
Saya ingat.
Saya gembira.
Saya terburu-buru.
Saya tenang.
Saya sedih.
1. Carilah tiga contoh untuk tiap makna berikut dalam
majalah atau surat kabar.
a. makna sekunder norifiguratif
b. makna :figuratif
2. Berikan keterangan berikut untuk tiap contoh:
a. makna primer kata itu
b. makna sekunder nonfiguratif atau figuratif
c. terjemahan dari kutipan yang hanya meng
gunakan makna primer kata itu.
Contoh: meraih
M. Whitcomb Hess adalah seorang penulis dan bekas guru
yang tinggal di Athena, Ohio. Ia meraih gelar A.M. dart
Universitas Ohio. (diterjemahkan dari Christianity 1bday,
31 Januari 1975. Jilid. 19, No.9, hlm. 4)
Makna primer dari meraih adalah menggapai kemudian
menarik.
Makna sekunder yang digunakan di sini ialah memperoleh.
Artinya adalah Ia memperoleh gelar AM. dari Universitas
Ohio.
Bah 12
Rujukan Persona
Dalam dua bab sebelumnya telah dibahas makna sekunder dan
makna figuratif. Di situ, contoh-contohnya merujuk ke nomina dan
verba. Seperti yang disebutkan secara singkat di bab 7, semua bahasa
mempunyai sistem kata penggann. Artinya, pronomina menggantikan
nomina, dan proverba menggantikan verba. Dalam bab ini, kita akan
membahas sistem pronomina dari dua segi:
1. sistem pronomina yang unik dalam tiap bahasa, dan
2. makna sekunder dan figuratif pronomina.
Ketidakselarasan sistem dan makna yang bervariasi merupakan
tantangan berat bagi penerjemah.
Sistem pronomina
Pronomina suatu bahasa membentuk perangkat semantis khusus
yang biasanya dapat dianalisis dengan analisis komponen. Bandingkan
bagan 12.1--12.3 berikut.
tunggal jamak
persona pertama I we
persona kedua you
persona ketiga maskulin feminin netral they
he she it
Bagan 12.1
126
Spanyol
tunggal jamak
pel'llona pertama yo maskulin feminin
nosotros nosotras
persona .amb tu lJosotros lJosotras
kedua formal usted ustedes
pel'llona ketiga maskulin feminin
el ella ellos elllas
Bagan 12.2
tunggal jamak
persona pertama Wl ii
cpel'llona kedua arne atum
kelihatan dekat nu
persona ketiga jauh dita au
tidak kelihatan nii
Bagan 12.3
Bahasa Inggris, Spanyol, dan Aguaruna membedakan TUNGGAL
dan JAMAl{, dan juga PERSONA PERTAMA, KEDUA, dan KETIGA
(kecuali untuk PERSONA KEDUA bahasa Inggris yang tidak mem
bedakan TUNGGAL dan JAMAK). PERSONA PERTAMA merujuk ke
pembicarfl, PERSONA KEDUA ke orang yang diajak bicara, dan PER
SONA KETIGA ke seseorang yang bukan pembicara dan pendengar.
Walaupun ada banyak kemiripan, ada juga beberapa perbedaan. Dalam
bahasa Inggris, PERSONAKETIGA TUNGGALmempunyai pembagian
yang berdasarkan jenis kelamin (MASKULIN, FEMININ, dan
NETRAL). Bahasa Spanyol membuat perbedaan jenis kelamin untuk
PERSONAKETIGA TUNGGAL dan JAMAl{, tetapi hanya MASKULIN
dan FEMININ, tidak ada NETRAL. Dalam bahasa SpanyoI, PERSONA
KEDUAmembedakan AKRAB dan FORMAL. Dalam bahasa Aguaruna,
PERSONAKETIGA TUNGGAL dibagi lagi menjadi DEKAT, JAUH, dan
TIDAK KELlHATAN.
Tiap bahasa memiliki sistem pronomina yang memberikan kategori
wajib. Kategori wajibini harns digunakan dalam teIjemahan, walaupun
kategori itu tidak terdapat dalam bahasa sumber. Yang paling dasar
RUJUKAN PERSONA 127
untuk sistem pronomina ini adalah PERSONA: yaitu pembicara, yang
diajak bicara, dan orang lain. Ciri pembedanya yang lazim adalah
JUMLAH. JUMLAH bisa mencakup TUNGGAL, DUALIS, JAMAl{,
dan KOLEKTIF. Bahasa Pame, Meksiko, mempunyai pronomina yang
dipakai untuk merujuk ke orang atau benda yang DUALIS; lni bukan
hal yang luar biasa. Bahasa Sursurunga, Papua Nugini, dikatakan
mempunyai perbedaan tunggal, dualis, trialis, kuadral, dan pluralis.
Kategori lain yang Bering ditemukan dalam sistem pronomina adalah
perbedaan antara BERNYAWA dan TIDAK BERNYAWA; JENIS
KELAMIN; INKLUSIF dan EKSKLUSIF; dan HONORIFIK (BENTUK
HORMAT). Honorifik mencakup perbedaan yang dihubungkan dengan
kedudukan sosia1 dalam masyarakat.
Sebelum penerjemah melakukan tugasnya, ia harus mempelajari se
cara teliti sistem pronomina kedua bahasa yang ditanganinya. Mungkin
ada komponen malma dalam sistem pronomina bahasa sumber yang
tidak ditemukan dalam sistem pronomina bahasa sasaran, dan
sebalilmya. Penerjemah harus menggunakan komponen malma dalam
sistem bahasa sasaran, walaupun komponen malma itu tidak ditunjuk
kan dalam sistem bahasa sumber. Misalnya, dalam bahasa Inggris tidak
ada komponen malma yang membedakan AKRAB dan FORMAL untuk
persona kedua. Akan tetapi, jika orang menerjemahkan kata you dari
bahasa Inggris ke dalam bahas/i Spanyol, ia harus tahu bentuk. bahasa
Spanyol mana yang haru.s digunakan, tu atau usted.
Sebaliknya, dalam menerjemahkan pronomina bahasa yang mem
bedakan tingkat so sial ke dalam bahasa yang tidak memiliki komponen
tersebut, penerjemah tidak perlu mencoba menciptakan komponen
malma ini. la harus menggunakan pronomina yang wajardalam bahasa
sasaran, walaupun itu berartihilangnya beberapa komponen_malma.
Segala hal tentang penggunaan pronomina bahasa sasBran juga
tergantung pada struktur wacana dari bahasa yang bersangkutan. (Hal
ini akan dibahas dalam bab 30). Dalam menerjemahkan pronomina,
kelihatan ada malma yang hilang atau ditambahkan, tetapi sebenarnya
dalam keseluruhan teks itu tidaklah demikian, karena pronomina
sekedar menggantikan nomina, dan nomina itu sendiri mengandung
jangkauan penuh dari komponen makna. Misalnya, kata she dalam
bahasa Inggris dapat digunakan untuk. merujuk ke gadis di sebelah
rumah. Dalam menerjemahkan pronomina ini ke dalam bahasa yang
tidak membedakan jenis kelamin, misalnya bahasa Aguaruna, kom
ponen malma FEMININ akan hilang jika digunakan nii. Akantetapi,
karena nii merujuk. ke gadis, (yang mencakup komponen maIma
feminin), tidak ada komponen makna yang hilang, jika orang melihat
keseluruhan konteksnya. . . .'
128
Inklusi dan eksklusi
Banyak bahasa, misalnya bahasa-bahasa Austronesia dan Indian,
yang membedakan bentuk inklusif dan eksklusif. Bahasa Indonesia
mempWlyai pronomina "kami" dan "kita". Bahasa Inggris hanya mem
punyai sebuah pronomina subyek untuk PERSONA PERTAMA
JAMAK, we, yang merujuk ke pembicara dan seseorang yang bukan
pendengar, dan ke pembicara dan pendengar. Seperti halnya bahasa
Indonesia, bahasa Nahuat, Meksiko, juga mempWlyai kata temamen
'kita'dan nehamen 'kami'. Yang pertama, inklusif, berarti pendengar
dilibatkan dalam bentuk jamak persona pertarna, dan yang kedua,
eksklusif, berarti pendengar tidak dilibatkan.
Bagan 12.4 dari sistem pronomina bahasa Isnag, Filipina, memper
lihatkan bentuk inklusif dan eksklusif, dan perbedaan lainnya (data
dari Rudy Barlaan). (prs. adalah singkatan dari persona)
Penekanan Subyek Obyek Posesif
prs. pertama tunggal iya' ya'/Ca' kiya' ku,-
prs. pertama dualis da'ta ta kada'ta ta
prs. pertama jamak inkl. da'tada tada kada'tada tada
prs. pertama jamak ek
.jpeg)
