Sabtu, 14 Januari 2023

penuaan


Penuaan (aging) berhubungan dengan perubahan fungsi imunitas tubuh, terutama penurunan Cell Mediated  Immunity (CMI) atau imunitas yang diperantarai sel.

 kemampuan sistem kekebalan tubuh  pasien  lanjut usia menurun seiring  
bertambahnya  usia termasuk kecepatan respons imun melawan infeksi penyakit, namun  bukan berarti bahwa golongan   pasien  lanjut usia  
beresiko tinggi terserang penyakit penyakit kronik   seperti infeksi, kanker, jantung koroner, kelainan autoimmun , penyakit ini mudah dialami  pasien  lanjut usia    karena produksi imunoglobulin menurun,  menyebabkan   vaksinasi 
yang diberikan pada pasien  lanjut usia menjadi  tidak efektif melawan penyakit,  pasien  lanjut usia   yang  .mengalami  kekurangan gizi makro dan mikro akan mempunyai sistem kekebalan tubuh    yang rendah,  penyakit infeksi yang dialami oleh pasien  lanjut usia    dapat dicegah dengan cara  perbaikan gizi ,bila  sistem kekebalan tubuh  pasien  lanjut usia  dapat ditingkatkan, maka kualitas 
hidup  meningkat ,
terjadinya peningkatan populasi lanjut usia    disebabkan oleh pergeseran gaya 
hidup dari urban rural lifestyle ke arah sedentary urban  lifestyle,  peningkatan income per kapita , perbaikan  perbaikan kesehatan akibat adanya   kemajuan teknologi  kedokteran, transisi epidemiologi .dari penyakit infeksi menuju penyakit degeneratif, perbaikan  gizi ,peningkatan Usia  Harapan Hidup  dari 65 tahun di awal tahun 1950 ke  95  tahun saat ini , 
pasien  lanjut usia   mengalami  mortalitas dan morbiditas lebih besar dibandingkan  usia muda,Kerentanan pasien  lanjut usia  terhadap penyakit disebabkan  oleh menurunnya fungsi sistem kekebalan  tubuh, .Untuk memahami  perubahan respons kekebalan  tubuh pada orang tua maka perlu adanya  Ilmu yang mempelajari sistem kekebalan  pada lanjut usia yang dinamakan Immuno-gerontologi,
Sistem kekebalan  tubuh  membantu perbaikan DNA manusia, menghasilkan antibodi (sejenis protein yang   dinamakan  imunoglobulin) untuk memerangi serangan mikroorganisme dalam tubuh.mencegah infeksi yang 
 disebabkan oleh mikroorganisme  lain,
 tugas dasar  sistem kekebalan  tubuh  yaitu  melemahkan mikroorganisme
yang membahayakan tubuh manusia. fungsi sistem kekebalan  tubuh   (immunocompetence)  menurun seiring bertambahnya  umur,  termasuk kecepatan respons kekebalan  dengan peningkatan usia,  ini bukan berarti manusia lebih sering terserang penyakit, namun  ketika  menginjak usia tua maka resiko sakit  meningkat  seperti penyakit kronik kanker, kelainan autoimun, ini disebabkan oleh perjalanan alamiah penyakit yang berkembang secara 
lambat dan gejala-gejalanya tidak tampak  hingga .beberapa tahun kemudian, produksi   imunoglobulin yang dihasilkan oleh tubuh pasien  lanjut usia  
juga berkurang jumlahnya sehingga vaksinasi yang diberikan kurang efektif ,
melawan penyakit,tubuh  pasien  lanjut usia     tidak mampu  membedakan  mikroorganisme   yang masuk ke dalam tubuh   itu  memang bagian dari dalam tubuhnya   sendiri atau  bukan , 
Salah satu perubahan besar yang terjadi seiring   pertambahan usia adalah proses thymic involution 3, Thymus yang berada  di atas jantung di belakang tulang  dada adalah organ tempat sel T menjadi matang. Sel T  penting sebagai limfosit untuk memusnahkan  mikroorganisme dan membantu tipe sel lain dalam sistem kekebalan tubuh,

Seiring bertambahnya  usia, maka banyak sel T atau limfosit T kehilangan fungsi dan kemampuannya   dalam  melawan mikroorganisme,   Volume jaringan timus kurang dari 5% dibandingkan  saat lahir. Saat lanjut usia   tubuh kurang  mampu mengendalikan  penyakit dibandingkan   saat usia muda , 
 tubuh mengandung  jumlah sel T yang lebih rendah dibandingkan 
saat usia muda  ,maka ini memunculkan  penyakit autoimun yaitu sistem kekebalan tubuh  yang tidak dapat mengidentifikasi sel  kanker atau sel-sel   asing lainnya,
Salah satu komponen utama sistem kekebalan tubuh   yaitu  sel T, sebagai  bentuk sel darah putih (limfosit) yang  mencari jenis penyakit pathogen kemudian  melemahkanya. Limfosit dihasilkan oleh kelenjar limfe 
untuk menghasilkan antibodi melawan infeksi,  limfosit tidak berubah 
banyak pada usia tua, namun  konfigurasi limfosit dan reaksinya melawan infeksi berkurang. Manusia mempunyai   jumlah T sel yang banyak dalam tubuhnya, namun seiring bertambahnya  usia maka jumlahnya akan 
berkurang , lansia usia   kurang mampu menghasilkan limfosit untuk sistem kekebalan tubuh . saat  antibodi dihasilkan, durasi respons pada pasien  lanjut usia  lebih singkat dan lebih sedikit sel yang dihasilkan ,sedang  Sistem kekebalan   usia  muda termasuk limfosit dan sel lain bereaksi lebih kuat dan 
cepat terhadap infeksi dibandingkan    lanjut usia , lanjut usia   cenderung menghasilkan autoantibodi yaitu antibodi yang melawan antigennya 
sendiri sehingga memicu  penyakit autoimmune,Autoantibodi adalah faktor penyebab rheumatoid   arthritis dan atherosklerosis. Hilangnya efektivitas 
sistem kekebalan tubuh  lanjut usia   disebabkan oleh perubahan kompartemen sel T yang terjadi sebagai  hasil involusi timus untuk menghasilkan interleukin 10 (IL-10). Perubahan substansial pada fungsional dan  fenotip profil sel T ,  sesuai dengan peningkatan usia, 

Dr. Anders  Wikby mengenalkan   Fenotip resiko kekebalan  pada  penelitian ilmu  imunologi  longitudinal untuk mengembangkan faktor-faktor prediktif bagi usia lanjut. Fenotip resiko kekebalan  ditandai dengan ratio CD4:CD8 < 1, lemahnya proliferasi sel T in vitro, peningkatan jumlah sel-sel CD8+CD28-, 
sedikitnya jumlah sel B, dan keberadaan sel-sel CD8T adalah CMV (Cytomegalovirus).

Prof.  Paul Moss yang meneliti  sel T clonal expansion (CD8T) 4 mengungkapkan adanya    Efek infeksi CMV pada sistem kekebalan tubuh  lanjut usia  , jumlah sel CD8 T berkurang pada usia lanjut. Sel CD8 T memiliki  2 fungsi yaitu: untuk untuk menekan aktivitas sel darah  putih lain dalam rangka perlindungan jaringan normal, mengenali dan merusak sel yang terinfeksi atau sel tidak normal,  

 bahwa tubuh manusia   akan meningkatkan  produksi berbagai jenis sel CD8 T seiring    bertambahnya usia. Sel ini dinamakan  TCE (T cell clonal expansion) yang kurang efektif dalam melawan penyakit. TCE mampu berakumulasi secara cepat sebab  mempunyai  rentang hidup yang panjang dan mampu
mencegah hilangnya populasi TCE secara normal   dalam organisme,
Sel-sel TCE dapat tumbuh lebih  banyak 80% dari total populasi CD8. Perbanyakan  populasi sel TCE memakan ruang lebih banyak dibandingkan  sel lainnya, yang tampak saat terjadi penurunan efektifitas sistem kekebalan  dalam  memerangi bakteri patogen.  

peneliti  menemukan tikus  berusia lanjut yang memiliki  tingkat TCE lebih besar dibandingkan  tikus normal, populasi sel CD8 T yang kurang beragam, dan penurunan kemampuan melawan penyakit. Peningkatan sel TCE pada tikus normal menunjukkan  berkurangnya kemampuan melawan penyakit.  
bila   produksi TCE dapat dikurangi  pada saat terjadi proses penuaan, maka efektifitas sistem kekebalan  tubuh dapat  ditingkatkan , penuaan  mempengaruhi aktivitas leukosit termasuk eosinofil,makrofag, monosit, neutrofil,  
 
Jumlah dan Sub-populasi Limfosit  penuaan  mempengaruhi fungsi sel T dengan berbagai cara. Beberapa sel T ditemukan dalam  sirkulasi darah dan thymus   yang dinamakan   sel T memori dan sel T naive. Sel T naive yaitu 
sel T yang tidak bergerak  dan tidak pernah terpapar   antigen asing, 
 sel T  memori yaitu  sel aktif yang terpapar dengan  antigen.  ketika  antigen masuk, maka sel T naive menjadi aktif dan merangsang sistem kekebalan tubuh  untuk melawan  antigen asing dari dalam tubuh, kemudian merubah diri menjadi sel T memori. 

Sel T memori menjadi tidak aktif dan dapat aktif kembali bila  menghadapi antigen yang sama, Pada pasien lanjut usia hampir tidak ada sel T naive sejak 
menurunnya produksi sel T oleh kelenjar timus secara cepat sesuai usia,  mengakibatkan  cadangan sel T  naive menipis dan sistem kekebalan  tidak mampu  berespons secepat respons kelompok usia muda, Jumlah sel B, sel T helper (CD4+) juga berubah pada orang tua,

 pasien lanjut usia terjadi perubahan jumlah sel T  , pasien lanjut usia  juga mengalami perubahan permukaan sel T. saat  sel T menggunakan reseptor protein di permukaan sel kemudian  berikatan  dengan antigen, maka rangsangan lingkungan  harus dikomukasikan dengan bagian dalam sel T. 
Banyak molekul terlibat dalam transduksi signal, proses perpindahan ikatan signal-antigen melalui membran sel menuju sel. Sel T yang berusia tua 
tidak menunjukkan antigen CD28, suatu molekul .penting bagi transduksi signal dan aktivasi sel T. Tanpa CD28, sel T tidak  dapat  berespons terhadapnya 
masuknya patogen asing. Pada tubuh  pasien lanjut usia  juga terdapat kandungan antigen CD69  yang lebih rendah. Sel T dapat menginduksi 
antigen CD69 sesudah  berikatan dengan reseptor  sel T. jika  ikatan signal-antigen tidak dipindahkan .ke bagian dalam sel T, maka antigen CD69 akan hilang di permukaan sel dan terjadi penurunan  transduksi signal,

 
Perubahan  pada fungsi kekebalan   pasien lanjut usia yaitu terjadi  perubahan respons proliferatif limfosit seperti berkurangnya Interleukin-2 (IL-2) yang 
tampak  dari rusaknya proses signal pada pasien lanjut usia ,sedikitnya kadar Ca dalam tubuh, dan .perubahan membran limfosit sehingga  mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh. Penurunan Calcium (Ca) pada pasien lanjut usia mempengaruhi perpindahan signal dengan gagalnya merangsang enzim 
termasuk MEK  ,protein kinase C, MAPK ,juga  menghambat produksi cytokines yaitu protein yang bertanggung jawab untuk koordinasi  interaksi dengan antigen dan memperkuat respons kekebalan . Salah satu cytokine yang dikenal yaitu   interleukin 2 (IL-2), cytokine diproduksi dan disekresi oleh sel T untuk menginduksi proliferasi  sel dan mendukung pertumbuhan jangka panjang 
sel T. Sesuai bertambahnya usia sel T, maka kapasitas sel T untuk menghasilkan IL-2 menurun. bila  produksi IL-2 sedikit atau  sel T tidak dapat berespons dengan IL-2, maka  fungsi sel T rusak, bila  terpapar antigen, maka sel T memori akan membelah diri menjadi lebih banyak untuk  melawan antigen. 
Perubahan cytokine lain yaitu  gamma interferon  ,interleukin 4 dan tumor necrosis factor alpha, pada pasien lanjut usia  maka Viskositas membran sel T juga berubah namun  viskositas sel B tetap. Kompoisisi lipid pada membran limfosit   pasien lanjut usia   menunjukkan peningkatan proporsi kolesterol dan 
fosolipid dibandingkan usia  muda. Serum darah pasien lanjut usia mengandung banyak LDL  dan VLDL , Perubahan komposisi lipid di atas dapat 
meningkatkan penurunan kekebalan  tubuh lanjut usia, sedikitnya  asupan lemak menurunkan kadar asam docosatetraenoat dan arakhidonat,mempengaruhi komposisi membran lipid limfosit, meningkatkan  level asam linoleat, 
cytokine  mengendalian Respons limfosit , Respons limfosit atau sel T helper dibagi menjadi 2 jenis yaitu: Th-2 dan Th-1  Respons antibodi didapat dari 
Th-2 cytokine. Perubahan produksi cytokine merubah kekebalan  perantara sel (Cell Mediated Immunity) pada .pasien lanjut usia,  Respons limfosit pada makrofag berubah  pada  pasien lanjut usia,  di mana terdapat sensitivitas yang lebih .tinggi terhadap efek inhibitor 4

Penurunan fungsi sel T pada  pasien lanjut usia, mempengaruhi fungsi sel B karena sel B  dan sel T bekerjasama untuk mengendalikan   produksi antibodi. Sel T  menginduksi sel B untuk hipermutasi gen-gen .immunoglobulin, menghasilkan perbedaan antibodi .untuk mengenali jenis-jenis antigen. Pada pasien lanjut usia,  terdapat jenis antibodi yang lebih sedikit dibandingkan 
pada usia  muda, menurunnya kecepatan pematangan sel B dan rendahnya respons IgM terhadap  infeksi, mempengaruhi  penurunan jumlah .antibodi yang dihasilkan   untuk melawan infeksi.  
Respons tubuh pada pasien lanjut usia   terhadap infeksi   penyebab penyakit yang ditunjukkan dengan reaksi   demam tidak muncul secara otomatis. kebanyakan pasien lanjut usia  mempunyai infeksi bakteri yang serius tidak mengalami demam,  karena tubuh mampu menetralisir demam dan reaksi 
kekebalan  lainnya, namun  sistem syaraf pusat kurang sensitif   terhadap tanda-tanda kekebalan  dan tidak bereaksi cepat   terhadap infeksi. 
Fungsi organ-organ menurun seiring   bertambahnya  usia . Organ kurang efisien dibandingkan saat usia muda, misalnya  timus yang  menghasilkan hormon  selama pubertas. Pada  pasien lanjut usia  , sebagian besar kelenjar timus tidak berfungsi, namun  saat  limfosit terpapar pada hormon timus, 
maka sistem kekebalan  meningkat sewaktu-waktu. Sekresi  melatonin dan 
hormon termasuk hormon pertumbuhan menurun pada   pasien lanjut usia   dan mungkin dihubungkan  dengan sistem kekebalan tubuh, Sistem endokrin dipengaruhi oleh penuaan ,
 
sirkulasi hormon-hormon menurun seiring bertambahnya usia,.Hormon DHEA (Dehydroepiandrosterone) berkaitan dengan penurunan fungsi kekebalan 
tubuh. Prostaglandin, hormon yang mempengaruhi   proses tubuh seperti metabolisme tubuh  dan suhu  tubuh ,  meningkat pada usia tua dan menghambat sel  kekebalan  yang penting .pasien usia lanjut  lebih   sensitif pada reaksi prostaglandin dibandingkan usia   muda, yang menjadi penyebab utama defisiensi kekebalan pada  pasien usia lanjut    ,  Prostaglandin dihasilkan oleh jaringan tubuh, namun  respons sistem kekebalan tubuh  pada usia
 muda lebih baik ketika  produksi prostaglandin   ditekan,
Nutrisi berperan  dalam sistem kekebalan  tubuh, pada   pasien usia lanjut   yang sehat dan mengalami   defisiensi gizi, maka  suplemen  makanan dapat meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh,
  Penyakit Infeksi yang Sering   dialami  oleh pasien lanjut usia yaitu yang berasal dari Virus  seperti  influenzae  ,bakteri jamur seperti  endocarditis, pneumonia,tukak lambung dikaitkan dengan penurunan sirkulasi ,TBC,meningitis,diverticulitis ,infeksi saluran kencing/kandung kemih 

pasien usia lanjut sering mengalami  stress,  infeksi atau tingkat  keparahan infeksi  lebih besar , kematian akibat penyakit tetanus , depresi dapat  melemahkan sistem kekebalan  yang  mempengaruhi kesehatan sehingga 
 terserang penyakit,  munculnya  kelainan  sistem kekebalan  dengan munculnya  eczema dan  psoriasis , ketika  terjadi stress, maka  kortisol  dan  hormon glukokortikoid menyebabkan  reaksi anti-inflammatory dalam sistem 
kekebalan, hal ini  tampak  pada  response sistem kekebalan tubuh  yang memicu aktivasi sel limfosit,memperlihatkan  level IL-6  atau interleukin-6 (suatu protein dalam kelompok  cytokine) meningkat 4 kali lipat lebih cepat sehingga  para pasien lanjut usia   rentan terhadap penyakit jantung, arthritis, 
Gangguan tidur pada   pasien lanjut usia    melemahkan   sistem kekebalan tubuh  karena darah mengandung penurunan , NKC (Natural Killer Sel). NKC yaitu  bagian dari  sistem kekebalan  tubuh, bila  kadarnya menurun dapat 
melemahkan kekebalan  sehingga rentan terhadap penyakit,
Tujuan imunisasi untuk  memelihara sistem kekebalan  melawan agen infeksi,
 mengandung substansi antigen yang   sama dengan patogen asing agar sistem kekebalan tubuh mengenal  patogen asing dengan menghasilkan sel T dan sel B. 
Influenza dan pneumonia yaitu  dua penyakit yang  paling sering dialami  oleh pasien lanjut usia sehingga perlu  diberikan vaksinasi influenza ,  namun  
respons antibodi tubuh dan response sel T   pasien lanjut usia
terhadap vaksin lebih rendah dibandingakan  usia  muda mempengaruhi efek pemberian vaksin , 
Nutrisi berperan penting dalam peningkatan respons kekebalan . pasien lanjut usia  rentan terhadap gangguan gizi buruk (undernutrition), disebabkan oleh faktor fisiologi dan   psikologi yang mempengaruhi keinginan makan ,
Berkurangnya Konsumsi   kalori  memperlambat proses penuaan dan membantu pemeliharaan sejumlah besar sel T naive dan tingkat   IL-2. 
Berkurangnya  Konsumsi protein dan asam amino  mempengaruhi status kekebalan tubuh  karena berhubungan dengan kerusakan jumlah dan fungsi kekebalan  selluler, juga  penurunan respons antibodi. 
Vitamin E dan Zn  berperan  dalam   memelihara sistem kekebalan . Defisiensi Zn jangka panjang  merusak pengaturan aktivitas sel helper T,menurunkan produksi cytokine 
Vitamin E  sebagai antioksidan yang melindungi limfosit, otak, dan jaringan lain dari kerusakan radikal bebas, mencegah  penyakit Alzheimer, meningkatkan kekebalan tubuh, 
Nutrisi dan Mineral–Mineral yang dapat  Meningkatkan Sistem kekebalan tubuh pasien usia lanjut yaitu :
-Vitamin E 10 Melindungi sel dari degenerasi yang  terjadi pada proses penuaan,vitamin E  membantu  peningkatan respons kekebalan  , Vitamin E sebagai  antioksidan yang  melindungi sel dan jaringan dari kerusakan secara 
bertahap akibat oksidasi  berlebihan. Akibat   penuaan pada respons kekebalan  adalah oksidatif secara alamiah sehingga harus dimodulasi oleh vitamin E. 
• Vitamin C memperbaiki  mobilitas leukosit dari serangan  infeksi virus,  meningkatkan level interferon dan aktivitas sel kekebalan   meningkatkan 
aktivitas limfosit ,meningkatkan   aktivitas  makrofag,  memperbaiki 
migrasi , 
- Vitamin A. Berperan  dalammenolong mukosa membran termasuk paru  paru dari invasi mikroorganisme, imunitas non  spesifik melalui proses pematangan sel-sel T dan  merangsang fungsi sel T untuk melawan antigen 
asing, menurunkan  mortalitas campak dan diare,Beta karoten (prekursor vitamin A) meningkatkan jumlah  monosit, dan mungkin berkontribusi terhadap 
sitotoksik sel T, sel B, monosit, dan makrofag, menghasilkan  mukus sebagai antibodi tertentu seperti  garam organik,  leukosit, air dan  epitel, 
-kombinasi vitamin A, C, dan E memperbaiki jumlah dan aktivitas sel 
kekebalan ,  pasien lanjut usia yang diberikan   suplementasi multivitamin (A, C, dan E) mempunyai   resiko infeksi pernapasan dan urogenital lebih rendah 
dibandingkan  lainnya,
- Vitamin D. Menghambat respons limfosit Th-1,
- Vitamin B  bersama  enzim yang membuat konstituen sistem kekebalan ,  Pada  penderita anemia defisiensi vitamin B12  mengalami penurunan sel darah putih berhubungan  dengan fungsi kekebalan ,  sesudah  diberikan 
suplementasi vitamin B12, ada  peningkatan  jumlah sel darah putih. Defisiensi vitamin B12  pada pasien lanjut usia  disebabkan oleh menurunnya 
produksi sel parietal yang penting bagi absorpsi   vitamin B12. Pemberian vitamin B6 (koenzim) pada pasien lanjut usia   mampu  memperbaiki respons limfosit   yang menyerang sistem kekebalan tubuh, berperan penting  dalam produksi asam nukleat dan protein ,
Defisiensi vitamin B6 memicu  atrofi pada  jaringan limfoid sehingga merusak fungsi limfoid  dan merusak sintesis asam nukleat, menurunnya pembentukan imunitas sellular dan  menurunnya pembentukan antibodi 
-Hormon DHEA.   DHEA berhubungan  dengan aktivasi fungsi  kekebalan  pada pasien lanjut usia  yang diberikan DHEA level tinggi dan rendah, wanita   menopause  yang  diberikan DHEA  mengalami peningkatan fungsi kekebalan 
-beta glucan  mengaktifkan sel darah putih (makrofag dan neutrofil),
 Beta-glucan  yaitu  sejenis gula kompleks (polisakarida) yang didapat  dari dinding sel ragi  roti, gandum, jamur (maitake). 
• Protein: arginin dan glutamin  menunjang  fungsi kekebalan  tubuh dan 
penurunan infeksi pasca-pembedahan. Glutamin, asam amino  semi esensial berfungsi sebagai bahan bakar dalam merangsang limfosit dan makrofag, meningkatkan fungsi sel T dan neutrofil. 
Arginin  mempengaruhi ekresi hormon prolaktin,  insulin, growth hormon. fungsi sel T, penyembuhan luka, pertumbuhan tumor, 
Konsumsi  asam lemak omega  3  menurunkan sel T helper, produksi 
cytokine,  Defisiensi asam linoleat (asam lemak omega 6) menekan respons antibodi, dan kelebihan intake asam linoleat menghilangkan fungsi sel T, 
Yoghurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus dan probiotik lain untuk  Meningkatkan aktivitas sel darah putih sehingga menurunkan alergi,infeksi usus ,  lambung dan penyakit kanker, 
-mineral yang mempengaruhi  kekebalan tubuh pasien lanjut usia  adalah Se,Zn, Fe, Cu dan asam folat,   vitamin A, C, D, E, B6, dan B12 berperan  dalam memelihara sistem kekebalan  tubuh pasien lanjut usia ,
-Zinc Zn   mempengaruhi  fungsi kekebalan tubuh  melalui peran sebagai kofaktor dalam  pembentukan DNA, RNA, dan protein sehingga 
meningkatkan pembelahan sellular. kekurangan  Zn menurunkan produksi produksi IL-2,limfosit T, respons limfosit T untuk  rangsangan,  Zinc Zn  Menurunkan gejala dan lama penyakit 
influenza. 
-Lycopene  Meningkatkan konsentrasi sel Natural Killer, 
-Asam Folat 9  meningkatkan sistem kekebalan tubuh  pada  pemberian asam  folate  meningkatkan distribusi sel T dan respons mitogen (pembelahan sel untuk meningkatkan respons kekebalan),  intake asam folat yang tinggi  meningkatkan memori pasien lanjut usia, 
-Fe (Iron) menurunkan produksi IL-1,mempengaruhi imunitas humoral dan 
sellular ,