• berasx.blogspot.com

    selamat datang di website ini....

  • kacangx.blogspot.com

    selamat datang di website ini....

  • coklatx.blogspot.com

    selamat datang di website ini....

Jumat, 26 Januari 2024

demensia 3







demensia (ODD). Kebanyakan ODD di Indonesia masih 
dirawat di rumah bersama keluarga, namun kemungkinan 
perawatan di institusi terjadi seiring perkembangan penyakit dan 
perubahan struktur sosial dan keluarga. 
 
 MENATA LINGKUNGAN UNTUK ORANG DENGAN DEMENSIA 
 
Menata lingkungan fisik sekitar ODD sangatlah penting. Modifikasi 
lingkungan, seperti modifikasi jalan keluar sebagai pembatas 
subjektif telah digunakan untuk mengurangi masalah perilaku ODD. 
Hal ini termasuk penggunaan cermin, penanda/garis-garis di lantai 
dan kamuflase pintu. Metode ini aman, tidak mahal, efektif, 
alternatif dari pengobatan obat atau pembatasan pada pengananan 
masalah wandering ODD. Namun, pada Cochrane systematic review 
menunjukkan tidak ada bukti pembatas subjektif untuk mencegah 
wandering. Justru kemungkinan memicu  masalah psikologi 
bagi ODD. (GradeB,level2+) Kebanyakan sistematic reviews tidak 
menunjukkan manfaat apapun. Hal ini lebih memperlihatkan 
kurangnya kualitas riset  dibandingkan dengan manfaat 
sebenarnya.. 
 
The NICE Guidelines berdasar  4 studi deskriptif, 
mengkombinasikan  perangkat adaptif dengan edukasi pengasuhdan 
modifikasi lingkungan dilaporkan meningkatkan kemandirian ODD 
dan hal ini mengurangi stress pengasuh. Saat memodifikasi 
lingkungan harus disesuaikan dengan kebutuhan yang tergantung 
pada riwayat personal, kultur, agama, dan derajat gangguan. (Grade 
A, level 1)  
 
The SIGN guidelines melakukan analisis pada beberapa tulisan dan 
menyimpulkan perubahan pada lingkungan dapat memberi  
 
 
dampak posistif pada masalah perilaku ODD.  Namun, riset  
yang baik mengenai hal ini belum ada (masalah: kontrol dan jumlah 
sampel yang sedikit). 
 
disarankan : 
 
Modifikasi lingkungan bermanfaat namun perlu diindividualisasi 
sesuai kebutuhan  dan derajat gangguan.  
(Grade B) 
 
 
 INTERVENSI UNTUK PENGASUH 
 
Intervensi psikososial penting untuk ODD maupun pendampingnya. 
Pendamping pada umumnya akan menghadapi berbagai 
konsekuensi akibat perawatan jangka panjang, sehingga 
pendamping  harus diberikan dukungan pengetahuan, ketrampilan, 
dan psikososial. 
 
Intervensi Pengasuh dapat meliputi berbagai bentuk dan umumnya 
meliputi :  
1. Konseling individu dan keluarga 
2. Intervensi yang bisa dilakukan di rumah 
3. Caregiver support group 
4. Intervensi berbasis teknologi 
5. Respite care 
6. Pelatihan ketrampilan dan psikoedukasi untuk pendamping. 
 
Perawatan ODD dilakukan secara holistik melalui Intervensi 
Multikomponen dan sesuai kebutuhan spesifik masing-masing 
pengasuh.(Grade A, Level 1+) 
 
Beberapa metaanalisis dan review sistematik menunjukkan 
intervensi pengasuh meningkatkan kesehatan mental, 
kesejahteraan, dan memperlambat perawatan institusi ODD.224 
,225,226,227,228,229 Support group dan intervensi psikoedukasi membantu 
mengurangi depresi dan meningkatkan kesejahteraan psikologis. 

 
 
Pendekatan harus dilakukan secara multikomponen, karena tidak 
ada suatu pendekatan terbatas yang dapat memenuhi semua 
kebutuhan dan situasi yang bervariasi yang dialami pengasuh. 
Sistem pendukung harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik 
pengasuh dan dukungan yang berkesimbungan sangatlah 
bermanfaat.  
 
Pengasuh juga melaporkan manfaat sumber online dan melalui 
media ini  dapat berkomunikasi dengan sesama pengasuh dan 
tenaga kesehatan.  
 
Pada situasi yang dibutuhkan, respite care dapat mengurangi 
masalah perawatan ODD bagi pengasuh. Respite care dapat 
memberi  waktu bagi pengasuh untuk istirahat dan memulihkan 
kondisi. Beberapa studi menunjukkan respite care meningkatkan 
rasa kepuasan pengasuh.
 
riset  di US menunjukkan program day care plus yang 
memberi  manajemen perawatan dan dukungan terhadap 
pendamping keluarga dapat mengurangi depresi pengasuh dan 
mengurangi perawatan institusi. 
 
disarankan : 
 
Intervensi pengasuh bersifat multikomponen dan sebaiknya sesuai 
kebutuhan spesifik ODD  dan pendampingnya.  
(Grade A) 
 
 
 INTERVENSI EDUKASI ODD DAN PENGASUH 
 
Program terstruktur yang berisi informasi mengenai proses 
penyakit, sumber daya, jenis pelayanan dan pelatihan untuk 
bagaimana merespons secara efektif BPSD sebaiknya tersedia untuk 
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ODD maupun 
pendampingnya. Penigkatan pengetahuan merupakan strategi 
intervensi dini yang efektif untuk memperlambat kebutuhan 
 
 
perawatan yang lebih mahal. Pendamping juga akan mendapat 
manfaat melalui pelatihan peningkatan ketrampilan problem-solving 
mengatasi BPSD dan respons emosional. Psikoedukasi dan 
psikoterapi sebaiknya diterapkan pada intervensi pendamping.   
 
Dua RCT dan beberapa studi deskriptif dengan topic intervensi 
edukasi untuk ODD dan pendamping sudah dilakukan telaah pada 
NICE guidelines dan juga pada SIGN guidelines. (Grade A,level 1+)   
Disimpulkan bahwa ODD dan pendampingnya membutuhkan 
intervensi edukasi. Telaah terbaru menunjukkan bahwa pendekatan 
psikoedukasi dan psikoterapi memiliki  efek yang lebih besar 
dibandingkan edukasi saja. Program psikoedukasi memiliki  
keluaran terbaik dalam mengatasi depresi selain dari terapi psikologi 
(CBT). 
 
disarankan : 
 
Intervensi edukasi harus diberikan untuk ODD dan pendampingnya. 
(Grade A) 
 
 
 
 
ISU HUKUM DAN ETIKA 
 
 
   PENGUNGKAPAN diagnosa    
 
riset  menunjukkan bahwa sebagian besar ODD (orang dengan 
demensia) ringan ingin diberi tahu mengenai keadaannya secara 
lengkap.  Meskipun demikian, hak/keinginan mereka seandainya 
tidak ingin tahu juga harus dihormati. Oleh karena itu para 
profesional kesehatan hendaknya memahami keinginan pasien 
mengenai diagnosa  demensia dan bertindak sesuai dengan 
keinginan ini .    
 
Alasan : 
Dengan mengetahui diagnosa , mereka bisa: 
a. Merencanakan kehidupan selanjutnya seoptimal mungkin 
sesuai dengan kapasitasnya yang masih intak. 
b. Merancang dan menunjuk pengambil keputusan pengganti 
untuk mengambil alih penentuan pengobatan sekiranya 
ODD tidak mampu lagi. 
c. Menyelesaikan masalah finansial dan hukum / legal. 
d. Ikut serta menentukan pengobatan / penatalaksanaan. 
e. Mempertimbangkan untuk ikut serta dalam program riset. 
f. Ikut serta dalam proses informed consent.    
 
Dalam mengungkapkan diagnosa , beberapa hal yang perlu 
diperhatikan : 
  Para profesional kesehatan hendaknya menyadari bahwa 
pada beberapa keadaan, pengungkapan diagnosa  demensia 
bisa tidak menguntungkan/bijaksana. 
  Keinginan ODD seyogyanya selalu dihormati. 
  diagnosa  demensia seyogyanya diberikan oleh petugas 
kesehatan yang profesional dan terlatih dalam 
berkomunikasi dan konseling. 
  Pengungkapan diagnosa  dapat mencetuskan berbagai 
reaksi seperti syok, rasa tertekan, ambivalen/ bingung atau 
kepastian atas apa yang sudah diduga.    
 
 
 
Di lain pihak, ketidak pastian diagnosa  akan menyebabkan banyak 
pertanyaan, dan diagnosa  yang lambat tidak bermanfaat untuk 
ODD.    
 
Jika diagnosa  tidak diungkap, harus ada catatan yang jelas mengenai 
alasannya. 
 
disarankan : : 
 
Proses pengungkapan diagnosa  seyogyanya dilaksanakan dengan 
sepantasnya dalam situasi yang sesuai. 
(GPP) 
 
sesudah  pengungkapan ke pada ODD, hendaknya diberikan 
dukungan terhadap ODD dan pengasuhnya. 
(GPP) 
 
 
   KAPASITAS DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN 
 
Prinsip : 
 
1. Hak azasi etis dan legal seseorang yang kompeten secara mental 
ialah pengakuan atas kemampuan membuat keputusan secara 
mandiri. 
2. Pada demensia, kunci otonomi pasien ialah adanya kemampuan 
yang adekuat untuk mengambil keputusan.Mengingat 
penurunan kognisi dan dengan demikian juga kemampuan 
mengambil keputusan, seseorang dapat tidak mampu secara 
adekuat membuat pilihan sekalipun telah diberi informasi yang 
cukup (informed choice). 
3. diagnosa  demensia sendiri tidak selalu berarti kehilangan 
kapasitas mengambil keputusan, yang spesifik untuk tiap 
keputusan medis.Seseorang yang tidak bisa memahami situasi 
kompleks mungkin masih bisa mengambil keputusan sederhana, 
atau menyatakan pendapat atas manfaat dan risiko pengobatan 
 
 
yang berjalan.    
 
Evaluasi : 
 
Untuk menentukan apakah seorang pasien demensia memiliki  
kapasitas adekuat untuk mengambil keputusan, evaluasi klinis harus 
meliputi : 
 
a. Kemampuan menyatakan pilihan 
b. Kemampuan memahami informasi yang diberikan 
c. Kemampuan memahami pentingnya informasi dan 
relevansinya dengan dirinya 
d. Kemampuan mengolah informasi secara rasional untuk 
membuat keputusan.    
 
Kemampuan ini  dapat dinilai melalui kemampuan ODD untuk : 
- Memahami informasi yang terkait dengan pengambilan 
keputusan. 
- Mengingat informasi ini . 
- memakai  atau mempertimbangkan informasi ini  
sebagai bagian dari proses membuat keputusan, atau  
- Menyampaikan keputusan (bisa lisan, memakai  bahasa 
isyarat atau cara lain)      
 
Lima pedoman sebelum memutuskan atau melakukan tindakan 
mewakili seseorang yang dinilai tidak kompeten : 
 
Pedoman 1. Setiap orang harus dianggap mampu sampai dibuktikan 
tidak. 
Pedoman 2. Setiap orang tidak dianggap tidak mampu kecuali 
sesudah  semua langkah untuk membantu yang bersangkutan telah 
gagal. 
Pedoman 3. Seseorang tidak dianggap tidak mampu membuat 
keputusan hanya karena (telah) membuat  keputusan yang tidak 
bijaksana. 
Pedoman 4. Tindakan, atau keputusan yang dibuat untuk dan atas 
nama seseorang yang hilang kemampuannya, harus dibuat atau 
 
 
dijalankan untuk manfaat/kebaikannya. 
Pedoman 5. Sebelum tindakan/keputusan dibuat/dijalankan, harus 
dipertimbangkan dengan cermat adakah tindakan/keputusan lain 
yang kurang/lebih sedikit membatasi hak dan kebebasan yang 
bersangkutan.    
 
Pedoman ini dimaksudkan agar memungkinkan individu berperan 
semaksimal mungkin dalam membuat keputusan yang berkaitan 
dengan dirinya dan melindungi mereka jika tidak mampu 
melakukannya.    
 
Dasar pemikirannya adalah membantu dan mendukung seseorang 
untuk membuat keputusan, bukan menghambat ataupun 
mengendalikan mereka.    
 
Setiap orang harus menerapkan prinsip ini setiap saat berurusan 
dengan atau merawat (baik dibayar maupun sukarela) seseorang 
yang terbatas kapasitasnya.    
 
disarankan : 
 
Selagi ODD masih mampu, pertimbangan untuk membuat  
pernyataan/keputusan terkait pengobatan hendaknya dipikirkan . 
(GPP) 
 
ODD yang masih memiliki  kapasitas/ mampu mengambil 
keputusan, dianjurkan membuat / menunjuk perwalian. 
(GPP) 
 
Jika ODD kehilangan kemampuan untuk membuat keputusan, 
mereka harus dilindungi / dicegah dari keputusan/tindakan mereka 
yang merugikan/berbahaya   
 

 
    PERAWATAN PALIATIF 
 
. HIDRASI DAN NUTRISI ATRIFISIAL. 
 
Makan dan minum per oral hendaknya tetap diutamakan sedapat 
dan selama mungkin. Penilaian kemampuan dan anjuran mengenai 
menelan dan makan hendaknya selalu dilakukan. Anjuran diet atau 
bentuk makanan juga mungkin bermanfaat.    
 
Dukungan nutrisi termasuk penggunaan pipa/selang nasogastrik 
harus dipertimbangkan jika masalah disfagia dianggap sementara, 
tetapi tidak dianjurkan pada ODD yang masalah disfagia atau 
menolak makannya merupakan bagian dari perjalanan penyakitnya.  
Keputusan hendaknya selalu mempertimbangkan prinsip etis dan 
legal.    
 
. MASALAH NYERI 
 
Jika ODD gelisah atau menunjukkan distres atau perubahan tingkah 
laku yang tidak dapat dijelaskan, harus diteliti apakah ODD ini  
merasa nyeri, assessment tool/kuesioner tertentu bisa digunakan 
jika membantu. Meskipun demikian, pemicu  lain harus selalu 
dipertimbangkan.    
 
Pengobatan nyeri pada ODD berat hendaknya melibatkan cara 
farmakologis maupun non farmakologis. Cara nonfaramakologis 
harus mempertinbangkan riwayat dan kehendak ODD.    
 
. TERAPI INFEKSI/DEMAM 
 
Jika ODD demam, apalagi pada fase terminal, asesmen klinis harus 
dilakukan. Analgesik sederhana, antipiretik dan kompres dapat 
sudah memadai. Antibiotik dapat dipertimbangkan pada fase 
terminal sekalipun memerlukan penilaian individual.    
 
 
 
 
. PENGURUNGAN   
 
Para ODD  yang menunjukkan kegelisahan seyogyanya dinilai sedini 
mungkin adakah faktor yang mungkin memicu , memperberat 
atau mungkin meringankan tingkah laku ini .    
 
Penilaian ini  meliputi :    
 
1. Kesehatan fisik 
2. Depresi 
3. Adanya nyeri atau ketidaknyamanan lain 
4. Efek samping obat 
5. Riwayat hidup termasuk kepercayaan dan latar belakang 
kultural. 
6. Faktor psikososial 
7. Faktor lingkungan fisik 
8. Analisis  tingkah laku dan fungsional oleh profesional 
 
Penanganan bersifat individual oleh para pengasuh dan staf, dicatat 
dan dinilai ulang secara teratur. 
 
Penanganan dapat meliputi :    
1. Aromaterapi 
2. Stimulasi multisensorik 
3. Terapi musik dan dansa 
4. Terapi dibantu binatang peliharaan 
5. Massage 
 
 
. RESUSITASI 
 
Kebijakan perawatan jangka panjang seyogyanya sesuai dengan 
fakta bahwa resusitasi kardiopulmoner cenderung gagal pada kasus 
henti jantung-napas di kalangan demensia berat.    
 
Jika tidak ada petunjuk yang sah dan mampu laksana untuk 
menghentikan resusitasi,keputusan meresusitasi hendaknya 
 
 
memperhitungkan setiap pernyataan keinginan dan kepercayaan 
ODD, bersamaan dengan pandangan pengasuh dan tim multidisiplin. 
Keputusan harus sesuai dengan pedoman dan dicatat di catatan 
medis dan rencana perawatan.