KEJADIAN, ATRIBUT, dan
RELASI tertentu akan dibiarkan implisit, misalnya, jika seseorang
bertanya, Berapa orang yang datang?, orang yang ditanya mungkin
menjawab, "Sepuluh." Dalam konteks ini, jelas "sepuluh" berarti
'Sepuluh orang datang.' Rujukan ke orang dan datang dibiarkan im
plisit dalam jawaban itu.
Semua bahasa mempunyai bentuk gramatikal yang mutlak dipunyai,
tetapi bentuk ini dalam tiap bahasa berbeda-beda. Misalnya, dalam
bahasa Inggris, nomina tunggal atau jamak harus selalu dibuat
eksplisit. Orang tidak dapat mengatakan, I saw dog walking down
street, melainkan I saw some dogs walking down the street, atau I saw
a dog walking down the street. Dalam bahasa Inggris, jumlah harus
dibuat eksplisit, tetapi dalam kebanyakan bahasa, misalnya bahasa
Indonesia, jumlah dapat dibiarkan implisit. Kita dapat mengatakan
Saya melihat anjing berjalan, dan tidak tahu berapa anjing yang sedang
berjalan itu.
Nomina yang merujuk ke KEJADIAN mengandung infonnasi im
plisit, tetapi tidak ada petunjuk siapa pelaku dan penderitanya. Kalimat
Bantuan akan datang tidak mempunyai subyek atau obyek (pelaku dan
penderitanya implisit). Akan tetapi, dalam bahasa yang menggunakan
verba untuk memerikan KEJADIAN, subyek dan obyek verba itu harus
diberikan. Jadi kalimat Bantuan akan datang harus dinyatakan de
ngan bentuk: Seseorang akan datang dan ia akan membantu kita, Di
sini tidak ditambahkan makna referensial yang baru; informasi itu
hanya dibuat eksplisit.
42
Bahasa Pidgin, Papua Nugini, tidak mengenal perbedaan bentuk
gramatikal ooiUk. maskulin dan feminin, tetapi sewaktu menerjemah
kan dari bahasa Pidgin ke dalam bahasa-bahasa lain di Papua Nugini,
informasi ini harus dibuat eksplisit. Untuk menerjemahkan bahasa
yang sarna ke dalam bahasa Inggris, maskulin, feminin, dan netral ha
rus dibedakan, walaupun teks asal dalam bahasa Pidgin mernbiarkan
nya implisit.
Makna referensial yang irnplisit dan yang eksplisit tergantung pada
bahasa itu sendiri. Oleh karena hal ini berbeda-beda untuk tiap bahasa,
dalarn penerjemahan diperlukan banyak penyesuaian. Masalah ini
akan dibahas lebih rinci nanti.
Informasi yang dibiarkan irnplisit dalarn konstruksi gramatikal akan
mengakibatkan arnbiguitas (lebih dari satu makna! tafsiran), rnisalnya,
kalimat bahasa Inggris the shooting of the hunters adalah ambigu.
Kalimat ini mempunyai dua struktur semantis. Jika informasi implisit
dibuat ekspIisit, kalimat ini dapat berarti Seseorang menembak para
pemburu itu atauPara pemburu itu menembak sesuatu. Yang pertarna,
pelakunya implisit, dan yang kedua, penderitanya. Ambiguitas Bering
terpecahkan karena bahasa sasaran akan membuat informasi tersirat
menjadi ekspIisit. Akan tetapi, untuk penerjemahan perlu diperhatikan
bahwa informasi implisit dan ambiguitas kadang-kadang berhubungan.
Informasi implisit dan makna konteks linguistis
Teks ialah satuan yang disusun secara logis dan ditandai oleh
keutuhan (kohesi), kontinuitas, pengelompokan, dan pola prominensi.
Ada arus informasi lama dan baru, ada kelimpahan (redundancy atau
pengulangan yang berlebihan) yang membantu menandai kesatuannya,
dan ada pelbagai cara untuk rnenunjukkan topik atau tema teks ito.,
tetapi tiap bahasa berbeda-beda dalam hal ini. Ada bahasa yang meng
gunakan banyak sekali bentuk pronominal, dan ada bahasa yang mem
punyai banyak bentuk proverba!. Bahasa yang satu mungkin mem
punyai penanda KEJADIAN yang jelas untuk membangun twang
punggung cerita itu. Bahasa lain mungkin tergantung pada urutan
kronologis.
Dalam kebanyakan bahasa, membiarkan informasi implisit
merupakan salah satu ciri yang digunakan untuk menandai makna
konteks linguistis. Bagian informasi yang terdapat dalam struktur
semantis dibiarkan irnplisit dalam gramatikanya untuk menunjukkan
informasi lama, untuk menambah keutuhan (kohesi), dan dalam kasUB
tertento., bahkan untuk menandai tema atau fokus.
MAKNA IMPLISIT 43
Dalam bahasa Ibrani, kisah penciptaan dalam Kej. 1 yang agak
pendek ini menggunakan nama Allah' secara eksplisit sebanyak tiga
puluh dua kali karena Allah merupakan pelaku dari kebanyakan
tindakan yang diberikan. Akan tetapi, dalam bahasa lain, kata Allah
hanya disebut sekali saja di permulaan terjemahan, dan dibiarkan
implisit di seluruh isi cerita selanjutnya. Bahasa tertentu memper
gunakan pronomina untuk mempertahankan sebagian maknanya, dan
bahasa lain hanya menggunakan afiks verba yang menyatakan PER
SONA KETIGA. Informasi tertentu ini dibiarkan implisit dalam
kalimat-kalimat teks itu untuk menambah keutuhan cerita itu. Tidak
ada informasi yang hilang; informasi itu hanya dibiarkan implisit.
Dalam menerjem~Ilk~~ dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Aguaruna,
misalnya, kata Allah dibuat eksplisit hanya pada permulaan teks itu,
ketika pelakunya merupakan informasi baru. Selanjutnya, karena kata
itu menjadi informasi lama, kata itu tidak akan diulang lagi secara
eksplisit. Jika kata itu diulang lagi, maka pembaca Aguaruna akan
bingung sekali dan menyangka ada banyak Allah, dan bukan satu Allah,
yang terlibat dalam karya penciptaan.
Bahasa tertentu menggunakan konstruksi pasif untuk menunjukkan
fokus. Dengan menggunakan konstruksi pasif, makna tertentu
dibiarkan implisit karena pelakunya tidak perlu disebutkan. Misalnya,
sekolah itu dibangun pada ttJhun 1902 digunakan untuk menempatkan
sekolah sebagai fokus, tetapi untuk itu, informasi tentang orang yang
mendirikan sekolah itu harus dibiarkan implisit. Infonnasi yang
dibiarkan implisit merupakan makna referensial, tetapi ini dilakukan
untuk menandai makna konteks linguistis, yaitu bahwa sekolah
merupakan fokus. Proposisi semantisnya ialah (seseorang) mendirikan
sekolah itu pada tahun 1902. Dalam bahasa yang tidak memiliki
kalimat pasif, mungkin fokusnya ditunjukkan dengan bentuk. yang
sarna sekali berbeda. Dalam hal ini, pelaku perbuatannya perlu dibuat
eksplisit. Dalam bahasa Aguaruna, misalnya, kalimat di atas harus
diteIjemahkan dengan (masyarakat) mendirikan sekolah. Makna kon
teks linguistis dari fokusnya ditunjukkan dengan sufiks khusus pada
kata sekolah.
Bentuk yang kurang eksplisit juga sering digunakan untuk menandai
makna konteks linguistis. Misalnya, pronomina, proverba, dan kata
kata pengganti lainnya kurang eksplisit dibandingkan dengan nomina
dan verba yang dirujuknya. PeneIjemah harus menyesuaikan bentuk.
ini, karena bahasa tertentu mungkin mengharuskan terjemahan yang
lebih eksplisit atau yang kurang eksplisit dari bahasa sumber. Pener
jemah akan menemukan perbedaan jumlah informasi yang harus
dinyatakan secara eksplisit antarbahasa.
44
Makna situasional implisit
Infonnasi yang dibiarkan implisit ketika berbicara kepada seseorang
mungkin dibuat eksplisit ketika berbicara kepada orang lain. Seorang
istri mungkin berkata kepada suaminya, Parto sakit. Dalam
melaporkan infonnasi yang sarna kepada dokternya, ia akan me
ngatakan,Anak saya Parto sakit atau Anak saya sakit. Infonnasi anak
saya tidak diperlukan untuk menandakan Parto ketika berbicara
kepada suaminya yang t.ahu benar siapa Parto itu.
Sering dalam percakapan ada banyak hal dalam situasi itu yang
memungkinkan pendengarnya mengerti persis apa yang dimaksudkan
tanpa memerlukan banyak kata-kata. Misalnya, dalam bahasa Inggris,
seorang ibu yang melihat anaknya hampir memasukkan tangannya ke
api akan berteriak, "No!" Si anak mengerti amanat itu, 'Jangan masuk
kan tanganmu ke api!' Semua informasi ini hanya dinyatakan dengan
satu kata, "No," karen a situasi itu. Dalam situasi lain, makoa kata "Nol"
mungkin sangat berbeda, seperti jika digunakan untuk menjawab
pertanyaan, "Apakah kamu pergi ke kota kemarin?" Informasi yang
tersirat dalam jawaban itu tidak ditemukan dalam situasi itu, tetapi
dalam konteks linguistisnya, yaitu dalam pertanyaan yang telah
ditanyakan.
Orang yang membaca cerita tentang suatu kejadian dalam
kebudayaan lain mungkin tidak mengerti cerita itu sarna sekali, karena
begitu banyak informasinya yang dibiarkan implisit. Misalnya,
Richards (1979), yang bekeIja dengan para penutur bahasa Waura,
Brasilia, bennaksud meneIjemahkan salah satu cerita mereka ke dalam
bahasa Portugis. Akan tetapi, ia merasa sangat sulit karena teks itu
sendiri tidak menyebutkan pelbagai partisipan dalam cerita itu.
Penutur cerita itu tidak membuat infonnasi ini eksplisit karena setiap
orang dalam kebudayaan itu tahu siapa melakukan apa pada festival
yang diperikannya. Struktur bahasanya tidak mengharuskan informasi
ini dimasukkan, dan karena kebudayaan yang umum telah memberikan
informasi itu kepada khalayakoya, informasi itu dibiarkan implisit.
Akan tetapi, teIjemahan ke dalam bahasa Portugis memerlukan infor
masi yang eksplisit sehingga cerita itu dapat dimengerti. Agar dapat
menentukan makna teb itu secara memadai, orang harus tahu latar
situasi dari komunikasi itu.
Salah satu tantangan yang dihadapi penerjemah ialah mengetahui
kapan infonnasi yang implisit harua dibuat eksplisit. Mungkin penulis
menulis untuk orang yang mempunyai kebudayaan dan pengalaman
yang sarna dengannya, tetapi peneIjemah, atau pembaca teIjemahan
itu, mungkin tidak mempunyai latar belakang ini, dan tidak tahu
MAKNA IMPLISIT 45
banyak umtang informasi implisit ini. Mereka mungkin tidak dapat
mengerti teIjemahan itu kecuali jika peneIjemah membuat eksplisit
informasi yang tersirat dalam situasi komunikasi ini.
Seperti yang akan dibahas lebih rinci nanti, peneIjemah tidak boleh
menambah informasi yang bukan bagian dari teks sumber. Ada per
bedaan antara informasi implisit dengan informasi yang kebetulan
absen dan tidak pernah dimaksudkan sebagai bagian komunikasi.
Misalnya dalam contoh Anak saya Parto sakit, sang ibu tidak me
ngatakan Parto mempunyai rambut coklat dan berumur sepuluh
tahun. Informasi ini bukan tersirat, tetapi absen. Informasi ini bukan
bagian komunikasi dan karena itu tidak boleh ditambahkan.
Jika seseorang menulis, John made the Queen's list, ia menganggap
pembacanya sudah tahu bahwa yang dimaksudkan adalah 'Ratu
Inggris'. Akan tetapi, untuk khalayak yang tidak mengetahui fakta ini
dan tidak pernah mendengar tentang Ratu itu, apalagi daftarnya, maka
informasi tersirat itu harus ditambahkan. Informasi itu tidak absen,
tetapi tersirat, dan merupakan bagian situasi komunikasi. TeIjemahan
itu harus begitu eksplisit, misalnya dengan menyatakan, John made the
Queen of England's yearly Honors list. Informasi implisit hanya boleh
dibuat eksplisit jika diperlukan untuk menyampaikan makna yang
tepat, atau untuk mendapatkan kewajaran bentuk dalam teIjemahan.
Kadang-kadang informasi itu harus dibuat eksplisit karena penulis
bahasa sumber dan khalayaknya memiliki informasi yang tidak dikenal
oleh khalayak bahasa sasaran.
LATIHAN - Malma Implisit
A. Sebutkanlah dan buatlah eksplisit BENDA atau KEJADIAN
dalam kalimat-kalimat berikut.
Contoh: Sesudah menghitung buku itu, Parto berkata
"Ada 57."
Buku dibiarkan implisit dalam kutipan ini.
Sesudah menghitung buku itu, Parto berkata, "Ada 67
buku."
1. Bagi orang-orang tertentu, memaafkan adalah hal yang sulit.
2. Orang Nigeria merupakan pekeIja keras.
3. Negeri itu memiliki kebun anggur yang menghasilkan mi
numan anggur.
46
4. Pengujiari sedang dilakukan pada kedalaman kurang lebih
18.000 kaki.
5. Wanita biasanya dapat bangun sebelum subuh, jauh sebelum
suaminya bangun, untuk menyalakan api dan mulai menyiap
kan makan pagi.
B. Sebutkanlah dan buatlah eksplisit proposisi atau bagian proposisi
yang implisit dalam kalimat-kalimat berikut.
Contoh: Keesokan harinya Amir memutuskan untuk pergi
kekota.
Ia beIjumpa denganjaksa itu dan meminta beliau
menanganinya.
Infonnasi implisit: Amir pergi ke kota, ia tiba di kota.
Teks mengatakan bahwa "ia memutuskan" . tetapi tidak
mengatakan bahwa ia sebenarnya pergi.
1. Raja memanggil semua penasihatnya dan meminta mereka
untuk mengarlikan mimpinya.
2. Akan tetapi, saya tidak perlu memotongnya dengan kapak,
karen a saya mempunyai saudara laki-Iaki; saya bisa
menggunakan pisau panjang.
3. Kemudian ibu menyuruh saya membuat sendiri tutup kepala
yang kecil; ia akan menunjukkan saya caranya.
4. Tidak ada waktu. Mari kita menelepon.
5. Saya tidakjadi mengajar karena Bapak Junus sudah sampai.
C. Paragraf berikut merupakan teIjemahan yang agak harfiah dari
bahasa Baka, Sudan (data dari Wanda Pace). Infonnasi dari
makna konteks linguistis dan situasional yang implisit membuat
paragraf itu sulit dimengerti oleh orang yang bukan penutur
bahasa Baka. Pertama-tama paragraf itu diberikan, kemudian
disusul dengan informasi tambahannya. Tulislah kembali
paragraf itu dalam bahasa Indonesia yang dapat dengan mudah
dimengerti oleh orang yang tidak mengenal kebudayaan Baka.
Kemudian teIjemahkanlah paragraf yang sarna ini ke dalam
bahasa kedua yang Anda kuasai.
Ketika mereka sudah menyelesaikan perundingan pengantin
wanita, mereka berlari pulang. Kemudian mereka memilih hari
MAKNA IMPLISIT 47
untuk mereka. Kemudian mereka mempersiapkan din mereka
untuk pergi ke perkawinan.
Informasi tambahan: Penmdingan itu dilakukan oleh kerabat
peminang di rumah pengantin wanita. Kerabat pengantin wanita
menentukan tanggal perkawinan itu, tetapi kerabat pelamarlah
yang membuat persiapan untuk upacara perkawinan itu.
D. Cerita berikut merupakan teIjemahan harnah yang disesuaikan
dari bahasa Kalinga, Filipina. Orang yang tidak mengenal kebu
dayaan Kalinga tidak akan mengerti cerita itu. Kata dan fi'ase
yang tercetak miring merupakan informasi tersirat. Di bawah
cerita itu diberikan penjelasan untuk tiap frase ini. Pelajarilah
penjelasan itu dengan baik-baik dan tulislah kembali cerita
itu dalam bahasa Indonesia idiomatis (atau dalam bahasa ibu
Anda).
Cerita Pengayauan Kalinga
Orang-orang dari huIu sungai yang datang dari Malaya, dikatakan,
mendirikan rumah mereka pada pertemuan di mana sungai bertemu
dengan kolam yang tiOOk bertepi. Mereka bahagia karena mereka
bebas, dan mereka tidak membolehkan mereka sendiri dikuasai oleh
sesama mereka karena orang-orang mereka sangat besar, sangat kuat,
dan sangat berani, dan mereka adalah prajurit yang tidak kenaI takut
karen a apabila mereka pergi mengayau tiap orang membawa sebuah
panci dan mereka pergi bernyanyi dalam peIjalanan. Apabila mereka
tiba di pintu masuk desa itu, jika mereka berteriak, teriakan wanita itu
bergema sebagai jawaban atas teriakan pria. Maka tidak ada apa-apa
yang terdengar karena drum itu berbunyi um-um-um dan tidak ada
pemutusannya.
Akan tetapi, yang berubah yang tinggal di sekitar mereka pergi dan
membiarkan mereka ditangkap oleh si mata-merah karena mereka
menghalangi pekeIjaan mereka apabila naluri pengayauan itu datang.
Kemudian si putih tiba dengan menembakkan senjata mereka dan
orang huIu sungai ketakutan, karena mereka hanya berdiri di sana
terbelalak dan dengan mudah menangkap si baju berpola karena
mereka prajurit yang tidak kenaI takut.
48
Catatan
kolam yang tidak bertepi: lautan
pengayauan: perbuatan membunuh musuh seseorang, memotong ke
palanya, dan mengawetkannya sebagai tanda kemenangan
panci: wadah yang digunakan mereka untuk menyusutkan kepala,
yang dibawa serta dalam serangan, supaya mereka bisa menyiap
kan kepala itu sebelum kembali ke desanya
pintu masuk desa itu: merujuk ke pintu masuk desa mereka sendiri
yang terdapat tiang bambu yang terbelah dengan cangkir di
atasnya di mana roh penjaga pintu des a itu tinggal. (Perhatikan,
seluruh serangannya dibiarkan implisit, cerita itu mengenai
bagaimana mereka berangkat menuju serangan itu dan
kemudian apa yang teIjadi ketika mereka kembali ke desa
mereka.)
berteriak: menunjukkan kemenangan atau, kalau tidak, mereka ti
dak akan berteriak
teriakan wanita itu: yang ditinggalkan di desa, ketika pria pergi me
nyerang. Mereka berteriak untuk menjawab teriakan keme
nangan pria.
um-um-um: suara drum yang menyatakan kemenangan
pemutusannya: terus menerus, tanpa berhenti
yang berubah: orang Kalinga yang tinggal di dataran rendah yang
telah menerima kebiasaan Eropa
si mata-merah: orang kulit putih
mereka ... : orang Kalinga yang sedang berperang
... mereka: orang dataran rendah yang telah terpengaruh kebiasaan
Eropa
si putih: orang kulit putih
karena: ternyata karena
si baju berpola: prajurit yang telah membunuh banyak orang. Setiap
kali mereka membunuh seseorang maka tatOlain ditambahkan
pada pola tato di badan mereka.
Bah 5
Langkahmlangkah dalam
Proyek Penerjemahan
Bagian pertama buku ini berlujuan untuk memberikan gambaran
umum tentang aspek-aspek utama penerjemahan. Kita telah mem
bahas makna dan jenis-jenis penerjernahan, serta beberapa aspek
hubungan antara gramatika dan semantik yang mempengaruhi proses
penerjemahan. Untuk melengkapi gambaran umum ini, sekarang kita
akan beralih ke pembahasan tentang langkah-Iangkah dalam proyek
penerjemahan itu. Sebelum memulai menerjemahkan, penerjemah
harus memperlimbangkan keseluruhan proyek penerjemahan, dan
segala hal yang dilibatkan untuk menghasilkan terjemahan yang baik.
Tiap langkah ini akan diuraikan lebih rinei di bagian terakhir buku ini.
Memulai proyek penerjemahan
Sebelum memulai proyek penerjemahan, ada sejumlah hal yang
harus benar-benar dimengerti oleh semua orang yang akan terlibat
dalam proyek itu. Hal-hal ini dapat diringkas dengan TSTS - teks,
sasaran, tim, dan sarana.
Teb merujuk ke dokumen bahasa sumber tertentu yang akan diter
jemahkan. Keinginan untuk menerjemahkan teks itu biasanya disertai
pelbagai alasan; yang paling umum ialah untuk menyampaikan infor
masi kepada orang-orang yang berbicara bahasa lain, atau untuk mem
bagi kesenangan membaca teks sumber itu. Penerjemah harus
mengetahui alasannya memilih teks itu, dan potensi terjemahannya
untuk digunakan oleh khalayak bahasa sasaran.
Sasaran merujuk ke khalayak. Untuk siapa terjemahan itu dibuat?
Bentuk terjemahan akan dipengaruhi oleh masalah diaIek, tingkat
50
pendidikan, tingkat umur, kedwibahasaan, dan sikap orang terhadap
bahasanya. Apakah teIjemahan itu akan digunakan di sekolah, untuk
bisnis, atau sebagai bacaan lisan di gereja dan di rumah? Masalah
ten tang sistem tulisan [alfabet, kanji, dU.] juga sangat penting. Sikap
khalayak sasaran terhadap sistem tulisan yang digunakan harus diten
tukan sebelum peneIjemahan itu dimulai. Beberapa teIjemahan yang
sangat baik sudah ditolak karena pembacanya tidak menyukai atau
tidak dapat membaca sistem tulisan itu.
Tim merujuk ke orang-orang yang terlibat dalam proyek itu. Jika
orang itu adalah pembicara yang menguasai bahasa sumber dan bahasa
sasaran denganbaik, mungkin proyek itu dapat dilakukan hanya oleh
satu orang. Walaupun begitu, lebih baik ada orang lain yang siap untuk
mengevaluasi dan memberi konsultasi. Kebanyakan proyek pener
jemahan memerlukan tim, yaitu sejumlah orang yang akan mem
berikan bantuan pada tahap tertentu proyek itu. Hubungan keIja
antarorang-orang ini harus dibina sebelum proyek itu dimulai, tetapi
hubungan ini mungkin berubah sewaktu proyek itu dijalankan, dan
faktor-faktor baru akan menjadi fokus.
Ada hal-hal penting untuk setiap proyek peneIjemahan, tetapi tidak
semuanya terdapat pada satu orang. Ada banyak jenis program yang
dapat diadakan, tergantung pada kemampuan dan latar belakang
mereka yang akan terlibat. Tim itu bisa terdjri dari:
1) co-penerjemah (rekan penerjemah), di mana yang satu
merupakan pakar dalam bahasa sumber, dan yang lainnya pakar
dalam bahasa sasaran, atau
2) seorang peneIjemah yang mempunyai kemampuan menangani
masalah bahasa sumber dan bahasa sa saran, dan seorang
penasihat atau konsultan, atau
3) panitia yang masing-masing anggotanya saling membantu dan
mempunyai tanggung jawab.
Jenis program yang dikembangkan akan tergantung pada siapa Baja
yang terlibat dan mampu menentukan makna bahasa sumber, siapa
saja yang paling terampil membuat konsep dalam bahasa sasaran, dan
siapa yang mengerti prinsip peneIjemahan. Tim itu bisa mencakup
peneIjemah, konsultan, penguji, pemeriksa, dan bagian teknis seperti
pengetik serta pengoreksi. Penerbit dan penyalur juga merupakan
bagian tim itu. Sebelum pro~am itu berlanjut, perlu diketahui siapa
yang akan melakukan fungsi yang berbeda ini. (Untuk rincian lebih
lanjut, lihat bab 35.) Pelbagai anggota tim mungkin memerlukan
LANGKAH-LANGKAH DALAM PROYEK PENERJEMAHAN 51
latihan khusus untuk. melaksanakan tugas mereka, dan latihan ini
mungkin perlu dilakukan sebelum proyek itu dimulai.
Sarana merujuk. ke bahan sumber yang tertulis yang digunakan
penerjemah sebagai alat bantu. Selain dokumen yang diterjemahkan,
sarana ini mencakup kamus, leksikon, buku gramatika, pemerian
kebudayaan, dU. dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran. Sewaktu
menerjemahkan, tim memerlukan sebanyak mungkin informasi,
karen a itu semua sarana ini harus dibawa ke tempat terjemahan itu
dibuat. Untuk. proyek tertentu, ada sejumlah materi yang dapat dipakai
untuk. membantu menafsirkan teks bahasa sumber dan mencari
padanan dalam bahasa sasaran. Untuk proyek lain, mungkin sedikit
sekali materi semacam ini yang tersedia, tetapi apa saja yang tersedia
harus selalu ada di tempat kerja untuk memudahkan pekerjaan itu.
Peralatan dan keuangan juga merupakan alat yang diperlukan untuk
kelanjutan program yang efektif.
Jika perihal teks, khalayak sasaran, dan hubungan tim itu sudah
dipikirkan, dan sarana yang diperlukan sudah tersedia, proyek itu
sudah siap dimulai. Proyek itu harus mengikuti serangkaian langkah
yang mencakup persiapan, analisis, pengalihan, konsep awal, pem
buatan kembali konsep awal, pengujian, penyempurnaan, dan per
siapan naskah untuk penerbitan. Langkah ini akan dibahas secara rinci
di bab 36 dan 37.
Eksegesis (penafsiran)
Eksegesis digunakan untuk merujuk proses mencari malula teks
bahasa sumber yang akan diterjemahkan. Proses ini mencakup per
siapan dan analisis yang harus dilakukan sebelum segalanya bisa
ditulis dalam bahasa sasaran. Teks sumber itu harus dimengerti secara
menyeluruh. Proses ini teIjadi dalam perpindahan dari bentuk bahasa
sumber ke struktur seman tis, yaitu ke makna teks itu.
Penerjemah harus mulai dengan membaca teks itu beberapa kali,
kemudian dengan membaca materi lain yang dapat membantunya
mengerti kebudayaan atau bahasa teks sumber itu. Sewaktu membaca
teks itu, ia harus mencari tujuan penulisnya, tema teks itu, dan pe
ngelompokan atau pembagian yang lebih besar. Mungkin ia perlu men
cari garis besar teks itu untuk mengertinya secara keseluruhan. Jika
semua sudah dilakukannya, berarti ia sudah siap untuk mengerjakan
materi itu, bagian demi bagian.
Analisis teks sumber mencakup pemecahan masalah ambiguitas,
penemuan informasi implisit, studi kata-kata kunci, penafsiran makna
figuratif, pengetahuan tentang kapan digunakan makna sekunder kata
52
dan fungsi sekunder struktur gramatikal, dU. Analisis ini mencakup
pelaksanaan jenis analisis yang akan dibahas di buku ini. Sa saran pe.:
nafsiran ialah untuk menentukan makna yang akan disampaikan di
dalam teks bahasa sasaran. PeneIjemah mempelajari teks bahasa sum ...
ber dengan teliti dan, dengan menggunakan Bemus sarana yang ada;:
menentukan isi amanat bahasa sumber itu, perihal situasi komunikasi
yang ada hubungannya, dan semua faktor lain yang harus dimengerti'
untuk menghasilkan teIjemahan yang sepadan. .
Pengalihan dan konsep awal
Sesudah menganalisis teks bahasa sumber dengan cermat, pener-'
jemah mulai membuat konsep pengalihan, bagian demi bagian. Peng
alihan ini menghasilkan konsep awal. Dalam mempersiapkan konsep
ini, peneIjemah mengalihkan dari bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran, sambil mengingat khalayaknya.
Setiap teks mempunyai seperangkat kata yang sangat penting untuk
isi teks itu, dan yang mendukung komunikasi tema yang tepat. Jadi
sebelum konsep itu dibuat, kata-kata kunci ini harus ditentukan, dan
mungkin harus diperiksa dengan penutur lain dalam bahasa sasaran
itu.
Ada dua cara untuk membuat pengalihan dan konsep awal. Ada
peneIjemah yang lebih suka membuat teIjemahan kasar dengan cepat
sehingga materi itu mengalir secara wajar. Kemudian mereka akan
memeriksa kembali agar tidak ada informasi yang salah, hilang atau
ditambahkan. Dalam hal ini, teks bahasa sasaran lebih condong ke
bentuk yang wajar. PeneIjemah lain mungkin lebih suka mempersiap
kan konsep semantis yang mirip dengan proposisi, memastikan bahwa
semua informasinya sudah dimasukkan, dan kemudian menyusunnya
dalam bentuk idiomatis bahasa sasaran. Metode mana pun akan meng
hasilkan teIjemahan idiomatis jika dilakukan dengan teliti.
Konsep awal harus dikeIjakan kembali beberapa kali untuk memas
tikan bahwa semua penyesuaian yang diperlukan sudah dilakukan,
tidak ada informasi yang salah atau dihilangkan, teks itu menyam
paikan amanat dengan jelas dalam bahasa sasaran, dan bentuk yang
dipilih dapat dimengerti oleh khalayak sasaran. Sewaktu membuat dan
mengeIjakan kembali konsep ini, peneIjemah harus selalu mengingat
khalayaknya. Jika tim peneIjemahan sudah mengeIjakan konsep awal
ini secukupn:,ra, maka mereka harus membuat salinan supaya evaluasi
yang memadai dapat dilakukan.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PROYEK PENERJEMAHAN 53
Evaluasi
Tujuan evaluasi mencakup tiga kriteria: ketepatan, kejelasan, dan
kewajaran. Pertanyaan yang harus dijawab yaitu:
1. Apakah teIjemahan itu menyampaikan makna yang sama
dengan makna bahasa sumber?
2. Apakah teIjemahan itu dapat dimengerti dengan jelas oleh
khalayaknya? dan
3. Apakah bentuk teIjemahan itu mudah dibaca dan apakah
gramatika dan gayanya wajar?
Mereka yang membantu evaluasi haruslah penutur bahasa sasaran.
Ada sejumlah jenis evaluasi yang harus dilakukan. (Lihat bab 37)
Selama proses peneIjemahan, peneIjemah mungkin in gin memban
dingkan hasil teIjemahannya dengan teks sumber untuk memastikan
tidak ada penambahan, penghapusan, atau pengubahan informasi.
Walaupun orang lain dalam tim itu mungkin dapat membantu peker
jaan ini, ada baiknya jika ada konsultan yang memeriksa bahan itu.
PeneIjemah dapat meminta penutur bahasa sasaran rnernbaca teks itu
dan kemudian menceritakan kembali apa yang disampaikan teks itu
kepadanya. Sewaktu membaca, mungkin ada bagian yang susah dibaca
atau susah dimengerti. Setiap kali ada petunjuk masalah membaca,
pemeriksa harus mencatatnya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Cara
lain untuk memeriksa ialah dengan bertanya kepada pernbaca teks itu,
atau orang yang kepadanya teks itu dibacakan. Pertanyaan perlu di
susun sedemikian rupa agar terna, tujuan penulis, dan fakta reI evan
teks itu dapat terlihat. Pengertian apa saja yang salah harus dicatat
dan kemudian diperiksakan kepada orang lain juga. Paling baik kalau
ada orang yang belum pernah mencarnpuri pembuatan teIjemahan itu,
tetapi yang mengetahui bahasa sumber dan bahasa sasaran, dan mener
jemahkan kembali dari bahasa sasaran ke dalam bahasa sumber tanpa
mengacu kembali ke teks bahasa sumber asli. Apakah teIjemahan balik
itu memberikan makna yang sama seperti makna teks bahasa sumber
asli? Setiap perbedaan harus diperiksa lebih lanjut.
Tim perlu menyediakan waktu yang cukup untuk evaluasi. Jika
sebagian besar calon pembaca teIjemahan itu dapat dilibatkan dalam
proses evaluasi, materi yang pada akhirnya diterbitkan ini akan lebih
menarik.
Konsep perbaikan
Sesudah evaluasi dilakukan dengan teliti, harus ada konsep per
baikan yang dibuat berdasarkan umpan balik yang ditelima. Orang
54
yang diuji mungkin menyarankan banyak penyusunan kembali, meng
ungkapkan salah pell:gertian, dU. Tim penerjemahan harus jujur
menerima evaluasi ini, kemudian memeriksa dan menyusun kembali
materi itu sebagaimana mestinya. Jika ada kata-kata kunci yang
diubah, teks itu perlu diperiksa kembali dengan teliti agar ada konsis
tensi perubahan yang dibuat. Jika bagian tertentu sulit dibaca, maka
bagian ini perlu disusun kembali dengan bentuk yang lebih mudah,
misalnya, dengan menambah atau rnengurangi kelimpahannya (redun
dancy), dengan rnenarnbahkan lebih banyak informasi untuk menjelas
.kan partisipan atau tema itu, dsb. Berapa kali naskah itu perlu disusun
kembali akan berbeda-beda tergantung pada hasil evaluasi itu.
Konsultasi
Dalarn kebanyakan proyek penerjernahan, ada penasihat atau kon
sultan yang selalu bersedia membantu penerjernah. Konsultan diharap
kan untuk rnemperhatikan tiga hal:
1) ketepatan isi,
2) kewajaran gaya, dan
3) efek terhadap khalayak bahasa sasaran.
Penerjemah perlu merneriksakan hasil terjernahannya ke konsultan
yang terlatih sesudah rnenyelesaikan satu atau dua bagian dari teke
yang panjang. Jika penerjemah melanjutkan dan melakukan sejumlah
karya terjemahannya tanpa pemeriksaan ini, ia akill kehilangan
latihan yang dapat diberikan oleh konsultan sewaktu mereka memerik
sa materi itu bersama. Dengan memeriksa materi itu bersama dengan
konsultan, penerjemah akan mendapatkan pengertian yang tidak
hanya dapat membantu konsep akhirnya, tetapi juga membantunya
membuat konsep pengalihan yang lebih baik untuk bagian lain dari teks
itu yang harus diterjernahkannya.
Konsultan rnungkin ingin tahu bagairnana eksegesis dan konsep awal
itu dibuat, dan sarana apa yang digunakan. Pada pertemuan awal, jika
ia tidak hadir dalarn tahap perencanaan, ia dapat rnenanyakan proyek
itu secara keseluruhan, yaitu TSTS. Pertanyaannya bisa rnengenai
rna salah linguistis dan masalah budaya; sasarannya ialah meng
evaluasi mutu terjernahan dalam hal rnakna, kewajaran dan
kernungkinan penerimaan oleh khalayak bahasa sasaran. Selain
evaluasi, ia bisa juga melatih dan membantu penerjemah memperbaiki
teljemahannya dan belajar membuat terjemahan yang lebih memadai
lagi.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PROYEK PENERJEMAHAN 55
Konsep akhir
PeneIjemah memasukkan usul yang dibuat oleh konsultan ke dalam
teks yang diteIjemahkannya, dan memeriksakannya lagi ke penutur
asli untuk lebih yakin akan kebenaran teIjemahan itu. Kemudian ia
membuat perubahan seperlunya. Akan tetapi, sebelum mempersiapkan
konsep akhir, ia harus memutuskan format itu bersama dengan
seluruh tim peneIjemahan, konsultan, calon penerbit, dan penyalur.
Mungkin ada hal-hal yang perlu diuji secara khusus sebelum konsep
akhir itu disiapkan. Penerbitan yang mencakup gambar memerlukan
evaluasi; ukuran huruf cetak tertentu juga harns diuji; penyuntingan
akhir untuk ejaan dan tanda baca harus dilakukan. Jika semua hal ini
sudah diperhitungkan, sejumlah salinan harns disiapkan dan dibagikan
untuk dikoreksi oleh pelbagai orang sebelum dilakukan pencetakan
yang sebenarnya. Setiap peneIjemah ingin hasil akhirnya setepat
mungkin. Waktu yang dipakai untuk pemeriksaan dan persiapan kon
sep akhir yang cermat akan memperbaiki mutu terjemahan dan mem
buat terjemahan itu lebih dapat diterima oleh khalayaknya.
LATIHAN - Langkah-Iangkah dalam Proyek Penerjemahan
A. Sebutkan dan bahaslah TSTS dalam proyek peneIjemahan.
B. Terangkan apa yang dimaksud dengan eksegesis.
c. Apa sasaran penerjemah sewaktu ia mempersiapkan konsep
awalnya?
D. Apa tujuan evaluasi?
E. Jenis pemeriksaan apa yang dapat dilakukan untuk evaluasi?
F. Apa perbedaan antara konsep perbaikan dan konsep awal?
G. Apa yang diperhatikan konsultan jika ia memeriksa ter
jemahan?
H. Apa perbedaan antara konsep akhir dengan konsep perbaikan
yang dibuat lebih awal?
II. LEKSIKON
Bab6
Kata sebagai Gugus Makna
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tujuan penerjemah ialah
menyampaikan makna teks sumber denganjelas di dalam terjemahan
nya. Dalam bab 1 telah disebutkan ciri-ciri bahasa yang mempe
ngaruhi penerjemahan. Ciri pertama ialah komponen makna bergabung
dalam unsur leksikal, tetapi tiap bahasa menggabungkannya secara
berbeda-beda. Unsur leksikal atau kata merupakan gngus komponen
makna. Penerjemah hams mampu menganalisis unsur leksikal teks
sumber itu, atau menguraikannya untuk memperlihatkan maknanya.
Oleh karena kamus menguraikan makna kata-kata, penerjemah yang
baik akan menggunakan Bemus kamus dan leksikon yang tersedia
untuk mempelajari makna teks sumber itu, dan untuk memastikan
makna tiap kata. Tiap bahasa menggabungkan maknanya secara ber
beda-beda, karena itu banyak kata dalam bahasa sumber yang tidak
mempunyai padanan satu kata dalam bahasa sasaran.
Konsep
Dalam bab 3 telah dibahas struktur makna. Di situ dijelaskan bahwa
komponen makna dan konsep digolongkan secara semantis menjadi
BENDA., KEJADIAN, ATRIBUT, dan RELASI. BENDA didefinisikan
sebagai semua makhluk bernyawa dan semua kesatuan tidak ber
nyawa. KEJADIAN mencakup semua tindakan, proses, dan peng
alaman. ATRIBUT mencakup semua sifat kualitas dan kuantitas yang
dianggap berasal dari BENDA atau KEJADIAN. Sedangkan RELASI
mencakup hubungan dua satuan semantis di antara semua satuan yang
disebut di atas. '
Konsep yang digunakan dalam teks ini tidak merujuk ke bentuk
(kata). tetapi hanya ke maknanya. Konsep yaitu gugus komponen
60
makna, atau satuan maIma yang nyata dalam tiap bahasa, dan dapat
dibagi menjadi sejumlah komponen maIma (butir-butir informasi).
Misalnya, konsep ram dapat dibagi menjadi DOMBA, JANTAN, dan
DEWASA. Tiap bahasa mempunyai inventaris konsepnya sendiri,
bagaimana konsep itu dapat dikenal? Tentang hal ini, Barnwell
(1980: 141) mengatakan:
Dalam bahasa terlentu, satuan konsep biasanya diwakili oleh
kata, tetapi tidak selalu; konsep dapat juga diwakili oleh morfem,
ungkapan idiomatis, nada, atau urutan kam. Konsep dikenal
dalam bahasa terlentu berdasarkan prinsip kontras dan per ban
dingan dalam sistem bahasa itu. nap konsep diasosiasikan de
ngan bidang makna tertentu yang berbeda dengan bidang makna
konsep lain dalam bahasa itu; fungsi. konsep adalah untuk
merujuk ke bidang makna terlentu.
Perihal dan contoh kontras dan perbandingan akan diberikan di bab :
8. Seperti yang disebutkan di atas, semua bahasa mempunyai konsep,
tetapi bukan konsep yang sarna. Dalam bahasa sumber dan bahasa
sasaran ada kata yang isinya sangat serupa Cmengandung komponen
makna yang sarna), tetapi tidak sepadan. Tidak semua masyarakat
bahasa mempunyai gagasan yang sarna, artinya, realitas dikonsepkan
secara berbeda-beda dalam masyarakat yang berbeda. Tiap masyarakat
mengemas dan menamakan atau meleksikalkan gejala reaIitas di
sekitarnya secara berbeda-beda. Seperti yang akan ditunjukkan dalam
bab 7 dan 8 nanti, bahkan gejala fisik pun digolongkan dan dikemas
secara berbeda-beda. Gejala sosial itu sendiri berbeda-beda menurut
masyarakat pemakainya sehingga mengakibatkan nama (kata) yang
berbeda-beda. (Untuk informasi lebih lanjut tentang konsep, lihat Nida
dan Taber 1969:37-55; Barnwell 1980:141-43; Beekman, Callow, dan
Kopesec 1981:16-17.)
Oleh karena itu, langkah pertama dalam analisis kata ialah menen
tukan apakah kata itu merujuk ke konsep BENDA, KEJADIAN, .
ATRIBUT, ataukah RELASI, dan manakah konsep intinya? Banyak
kata mudah digolongkan, misalnya, batu adalah BENDA, makan
KEJADIAN, hijau ATRIBUT, dan di RELASI. Akan tetapi, banyak kata
tidak mudah digolongkan, karena ada penyimpangan antara klasifikasi
semantis dan klasifikasi gramatikal. Kata-kata tertentu dibentuk de
ngan lebih dari satu konsep.
Untuk mendefinisikan kata semacam ini, semua konsep yang
digabungkan dalam kata itu harus dibuat eksplisit. Misalnya, kata
pelari dapat didefinisikan sebagai orang yang berlari. Kita telah mem
buat eksplisit fakta bahwapelari merujuk ke ORANG, dan bahwa orang
KATA SEBAGAI GUGUS MAKNA 61
itu berlari. Konaep intinya yaitu ORANG, dan konsep berlari membatasi
ORANG. Jadi kata pelari membicarakan BENDA, yaitu orang, dan juga
KEJADIAN, yaitu berlari.
Penggabungan sejumlah makna ke dalam sebuah kata mencer
minkan prinsip ekonomi bahasa. Dalam leksikon struktur lahir,
beberapa konsep dapat diwakili oleh sebuah unsur leksikal. BENDA
dan KEJADIAN biasanya diwakili oleh sebuah kata, walaupun kata itu
mungkin mengandung sejumlah konsep. Misalnya, kebanyakan bahasa
mempunyai kata melihat, mendengar, dan menciumlmembaui, tetapi
konsep perceive dalam bahasa Inggris dibatasi oleh konsep lain -
dengan mata, dengan telinga, dan dengan hidung. Jadi, bahasa Inggris
mempunyai satu kata yang mengandung makna kompleks. Akan
tetapi, dalam bahasa Kabba-kaka, Chad, ada makna akar kata perceive,
dan kata MENDENGAR dan MELIHAT hanya dapat dibedakan melalui
penambahan telinga dan mata (Nida 1964:51).
Di dalam kebudayaan penggembala, kadang-kadang ada satu kata
yang berarti menjaga di malam hari. AKTIVITAS menjaga dan WAKTU
malaY!t. hari dimasukkan sebagai makna sebuah kata. Dalam bahasa
Quiche, misalnya, konsep menjaga dan di malam hari 8udah dilek
sikalkan dalam satu bentuk atau satu kata, kwrax. Kata untuk men- ,
jaga, tanpa konsep malam hari, adalah kutstsxix. Bahasa Otomf"
Meksiko, tidak mempunyai kata untuk pulau. Makna apa saja yang
dikemas dalam kata itu? Pulau adalah BENDA. Pulau yaitu tanah'
yang dikelilingi oleh air. Konsep intinya adalah tanah, tetapi dibatasi
lebih lanjut oleh dikelilingi oleh air.
Kata kwrax dalam bahasa Quich~ harus diuraikan untuk dapat
diteljemahkan ke dalam bahasa Indonesia, karena bahasa Indonesia
tidak menggabungkan menjaga dan di malam hari dalam satu kata.
Sebaliknya kata pulau harus diuraikan untuk dapat diterjemahkan ke
dalam bahasa Otom!.
Menerjemahkan konsep
Kata dalam satu bahasa tidak selalu mempunyai padanan dalam
bahasa lain. Ada kata yang komponen maknanya tumpang tindih, tetapi
jarang ada keselarasan mutlak antarbahasa. Oleh karen a itu, satu kata
sering harus diteljemahkan dengan beberapa kata. Sebaliknya,
beberapa kata dalam bahasa sumber mungkin harus diteljemahkan
dengan satu kata, misalnya, kata 6 dalam bahasa Trique harus diter
jemahkan dengan Kami mengupas kulit jagung. Kata dakumjuk
maukait dalam bahasa Aguaruna harus diteljemahkan dengan "Apakah
itu gambar saya?" Sebaliknya, kata sedih diteljemahkan ke dalam
bahasa Aguaruna dengan frase perut dengan perasaan pecah.
62
Untuk menganalisis makna sebuah kata, peneIjemah harus tahuapa
konsep inti kata itu. dan dalam hal apa konsep itu dibatasi. Mungkin
kata itu dapat diteIjemahkan dengan satu kata yang sepadan dengan
konsep intinya dan ditambah dengan satu frase untuk pembatasan lebih
Ianjut. Perhatikan contoh berikut dari bahasa Aguanma:
hutan - aents atsamaunum
orang-orang di-mana-mereka-tidak-tempat
(tempat yang tidak terdapat manuaia)
teater - jega muun jegamkamunum aents
romah besar yang-dibangun-tempat orang
tuwaka ijumbaunum
menghibur di-mana-mereka-berkumpul-tempat
(rumah besar di mana orang berkumpul untuk hiburan)
Penyimpangan klasifikasi
Bentuk yang sarna dapat juga dipakai sebagai dua kelas kata yang
berbeda, misaInya, perhatikan penggunaan kata "biru" dalam frase
langit biru dan biru langit. Biro yang pertama digunakan sebagai
adjektiva untuk memerikan langit, dan langit yang kedua digunakan
sebagai adjektiva untuk memerikan biro. Dalam contoh pertama tidak
ada penyimpangan, karena biru adalah ATRIBUT yang digunakan
sebagai adjektiva, dan langit adalah BENDA yang digunakan sebagai
nomina. Akan tetapi, dalam contoh kedua, iangit, yaitu BENDA,
digunakan sebagai adjektiva untuk menerangkan biru. Padahal biro
adalah ATRIBUT yang dipakai Bebagai nomina. Apabila terdapat pe
nyimpangan serna cam ini, dalam terjemahan Bering diperlukan
penyesuaian. Penyimpangan antara gramatika dan kategori semantis
harus dipertimbangkan untuk menemukan makna asal kata.
PeneIjemah tidak boleh beruaaha memadankan kelas kata bahasa
yang satu dengan kelas kata bahasa yang lain, karena tiap bahasa
mempunyai sistemnya sendiri untuk mengatur konsep ke dalam kelas
kata yang berbeda. Jarang sekali nomina dalam satu bahasa dapat
diterjemahkan dengan nomina dalam bahasa lain. Memang sering ada
korelasi yang agak konsisten an tara dua kelas kata yang berbeda.
Artinya, sementara bahasa yang satu Bering menggunakan verba,
bahasa yang lain mungkin mengungkapkan makna yang sarna itu
dengan nomina verbal. Pengamatan tentang perbedaan ini sangat
berguna bagi penerjemah. Menerjemahkan dari bahasa yang
menggunakan banyak verba ke dalam bahasa yang juga menggunakan
banyak verba akan Iebih mudah dibandingkan dengan meneIjemahkan
KATA SEBAGAI GUGUS MAKNA 63
dari bahasa yang menggunakan banyak nomina ke dalam bahasa yang
menggunakan banyak verba.
Penyimpangan antara kelas semantis dan kelas kata Bering terjadi.
Banyak bahasa mengungkapkan konsep }(EJAJDI~nya dengan
nomina. Misalnya, pengetahuan adalah nomina yang berdasarkan kon
sep KEJAJD~ tahu; kemampuan adalah nomina yang berdasarkan
konsep mampu; dan laporan lengkap adalah £rase nomina yang ber
dasarkan konsep melapor secara lengkap. Dalam bahasa tertentu, ada
konsep KEJAJD~ yang menerangkan nomina, misalnya dalam bahasa
Inggris, falling dalam falling star. Oleh karena falling merujuk ke
konsep KEJAJD~, struktur semantis frase itu adalah a star which is
falling. Dalam frase starry eyes, adjektiva starry merujuk ke BENDA,
star, sehingga struktur semantisnya adalah eyes which look like stars.
Jadi, ada penyimpangan antara gramatika dan struktur semantis.
Ada pelbagai alasan kenapa terjadi nominalisasi. Dalam bahasa
Indonesia dan mungkinjuga bahasa lainnya, salah satu alasannya ialah
supaya topik yang sedang dibahas dapat diperkenalkan dengan nomina.
Jika topik itu adalah KEJAJD~, maka dapat digunakan bentuk
nomina, yang biasa disebut nomina abstrak. Misalnya, nomina
penarikan dapat digunakan untuk membicarakan KEJAJD~ tarik,
atau nomina ketinggian untuk membicarakan ATRIBUT tinggi, atau
nomina alasan untuk. membicarakan RELASI sebab akibat, jika itu
adalah topik kalimat. Penyimpangan semacam ini digunakan untuk
menunjukkan topik kalimat atau paragraf.
Jika tidak ada penyimpangan, teks itu akan mono ton dan tidak
menarik. Penyimpangan dengan nominalisasi, verbalisasi, dan adjek
tivisasi menambah dinamika dan "kehidupan" pada teks itu. Semua ini
adalah bagian gaya yang menjadikan teks sebuah karya seni. 'Thr
jemahan yang dilakukan secara harfiah akan kedengaran asing dan
tidak mencapai tujuan teks sumber.
Penerjemah mungkin perlu menganalisis bahasa sumber dengan
membandingkan kelas katanya melalui klasifikasi semantis. Dalam
contoh berikut, kata-kata itu diberi nama di atasnya menurut
klasifikasi gramatikal, dan di bawahnya menurut klasifikasi semantis.
Perhatikan penyimpangan ini:
1. Nomina Pronomina
pemerintah kami
BENDA-F(EJAJD~ BENDA
2. Nomina Nomina
Adjektiva
tercinta
KEJAJD~
" ecantikan
ATRIBUT
Preposisi
dari
RELASI
penari
BENDA-KEJAJD~
64
3. Nomina
pelukis
BENDA-KEJADIAN
Preposisi
dari
KEJADIAN-RELASI
Nomina
Abidjan
BENDA
Untuk mengungkapkan kembali sebuah nomina dalam struktur
semantis, kata itu mungkin perlu diuraikan, dan penyimpangan
klasifikasinya sekaligus dihilangkan dengan menggunakan verba
untuk KEJADIAN dan nomina untuk BENDA. Contoh di atas dapat
diuraikan dan ditulis kembali sebagai berikut:
1. Kami mencintainya. Ia memerintah kami.
2. Orang yang menari itu cantik.
3. Ia adalah orang yang melukis dan yang tinggal di Abidjan.
Perhatikan, kadang-kadang sebuah kata mewakili beberapa konsep
dan bahkan sebuah proposisi, seperti contoh di atas.
Pengungkapan kembali
Seorang peneIjemah yang menghadapi kesulitan menganalisis teks
sumber lebih baik menulis kembali materi itu dalam struktur semantis,
sebelum mulai memikirkan cara meneIjemahkannya. Dalam contoh
berikut, paragraf itu pertama-tama diberikan dalam bahasa Inggris,
kemudian disusul dengan pengungkapan kembali yang lebih menunjuk
kan struktur semantis yang sarna, karena penyimpangan antara
gramatika dan semantiknya sudah dihilangkan. BENDAdiwakili oleh
nomina, KEJADIAN oleh verba, ATRIBUT oleh adjektiva atau adverbia,
dan RELASI oleh penghubung.
Word and reading games can sometimes be used for motivation
and reading readiness. Some of these are also useful for additional
drills when more normal instruction begins. They may actually
teach the pupil his first words while he thinks he is only playing.
They make good relief from concentrated study. (Gudschinsky
1957:13.)
PENGUNGKAPAN KEMBALI
Playing games in which the pupils use words and read can sometimes
motivate them and prepare them to read. Persons who teach may also
use some of these games to drill the pupils more when they are later
instructing them in regular classes. The games actually teach the pupil
his first words while he thinks he is only playing. They relieve I relax
pupils who have been concentrating as they study.
KATA SEBAGAI GUGUS MAKNA 65
Pengungkapan kembali semacam ini biasanya bukan merupakan
contoh yang bagUB, tetapi dapat membantu penerjemah mengenali
maknanya, dan memadankan kategori gramatikal dengan kategori
semantis. Dengan demikian, penerjemah menghilangkan kebanyakan
penyimpangan yang ada, dan merasa lebih mudah meneIjemahkan ke
dalam bahasa yang lebih banyak menggunakan verba.
Proses penguraian struktur semantis kata kadang-kadang disebut
pengungkapan kembali. Pengungkapan kembali berarti penyam
paian hal yang sarna dengan cara yang berbeda. Dengan demikian,
komponen semantisnya tidak boleh berubah, ditambah atau
dihilangkan. Pengungkapan kembali ini membantu peneIjemah
"melihat" semua makna bahasa sumber. Sewaktu menghilangkan
penyimpangan antara gramatika dan semantik, penerjemah perlu
membuat eksplisit setiap konsep, dengan demikian semua makna teks
dapat dikeluarkan. Perhatikan pengungkapan kembali frase-frase
berikut yang merupakan terjemahan harfiah dari bahasa Inggria ke
dalam bahasa Gahuku, Papua Nugini (Deibler dan Tailor 1977:1061).
Frase-frase aali ini terdapat di dalam Matias Talks About Government
(Hoffman 1969). Di sini diberikan dalam bahasa Indonesia untuk per
bandingan bentuknya.
INGGRIS
suara deru mesin
penantian yang lama
pertemuan yang me
nyenangkan
keputusan
membuat catatan
hanan untuk janji
banyak permintaan
GAHUKU
benda yang disenandungkan
meletakkan bunyinya
bahwa ia terus menunggu dalam
waktu yang lama
me,.eka bertemu dan senang
kami akan mengatakan-memo
tong (memutuskan)
kamu akan membakar sebuah
pemahatan tentang orang dengan
berkata, "kami ingin melihat
orang Administrator
orang-orang terus menerus
meminta
Deibler dan Taylor menyatakan:
Perlu diperhatikan bahwa walaupun di pegunungan Papua
Nugini sering tidak mungkin menerjemahkan nomina verbal
secara harfiah, untuk bahasa tipe Austronesia, terjemahan ini
dapat dilakukan. Akan tetapi, sekali lagi, dalam bahasa ini,
66
mengubah bentuk nomina verbal menjadi verba sangat memban
tu pengertian pembaca.
Salah satu kesulitan yang seiring dengan perlunya mener
jemahkan nomina verbal ckngan verba dalam bahasa Papua
Nugini ialah keputusan tentang bagaimana klausa hasil ber
hubungan ckngan konteksnya; yaitu hubungan logis dan temporal
mana yang tepat digunakan sebagai penghubung. Sering pener
jemah berhasil menghilangkan nomina dan menggantikannya
ckngan verba, tetapi memilih konjungsi yang salah untuk meng
hubungkan klausa itu ckngan kalimat selanjutnya.
(Perihal hubungan ini akan dibahas dalam bab-bab berikut.)
Dalam pengungkapan kembali sebuah kata, perIu diketahui konsep
mana yang merupakan inti. Dalam contoh t.erdahulu, parafrase untuk
pulau adalah tanah yang dikelilingi oleh air. Tanah adalah koIhponen
makna inti, dan dikelilingi oleh air membatasi stau menerangkan
dengan lebihjelas tanah yang mana. Batasan ini ruembedakannya dari
tanah lain yangmungkin berbentukpadang pasir, sawah, ataugunung.
Kata pengajar mencakup BENDA orang, dan KEJADIAN mengajar:
pengajar adalah orang yang mengajar. Jadi, satu kata bisa mencakup
BENDA dan KEJADIAN. Di sini orang adalah konsep inti dan yang
mengajar memerikan orang itu. Demikianjuga, bantuan dalam kalimat
Bantuan sudah datang dapat diungkapkan kembali sebagai seseorang
yang dapat membantu. Di sini bantuan mencakup BENDA seseorang,
dan KEJADIAN membantu.
Kata tert.entu mewakili konsep inti dan konsep tambahan, sedangkan
kata lain mewakili keseluruhan proposisi semantis. Pada umumnya,
kata adalah kompleks secara semantis, dan terdiri dari sejumlah konsep
yang dapat dibagi lagi menjadi komponen semantis. Klasifikasi kom
ponen inti (BENDA, KEJADIAN, ATRIBUT, atau RELASI), menen
tukan kelas semantisnya atau kelas yang tercakup dalam kata itu.
Seperti yang telah dibahas di bab 3, satuan makna terkecil adalah
komponen makna. Komponen makna ini bergabung untuk membentuk
konsep, dan konsep membentuk proposisi. Sering sebuah kata mewakili
sebuah konsep, tetapi lebih sering kata itu mewakili gugus konsep, atau
bahkan sebuah proposisi. Dalam pengungkapan kembali, peneIjemah
tidak perIu selalu menguraikan konsep itu sampai pada komponen
makna terkecilnya. Akan tetapi,jika dalam kata itu terdapat lebih dari
satu konsep, pengungkapan kembali akan membuat eksplisit tiap kon
sep dari gugus konsep itu atau proposisi yang diwakili oleh kata itu.
Misalnya, dalam bahasa Inggris, kata seperti centurion dapat
diungkapkan dengan sebuah gugus konsep orang yang membawahi
KATA SEBAGAI GUGUS MAKNA 67
seratus tentara. Kata seperti "tentara" dapat diuraikan lagi, tetapi
penerjemah tidak perlu menguraikan setiap kata sampai ke struktur
dasar komponen makna itu, walaupun ini dapat membantunya meng
ungkapkan kembali kata-kata itu dengan menunjukkan semua konsep
yang tercakup di dalamnya. Analisis dengan parafrase hanya dilakukan
untuk menghilangkan penyimpangan antara gramatika dan semantik,
dan untuk menjelaskan konsep dalam kata yang kompleks. Konsep yang
khas dalam suatu kebudayaan akan mempunyai kata dalam bahasa itu,
tetapi kata itu hanya dapat diterjemahkan dengan penguraian makna
nya, yaitu, dengan pengungkapan kembali.
LATllIAN - Kata sebagai Gugus Makna
A. Secara semantis, unsur leksikal berikut adalah kompleks. Kom
ponen apa yang terdapat dalam tiap unsur leksikal itu? Mana
yang merupakan inti? Tulislah kembali sedemikian rupa
sehingga kelas semantis dan kelas gramatikalnya menjadi
selaras dan hanya mencakup komponen yang relevan.
Contoh: martir 'man usia yang dibunuh karena ia menolak
untuk meninggalkan apa yang ia percaya'
Komponen inti adalah manusia
1. penari
2. legislasi
3. pilot
4. penyalur (buku)
5. dokter
6. memutihkan
7. menjerat
8. menyelam
9. melempar
10. membenarkan
11. membukukan
12. (air) mengalir
13. (bintang) jatuh
14. rakus
15. menyangkal
16. penggantian
17. kebenaran
18. komunikasi
19. menunda
20. penundaan
68
B. Tulislah kembali kalimat berikut sehingga tidak ada lagi penyim
pangan antara kelas semantis dan kelas gramatikal:
Contoh: Banyak pertimbangan diperlukan untuk pemecahan
suatu masalah.
Seseorang mempertimbangkan dengan baik dan
memecahkan masalah.
1. Saya menangis ketika mereka memberitahukan kematian ibu
saya.
2. Kecintaan kepada negara kita adalah sangat penting.
3. Cemburu itu tidak bagus.
4. Apakah kamu menyukai hadiah kakekmu?
6. Ia pembohong.
6. Tidak ada yang menghargai penipuan.
7. Keberhasilan merusaknya.
8. Ketidakjujuran adalah buruk.
9. Yang kaya tinggal di sini.
10. Ia ke sini dalam suatu kunjungan.
C. Tulislah kembali paragraf berikut ini sehingga tidak ada lagi
penyimpangan antara kelas semantis dan kelas gramatikal.
Pemburu itu melihat seekor angsa putih salju meluncur di
selokan. Kecantikan burung itu membatalkannya menembak.
Ia melihat hilangnya burung itu di tikungan berikut dan
kemudian melanjutkan pencariannya.
D. Berikut ini adalah terjemahan harfiah dari beberapa bahasa ke
dalam bahasa Indonesia. Apa padanan idiomatis dalam bahasa
Indonesia untuk tiap perangkat ini?
1. Aguaruna (peru): kajar pujawai - ku-tidur itu ada
Spanyol: tengo sueno - say(/, -- mempunyai kengantukan
Indonesia:
Bahasa lain yang Anda kuasai:
2. M8l[akaIi (Brasilia): ukura yum ka'ak - hati duduk dengan
kokoh dalam
Aguaruna (Peru): "dekaskeapi," tawai - aitu_ pasti-benar," ia
(laki-laki) berkata
Spanyol: 10 cree - itu ia (laki-lo.ki)-percaya
Apinaye (Brazil): kot amaxPer- pikir dengan
Indonesia:
Bahasa lain:
KATA SEBAGAI GUGUS MAKNA 69
3. Maxakali (Brasilia); kam aktux rex-meletakkan jauh kata
kata
Aguaruna (Peru); "dutikatajai," tiu - Saya-akan- melakukan
dengan-demikian ia (laki-laki)-berkata
Spanyol: dieS su promesa-memberikan,-nyajanji
Indonesia;
Bahasa lain;
4. Munduruku (Brasilia): Tguycug ikereat kui puye - ia-sedih
karena ia-mempunyai-keburukan (dosa)
Aguaruna (Peru): anent9.i yapajiawai - nya-hati berubah
Canela (Brasilia): ihkan ma hikra - membiarkan-pergi-dari
-nya dosa
Indonesia:
Bahasa lain:
E. Cobalah evaluasi kata tercetak miring dalam tiap soal berikut,
dan ubahlah kelas katanya (atau kata utamanya, jika dilibatkan
lebih dari satu kata) menjadi kelas kata lain untuk. melihat
apakah Anda dapat memperbaiki kalimat itu. Jika perlu, ubahlah
struktur gramatikalnya. .
1. Before departure, I gave them some instructions.
2. If costs change in any way prior to delivery of the equipment, the
rent will likewise be changed in equal proportion.
3. It is common knowledge that the U.S. share in the foreign trade
has shown a tendency toward reduction in recent years.
4. A complete elimination ofthe general decline in economic activity
seems almost impossible.
5. The government is taking all necessary steps for a defense ofthe
borders.
6. The United States is committed to a ceaseless striving for the
attainment of a genuine disarmament.
7. He could not incite his men to mutiny. That would be a crime.
8. He rises early.
9. With my knowledge of Hungary's past, I can review the past it
has traversed and assess its present development.
10. 'lbday leaders and rank and file laborers are more united than
at any time in the past.
Generik-spesifik
Bah 7
Beberapa Hubungan
Antarunsur Leksikal
Dalam bab 1, kita telah melihat bahwa komponen makna yang sarna
dapat muncul dalam beberapa unsur leksikal (kata). Misalnya, makna
SHEEP terdapat pad a kata lamb, ram, dan ewe, karena kata sheep
adalah kata generik yang mencakup semua kata spesifik lamb, ram,
dan ewe. Setiap bahasa mempunyai bidang kosakata dengan hubungan
semacam ini. Perhatikan bagan 7.1 yang menunjukkan isi semantis
beberapa kosakata bahasa Inggris.
I DOMBA KUDA AYAM ANJING RUSA
ASA JANTAN ram stallion rooster dog buck
BETINA ewe mare hen bitch doe
MUDA lamb colt/foal chick puppy fawn
Bagan 7.1
Di baris paling atas terdapat kata generik DOMBA, KUDA, AYAM,
ANJING, dan RUSA. Kemudian, di sebelah kiri diberikan komponen
maIma tambahan, yaitu DEWASA, JANTAN, BETINA, dan MUDAyang
merupakan bagian kata-kata tercetak miring. (Perhatikan, tidak ada
kata spesifik dalam bahasa Inggris untuk ANJING JAN TAN ,
DEWASA.) Dengan pengelompokan ini, orang dapat melihat komponen
maIma yang membentuk tiap kata, dan menerapkan prinsip peng
ungkapan kembali yang diberikan dalam bab sebelumnya. Ram adalah
BEBERAPA HUBUNGAN ANTAR UNSUR LEKSlKAL 71
DOMBA JANTAN DEWASA; ewe DOMBA BETINA DEWASA; lamb
DOMBA MUDA. Pengungkapan kembali semacam ini dapat juga
diterapkan pada kata-kata lain.
Perangkat yang sarna ini dapat juga dilihat dari segi lain, yaitu dari
diagram pohon seperti bagan 7.2. Di atas pohon ada kata generik
binatang. Kata ini lebih generik daripada kata domba, kuda, ayam, dan
anjing. Begitujuga, kata domba lebih generik daripada kata ram, ewe,
dan lamb, dst.
I
do mba
r-h
ram ewe lamb
I
kuda
I I I
stallion mare colt
binatang
I
I
ayam
I I I
rooster hen' chick
Bagan 7.2
I
anjing
I I I
(dog) bitch puppy
Dalam sebuah bahasa, kata mempunyai pelbagai hubungan dengan
kata lain. Hubungan generik.epesifik sudah lazimdalam SeroUR
bahasa. Hubungan ini disebut juga taksonomi. Orang yang mem
pelajari botani pasti men genal jenis hubungan antarkata ini. Konsep
spesifik-generik sangat membantu penerjemah menganalisis kosakata
bahasa sumber dan bahasa sasaran, dan merupakan sarana untuk
mencari padanandalam teIjemahan.
Kosakata generik merujuk ke cara kata-kata suatu bahasa dikelom
pokkan, dan dinamakan. Artinya, kata yang lebih generik mencakup
semua anggota perangkat kata itu. Kata generik adalah kata kelas,
yang maknanya juga ditemukan dalam dua atau lebih kata yang lebih
spesifik. Kata yang lebih spesifik mempunyai komponen makna tam
bahan selain makna kata generiknya. Misalnya, anjirrg lebih spesifik
daripada binatang, karen a kata binatang digunakan untuk men
definisikan anjing. Jadi, anjing adalah binatang yang mempunyai ciri
spesifik tertentu. Juga, herder adalah anjing, binatang, dan benda; tiap
kata ini lebih generik daripada kata sebelumnya. Perhatikan diagram
taksonomi berikut yang dimulai dengan kata generik tanaman (data
Litteral 1975). Thnaman dapat dibagi menjadi bunga, semak, pohon,
rumput, pakis, dst. Pada tingkat lebih bawah, pohon dibagi lagi menjadi
palem, cemara, karet, ek, dst. Kemudian lebih spesifik lagi,palem dibagi
menjadi pinang, kelapa, sagu, enau, kurma, dst. Di tempat yang
72
mempunyai banyakjenis kelapa, pasti akan ada lebih banyak lagi kata
spesifik yang membagijenis kelapa Oihat bagan 7.3).
tanaman
~I ------~I------~I----_rl ------'1-----
bunga semak· pohon Tumput pakis
i
palem
I
1 I I
pinang karet ek cemara
I r-----'I--~-.I-----rl-~---
enau kelopa , sop I kurmo
Bagan 7.3
Taksonomi terdiri dari beberapa perangkat kategori yang masing
masing berkontras dengan tingkat berikutnya, artinya, kategori pada
tingkat bawah termasuk dalam kategori tingkat di atasnya. Taksonomi
dapat dipandang dari dua dimensi. Jika seseorang membaca secara i
horizontal, ia akan melihat bahwa palem berbeda dengan cemara, karet,
dan ek. Pada tingkat selanjutnya, pinang berbeda dengan kelapa, dan
sagu, dst. Akan tetapi, jika seseorang membaca secara vertikal, maka
hubungannya adalah generik-spesifik: unsur yang di atas lebih generik
dan yang dibawahnya lebih spesifik. Kelapa spesifik adalah palem,
yang merupakan pohon, yang juga merupakan tanaman.
Kata atau bentuk yang sama kadang-kadang digunakan di beberapa
tingkat dalam garis generik-spesifik. Misalnya, bagan 7.4, yang dimulai
dengan kata generik animal, membedakan man dari animal, kemudian
membagi man ke dalam man yang lebih spesifik versus woman, dan
berikutnya membagi man ke dalam man yang lebih spesifik lagi versus
boy. Pada tingkat yang paling akhir, yang lebih spesifik, ditambahkan
beberapa komponen makna tambahan untuk melukiskan kata yang
lebih generik.
BEBERAPA HUBUNGAN ANTAR UNSUR LEKSlKAL 73
man
man
I
man
I
I
boy
animal
woman
I
animal
Bagan 7.4
I
bird
!
fish
Kata man di atas bisa generik dan fJpesifik. Oleh karena hubungan
generik dalam tiap bahasa biasanya sangat berbeda, tidak mungkin
bahasa sasaran menggunakan sebuah bentuk untuk semua kemun
culan kata man. Dalam bahasa Inggris, carry adalah kata generik
untuk semua kata yang berhubungan dengan membawa. Oleh karen a
itu, kata menjinjing diteIjemahkan dengan carry something light in
one's hand ('membawa sesuatu yang ringan di tangan').
Kata yang mewakili KEJADIAN semantis dapatjuga disU8un dalam
hubungan generik-spesifik. Perhatikan bagan 7.5.
berbicara
I I
memerintah memarahi meminta menjawab mengumumkan
I ----
memohon berdoa mengemis menghimbau
Bagan 7.5
Kata berbicara mempunyai makna yang sangat umum, sedangkan
memerintah, memarahi, meminta, menjawab, dan mengumumkan Iebih
spesifik. Kata-kata yang lebih spesifik ini telah mendapat komponen
makna tambahan, selain komponen makna inti, berbicara. Pada tingkat
yang lebih bawah, meminta dapat digambarkan dengan komponen
makna tambahan yang menghasilkan memohon, berdoa, mengemis, dan
menghimbau.
74
Perhatikanjuga bagan 7.6, menyiapkan paling generik, dan memasak
merupakan salah satu cara menyiapkan. Memasak dapat dilakukan
dengan beberapa cara spesifik, yaitu dengan membakar, memanggang,
merebus, atau menggoreng.
menyiapkan
r---__ --II_ ---
memasak
I I
membakar memanggang mere bus menggoreng
Bagan 7.6
PeneIjemah harus mengetahui hubungan generik dan spesifik kata,
karen a ini akan membantunya menemukan padanan leksikal yang
baik. Ia dapat menggunakan kata generik, dan menambahkan frase
deskriptif un'i;uk mejelaskan komponen maIma yang membatasi kata
itu. Misalnya, kata serigala diteIjemahkan ke dalam bahasa Tepehua,
Meksiko, dengan binatang ditambah dengan frase deskriptif seperti
galak atau liar.
Kadang-kadang peneIjemah mengalami kesulitan meneIjemahkan
konsep yang tidak dikenal oleh penutur bahasa sasaran. Mungkin ia
harus meminjam kata bahasa sumber, tetapi agar kata itu dapat
dimengerti, ia harus menggunakan kata generik bersama dengan kata
pinjaman itu untuk menjelaskan maksudnya. Misalnya, orang
Aguaruna adalah orang dari hutan tropis yang belum pemah melihat
unta. Kata unta diteIjemahkan ke dalam bahasa ini dengan binatang
yang disebut camello. (Cameno ialah kata pinjaman dari bahasa
Spanyol.)
Bahasa cenderung berbeda dalam peristilahan generiknya dan bukan
dalam peristilahan spesifiknya. Oleh karena itu, lebih mudah mener
jemahkan kata yang relatif spesifik, karena kosakata spesifik lebih
sering mempunyai padanannya. Akan tetapi, jika yang diteIjemahkan
adalah kata generik, maka persoalannya akan lebih sulit. Misalnya,
BEBERAPA HUBUNGAN ANTAR UNSUR LEKSlKAL 75
dalam bahasa Aguaruna, tidak ada kata yang sarna dengan kata burung.
Katapishak berarti 'burung kecil', kata chigki berarti 'bunmg buruan,'
dan kata chi wag berarti 'bunmg besar bukan untuk perburuan' seperti
elang. Orang dapat mengatakan "benda terbang" sebagai kata generik,
tetapi kata ini mencakup serangga, kapal terbang, dU. Jika orang
menanyakan padanan kata generik untuk burung, penutur bahasa
mungkin menjawab pishak, chigki atau chiwag. Akan tetapi, ketiga
kata ini tidak sarna dengan kata burung. Jika yang dimaksud adalah
semuajenis burung,-maka ketiga kata Aguaruna itu harus dimasukkan.
Bahasa Munduruku, Brasilia(data dari Ma:rjorie Crofts), mempunyai
kata generik umayu, yang makna harfiahnya adalah yang tinggi di
atas, yang mencakup monyet dan burung. Dalam bahasa itu tidak ada
kata generik untuk monyet, selain kata umayu yang mencakup burung;
dan tidak ada kata generik untuk burung, selain kata umayu yang
meacakup monyet.
Kebanyakan bahasa mempunyai padanan untuk kata spesifik seperti
membunuh, mencuri dan membohong, tetapi kata generik untukjahat
agak sulit ditemukan. Bahasa Gueaca, Venezuela, mempunyai kontras
tiga kata generik baik, buruk, dan tabu.
Baik mencakup makanan yang diinginkan, membunuh musuh,
memakai obat bius secara tidak berlebihan, membakar istrinya
untuk mendidiknya menjadi patuh, dan mencuri dari orang yang
bukan termasuk dalam satu kelompok .... Buruk mencakup buah
busuk, benda bercacat, membunuh orang dari kelompok yang
sama, mencuri dari anggota kerabat, dan membohong .... Tabu
mencakup perzinaan, terlalu akrab dengan ibu mertua, wanita
bersuami yang makan tapir sebelum kelahiran anak pertamanya,
dan anak yang makan binatang mengerat. (Nida 1964:79)
Pene:rjemahan kata yang abstrak atau kata yang lebih generik
biasanya sangat sulit, terutama jika konteks budaya kedua bahasa itu
sangat hel'beda. Untuk mendapatkan padanan, pene:rjemah mungkin
perlu mengetahui kata spesifik yang tercakup dalam kata generik, baik
dalam bahasa sumbeI' maupun dalam bahasa sasaran. Kedua sistem itu
tidak akan persis sekali, tetapi analisis yang teliti akan menentukan
padanan yang paling tepat.
Kata pengganti
Kata pengganti merujuk ke sesuatu yang sudah disebutkan dalam
konteks. Untuk menggambarkan kata pengganti, perhatikan
bagaimana hal yang sama dirujuk oleh beberapa kata yang berbeda
76
dalam kalimat-kalimat berikut ini:
Mercedes tua saya rusak lagi. Dulu itu memang mobil bagus,
tetapi sekarang sudah waktunya menyingkirkan benda too itu.
Dalarn kalimat di atas, Mercedes dirujuk dengan itu, mobil dan
benda yang rnerupakan kata pengganti untuk anteseden Mercedes.
Kadang-kadang kata pengganti lebih merupakan kata generik, misal
nya, mobil adalah kata yang lebih generik dari Mercedes, dan benda
lebih generik dari mobil. Akan tetapi, itu, yang merupakan pronomina,
adalah kata pengganti yang dapat rnenggantikan nomina apa saja.
Contoh lain adalah binatang kesayangan yang dapat dirujuk dengan
kucing itu, binatang kesayanganku, Pussy atau Blacky. Contoh ini
rnenunjukkan kata pengganti yang merujuk ke BENDA yang sarna,
tetapi tidak harus merupakan bagian hirarki generik-spesifik.
Bahasa tertentu mempunyai proverba untuk rnenggantikan verba.
Bahasa Inggrie mempunyai do dan make. Bahasa Aguaruna, Peru,
rnempunyai sejumlah proverba yang mewakili perangkat perbuatan,
seperti halnya ia, dan - nya mewakili obyek. Oleh karena struktur
wacana teks mengharuskan kalirnat-kalimat bahaea Aguaruna
dihubungkan dengan proverba, maka perlu diketahui perbuatan yang
merupakan keterangan suatu proverba. Proverba yang satu mencakup
semua verba traneitif, dan proverba lain mencakup eemua verba intran
sitif. Proverba ketiga mencakup eemua verba "berkata". PeneIjemah
perlu mengetahui penggunaan kata pengganti dalam bahasa sasaran,
dan tidak menerjemahkan pronomina dengan pronomina, dan proverba
hanya dengan proverba, karena penggunaannya dalam kedua bahasa
itu mungkin berbeda.
Penggunaan kata pengganti digambarkan dalam contoh teIjernahan
berikut dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Aguaruna. Contoh ini
diambil dari Yoh 5:8 12. Contoh dalam bahasa Indonesia adalah:
Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu
dan berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu
lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu
hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang
yang baru sembuh itu: "Han ini hari Sabat dan tidak boleh engkau
memikul tilammu." Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang
yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku:
"Angkatlah tilammu dan berjalanlah." Mereka bertanya
kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu:
"Angkatlah tilammu dan berjalanlah?" Tetapi orang yang
baru sembuh itu ...
Bahasa Aguaruna menggunakan kata pengganti untuk frase angkat
lah tilammu dan berjalanlah. Bacaan itu berbunyi:
BEBERAPA HUBUNGAN ANTAR UNSUR LEKSlKAL 77
Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah "Jammu
dan berjalanlah." Pada saat itu juga sembuhlah orang itu dan
melakukan seperti yang Yesus perintahkan. Akan tetapi, hari
itu hari Sabat. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi berkata
kepada orang yang baru sembuh itu, "Hari ini hari Sabat. Kamu
tidak boleh membawa itu." Dan ia menjawab mereka, "Orang
yang menyembuhkan aku yang menyuruhku." Kemudian mereka
bertanya kepadanya, "Siapa menyuruhmu?" Akan tetapi, orang
yang baru sembuh itu ...
Perhatikan, dalam bahasa Indonesia, frase angkatlah tilammu dan
berjalanlah disebutkan lima kali, tetapi dalam bahasa sasaran
(Aguaruna), frase itu hanya disebutkan sekali secara eksplisit dan
selanjutnya digunakan kata pengganti, ARTInya tidak berubah.
Sinonim
Dalam bahasa apa saja, ada kata-kata y~ng sangat mirip maknanya,
tetapi sangat sedikit yang mempunyai sinonim mutlak. Bahkan kata
yang sangat mirip maknanya pun mungkin tidak mempunyai
penggunaan yang persis sarna dalam struktur kalimat dan paragraf.
Kata sering dan acap kali adalah sinonim dekat. Ada perangkat kata
yang makna intinya bersinonim, tetapi yang mengandung konotasi
tambahan yang positif atau negatif. Kata yang satu mungkin lebih
formal dan yang lainnya kurang formal. Kata yang satu mungkin
cocok dengan satu situasi dan yang lainnya coeok dengan situasi lain.
Kata gem uk, gendut, dan gembrot semua mempunyai maIma umum,
tetapi hanya dalam konteks tertentu kata itu dapat diperlukarkan.
Berteriak, menjerit, dan memekik juga bersinonim tetapi mempunyai
perbedaan dalam penggunaan. Dalam bahasa Inggris, police officer,
policeman, dan cop, semua bermakna 'polisi', tetapi cop jauh dari bentuk
formal dibandingkan denganpolice officer. Bahasa kedua mungkin tidak
mempunyai kata spesifik untuk tiap sinonim dalam bahasa sumber,
tetapi mungkin mempunyai lebih banyak kata yang dapat dipilih.
Penerjemah perlu mengetahui sinonim dekat dan perbedaan makna
yang keeil dari kata bersinonim itu, agar ia dapat memilih kata yang
mempunyai konotasi yang tepat. (Konotasi akan dibahas dalam bab 13.)
Jika kata polisi diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, kata mana
yang harus dipilih, police officer, policeman, atau cop? Referensinya
kepada orang yang sama tetapi kata itu digunakan secara berbeda-beda.
78
Antonim
Antonim adalah kata yang berlawattan, atau berkontras dalam
bagian makna tertentu. Semua bahasa mempunyai pasangan kata yang
merupakan antonim, tetapi tiap bahasa mempunyai perangkat yang
berbeda. Misalnya, dalam bahasa Inggris dibedakan short 'pendek' atau
'rendah' dan tall 'tinggi' secara vertikal, dan short 'pendek' dan long
'panjang' secara horisontal. Dalam bahasa Aguaruna, hanya ada dua
kata, sutajuch dan esajam, yang digunakan untuk. perbedaan vertikal
dan horisontal dari bentuk panjang. Dalam bahasa Indonesia, kita
mempunyai kata baik dan buruk yang merupakan antonim. Dalam
bahasa Aguaruna, dibuat perbedaan dengan kata pegkeg 'baik',
berkontras dengan kata yang sama yang digabungkan dengan sufiks
negatif, pegkegchau 'tidak baik'. Kata-kata itu bukan dua kata yang
berbeda, tetapi hanya ada kata baik dan tidak baik. Bahasa Inggris
mempunyai padanan kata slave 'budak' dan free 'bebas'. Bahasa In
donesia mempunyai kedua kata itu, tetapi keduanya bukanlah padanan
antonim. Bahasa lain mungkin mempunyai kata bebas sedangkan kata
dengan makna budak adalah tidak bebas.
Kadang-kadang dengan menggunakan antonim, penerjemah dapat
menemukan kata yang dicarinya, misalnya dengan membuat bentuk
negatif dari antonim itu.
"Dalam kasllS tertentu, bahasa sasaran mungkin menggunakan
konstruksi negatif sebagai cara yang wajar untuk. menangani konsep
positif tertentu. Dalam bahasa Bila'an, Filipina, ungkapan tidak
mungkin kami tidak akan adalah sama dengan kita harus" (Beekman
dan Callow 1974:183).
Contoh lain adalah sedikit dan banyak, buka dan tutup, dU. Bahasa
tertentu hanya mempunyai satu kata untuk. pasangan kata itu dan
pasangan lainnya menggunakan bentuk. negatif. Dalam bahasa
Aguaruna, cara memuji untuk· kamu sangat cantik adalah dengan
mengatakan kamu tidak jelek, dan tidak banyak adalah cara yang lebih
tegas untuk mengatakan sedikit daripada kata sedikit itu sendiri.
Kata resiprokal
Kebanyakan bahasajuga mempunyai perangkat kata yang resiprokal
dengan kata lain, misalnya, kata memberi dan menerima mempunyai
hubungan resiprokal. Orang dapat mengatakan, Amir memberikan
Mimi sebuah buku, atau Mimi menerima sebuah buku dari Amir;
ARTInya sarna, karen a kedua perbuatan itu adalah perbuatan
resiprokal. Orang dapat mengatakan, Amir mengajar Budi, atau Budi
BEBERAPA HUBUNGAN ANTAR UNSUR LEKSlKAL 79
bela jar dan Amir. Mengajar dan belajar adalah perbuatan resiprokal.
Kadang-kadang hubungan ini dapat dipakai dalam peneIjemahan jika
bahasa sasaran tidak mempunyai kata spesifik yang pemakaiannya
sarna seperti dalam bahasa sumber. Kalimat Pemerintah meminjam
kan banyak dana kepada penambang mungkin harns diteIjemahkan
sebaliknya, Penambang menerima banyak dana dari pemerintah.
Dalam bahasa Muyuw, tidak ada kata dilahirkan, maka orang tidak
mengatakan Saya dilahirkan pada tahun 1930, tetapi Ibu saya
melahirkan saya pada tahun 1930. Juga dalam bahasa Muyuw, kalimat
Ia menyatakan semua makanan halal diteIjemahkan dengan tidak ada
makanan yang terlarang baginya.
Kesi.m.pulan
Kosakata bahasa sumber tidak selalu sepadan dengan kosakata
bahasa sasaran. Pengetahuan tentang cara pembentukan kosakata
akan membantu peneIjemah menemukan padanan, misalnya, dengan
mencari kosakata yang lebih generik atau spesifik, dengan mencari kata
yang bersinonim atau yang hampir bersinonim, dan dengan mencari
antonim dan kata resiprokal.
LATllIAN-Beberapa Hubungan Antanmsur Leksikal
A. Di depan kata yang diberikan, tulislah kata yang lebih generik
yang mencakup kata itu. Di tempat kosong sesudah kata yang
diberikan, tulislah kata yang lebih spesifik dari kedua kata di
depannya.
perabot kursi kursi malas __
1. rumah
2. ikan
3. beIjalan
4. pisau
5. bunga
6. roti
7. mesin tik
8. gadis
9._ piring
10. rok
11. perahu
12. ternak
80
B. Buatlah daftar sepuluh anggota kelas "jenis pennainan" dalam
bahasa Indonesia, dan susunlah kata~kata itu dalam diagram
pohon untuk menunjukkan kata yang paling generik dan paling
spesifik.
C. Pelajarilah tetjemahan dari kata tercetak miring dalam tiap
kalimat berikut. Apakah perubahan itu dari spesifik ke generik
ataukah sebaliknya?
1. Serigala itu merenggut dan menebarkannya.
Binatang-buas yang merebutnya menyebabkannya ter
sebar.
2. Ia melihat kesana kemari untuk mencari siapa yang telah
melakukannya.
Ia melihat kesana kemari untuk mencari siapa yang telah
melempar batu itu.
3. Lihatlah bunga bakung di ladang!
Lihatlah bunga liar!
4. Nisannya bersama kita sampai sekarang.
Bahkan sampai sekarang orang dapat melihat tempat
pemakamannya.
5. Setiap orang berbicara tentang kejadian itu.
Setiap orang berbicara ten tang perayaan Hari Kemer
dekaan.
D. Dalam tiap soal berikut, BENDA atau KEJADIAN tertentu
pertama- tama dirujuk dengan rujukan spesifik, kemudian de
ngan kata pengganti. Garis bawahilah kata pengganti itu.
1. Abidjan adalah kota besar di Afrika Barat. Letaknya di
pantai dan merupakan kota metropolitan yang sedang
berkembang dengan baik.
2. Amir menolong seorang anak muda yang hampir
tenggelam. Ketika apa yang telah dilakukannya diketahui,
ia diberi penghargaan khusus karena amalnya.
3. Hasan makan pagi, dan sesudah selesai, ia pergi ke luar
untuk melihat matahari terbit.
4. Mesin tik itu rusak lagi. Saya seharusnya membuang
benda itu dari dulu. Saya membeIinya dengan harga
potongan, dan itu bukanlah mesin yang bague.
BEBERAPA HUBUNGAN ANTAR UNSUR LEKSlKAL 81
E. Berilah sinonim untuk tiap katB berikut:
1.Iucu 6. bijaksana
2. mengatur 7. bagian
3. kebohongan 8. keburukan
4. tahan lama 9. kebaikan
6. menghubungkan 10. murah hati
F. Berikan antonim untuk tiap kata berik.ut:
1. di dalam 6. mengikat
2. membengkak. 7. menyebar
3. mengakui 8. merugikan
4. percaya 9. membebaskan
6. menentang 10. memaa:fkan
G. Tulislah kembali kalimat berikut dengan menggunakan per
buatan resiprokal dari kata yang bercetak miring. Kemudian
terjemahkanlah makna itu ke dalam bahasa lain dengan
menggunakan padanan bentuk yang diberikan disini ataupun
padanan resiprokal, tergantung kewajarannya.
1. Amir memberikan buku itu kepada Budi.
2. Orang itu mengikuti rajanya ke istana.
3. Ketika ia mendengar bahwa mereka akan datang, ia mem
buat persiapan untuk menerima mereka.
4. Mimitelah menerima bunga dari seorang teman.
6. Seseorang mengatakan kepadanya bahwa kejadian itu
tidak benar.
6. Amir meminjamkan buku itu kepada Budi.
7. Mimi meminjam pen dari Jane.
8. Saya ingin membeli buku darimu.
9. Pemain drum memimpin parade.
10. Thlongjualkan saya sebuah buku.
11. Tentara Perancis menaklukkan musuhnya.
12. Polisi mengejar penjahat itu.
H. Ungkapkanlah kembali kalimat berikut dengan pernyataan
positif. Apakah pernyataan negatif ataukah pernyataan positif
lebih wajar dalam bahasa lain yang Anda kuasai? Cobalah
keduanya dan pilihlah yang paling wajar.
1. Ia mungkin tidak kaya, tetapi ia seorang "gentleman".
2. Kami tidak dapat menyangkal bahwa ini adalah kenyataan.
82
3. la tidak pernah tidak bijaksana.
4. lni bukan kesalahan kecil.
5. Disini tidak dilarang parkir.
I. Kalimat-kalimat berikut mungkin idiomatis, mungkin juga
tidak. Sebagai latihan, ubahlah kata tercetak miring inise
hingga kalimat positif menjadi negatif, dan kalimat negatif
menjadi positif. Jika perlu, gantilah kata-kata itu dan ubahlah
struktur gramatikalnya. Dalam tiap kalimat, bandingkanlah
dan nilailah kedua kemungkinan teIjemahan itu.
Contoh: Minum tidak dilarang.
Minum diperbolehkan.
1. Merokok tidak dilarang.
2. 'Itdak mempertimbangkan faktor ini dalam menentukan
kebijaksanaan ekonomi kita akan lucu sekali.
3. Tambahan persetujuan ini hanya akan sah jika disam
paikan secara tertulis.
4. la bukan montir yang jelek.
5. "Cina mungkin merupakan negara yang luae," kata Nehru,
"tetapi India juga tidak kecil."
6. la sudah mulai percaya bahwa ia akan tetap hidup, tetapi
ia menolak menulis alamatnya ke orang-orangnya; ia tidak
mau terlibat dalam propaganda demi prajuritnya.
7. Semua itu baik sekali tetapi itu hal kecil.
8. la masih belum membayar semua harga mobilnya.
9. Lamaran yang diterima sesudah tanggal diatas tidak akan
dihiraukan.
10. Dalam hal kekuatan, bakat, keberanian dan kerelaan
untuk berkorban, generasi Ialujarang dapat dibandingkan
dengan orang sekarang yang memandang ke depan.
Bab8
Menemukan Makna melalui
Pengelompokan dan Kontras
Makna sebuah unsur leksikal hanya dapat ditemukan dengan mem
pelajari unsur itu dalam kontras dengan unsur-unsur lain yang mem
punyai hubungan dekat, misalnya dengan mengelompokkan unsur
unsur itu, dan memperhatikan kontrasnya secara sistematis. Dengan
cara ini, komponen makna bersama (shared meaning) dan komponen
mama kontrastif dapat digambarkan secara lebih jelas.
Hubungan bagian-keseluruhan
Salah satu cara bahasa mengelompokkan kata adalah dengan
hubungan yang dikenal dengan bagian-keseluruhan. Dalam bahasa
Indonesia, misalnya, dagu, pipi, dahi, hidung, dan telinga adalah bagian
dari kepala. Kepala, tangan, leher, bahu, lengan pinggang, pinggul, dan
kaki adalah bagian dari badan. Dalam semua bahasa, ada banyak
perangkat yang tersusun dari kata yang mempunyai hubungan bagian
keseluruhan, misalnya perangkat kata yang menggambarkan bagian
rumah, bagian mesin, bagian desa, organisasi struktural negara, or
ganisaei politik, dU. Jika peneIjemah mempelajari pengelompokan
bagian-keseluruhan dari dua bahasa, ia akan tahu bahwa tidak ada
padanan yang persis sama untuk. kata-kata tertentu, tetapi akan ada
komponen yang hilang dalam satu bahasa atau dalam bahasa lainnya,
karena tiap bahasa mengelompokkan dan membagi bidang pe
ngetahuannya secara berbeda-beda. Bahasa Slavia, misalnya, tidak
mempunyai kata terplsah untuk. kata lengan dan tangan. Kata ruka
dalam bahasa Rusia mencakup lengan dan tangan. Demikian juga
dalam bahasa Indonesia, kata kaki dan dalam bahasa Rusia kata noga
84
mencakup kata foot dan leg dalam bahasa Inggris. Contoh di atas
memperlihatkan bahwa satu kata mencakup bagian badan yang dalam
bahasa Inggris diwakili oleh dua unsur leksikal.
Pasangan kontrastif
Pasangan kontrastifbisa sangat berguna untuk menentukan makna
suatu kata. MisaInya, seseorang yang meneIjemahkan peristilahan
bahasa Indonesia perlu menemukan perbedaan antara upah dan gaji,
kami -kita,pekerja - pegawai, baju dinas - baju kebesaran, mendidik
- mengajar. Jika bahasa sasaran mempunyai pasangan yang her
hubungan dekat seperti ini, peneIjemah perlu menemukan komponen
makna yang membedakan kata yang satu dengan kata lainnya agar ia
dapat meneIjemahkannya dengan tepat.
Dalam bahasa Inggris, kata meat (daging yang dapat dimakan) dan
flesh (daging apa saja yang tidak dapat dimakan, termasuk daging
manusia) mewakili perbedaan makna yang jarang dimiliki bahasa lain.
Banyak bahasa hanya mempunyai sebuah kata untuk mencakup kedua
bidang makna itu. Kata meat mempunyai komponen makna tambahan,
yaitu makanan. Bahasa Indonesia menggunakan kata daging, dan
bahasa Aguaruna neje, untuk padanan kata meat dan flesh. Konteks
akan membuat makna yang dimaksud menjadi jelas.
Prinsip kontras untuk menentukan makna sangatlah penting. Akan
tetapi, sebelum membl'!.ndingkan
.jpeg)
