Survei Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa satu dari
setiap 1.000 penduduk dunia mengalami Sakit Jiwa. Direktur Jenderal Bina
Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan, bahwa dari populasi orang dewasa di Indonesia yang mencapai 150 juta jiwa,
sekitar 11,6% atau 17,4 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional
atau gangguan kesehatan jiwa berupa gangguan kecemasan dan depresi.2
Pokok - pokok hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2013 yang belum lama ini dilaksanakan pada 02 Desember 2013,
mengungkap fakta menarik mengenai prevalensi Sakit Jiwa di Indonesia.
Prevalensi Sakit Jiwa pada penduduk Indonesia 1,7 per mil.3 Data penelitian
di atas menyatakan bahwa penderita gangguan jiwa dari tahun ketahun
meningkat jumlahnya, baik itu Sakit Jiwa ringan, sedang, maupun berat.
Penderita Sakit Jiwa tidak mengenal usia baik usia remaja, dewasa bahkan
lanjut usia dapat mengalami masalah gangguan jiwa.
Sakit Jiwa sesungguhnya sama dengan gangguan jasmaniah lainnya.
Hanya saja Sakit Jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti
rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa atau kita kenal
sebagai gila.4 Kecendrungan Sakit Jiwa akan semakin meningkat seiring
dengan terus berubahnya situasi ekonomi dan politik kearah tidak menentu,
prevalensinya bukan saja pada kalangan menengah kebawah sebagai dampak
langsung dari kesulitan ekonomi, tetapi juga kalangan menengah keatas
sebagai dampak langsung atau tidak langsung ketidak mampuan individu
dalam penyesuaian diri terhadap perubahan sosial yang terus berubah.
Kategori penderita kesehatan jiwa pun kian luas.5 Mereka berasal dari
beragam tingkat sosial. Mulai miliarder hingga miskin papa. Parahnya, ada
kecenderungan penyakit kesehatan jiwa belakangan lebih banyak diderita
kelompok usia produktif, yakni 18–30 tahun. Dalam perkembangannya, sebagian dari masyarakat sudah mulai
menyadari bahwa penyakit ini bukanlah disebabkan karena kutukan,6
melainkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pikirannya.7
Sehingga tidak heran jika masyarakat mulai mengakses rumah sakit
sebagai rujukan media pengobatan. pengobatan terhadap pasien Sakit Jiwa
di Rumah Sakit dilakukan oleh Dokter, Perawat, Psikolog, Terapis dan
juga Pekerja Sosial. Masing-masing profesi tersebut memiliki peran yang
berbeda-beda dalam penanganan pasien Sakit Jiwa.
Namun untuk mengakses rumah sakit sebagai media pengobatan
tampaknya sulit dijangkau oleh masyarakat dikarenakan mahalnya biaya
pengobatan yang harus dikeluarkan jika ingin mendapatkan pelayanan medis,
bahkan program badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) belum mampu
menjangkau permasalahan Sakit Jiwa, hal ini dikarenakan tidak adanya
rujukan untuk hal kejiwaan dari program BPJS.
Sebagai sarana alternative dalam penyelesaian masalah Sakit Jiwa
yakni dengan menggunakan psikoterapi8 dengan pendekatan spiritual adalah
salah satu cara mengatasi Sakit Jiwa dan permasalahan seseorang.9 Penerapan
psikoterapi spiritual yang menitikberatkan pada pendekatan keagamaan untuk
menyembuhkan Sakit Jiwa10 sudah biasa dipraktikkan oleh para ustad dan
terapis yang ada di pesantren al-fateh. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana intervensi
pasien sakit jiwa yang dilakukan oleh ustad/terappis yang ada di pesantren
al-fateh Nongsa di Batam, serta untuk mengetahui Faktor apa saja yang
mempengaruhi psikoterapi spiritual dalam mengatasi Sakit Jiwa Nongsa di
Batam Kepulauan Riau.
Dari informasi yang peneliti peroleh bahwa praktik ini membantu
kesembuhan pasien dengan gangguan kejiwaan dari segi waktu dan biaya
sangat efisien dan lebih terjangkau. Terutama bagi pasien yang memiliki
keyakinan akan agama sebagai jalan keselamatan dunia dan akhirat, hal ini
akan lebih memantapkan masyarakat untuk memilih terapi ini sebagai sarana
penyembuhan. Pendekatan Spiritual Psychotherapy yang dikembangkan oleh
pondok pesantren Al Fateh Nongsa di Batam Kepulauan Riau meliputi klinik
terapi, konsultasi kejiwaan, senam pernafasan untuk penyembuhan, zikir
rutin setiap solat terutama setelah solat maghrib.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi kasus
(case studies),11 dapat disebut juga penelitian lapangan.12 Dalam penelitian
kasus, unit yang diteliti lebih sempit tetapi mendalam.13 Terletak di kota
Batam tepatnya di Kecamatan Nongsa Kelurahan Sambau desa Teluk mata
ikan Kepulauan Riau, Pondok ini dipimpin oleh KH. Muhammad Sholehan
atau lebih dikenal dengan pak sholeh. Pondok ini didirikan pada tahun 2001
dengan tujuan melakukan program rehabilitasi kejiwaan bagi penderita sakit
jiwa, pecandu NAPZA, remaja-remaja nakal dan orang-orang yang
mengalami gangguan kejiwaan dengan menggunakan pendekatan yang
didasarkan pada Al-Qur’an, hadits dan ijtihad para ulama, yaitu dengan
mandi taubat, shalat fardlu dan sunah, dzikir, minum air cendawan yang
dipercaya memiliki khasiat yang banyak.Jurnal Madaniyah, Volume 10 Nomor 1 Edisi Januari 2020 ISSN (printed) : 2086-3462
Miftahuddin, dkk., Psikoterapi Spiritual untuk Mengatasi ISSN (online) : 2548-6993
Sakit Jiwa
151
B. Pembahasan
Jumlah pasien sakit jiwa yang datang di Pondok Pesantren Al-Fateh
sejumlah 80 orang yang berusia diantara usia 12-60 tahun tahun, sejak
meninggalnya KH. M. Solihan memang terjadi penurunan jumlah pasien
yang datang, secara jelas jumlah pasien tidak bisa dipastikan karena yang
masuk tidak pernah dicatat dengan baik oleh pihal pondok, dan orang keluar
masuk yang stres, stres parah. Mengenai kegiatan yang dilakukan di dalam
pesantren untuk penyembuhan pasien dengan Pemberian obat fisik dengan
menggunakan cendawan yang telah didoakan berguna sebagai detox dari
semua penyebab masalah kejiwaan dikarenakan unsur fisik, ba’da ashar
mengaji Al-Qur’an dan ba’da maghrib kembali mendo’akan serta membaca
Yasin, tahlil untuk para pasien yang ada di pesantren Al-Fateh.14
Penggunaan cendawan dipercaya mampu menyembuhkan semua
penyebab penyakit dari kegilaan serta penyakit menyertai kegilaan tersebut,
semua pasien yang masuk ke pesantren al-fateh akan mendapatkan 10 botol
air cendawan yang berguna sebagai langkah awal terapi yang diberikan. Ada
perlakukan khusus setiap terapis terhadap cendawan misal tidak boleh
dipegang oleh wanita yang dalam haid, dan harus di rendam dengan air teh
guna meredahkan rasa asam yang di timbulkan dari cendwan.
Pemberian air tersebut diharapkan mampu menyembuhkan penyakit
dari dalam tubuh klien baru lah setelah itu dilihat perkembangan setelah
minum 10 botol air cendawan, para terapis juga mengatakan bahwa
pendekatan dengan menggunakan air cendawan ini sangat ampuh mengatasi
kegilaan yang disebabkan kecanduan narkoba, yang sudah dibuktikan pasien
narkoba dalam penangan terapi yang diberikan terapis.
Pondok Pesantren Al-Fateh telah mengatasi 60 orang sakit jiwa dari 80
orang sakit jiwa yang ada di pesantren Al-Fateh, dan orangdengan sakit jiwa yang ada di ukkan keluarga da nada juga yang diantar dari berbagai latar
belakang agama yang beragam, pengurus pesantren alfateh mengungkapkan
tidak pernah mencari, tapi setiap yang di antar kami terima. Sebab kami tidak
menolak dan meyakini semua datang dari Allah. Sementara untuk keluarga
ada yang menjenguk, ada yang setelah diantar tapi tidak pernah dijenguk lagi,
ada juga yang dijenguk setiap hari.
Pengobatan yang dilakukan di pesantren Al-fateh dimulai dari
pengobatan secara dzahir terlebih dahulu setelah itu dilihat penyakitnya, dan
setelah tahu kita berikan obat untuk diminum, syari’at bathinnya kita bacakan
Yasin, tahlil, do’a dan meminta kepada Allah supaya Allah sembuhkan.
Setiap selepas shalat dhuha kami berjama’ah, shalat hajat selepas shalat
zhuzur memohon kepada Allah agar yang sakit diberikan kesembuhan oleh
Allah SWT. Syari’at hakikatnya ialah yang bertanggunga jawab kepada yang
sakit disuruh meminta langsung kepada Allah SWT. Cara ini diajarkan
langsung oleh terapis untuk cara meminta kepada Allah yang pasti dijawab. Biasanya pihak pasien diminta untuk mengikuti langkah-langkah
penyembuhan yang diberikan oleh pesantren agar doanya dikabulkan,
menurut terapis ada tiga cara. Yang pertama bersungguh-sungguah, kedua
beramai-ramai/berjama’ah, ketiga bernazar. Kita suruh syariat dan hakikatnya
mereka bernazar, ke pesantren Al-Fateh.15
Pondok Pesantren Al-Fateh ibarat payung dunia dan tidak terbatas
untuk orang satu golongan saja namun difungsikan untuk siapa saja yang
ingin bergabung. Untuk orang yang ingin mendapatkan kesembuhan juga
bisa dengan menuliskan nama apabila sudah di tulis maka dibacakan do’a,
Yasin, Tahlil setiap hari dan istiqamah secara terus-menerus insya Allah
dapat menyembuhkan.
Pengobatan dengan zikir, yang dilakukan setiap selesai sholat dan
pembacaan yasin untuk semua pasien yang mengikuti pengobatan di
pesantren Al-Fateh, Zikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang
hilang, sebab aktivitas zikir mendorong seseorang untuk mengingat,
menyebut kembali hal-hal yang tersembunyi dalam hati.16 Zikir juga mampu
mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan menyembuhkan penyakit
hanyalah Allah SWT semata, sehingga zikir mampu memberi sugesti
penyembuhan. Inilah pentingnya berdzikir dalam membentuk kepribadian
manusia. Dengan selalu berzikir kepada Allah, super ego akan selalu
mendapat "makanan". Super ego akan berfungsi sebagai alat kontrol bagi
perilaku manusia secara baik. Dengan zikir manusia akan sejahtera jiwanya,
sehingga sejahtera pula tingkah laku individu dan sosialnya. Mereka akan
mampu menerima kenyataan yang ada, dan dapat meletakkan hakekat
kemanusiaan yang betul-betul insani.17
Setiap pasien yang masuk ke pesantren al-fateh diharuskan bernazar
untuk kesembuhan hal ini berguna agar niat untuk sembuh semakin
meningkat dan menyerahkan semua kepada Allah SWT semua kesembuhan
pasien. Melakukan zikir sama halnya nilainya dengan terapi rileksasi, yaitu
satu bentuk terapi dengan menekankan upaya mengantarkan pasien
mngurangi ketegangan atau tekanan psikologis. Kunci utama keadaan jiwa
mereka itu adalah karena melakukan zikir. Seperti firman Allah SWT yang
berbunyi : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.“ (QS. Al-Ra’d:28)
Terapi dengan menggunakan Doa juga dilakukan untuk memohonan
kepada Allah SWT agar segala gangguan dan penyakit jiwa yang dideritanya
hilang. Allah yang memberikan penyakit dan Allah yang memberikan
kesembuhan. Doa dan munajah banyak didapat dalam setiap ibadah, baik
dalam shalat, maupun dalam aktivitas sehari-hari. Agar doa dapat diterima
maka diperlukan syarat-syarat khusus, diantaranya dengan membaca istighfar
terlebih dahulu. Istighfar tidak hanya berarti memohon ampunan kepada
Allah, tetapi lebih esensial lagi yaitu memiliki makna taubat.
Mendekatkan diri pada Yang Maha Esa. Pintunya hati dan kuncinya
adalah ikhlas dan doa. Ikhlas pun butuh kemampuan dan kekuatan dari Yang
Maha Kuasa. Jadi niatkan untuk ikhlas dan berdoalah untuk ikhlas terhadap
masalah yang sedang dihadapi. Proses Doa (meminta, meyakini dan
menerima) bukanlah 3 kegiatan terpisah, melainkan kegiatan 3 in 1 pada saat
yang sama sekaligus. Dengan bantuan Tuhan, semua menjadi mungkin.
Tuhan Maha Pemberi, bukan Maha Pemaksa.18
Dalam kondisi ikhlas dan berdoa secara sungguh-sungguh, otak
memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan seseorang
merasa nyaman, tenang dan bahagia. Dampaknya adalah imunitas tubuh
meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung menjadi stabil
dan kapasitas indra meningkat. Sehingga perbaikan dari dalam, mulai
ditampilkan keluar. Emosi membaik, maka fisik jadi lebih baik dan bugar.19
Setiap pasien juga diajarkan Shalat apapun agama mereka, ini berlaku
untuk setiap pasien yang sudah tidak lagi agresif yang ditandai dengan tidak
melakukan penyerangan kepada terapis atau sesama pasien dan tidakpula
menyakiti diri sendiri, pendekatan sholat dilakukan karena secara aspek
terapeutik, sholat mampu menyehatkan fisik dengan gerakan-gerakan sholat
yang mampu mengaktifkan kerja fisik yang nantinya mampu membuat klien
merasakan ketenangan. Bacaan dalam pelaksanaan shalat merupakan ucapan
yang dipanjatkan pada Allah SWT yang berisikan pujian pada Allah SWT
juga berisikan doa dan permohonan pada Allah agar selamat di dunia dan
di akhirat. Proses shalat pada dasarnya adalah terapi yang tidak berbeda
dengan terapi "self-healing" dengan mensugesti diri sendiri dengan
mengucapakan hal-hal yang baik pada diri sendiri agar memiliki sifat
yang baik tersebut, perlahan-lahan membawa pasien masuk kembali dalam
kesadaran dan kewarasannya.
Pesantren Al-Fateh juga memberikan terapi dengan mandi di air laut,
hal ini dilakukan untuk semua pasien sakit jiwa. Saat berendam dalam air
laut, ion- ion dan mineral yang terkandung di dalamnya akan bekerja dengan
menembus pori-pori kulit pasien. Yang dipercaya memiliki khasiat yang bisa
dirasakan setelah berendam di air laut ini di antaranya:
1. Melancarkan sirkulasi darah;
2. Melenturkan atau merelaksasi otot sehingga tubuh terasa segar;
3. Menormalkan tekanan darah;
4. Menormalkan kembali sel-sel syaraf;
Pasien dibawa ke laut pada pagi hari yakni jam 6.00-7.30 untuk
berendam di air laut yang diawasi langsung oleh terapis agar pasien tidak
melakukan hal yang berbahaya, terapi mandi air laut ini dilakukan dengan
cara pasien di remdam sampai merasa kedinginan sambil di doakan, terapi ini
berguna untuk mengaktifkan otaknya kembali. Itu dilakukan seminggu dua
kali tergantung kondisi klien. Lalu dilihat apakah ada perubahan. Jika sakit
jiwanya baru atau belum lama terjadi maka akan langsung terlihat
perubahannya. Tetapi bagi mereka yang gangguannya sudah lama (mendarah
daging), perubahannya akan terlihat sangat lambat. Untuk melihat
kesembuhan, dilihat dari cara pasien berkomunikasi, setelah hampir 50 %
sembuh maka pasien akan diganbungkan dengan pasien yang lain yang sudah
hampir sembuh.20
Sudah banyak yang merasakan manfaat dan khasiat dari berendam air
laut di pagi hari ini bagi pasien sakit jiwa. Mereka berangsur-angsur pulih
dari penyakitnya. Tentu saja tidak pulih seketika, namun 2 sampai 3 minggu
berendam secara rutin di pagi hari. Sudah banyak mencoba berendam di pagi
hari selama seminggu seminggi. Pasien setelah berendam badan terasa segar,
napas kita terasa lebih panjang. Otot-otot pun terasa lebih lemas.21
Terapi mandi air laut sebenarnya dikhususkan untuk mereka yang
sangat parah tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk mereka yang
mengalami sakit jiwa yang tidak terlalu parah, air laut dipercaya memiliki
khasiat pengobatan untuk pemulihan keadaan mental klien, air laut dipercaya
oleh para terapis memiliki komposisi yang sama dengan tubuh manusia yang
mampu dengan mudah diserap kedalam tubuh manusia.
Dukungan keluarga sebenarnya sangat dibutuhkan, jika dukungan dari
keluarga menunjukkan hal yang positif dan baik. Setiap keluarga
memberikan dukungan yang membuat penderita sakit jiwa yaitu anggota
keluarganya ada yang memperhatikan dan keluarga selalu berusaha untuk
melakukan yang terbaik agar anggota keluarganya dapat sembuh. Sikap
Keluarga yang seperti ini mampu mempengaruhi pasien secara kognitif,
afektif dan kecenderungan sikap yang baik dan positif juga berdampak pada
pasien.
Terapi yang ada di al-Fateh dalam penyebuhan sakit jiwa dengan
Menggunakan pendekatan pengobatan herbal dengan cendawan ajaib dengan
menyembuhkan keadaan fisik pasien sakit jiwa. Menggunakan terapi Zikir,
Do’a, Sholat sebagai pendekatan ruhani untuk membawa pasien pada
kesadaran dan kewarasan. Menggunakan terapi air laut sebagai pendekatan
yang bermanfaat dan khasiat dari berendam air laut di pagi hari ini bagi
pasien sakit jiwa. Mereka berangsur-angsur pulih dari penyakitnya. Semua
pasien harus memliki nazar sembuh yang di bayarkan oleh keluarga pasien
sebagai bentuk sukur, hal ini berguna menanamkan niat sembuh pada pasien.