Jumat, 26 Januari 2024

bully 2

 


tidak signifikan secara statistik).  
Sebaliknya, Li (Dooley et al, 2009) melaporkan bahwa pria 
lebih mungkin untuk terlibat dalam cyberbullying  perilaku dari 
rekan-rekan wanita mereka. Meskipun ini  hasil tidak menunjukkan 
bahwa wanita terlibat dalam lebih banyak cyberbully daripada pria, 
yang mereka lakukan menunjukkan bahwa perbedaan gender 
dilaporkan dalam kaitannya dengan bullying  tidak begitu kuat.  
 

61 
C.   
Bentuk-bentuk cyberbullying  diantaranya yaitu  membajak 
akun pribadi seseorang, penyebaran berita bohong atau fitnah, 
mengganti foto account seseorang dan mengganti password. 
Bentuk-bentuk cyberbullying  dilakukan melalui media seperti pesan 
teks, gambar video, panggilan telepon, e-mail, chat room, Instant 
Messaging (IM), situs-situs media sosial lainnya. Faktor seseorang 
melakukan perilaku cyberbullying, cyberbullying  terjadi 
disebab kan faktor intern dan faktor ekstern, cybervictim maupun 
cyberbulliesyaitu  orang yang memiliki kurangnya rasa 
empati, pemantauan orang tua yang minim, dan keinginan menjadi 
cyberbullies, selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi 
perilaku cyberbullying  yaitu tradisi, pengaruh media, permusuhan 
dan gejala depresi.  
Dampak dari tindakan cyberbullying  menyebabkan depresi, 
merasa terisolasi bahkan bisa sampai terjadi tindakan yang lebih 
ekstrim yaitu bunuh diri, secara mental mereka terlihat berbeda. 
Cybervictim cenderung terlihat pendiam, pemalu, tertutup dan 
merasa tidak senang pergi ke sekolah, meskipun mereka senang 
belajar di sekolah. Cara mencegah dan menghentikan perilaku 
cyberbullying,  orang tua harus memberikan edukasi kepada anak-
anak mereka tentang perilaku online yang benar dan aman, serta 
apabila perilaku cyberbullying.  
 
D. Evaluasi  
1. Jelaskan pengertian cyberbullying  
2. Sebutkan unsur yang terkandung dalam cyberbullying  
3. Identifikasi karakteristik cybervictim dan cyberbullies  
4. Identifikasi dampak negatif cyberbullying bagi anak yang 
menjadi cyberbullies 

62 
5. Bagaiamana cara membantu anak yang menjadi cybervictim ? 
6. Buat contoh kasus dari dampak cyberbullying  bagi cybervictim 
dan cyberbullies berdasrkan hasil pemberitaan di media cetak 
atau online.  
  

63 
Bab 3  
Kondisi Lingkungan dan Cyberbullying 
 
A. Standar Kompetensi 
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat memahami 
konsep dasar lingkungan untuk mencegah dan menangani bullying 
dan Cyberbullying.  
 
B. Kompetensi Dasar  
A. Sekolah dan Cyberbullying 
B. Hukum Tentang Cyberbullying 
C. Mencegah dan Menghentikan 
Cyberbullying 
D. Komunikasi Elektronik dan 
Pentingnya Mempelajari 
Cyberbullying 
 
Sekolah dan Cyberbullying 
Bullying secara tradisional dianggap sebagai masalah sekolah. 
Bullying biasanya terjadi pada teman sebaya dan di taman bermain 
sekolah (Craig & Pepler, 1997; Olweus, 1993; Beran & Li, 2008). 
Olweus (Beran & Li, 2008) Meskipun bullying secara tradisional 
disamakan dengan pelecehan fisik, peneliti sekarang menganggap 
bullying sebagai pemaparan, berulang kali dan seiring waktu, untuk 
tindakan negatif pada bagian dari satu atau lebih siswa. Tindakan 
negatif ini dianggap disengaja, di mana individu menimbulkan atau 
mencoba menimbulkan, cedera atau ketidaknyamanan pada orang 
lain. Bullying mengambil berbagai bentuk termasuk memukul, 

64 
mendorong, menahan, gerakan tidak bersahabat, mengancam, 
memalukan, merendahkan, menggoda, menyebut nama, 
merendahkan, menyindir, mengejek, menatap, menjulurkan lidah, 
memalingkan pandangan, tidak mau berbicara, manipulasi 
pertemanan dan pengucilan (Beran,2006; Ma, 2001; Beran & Li, 
2008). 
Metode bullying baru telah muncul, yang dikenal sebagai 
Cyberbullying. Bentuk agresi ini melibatkan penggunaan teknologi 
informasi dan komunikasi seperti ponsel, kamera video, e-mail, dan 
halaman web untuk mengirim atau mengirim melecehkan atau pesan 
memalukan untuk orang lain (Ybarra & Mitchell, 2004; Beran & Li, 
2008).  
Cyberbullying  secara bertahap menjadi fokus perhatian sebab  
insiden yang dilaporkan bunuh diri terkait dengan cyberbullying (El-
Ghobashy, 2010; Schwartz, 2010; Zalaquett & Chatters, 2014), 
White House (Zalaquett & Chatters, 2014) Pertemuan Puncak White 
House tentang Bullying kekhawatiran tentang Cyberbullying di 
perguruan tinggi, dan Gilroy (Zalaquett & Chatters, 2014) publikasi 
terbaru yang melaporkan mahasiswa menjadi cybervictim kampanye 
smear online yang disertakan komentar rasis, seksis, homofobik, 
atau ancaman kekerasan fisik.  
Semakin banyak orang beralih ke internet untuk sekolah, 
bekerja, dan sosial, begitu juga lebih banyak orang yang beralih ke 
internet untuk berperilaku frustrasi dan agresi. Salah satu bentuk 
agresi maya telah terjadi mendapatkan perhatian dari peneliti dan 
masyarakat baru-baru ini yaitu  cyberbullying. Cyberbullying 
biasanya didefinisikan sebagai agresi yang sengaja dan berulang kali 
dilakukan secara konteks elektronik (mis., email, blog, pesan instan, 
pesan teks) melawan seseorang yang tidak bisa dengan mudah 

65 
membela dirinya sendiri (Kowalski, Limber, & Agatston, 2012; 
Patchin & Hinduja, 2012; Kowalski et al, 2014).  
 
Mencegah dan Menghentikan Cyberbullying 
Menurut Rahayu (2011) untuk mencegah terjadinya 
Cyberbullying, orang tua, pihak sekolah dan pemerintah harus 
memberikan edukasi kepada anak-anak mereka tentang perilaku 
online yang benar dan aman, sehingga tidak menjadi cybervictim 
atau cyberbullies. Orang tuaSmua pihak juga harus melakukan 
pemantauan terhadap aktivitas online anak-anak mereka yang bisa 
dilakukan baik secara informal maupun formal. Sedangkan untuk 
menghentikan perilaku Cyberbullying”. Menurut Rahayu (2011:43) 
orang tua bisa bekerjasama dengan guru di sekolah, atau 
menghubungi orang tua cyberbullies atau pihak berwenang untuk 
mendiskusikan permasalahan yang terjadi. 
Strategi untuk menangani cyberbullying, beberapa metode 
untuk mengatasi pengalaman cyberbullying yaitu  diidentifikasi 
dalam literatur. Hasilnya menunjukkan teknologi itu strategi 
penanggulangan biasanya digunakan oleh yang mengalami 
cyberbullying untuk menghindari cybervictim di masa depan. 
Contoh strategi mengatasi teknologi termasuk menetapkan 
pengaturan privasi yang ketat pada berbasis internet, teknologi 
seperti instant messenger dan e-mail (Aricak et al., 2008; Juvoven & 
Gross, 2008; Smith et al., 2008),  
Memang, memakai  pengaturan privasi yang ketat atau 
mengubah identitas online menarik bagi cybervictim, namun  
efektivitas keseluruhan dari strategi ini dalam menggagalkan masa 
depan perilaku berbahaya masih belum diketahui. Strategi mengatasi 
teknologi, bagaimanapun, telah digunakan dengan kemanjuran yang 
cukup besar terhadap pelanggaran internet lainnya seperti relasi 

66 
obsesif intrusi online (yaitu, bentuk ringan dari cyber stalking) 
(Tokunaga, 2010). 
Beane (2008) Mengapa kita harus menghentikan 
cyberbullying? 
1. Cyberbullying dari semua jenis dapat sangat mempengaruhi 
kesehatan mental, pekerjaan akademis, dan fisik kesehatan 
anak-anak yang menjadi sasaran. 
2. Kita harus mencoba mengakhiri semua bentuk bullying, 
khususnya masalah baru yang muncul Cyberbullying sebab : 
a. Cyberbullying terjadi kapan saja di siang atau malam hari 
b. Pesan cyberbullying dan gambar dapat didistribusikan 
dengan cepat hingga sangat lebar hadirin 
c. Anak-anak dan remaja dapat menjadi tanpa nama saat  
cyberbullying, yang membuatnya sulit (dan kadang  tidak 
mungkin) untuk melacaknya 
3. Penelitian memeriksa kerusakan yang disebabkan oleh media 
cyberbullying dibandingkan dengan bullying tradisional 
menemukan bahwa meskipun sebagian besar bentuk 
cyberbullying dinilai memiliki kesamaan dampak, gambar dan 
klip video dianggap menyebabkan kerusakan yang jauh lebih 
besar daripada bullying tradisional. 
 
Ybarra dan Mitchell (Demaray & Brown, 2009) menemukan 
bahwa pemantauan pengasuh yang jarang dikaitkan dengan 
kemungkinan peningkatan anak-anak aktivitas cyberbullying. 
Dengan demikian, penting bagi orang tua untuk memantau perilaku 
anak-anak mereka, termasuk komunikasi elektronik. Seperti: 
1. Pemantauan umum. Beberapa saran sederhana telah 
disediakan untuk memungkinkan orang tua memantau perilaku 
daring anak-anak mereka. 

67 
2. Membuat aturan dan diskusi tentang komunikasi elektronik. 
3. Memblokir perangkat lunak. Memblokir perangkat lunak 
yaitu  kemungkinan intervensi untuk membatasi anak-anak 
dan remaja 
4. Penggunaan internet. 
5. Kurangi waktu yang dihabiskan secara online. 
 
Menurut Hinduja dan Patchin (2010)  ada 10 tips untuk 
mencegah dan mengatasi tindakan Cyberbullying di sekolah. 
1. Secara formal menilai sejauh mana dan apa saja pemasalahan 
yang tejadi di sekolah dengan cara mengumpulkan survei dan 
atau wawancara dengan peserta didik. Setelah memiliki 
pengetahuan tentang apa yang sedang terjadi di sekolah, 
strategi tertentu dapat dilaksanakan untuk mendidik siswa dan 
staf tentang keamanan online dan penggunaan internet secara 
aman dan kreatif. Mengajari peserta didik bahwa segala 
bentuk bullying yaitu  tidak dapat diterima, dan bahwa 
perilaku cyberbullying yaitu  melanggar disiplin. 
2. Tentukan aturan yang jelas mengenai penggunaan internet, 
komputer, dan perangkat elektronik lainnya. Kebijakan 
penggunaan yang bisa diterima (acceptable use policy) biasa 
diterapkan di sekolah, namun  kebijakan ini harus diperbarui 
untuk mencakup masalah cyberbullying. Poster-poster atau 
pengumuman-pengumuman yang dipasang di laboratorium 
komputer, lorong-lorong sekolah, dan ruang kelas berguna 
untuk mengingatkan peserta didik untuk bertanggung jawab 
dalam memakai  teknologi. 
3. Gunakan metode peer mentoring - di mana siswa yang lebih 
tua secara informal mengajarkan pelajaran dan berbagi 

68 
pengalaman dengan peserta didik yang lebih muda untuk 
mempromosikan interaksi online yang positif. 
4. Konsultasikan dengan pengacara sekolah sebelum insiden 
terjadi untuk mengetahui tindakan apa yang dapat diambil 
dalam berbagai situasi. 
5. Buat kontrak formal yang komprehensif khusus untuk 
cyberbullying dalam manual kebijakan sekolah, atau 
memberikan klausa dalam "honor code" formal yang 
mengidentifikasi Cyberbullying sebagai contoh perilaku yang 
tidak pantas. 
6. Mengimplementasikan perangkat lunak blocking atau filtering 
pada jaringan komputer untuk mencegah akses ke situs web 
atau perangkat lunak tertentu. Hanya perlu diingat bahwa 
peserta didik yang cerdas teknologi sering dapat dengan 
mudah menemukan cara untuk membobol aplikasi-aplikasi ini. 
7. Menumbuhkan iklim sekolah yang positif, sebab  hasil 
penelitian telah menunjukkan ada hubungan antara lingkungan 
yang "negatif" di sekolah dengan peningkatan prevalensi dari 
cyberbullying di antara siswa. Secara umum, sangat penting 
untuk membangun dan menjaga iklim sekolah yang penuh rasa 
hormat dan integritas dimana pelanggaran bisa mengakibatkan 
sanksi informal atau formal. 
8. Mendidik komunitas sekolah, manfaatkan kurikulum untuk 
memasukkan masalah  cyberbullying atau sesi-sesi khusus 
seperti diskusi di kelas untuk meningkatkan kesadaran di 
kalangan peserta didik. Mengundang pakar untuk datang 
berbicara dengan staf dan peserta didik, adakan kegiatan 
edukasi komunitas, undang orang tua, kakek, nenek, bibi, 
paman, dan setiap orang dewasa lain yang relevan. 

69 
9. Tentukan peserta didik yang menjadi "Expert Cyberbullying" 
di sekolah yang bertanggung jawab untuk mendidik dirinya 
sendiri tentang masalah ini dan kemudian menyampaikannya 
ke peserta didik yang lain di sekolah. 
 
Beane (2008) mengidentifikasi apa yang harus saya lakukan 
jika anak saya mengalami Cyberbullying. Meskipun teknologi 
memungkinkan cyberbullies untuk menargetkan cybervictim tanpa 
nama. 
1. Langkah-langkah yang dapat diambil cybervictim dan 
keluarga: 
a. Menyarankan anak Anda untuk mengabaikan pesan itu. 
Jangan abaikan masalah. 
b. Jangan tanggapi pesan itu. 
c. Simpan bukti. 
d. Beri tahu orang dewasa yang bisa dipercaya. 
e. Jangan meneruskannya. 
f. Perlihatkan kepada anak-anak cara memblokir cyberbullies 
dan menghapus pesan tanpa membacanya. 
g. Jangan pernah mendorong anak-anak Anda untuk 
membalas dendam dan semakin meningkatkan masalah 
cyberbullying. 
h. Ingatkan anak-anak untuk merahasiakan kata sandi mereka. 
i. Meyakinkan anak-anak bahwa cyberbullying bukan 
merupakan kesalahan mereka. 
j. Pertimbangkan untuk mengatur email baru, IM, game, atau 
akun ponsel dan hanya berbagi informasi kontak baru 
dengan teman tepercaya. 
k. Saat cyberbullying terjadi dalam konteks game online: 

70 
1) Untuk cyberbullying semacam ini, orang tua harus 
mengajar anak-anak untuk mengabaikan "griefers," 
2) Memblokir atau mencekalnya, beristirahat sejenak dari 
permainan untuk menenangkan diri, dan, jika perlu, 
3) Mengatur akun game baru. 
4) Orang tua juga harus memantau permainan anak mereka 
dan mempertimbangkan untuk menonaktifkan obrolan 
suara jika mereka khawatir anak mereka diganggu atau 
cyberbullying melalui pemain lain. 
 
2. Tindakan orang tua jika anak cyberbullies 
a. Tingkatkan pengawasan Anda terhadap perilaku online 
anak Anda 
b. Habiskan lebih banyak waktu dengan anak Anda dan cari 
tahu siapa teman-teman anak Anda. Bicaralah dengan Anda 
anak Anda tentang teman-temannya dan apa yang mereka 
lakukan bersama. Teman sebaya bisa sangat berpengaruh, 
terutama untuk remaja. 
c. Kembangkan aturan yang jelas dan konsisten dalam 
keluarga Anda untuk perilaku anak-anak Anda. Memuji dan 
memperkuat anak-anak Anda untuk mengikuti aturan dan 
memakai  non-fisik, tidak bermusuhan konsekuensi 
untuk pelanggaran aturan. 
d. Tingkatkan pengetahuan Anda tentang teknologi. Orang tua 
mungkin tidak menyadari kisaran lengkapnya teknologi 
yang digunakan oleh anak-anak mereka.  
e. Jelaskan kepada anak Anda bahwa perilaku semacam ini 
tidak dapat diterima. Hentikan pertunjukan agresi apa pun 
yang Anda lihat, dan berbicara tentang cara lain untuk 
menangani situasi anak Anda.  

71 
f. Periksa perilaku dan interaksi di rumah Anda sendiri.  
 
3. Tindakan di rumah untuk mencegah cyberbullying: 
a. Simpan komputer rumah Anda di tempat yang mudah 
dilihat, seperti ruang keluarga atau dapur. 
b. Bicaralah secara teratur dengan anak Anda tentang aktivitas 
online yang di ikuti. 
c. Bicarakan secara khusus tentang cyberbullying dan ajak 
anak Anda untuk memberi tahu Anda segera jika dia yaitu  
cybervictim dari tindakan  cyberbullying, cyber stalking, 
atau perilaku online ilegal atau bermasalah lainnya. 
d.  Dorong anak Anda untuk memberi tahu Anda apakah ia 
mengetahui orang lain yang mungkin menjadi cybervictim. 
e. Jelaskan bahwa cyberbullying yaitu  perilaku yang 
berbahaya dan tidak dapat diterima. Buat garis besar Anda 
harapan untuk perilaku online yang bertanggung jawab dan 
membuatnya jelas bahwa akan ada konsekuensi untuk 
perilaku yang tidak pantas. 
f. Meskipun orang dewasa harus menghormati privasi anak-
anak dan remaja, perhatian untuk keamanan anak Anda 
kadang  dapat mengesampingkan masalah privasi ini. 
Katakan pada anak Anda bahwa Anda boleh tinjau 
komunikasi on-line nya jika Anda merasa ada alasan untuk 
khawatir. 
g. Pertimbangkan untuk menginstal perangkat lunak 
pemfilteran kontrol orang tua dan / atau program pelacakan, 
namun  tidak hanya mengandalkan alat ini. 
 
  

72 
4. Tindakan mendukung sekolah untuk mencegah cyberbullying 
a. Mendukung sekolah dan mengadvokasi intervensi anti-
bullying dan kebijakan sekolah. 
b. Tingkatkan pengetahuan orang dewasa tentang teknologi. 
Orang tua dan staf mungkin tidak sadar sepenuhnya 
berbagai teknologi yang digunakan oleh anak-anak mereka. 
Diperlukan usaha  untuk meningkatkan kemampuan mereka 
pengetahuan tentang bahaya serta manfaat yang terkait 
dengan teknologi tersebut. 
c. Mendorong penggunaan teknologi baru untuk melaporkan 
bullying dan cyberbullying. proyek).  
d. Bantuan mengedarkan literatur. Bahan penasehat dan 
dukungan perlu diedarkan secara luas di antara sekolah dan 
komunitas, sebab  cyberbullying dapat terjadi di mana saja 
dan kapan saja. 
e. Dorong sekolah anak Anda untuk memanfaatkan program 
pendidikan yang dirancang untuk mengajar anak-anak 
tentang cyberbullying, 
 
Justice (2016) menyatakan bahwa cyberbullying yaitu  
masalah yang rumit sehingga pendidik tidak boleh mencoba untuk 
mengatasinya sendiri. Orang tua, administrator, guru, siswa dan, bila 
perlu, penegakan hukum diperlukan untuk yang terlibat 
cyberbullying.  
1. Pendidik harus menyadari bahwa banyak korban cyberbullying 
tidak akan melaporkan insiden sebab  mereka khawatir bahwa 
mereka akan kehilangan hak akses Internet mereka dalam 
usaha  untuk memisahkan korban dari cyberbullying atau 
mereka malu dengan materi yang digunakan dalam proses 
cyberbullying. 

73 
2. Jika seorang siswa melaporkan cyberbullying, maka guru 
harus segera merespons. Bahkan dalam kasus kecil, kebutuhan 
korban merasa aman kembali sesegera mungkin dan cyber 
bully perlu dihentikan sehingga insiden tidak meningkat 
3. Di atas segalanya, jika korban atau saksi datang kepada Anda 
tentang insiden cyberbullying, lakukan sesuatu. Butuh banyak 
keberanian untuk melaporkannya dan memberikan potensi 
hasil negatif dari cyberbullying kepada semua pihak yang 
terlibat, Anda bertanggung jawab untuk melakukan bagian 
Anda dalam menghentikan cyberbullying. 
4. Pendidik bisa tingkatkan kesadaran tentang cyberbullying 
dengan membantu siswa memahami bahwa 'berteman', 
pengaturan privasi, dan berbagi dan memposting ulang secara 
online membuat mereka target untuk cyberbullies 
5. Pendidik harus memiliki aturan dan / atau kebijakan di tempat 
untuk penggunaan Internet, yang harus mencerminkan itu 
didirikan oleh sekolah dan / atau administrator (s), dan harus 
memantau aktivitas siswa secara online sambil mengurangi 
jumlah waktu luang online. 
6. Salah satu cara untuk mencegah cyberbullying yaitu  untuk 
mempromosikan lingkungan sekolah yang positif. Untuk 
mempromosikan suatu lingkungan sekolah yang positif, guru 
harus menunjukkan dukungan emosional, suasana yang hangat 
dan penuh perhatian, fokus yang kuat pada pembelajaran dan 
akademis, dan menumbuhkan harga diri siswa.  
7. Cara paling kreatif untuk mencegah cyberbullying yaitu  
menghentikan potensi marjinalisasi korban. sebab  siswa yang 
'berbeda' cenderung menjadi korban cyberbullying, seorang 
pendidik bisa membuat karakteristik tersebut lebih diterima di 
kelas.  

74 
8. Menyarankan interaksi positif dapat membantu mengurangi 
sikap negatif terhadap kelompok orang yang terstigma, 
mungkin interaksi positif dapat menghentikan atau bahkan 
mencegah penindasan maya.  
 
Willard (2007) menyatakan bahwa perlu dukungan dari 
berbagai pihak di lingkungan sekolah agar cyberbullying dapat 
dicegah atau ditangani. Kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan 
tertinggi di sekolah dapat melakukan tindakan, seperti:  
1. Pemimpin sekolah sangat sadar akan tanggung jawab mereka 
untuk menciptakan yang aman dan tertib lingkungan di mana 
siswa dapat belajar dan tumbuh.  
2. Kepala sekolah untuk mempertahankan sekolah yang aman 
dan sekolah yang iklim positif dan menetapkan kualitas ini 
sebagai prioritas tinggi. Iniyaitu  kewajiban bagi para 
guru untuk diatasi ketakutan siswa tentang pelecehan dan 
kekhawatiran tentang penindasan dan cyberbullying untuk 
memiliki lingkungan sekolah yang aman dan untuk 
memastikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk 
belajar. 
3. Kegagalan melakukan itu bisa dianggap kelalaian; Namun, 
pemimpin sekolah harus berhati-hati tidak melanggar hak 
kebebasan berbicara siswa mereka, bahkan mereka yang 
mungkin terlibat cyberbullying.  
4. Pendidik sering merasa bahwa mereka bersarang di antara 
pepatah batu karang dan tempat yang sulit saat  berurusan 
dengan cyberbullying  
5. Sekolah harus memiliki kebijakan dan prosedur di tempat 
untuk meninjau situasi cyberbullying dan untuk memproses 
keluhan korban victim dan bystander. 

75 
Tanda-Tanda Cybervictim 
Beane (2008) Meskipun cyberbullying memiliki potensi untuk 
menjadi cybervictim yang sangat umum, tergantung pada jangkauan 
jenis media yang digunakan, banyak cybervictim cenderung 
menderita. Tanda peringatan bahwa seseorang yang Anda kenal 
mungkin menjadi cybervictim seperti: 
1. Menghindari komputer, ponsel, dan perangkat teknologi 
lainnya atau yang tampak stress saat menerima e-mail, pesan 
instan, atau teks. 
2. Menghindari keluarga dan teman, atau bertindak enggan untuk 
bersekolah dan acara bersosialisasi. 
3. Menghindari percakapan tentang penggunaan komputer. 
4. Menampilkan banyak perasaan negatif, termasuk kesedihan, 
kemarahan, frustrasi, kurang toleransi dan khawatir. 
5. Nilai mulai menurun. 
6. Kurang makan atau tidur 
 
Eaton & Elain (2017) mengatakan tanda-tanda peringatan 
bahwa anak Anda mungkin menjadi victim atau cybervictim, seperti: 
1. Tiba-tiba berhenti memakai  komputer atau ponsel 
mereka. 
2. Tampak gugup atau gelisah saat  pesan instan atau email 
muncul. 
3. Tampak tidak nyaman untuk pergi ke sekolah atau ke luar 
secara umum. 
4. Tampaknya marah, depresi, atau frustrasi setelah 
memakai  komputer atau ponsel. 
5. Menghindari diskusi tentang apa yang mereka lakukan di 
komputer atau telepon seluler. 

76 
6. atau menjadi ditarik secara tidak normal dari teman-teman dan 
anggota keluarga biasa. 
 
Tanda-Tanda Cyberbullies 
Eaton & Elaine (2017) Tanda-tanda anak Anda yaitu  
cyberbullies Berikut yaitu  5 indikator utama bahwa anak Anda 
melecehkan orang lain secara online: 
1. Apakah merahasiakan tentang aktivitas online. cyberbullies 
tidak ingin ditemukan oleh orang tua, kakek-nenek, guru atau 
orang lain yang dapat meminta pertanggungjawaban mereka. 
2. Dengan cepat mengganti layar komputer atau menutup layar 
saat  Anda memasuki ruangan atau melewati. Ini yaitu  
taktik yang sering digunakan oleh orang-orang yang tidak 
ingin orang lain menemukan apa mereka yang telah dilakukan 
saat  online. 
3. memakai  komputer atau perangkat seluler pada larut 
malam atau saat dia tidak berada dalam pengawasan. Perilaku 
online yang tidak pantas lebih mungkin terjadi saat  si 
cyberbullies merasa bahwa tidak ada yang mengawasi atau 
mengawasi tindakan mereka. Cyberbullies merasa kurang 
bertanggung jawab atas aktivitas online mereka saat  
dibiarkan sendiri untuk berbuat salah. 
4. Sangat kesal jika privilese komputer dicabut. Sementara 
hampir semua anak masuk dunia saat ini mungkin akan 
terganggu jika hak istimewa teknologi mereka dirampas, dunia 
maya bisa menjadi sangat merajuk, bertahan atau marah.  
5. memakai  banyak akun daring atau akun dengan nama 
palsu. Kemungkinan cyberbullies luangkan waktu untuk 
membuat beberapa akun daring memakai  sistem e-mail 

77 
publik seperti Hotmail, Google atau Yahoo, sebab  mereka 
merasa ini kurang mudah dilacak.  
 
Beane (2008) Tanda-tanda bahwa Anda anak mungkin 
cyberbullies orang lain: 
1. Terlibat dalam insiden bullying di sekolah atau telah menjadi 
sasaran cyberbullies di masa lalu. 
2. Menghindari percakapan tentang komputer dan aktivitas 
ponsel. 
3. Beralih layar atau menutup program komputer dengan cepat 
saat Anda berjalan di dekat anak. 
4. Tertawa berlebihan saat memakai  komputer atau ponsel. 
5. memakai  banyak akun daring, atau akun yang bukan 
miliknya. 
6. Menghabiskan waktu yang tidak biasa dengan memakai  
komputer atau telepon seluler. 
7. Menjadi kesal saat  akses ke komputer atau ponsel ditolak. 
 
Aturan Cyber 
Beane (2008) menyatakan aturan agar tidak menjadi 
cybervictim: 
1. Jangan pernah memberikan informasi kontak pribadi tentang 
diri Anda, orang tua Anda, atau teman-teman Anda - seperti 
nama, alamat, nomor telepon, usia, atau alamat e - mail - tanpa 
izin orang tua. 
2. Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau pribadi 
yang intim informasi minat yang harus didiskusikan hanya 
dengan orang tua, keluarga, teman dekat, atau profesional. 
3. Jangan pernah memberikan kata sandi kepada siapa pun selain 
Orang tua. 

78 
4. Jangan pernah memakai  bahasa yang tidak pantas, dan 
tidak pernah menulis apa pun bahwa Anda tidak akan 
keberatan membaca dunia. 
5. Perlakukan orang lain secara online seperti Anda ingin 
diperlakukan. 
6. Segera laporkan komentar dan ancaman yang menyakitkan 
terhadap diri sendiri atau orang lain, dan berhenti 
berkomunikasi. 
7. Jangan berpartisipasi dalam gosip atau menyebarkan desas-
desus – berhenti berkomunikasi. 
8. Waktu di Internet dan email dibatasi hingga per hari, kecuali 
saat menyelesaikan pekerjaan rumah. 
9. Jangan pernah mengunggah atau mengunduh gambar, musik, 
atau video tanpa izin orang tua. 
10. Melaporkan cyberbullying ke Polisi. Semua bentuk 
cyberbullying harus ditanggapi dengan serius. Mereka bisa 
merusak kesejahteraan anak Anda, menyebabkan depresi, 
kecemasan luar biasa, kesulitan akademik, dan perilaku 
masalah. Ini sangat merusak saat  anak Anda juga diganggu 
di sekolah atau di tempat lain. 
  
C.   
Lingkungan sekolah dapat mempromosikan perilaku bullying 
yang akan berkembang menjadi cyberbullying. Pihak sekolah 
bersama orang tua siswa dapat berkolaborasi dalam mencegah 
cyberbullying. Di sekolah siswa diberikan sosialisasi cara 
penggunaan internet secara bertanggungjawa. Begitupula orang tua 
dilingkungan keluarga perlu secara terbuka membicarakan tentang 
cyberbullying, agar anak tidak menjadi cybervictim atau cyberbillies. 
Orang tua juga diharapkan dapat mengikuti perkembangan 

79 
teknologi, sehingga dapat memberikan kontrol yang baik terhadap 
anak dalam menjalin komunikasi di media sosial. Orang tua 
sebaiknya mengenali tanda bahwa anak yaitu  cybervictim atau 
cyberbullies.  
 

Pengertian Body Shaming 
Guimond (Roodt, 2015) telah melakukan penelitian, dan 
temuan penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan 
antara pemberdayaan wanita dalam hal keterkaitan dengan cita-cita 
feminis dan misogini perempuan sebagai salah satu dari sumber 
utama body shaming, dengan feminis perempuan dengan hanya 
4,94%. Lebih lanjut, penelitian ini mengungkapkan bahwa 
penampilan keseluruhan topik yang paling sering didiskusikan di 
seluruh artikel, disebutkan dalam total 93,83% artikel, dengan wajah 
dan rambut wanita paling sering didiskusikan dalam artikel 23,46%. 
Penampilan keseluruhan yaitu  juga topik yang paling umum 
dipermalukan di artikel, diikuti oleh fashion, bentuk tubuh dan 
kebugaran. Media, khususnya tabloid jurnalisme online, berfungsi  
sebagai tempat berkembang biak untuk perbandingan sosial diri 
seseorang yang seharusnya berada di bawah pencapaiannya sendiri 
dalam hal gaya hidup, termasuk citra tubuh dan penampilan.  
Rezvan et al (2018) Dalam body shaming; kritik publik dan 
penilaian individu sebab  kelebihan atau kekurangan berat badan. 
Pelecehan yang berhubungan dengan penampilan memakai  
bahasa yang memalukan yang mengacu pada penampilan tubuh. 
McKinley & Hyde (Daye, et al, 2014). Fat shaming dan body 
shaming yaitu  . subtipe kunci dari jenis pelecehan ini 
mendefinisikan body shaming sebagai kecenderungan untuk 
mengalami rasa malu saat  seseorang tidak hidup sesuai dengan 
yang diinternalisasi, yang secara kultural melanggar norma ukuran 
atau berat badan; melakukan pengawasan untuk erus memantau 
tubuh seseorang dan khawatir bagaimana tubuh seseorang muncul di 
mata orang lain. Keyakinan untuk kontrol penampilan menunjukkan 
sikap yang dicirikan oleh persepsi berhasil mengelola berat badan 
dan aspek penampilan. 
Schlorke, et al, (2016) “mendefinisikan body shaming sebagai 
pernyataan negatif dan sikap yang tidak pantas terhadap berat badan 
orang lain atau ukuran. "Smith & Associates mengambil 
pengetahuan ini dan menerapkannya untuk penelitian di komunitas 
perguruan tinggi. Lebih spesifik, Firma ingin mengukur seberapa 
banyak peran media terpengaruh pada body shaming, atau tidak 
mempengaruhi mahasiswa.  
Menurut Kenny (2017) Body shaming dan body image yang 
salah: peserta mengatakan bahwa masalahnya bukan hanya 
mempermalukan di media sosial. Lebih luas masalah: " body 
shaming ", atau tekanan masyarakat yang memaksa Anda untuk 
mengadopsi body image tertentu seperti yang diinginkan. Meskipun 
sebagian besar remaja menyatakan bahwa perubahan masyarakat, 
seperti media tidak dapat diatasi, beberapa berpendapat bahwa 
media perlu menghentikan perusakan tubuh yang lain, perlu berhenti 
menggambarkan gambar "orang yang sempurna" dan perlu 
mengurangi berita selebriti yang memulai "diet". Mengubah ukuran 
manikin di toko-toko, dari ukuran 6 ke ukuran tubuh yang lebih 
realistis, serta perawakannya yang tinggi juga dibesarkan sebagai 
cara meningkatkan citra tubuh remaja. Selain ituuntuk meningkatkan 
persepsi citra tubuh yang ideal perlu diadakan perkumpulan olahraga 
gratis untuk remaja.  
Fredrickson & Roberts (Elíasdóttir, 2016) body shaming 
yaitu  konsep yang digunakan untuk individu yang sadar diri, 
respons negatif emosional terhadap diri sendiri. Itu muncul dalam 
salah langkah individu untuk mencapai standar cita-cita tubuhideal.  
Crossle, et al (Stacey, 2017) Menurut pendapat saya, standar 
kecantikan fisik masyarakat kita berasal dari media online yang 
menyatakan bahwa menjadi "kurus" yaitu  cara ideal untuk melihat. 
Kebanyakan wanita yang digambarkan cantik di media online yaitu  
wanita yang memiliki perut rata, payudara besar, dan pantat bulat, 
sedangkan pria yang digambarkan tampan berotot, tinggi, dan 
ramping.  
 
Body Shaming Bagian Cyberbullying  
Body shaming melalui media sosialyaitu  tindakan 
cyberbullying. Sehubungan dengan pedoman asli oleh Van Hee et al. 
(2015c), kami menambahkan penghinaan jenis baru disebut Body 
Shame untuk menutupi ekspresi, mengkritik seseorang berdasarkan 
bentuk, ukuran, atau penampilan tubuhnya. Frisen et al. (Berne et 
al., 2014) Kami melakukan penambahan body shaming telah 
menjadi hal yang penting untuk masalah kemasyarakatan yang  
sesuai dengan literatur yang memiliki dampak yang kuat pada 
victimization remaja dan cyberbullies.  
Healthy Living Cooperative (Stacey, 2017) Cyberbullies 
memakai  body shaming, sering dalam bentuk gaslighting, untuk 
menargetkan pria dan wanita yang tidak sesuai dengan standar 
kecantikan masyarakat. Body shaming didefinisikan sebagai, 
“pernyataan dan sikap negatif yang tidak pantas pada berat atau 
ukuran tubuh orang lain ”yang sering menyebabkan peningkatan 
ketidak amanan tubuh. 
Feragen & Stock (2016) Temuan ini menyangkut longitudinal 
sebelumnya penelitian telah mengungkapkan bahwa pengalaman 
menggoda lebih pada penampilan. Lunde & Frisén (Kenny, 2017) 
ketidakpuasan dan tekanan emosional di kalangan remaja enam 
tahun kemudian, dan bahwa cybervictim pada remaja awal yaitu  
prediksi self surveillance dan body shaming pada akhir masa remaja.  
Stacey (2017 ) Beberapa tahun terakhir, sebagai akibat dari 
komunikasi "tak berwajah" Internet dan standar kecantikan fisik 
masyarakat yang tidak realistis, Internet memungkinkan pengguna 
untuk menyebabkan kerusakan emosional pada seseorang melalui 
cyberbullying.  
Andrew (2012) bahkan berpendapat bahwa masalah body 
shaming; membuat sebagian besar wanita dirampas dari jenis dan 
citra tubuh mereka berdasarkan pada bagaimana media sosial 
menggambarkan tubuh ideal dan wanita sempurna. Penting untuk 
dicatat, bagaimanapun, bahwa sering media sosial juga dapat 
memfasilitasi rasisme, misogyny, body shaming, dan bentuk-bentuk 
lain menyerang, memalukan, menghina, menstigmatisasi, 
menyalahkan atau sebaliknya berkontribusi pada mengucilkan 
individu, kelompok sosial atau organisasi, atau promosi reaksioner 

 
Gender dan Body Shaming 
Berne & Kling (Stacey, 2017)  Selama penelitian saya, saya 
menemukan studi yang dilakukan pada tahun 2014 yang bertepatan 
dengan narasi saya. Banyak cyberbullies menuduh laki-laki lain 
menjadi gay dalam usaha  untuk mengurangi harga diri cybervictim. 
Seperti pada kebanyakan cyberbullying terkait penampilan kasus, 
banyak komentar yang diterima di kalangan anak laki-laki berkaitan 
dengan "tampak gay". 
Hong dan Woody (Noh et al, 2018) susunan fisik anak muda 
dibedakan sebagai ciri khas hotspot untuk serangan cyberbullying, 
terutama untuk wanita muda. Wanita muda secara khusus fokus 
untuk tubuh mereka, yang juga menggerakkan sudut pandang klaim 
mereka tentang persepsi-diri mereka. Pada dasar seperti itu usia 
untuk jaminan diri, terutama dalam kaitannya dengan tubuh mereka, 
wanita muda menghadapi cyberbullying. Body shaming baik dari 
pria muda dan wanita muda. Ini dapat mempengaruhi pandangan 
mereka tentang tubuh mereka secara signifikan, dan apa yang 
"seharusnya" atau "tidak seharusnya" muncul di web. Yang 
mengejutkan, ada beberapa penemuan tentang body shaming atau 
koneksi antar body shaming, ketegangan penampilan sosial, dan 
perilaku pengecekan tubuh yang diidentifikasi dengan kekecewaan 
tubuh dalam masalah diet dan informasi serupa dari berbagai contoh 
etnis. Untuk sebagian besar, perasaan, misalnya, aib dan kegelisahan 
terdeteksi lebih membumi dan memainkan bagian yang lebih 
penting dalam keadaan sosial di Asia Timur daripada dalam tatanan 
sosial Barat  

86 
Cyberbullies satu arah umumnya memakai  outlet ini 
untuk mengekspos ketidaksempurnaan orang lain yang tidak sesuai 
dengan harapan kecantikan masyarakat. Fenomena sekarang disebut 
“body shaming.” Body shaming yaitu  masalah sosial yang besar, 
dan telah menjadi salah satu masalah yang utama terkait dengan 
cyberbullying. Selanjutnya, body shaming dapat dianggap sebagai 
masalah gender di media, seperti media sering menyoroti dan 
mempublikasikan lebih banyak contoh perempuan, lebih dari laki-
laki, sebagai korban komentar cyberbullying (Stacey, 2017). 
Moawad  (2017) akan tampak bahwa ancaman online mulai 
dari bullying, trolling ke body shaming (baik itu melalui ‘balas 
dendam’ atau dengan gambar morphing dan beredar online) yaitu  
agnostik gender, dan laki-laki menderita sebanyak dari kejahatan 
seperti yang dilakukan perempuan. Virendra Sehwag (Moawad, 
2017), atau Irfan Pathan (Moawad, 2017) menunjukkan kerentanan 
semua media online. Namun, Irfan sebenarnya diejek sebab  apa 
yang dianggap 'tidak islami' di posnya dari foto burka istri. Seorang 
kontestan reality show yang diminta untuk tidak mengenakan 
pakaian pendek di reality show musik, atau  Mithali Raj (Moawad, 
2017) yang dikuntit sebab  mengenakan atasan ‘tersingkap’ di 
gambar dia diposting di Twitter, semua jelas menunjukkan twist 
gender.  
Akan namun , penting untuk menekankan bahwa rasa malu, 
seperti gender atau seksualitas, secara sosial dibangun dan dimediasi 
secara budaya. Selain itu, penggunaan permohonan berdasarkan rasa 
malu juga bisa terjadi dianggap kontroversial mengingat bagaimana 
body shaming dan slut shaming terus digunakan sebagai bagian 
regulasi seksual tubuh perempuan 
 
Miller (Stacey, 2017) Sementara itu, lebih banyak wanita 
berusaha untuk mendapatkan standar kecantikan ini sebagai hasil 
dari menerima lebih banyak rasa body shaming daripada pria. 
Sebuah studi tentang citra tubuh dan penerimaan yang dilakukan 
oleh Yahoo Health menemukan bahwa dari 2.000 responden yang 
mewakili secara nasional usia 13-64, 94% perempuan remaja versus 
64% laki-laki pernah mengalami body shaming secara online. Body 
shaming didokumentasikan dengan statistik yang mengkhawatirkan, 
dapat menyebabkan gangguan makan dan menurunnya kesehatan 
mental baik pada wanita maupun pria.  
 
Dampak Body Shaming 
National Institute of Mental Health (Stacey, 2017) Sebuah 
reaksi besar dari body shaming dapat menyebabkan citra diri yang 
lebih buruk pada cybervictim, dan bahkan mengalami gangguan 
makan. Gangguan makan yaitu  penyakit mental serius yang kadang 
bisa fatal, sebab  mengganggu perilaku makan yang tidak normal. 
Pria dan wanita sama-sama menderita gangguan makan yang 
umumnya mengarah pada obsesi terhadap bentuk dan berat badan 
mereka. Gangguan makan yang paling umum yaitu  gangguan 
anoreksia nervosa (kelaparan), bulimia nervosa (pembersihan), dan 
pesta makan (Over-makan). 
Zidack, (2013) Biasanya, siswa mengalami cyberbullying 
melalui sindiran kronis, mempermalukan, dan menghindari perilaku 
online, yang dapat menyebabkan keraguan, ketakutan, kecemasan 
berlebihan, dan depresi. Sering, penindasan maya melibatkan 
menggoda dan mengejek di atas Facebook, sosial yang popular situs 
jejaring di internet, di mana siswa "berteman" satu sama lain dan 
kemudian melanjutkan untuk menargetkan siswa tertentu melalui 
pernyataan yang berarti, "tidak berteman,"  
Banyak siswa takut 
hadir ke sekolah sebab  menggodamenjadi cybervictim, mengancam, 
dan malu mereka mengalami bullying dan sekarang, cyberbullying. 
Secara umum, personil sekolah kurang memiliki kejelasan dan 
pemahaman tentang cyberbullying, sebagian sebab  tidak 
memadainya informasi, panduan, dan sumber daya.   Bauman et al 
(Willard, 2007)hak anak-anak telah dilanggar melalui pemangsa 
online dan cyberbullying. Dalam kasus ekstrim dan langka, 
pembunuhan dan bunuh diri diakibatkan oleh rasa malu 
cyberbullying dan pelecehan kronis. Masalah-masalah ini 
mengkhawatirkan bagi orang tua dan personil sekolah yang 
bertanggung jawab untuk mengasuh anak-anak.  
Lupton (2017) body shaming terjadi saat  seseorang dibuat 
merasa malu untuk gambar tubuh dirinya dan / atau ukuran tubuh. 
Biasanya, kejadian ini terkait dengan keberadaan kelebihan berat 
badan atau tidak, menjadi cantik dan cukup tampan dibandingkan 
dengan citra ideal individu tertentu yang telah ditetapkan dan 
digambarkan oleh media sosial. Namun, psikolog menjelaskan 
bahwa body shaming bukanlah masalah sepihak; melainkan 
termasuk dibuat merasa malu sebab  terlalu kurus. Tapi terutama, 
kelebihan berat badan memiliki dampak yang lebih besar dalam hal 
ini masalah sebab  sejumlah besar wanita sering melakukan self-
starvation untuk menurunkan berat badan dan untuk mencapai jenis 
tubuh ideal mereka yang menyebabkan mereka menjadi bulimia dan 
anoreksia. 
Proses ini meningkatkan paparan kecemasan dan body 
shaming pada tubuh. Mengingat obyektifikasi dan body image 
mengharuskan individu untuk memfokuskan perhatian mereka pada 
presentasi tubuh diri mereka dan untuk mendaftar dalam tindakan 
yang melibatkan standar pribadi maupun masyarakat, tidak 

89 
mengherankan bahwa para peneliti sedang menyelidiki  
dan emanasi emosi sadar diri mengenai tubuh (Castonguay, Brunet, 
Ferguson, & Sabiston, 2012; Noll & Fredrickson, 1998; 
Ottesen.2016). 
Ketakutan berlebihan dievaluasi secara negatif atau dinilai 
tidak diinginkan oleh orang lain dapat menumbuhkan perasaan 
ketidakmampuan, penghinaan, rasa malu, rendah diri dan depresi. 
Pada dasarnya konsep mempermalukan dan kecemasan sosial 
tumpang tindih sejauh itu membuat orang rentan kedudukan sosial 
mereka, kehilangan daya tarik, penolakan dan atau kritik. 
Perbandingan antara kecemasan sosial antara laki-laki dan laki-laki 
perempuan telah dilakukan untuk waktu yang lama. Ada beberapa 
penelitian yang melaporkan wanita lebih menderita kecemasan 
sosial dari rekan pria. Namun, beberapa penelitian melaporkan 
bahwa wanita memiliki skor lebih tinggi daripada pria yang 
menunjukkan perbedaan signifikan jenis kelamin (Calabello et al., 
2014; Agarwal, T. and Banerjee, A.2018).  
 
Karakteristik Cyberbullies Pada Body shaming  
Implikasi besar dari akses publik tanpa batas ke Internet 
yaitu  cyberbullies sekarang memiliki platform untuk secara publik 
mempermalukan orang dari belakang privasi layar mereka, sehingga 
menggambarkan kurangnya empati. memakai  komentar 
menyakitkan, cyberbullies mengalihkan perhatian dari rasa tidak 
aman mereka sendiri. Dengan menyoroti ketidaksempurnaan 
cybervictim terlebih dahulu, cyberbullies dapat menghindari rasa 
tidak aman pribadi mereka mendapat perhatian publik (Stacey, 
2017).  
Percobaan survey dilakukan oleh empat psikolog, sekelompok 
siswa harus mengisi kuesioner cyberbullying dan sebuah skala 

90 
empati pendek. Hasilnya menggambarkan bahwa, “cyberbullies 
menunjukkan kurang responsif dari pada non-cyberbullies, "dan 
cyberbullies mungkin pada kenyataannya, memiliki" empati yang 
lebih rendah "sebab  mereka dapat meminimalkan kemampuan 
mereka untuk berempati (Steffgen  et al, 2011). Studi ini 
menganalisis kemungkinan kurangnya empati yang ditemukan pada 
anak muda orang dewasa terlibat dalam cyberbullying; jarak 
emosional yang disediakan oleh Internet memungkinkan pengguna 
untuk menghindari keterlibatan empatik sepenuhnya dan bertindak 
tanpa konsekuensi pribadi.  
Cyberbullies sering memakai  mekanisme pelecehan 
emosional yang disebut "Menyalakan gas" dan mereka menunjukkan 
kurangnya empati saat  memakai  mekanisme ini. Metode 
intimidasi ini digunakan untuk target persepsi korban, kepercayaan 
diri, dan harga diri untuk mendapatkan kekuatan, apakah itu secara 
anonim atau tidak, pada sebuah platform publik, seringkali 
menghasilkan para korban yang ingin mendapatkan tubuh "ideal" 
(Stern, 2008).    
Frisén (Stacey, 2017) Sebuah studi yang dilakukan di 
Gothenburg mensurvei siswa dari 21 sekolah yang berbeda dan 
menemukan bahwa para cybervictim melaporkan "penilaian tubuh 
yang lebih buruk" daripada mereka yang tidak menjadi cybervictim; 
selain itu, anak perempuan, khususnya, merasa bahwa komentar 
cyberbullies diarahkan pada penampilan tubuh. Sebagai hasilnya, 
banyak wanita mengembangkan kerentanan yang lebih tinggi 
terhadap gangguan makan. 
Sayangnya, korban dari body shaming sering berbagi 
pengalaman negatif menerima komentar menyakitkan seperti yang 
dilakukan. Bagi banyak cybervictim, komentar memaki dan 
memalukan ini dapat meninggalkan "bekas luka" psikologis, yang 

91 
dapat mempengaruhi timbulnya kelainan makan saat para korban ini 
berusaha keras untuk mencapai tujuan berat badan dan bentuk tubuh 
yang diinginkan melalui tindakan ekstrem.  
Sementara gangguan makan yaitu  salah satu efek yang lebih 
berbahaya dari body shaming yang dipicu oleh cyberbullies, bunuh 
diri sejauh ini hasil yang paling memilukan. Alasan saya memilih 
untuk menulis makalah saya tentang cyberbullying, khususnya 
tentang body shaming, yaitu  sebab  itu yaitu  masalah sosial 
utama yang mempengaruhi laki-laki dan perempuan dengan hasil 
yang berpotensi permanen, dan bahkan fatal (Stacey, 2017).  
 
C.  
Individu dapat saling terhubung melalui internet khususnya 
media sosial yang menyediakan banyak aplikasi. Namun, media 
sosial menjadi peluang besar untuk individu memberikan komentar 
yang menyakitkan untuk orang lain. Komentar yang ditulis atau 
diucapkan dilakukan dengan menghina bemtuk fisik orang lain yang 
dikenal dengan istilah body shaming. Cyberbullying dan body 
shaming  menciptakan lingkungan online yang kurang empati, 
sebab  cyberbullies tidak melihat langsung reaksi cybervictim.  
Metode ini memungkinkan cyberbullies memiliki kekuatan untuk 
mencaci maki dan menghancurkan  harga diri cybervictim, sehingga  
menyebabkan cybervictim merasa sangat terhina, memiliki harga diri 
rendah, cemas, depresi dan bunuh diri. Sementara cyberbullies tidak 
bertanggung jawab atas tindakannya.  
Tipe cyberbullying dan body shaming, dua tipe menyakiti dan 
online shaming termasuk individu yang mencari kekuasaan dan 
kontrol atas cybervictim dan cyberbullies yang menggertak untuk 
kesenangan semata menimbulkan rasa sakit dan penghinaan 
terhadap seseorang. Kedua "jenis" cyberbullies ini merusak harga 

92 
diri korban dan perasaan harga diri, mengarah kepada cybervictim 
yang mengalami gangguan makan, dan bunuh diri.  
 
D. Evaluasi  
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan body shaming 
2. Bagaimana bisa dikatakan bahwa body shamingyaitu  
bagian dari cyberbullying  
3. Sebutkan efek body shaming 
4. Identifikasi karakteristik cyberbullies pada perilaku body 
shaming 
5. Jelaskan hubungan body shaming dan cyberbullying 
 
 
 
  
A. Standar Kompetensi  
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mengetahui konsep 
dasar hukum cyberbullying dan body shaming. 
 
B. Kompetensi Dasar 
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) 
 
Undang-undang Cyberbullying dan Body Shaming 
Menurut Syam (2015)  aspek hukum Cyberbullying 
menanggapi masalah  cyberbullying, indonesia telah memiliki 
peraturan perundang -undangan yang cukup untuk menindak tindak 
pidana cyberbullying, secara umum cyberbullying dapat saja 
diinterprestasikan terhadap berbagai delik yang diatur dalam hukum 
pidana umum di indonesia, yaitu yang termuat dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal-pasal KUHP yang relevan 
dalam mengatur delik Cyberbullying ini yaitu  yang tercantum 
dalam Bab XVI mengenai penghinaan, khususnya pasal 310 ayat (1) 
dan (2).  
 
(1) Barang siapa dengan sengaja menyerang kehormatan atau nama 
baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, yang 
maksudnya terang susaha  hal itu diketahui umum, diancam 

94 
sebab  pencemaran, dengan pidana penjara paling lama 
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ratus 
ribu lima ratus rupiah. 
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambar yang 
disiarkan, dipertunjukan atau ditempelkan di muka umum, maka 
diancam sebab  pencemaran tertulis dengan pidana penjara 
paling  lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling 
banyak empat ratus ribu lima ratus rupiah. 
 
Kedua pasal tersebut, maka pasal 310 ayat (2) dinilai lebih 
cocok untuk menuntut para bully Cyberbullying. Namun memang 
disini tidak ditegaskan mengenai apa yang dimaksud dengan “muka 
umum”. ‟Pertanyaan mengenai apakah dunia maya termasuk dalam 
kategori “muka umum” sudah dijawab dalam putusan Mahkamah 
Konstitusi Nomor 50/PUU-VI/2008, dimana mahkamah berpendapat 
bahwa “Penghinaan yang diatur dalam KUHP (penghinaan offline) 
tidak dapat menjangkau delik penghinaan dan pencemaran nama 
baik yang dilakukan di dunia cyber (penghinaan online) sebab  ada 
unsur di muka umum. 
Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2002 
tentang Penyiaran dalam Pasal 36 ayat (5) yang berbunyi: “Isi siaran 
dilarang: a. bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau 
bohong; b. menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, 
penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang; atau c. 
mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.” dan Pasal 
36 ayat (6) yang berbunyi: “Isi siaran dilarang memperolokkan, 
merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, 
martabat manusia indonesia, atau merusak hubungan internasional.” 
Terkait dengan masalah regulasi, Indonesia belum memiliki 
aturan khusus tentang Cyberbullying. Meski tidak secara spesifik 
mengatur Cyberbullying, aturan terkait hal ini masih terakomodasi 

95 
secara umum di dalam Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang 
Informasi Teknologi dan Elektronik (ITE). Perbuatan yang dilarang 
dalam di dalam UU ITE yang terkait dengan Cyberbullying 
tercantum dalam  
Pasal 27 ayat: 
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan 
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya 
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang 
memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. 
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan 
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya 
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang 
memiliki muatan perjudian.  
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan 
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya 
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang 
memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.  
(4) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan 
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya 
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang 
memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman)"Setiap 
orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau 
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi 
elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan 
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik" 
 
Pasal 29 
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan 
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi 
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara 
pribadi. 
 

96 
Pasal-pasal tersebut berisi tentang larangan pendistribusian 
dan pentransmisian informasi elektronik dan/atau dokumen 
elektronik yang bermuatan perbuatan kesusilaan, penghinaan, 
pencemaran nama baik, dan pengancaman. 
Adapun peraturan tentang “muatan menghina dan/atau 
pencemaran nama baik” yang diatur dalam UU ITE juga mengacu 
pada KUHP, khususnya dalam BAB XVI tentang penghinaan. Pasal 
311 KUHP memberiakan dasar pemahaman atau esensi mengenai 
penghinaan atau pencemaran nama baik, yaitu tindakan menyerang 
kehormatan atau nama baik orang lain dengan maksud diketahui 
oleh umum. Selain pasal-pasal di atas, regulasi mengenai 
perlindungan terhadap Cyberbullying telah dirumuskan secara 
umum pada Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan: 
"Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan 
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan 
hukum ". 
Di Indonesia peraturan terkait tindakan Cyberbullying belum 
diatur secara spesifik dalam hukum positif Indonesia. namun  melihat 
karakteristik dari pengertian dari tindakan Cyberbullying tersebut, 
maka peraturan perundang-undangan yang cukup relevan yaitu  
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE Pasal 45 ayat  
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud 
dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) 
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun 
dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu 
miliar rupiah) 
 
Pasal 54 UU No.35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak 
sudah sangat jelas dikatakan bahwa anak di lingkungan sekolah 
wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, 
pengelola sekolah atau teman-temanya di dalam sekolah yang 

97 
bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainya. Pasal ini memuat 
sanksi pidana bagi para bully kekearasan terhadap anak. Ketentuan 
pidana ini termuat dalam Bab XII dari pasal 77 hingga pasal 90. 
Berikut ini yaitu  pasal-pasal yang bisa digunakan untuk mendakwa 
bully kekerasan di sekolah: 
Pasal 80  
(1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau 
ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana 
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) 
bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000.00 (tujuh 
puluh dua juta rupiah).  
(2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka 
berat, maka bully dipidana dengan pidana dengan pidana 
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling 
banyak Rp 100.000.000.00 (seratus juta rupiah). 
(3) Dalam hal anak sebagaimana di maksud dalam ayat (2) mati, 
maka bully dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak 200.000.000.00 
(dua ratus juta tupiah) 
(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana 
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang 
melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya. 2.  
 
Pasal 81  
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau 
ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan 
denganya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana 
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 
(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000.00 (tiga 
ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000.00 (enam 
puluh juta rupiah).  
(2) Ketentuan pidana sebagaiamana dimaksud dalam ayat (1) 
berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakuka 

98 
tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak 
melakukan persetubuhan denganya atau dengan orang lain 3.  
 
Pasal 86  
Setiap orang yang dengan sengaja memakai  kekerasan atau 
ancaman kekerasan, memaksa, makukan tipu muslihat, 
seragkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan 
atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan 
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling 
singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 
300.000.000.00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 
60.000.000.00 (enam puluh juta rupiah).  
 
Pasal 86  
Setiap orang yang dengan sengaja memakai  tipu muslihat, 
rangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk memilih 
agama lain bukan atas kemauanya sendiri, padahal diketahui 
atau patut diduga bahwa anak tersebut belum berakal dan belum 
bertanggung jawab sesuai dengan agama yang dianutnya 
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun 
dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000.00 (seratus juta 
rupiah) 
 
Selain kekerasan fisik, kekerasan pikis juga bisa di pidana , 
menurut Pasal 77 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan 
Anak, setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan 
diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami 
kerugian, baik materil maupun moril senhingga menghambat fungsi 
sosialnya, dan penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak 
mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial 
diidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau 
denda paling banyak Rp 100.000.000.00 (seratus juta rupiah). 
 

99 
Kekearasan di sekolah juga bisa di gugat secara perdata. 
Gugatan perdata bisa diajukan ke pengadilan negri terhadap bully 
kekerasan di sekolah atau pihak sekolah sebagai lembaga berupa 
gugatan ganti rugi material dan imaterial dalam bentuk uang atau 
natura. Gugatan ini mengacu pada kitab UndangUndang Hukum 
Perdata dengan pasal-pasal berikut:  
1. Pasal 1365 Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa 
kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang sebab  
salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian 
tersebut  
2. Pasal 1366 Seiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk 
kerugian yang disebabkan sebab  perbuatanya, namun  juga 
untuk kerugian yang disebabkan sebab  kelalaian, atau kurang 
hatihatinya.  
3. Pasal 1367 Guru sekolah bertanggung jawab tentang kerugian 
yang diterbitkan oleh murid selama waktu murid itu berada 
dibawah pengawasan mereka, kecuali, jika mereka dapat 
membuktikan bahwa mereka tidak dapat mencegah perbuatan 
yang mesti mereka seharusnya bertanggung jawab. 
 
C.   
Tindakan cyberbullying dan body shaming telah menadi 
perhatian serius dari pemerintah. Perhatian pemerintah diwujudkan 
dengan pembuatan undang-undang yang mengatur tentang tindakan 
cyberbullying dan penghinaan secara online. Tindakan cyberbullying 
dan body shaming berdampak negatif bagi korban, sehingga harus 
segera dihentikan. undang-undang yang dibentuk dimungkinkan 
untuk mengurangi tindakan cyberbullying dan body shaming.  
  
usaha  mengembangkan diri tidak lebih dari usaha  
mengembangkan seluruh potensi diri dalam segala aspek manusia 
sehingga menjadi pribadi yang seimbang antara kehidupan 
pribadi dan sosial. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui 
bimbingan dan konseling, yang tidak lepas dari bidang 
pendidikan. Konseling yaitu  layanan profesional yang diberikan 
oleh konselor kepada konseli. Layanan konseling dilakukan 
secara tatap muka, bertujuan untuk membantu orang lain 
memahami diri sendiri, mengambil keputusan dan memecahkan 
masalah. Oleh sebab  itu, keberhasilan konseling sangat 
bergantung pada kualitas hubungan konseling, dan kualitas 
hubungan konseling tergantung pada konelor dan orang yang 
diajak berkonsultasi. 
 
HAKIKAT KONSELING 
Psikologi konseling pada hakikatnya mengacu pada kajian 
ilmiah tentang aspek psikologis yang terlibat dalam proses 
konseling, yaitu aspek psikologis konselor, konseli, dan interaksi 
antara konselor dengan konseli ,
menyatakan bahwa ada empat alasan mengapa konseling 
merupakan proses psikologis, yaitu: 
1. Ditinjau dari tujuannya, rumusan tujuan konseling 
merupakan pernyataan yang menggambarkan aspek 
psikologis (perilaku) konseli. 
2  
2. Dilihat dari prosesnya, seluruh proses konselingyaitu  
proses aktivitas psikologis. 
3. Dilihat dari teori atau konsepnya, konseling bersumber dari 
teori atau konsep psikologis 
4. Dilihat dari penelitian, hampir semua penelitian di bidang 
konseling bersinggungan dengan penelitian di bidang 
psikologi. 
Untuk mendapatkan esensi yang lebih jelas tentang 
psikologi konseling, berikut beberapa pendapat para ahli dalam 
mendefinisikan konseling: 
1. Rogers (1952) dalam Rosjidan (1994) mengemukakan 
bahwa konseling yaitu  suatu proses dimana struktur diri 
(personal) dirilekskan semaksimal mungkin untuk menjaga 
hubungan dengan terapis, dan pengalaman-pengalaman 
sebelumnya yang telah ditolak dirasakan dan kemudian 
diintegrasikan. dalam diriku (aku). yang telah diubah. 
2. Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling 
yaitu  hubungan antara konselor dan konselor yang 
berfokus pada pengembangan dan penyesuaian pribadi, 
serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 
3. Menurut Brammer dan Shostrom (1982), konseling lebih 
merupakan perencanaan yang rasional, pemecahan 
masalah, pengambilan keputusan secara sadar, mencegah 
masalah penyesuaian dan memberikan dukungan dalam 
menghadapi tekanan situasional dalam kehidupan sehari- 
hari. 
Kesamaan tertentu dapat disimpulkan dari berbagai 
rumusan definisi yang disajikan. Persamaan tersebut menyangkut 
ciri utama konseling yaitu sebagai berikut: 
1. Konseling dilakukan oleh konselor yang memiliki 
keterampilan profesional dalam menyelesaikan masalah 
yang berkaitan dengan keputusan pribadi, sosial, 
3  
profesional dan pendidikan, serta memahami proses 
psikologis dan dinamika perilaku konselor. 
2. Konseling melibatkan interaksi dan komunikasi antara dua 
orang, yaitu konselor dan konselor, secara langsung 
maupun tidak langsung 
3. Adanya hubungan yang dilandasi rasa saling menghormati 
dan menghormati, sehingga timbul rasa saling percaya, dengan 
kata lain konselor menjamin kerahasiaan konselor. Dengan 
rumusan tertentu tentang definisi dan ciri utama konseling, 
maka dapat disimpulkan bahwa konselingyaitu  suatu 
proses pertolongan profesional antara konselor dan konselor 
yang bertujuan untuk membantu individu (konselor) 
memecahkan masalah, sehingga individu dapat beradaptasi 
dengan lingkungannya sesuai dengan potensi atau 
kemampuannya. 
 
ETIKA KONSELING 
Etika konseling yaitu  aturan yang harus dipatuhi oleh 
konselor dan hak konselor yang harus dilindungi oleh konselor. 
Selama proses konseling, konselor harus bertanggung jawab atas 
konselor dan dirinya sendiri. Ada beberapa hal yang perlu 
dipertimbangkan dan konselor harus bertanggung jawab untuk 
memberikan perhatian penuh kepada konselor selama proses 
konseling. Seorang konselor tidak boleh memberikan nasehat 
saat  energi, perhatian dan motivasinya terganggu oleh jadwal 
yang terlalu padat, masalah pribadi, dll. 
Konselor harus bisa mengukur kekuatannya agar bisa 
melakukan nasehat dengan baik. Mengukur kekuatan berarti dia 
benar-benar tahu seberapa kuat dia dalam konseling. Hubungan 
konselor dan penasihat yaitu  hubungan profesional. Sekalipun 
kita profesional, kita tidak boleh kehilangan hubungan pribadi, 
seperti hubungan dengan teman. Kita perlu tahu perbatasannya. 
Jika hubungan kita terbatas pada hubungan pribadi, kita hanya 
4  
pendengar pukulan. Hubungan antara konselor dan konselor tidak 
boleh terlalu personal, membuat konselor “terlalu bergantung” 
atau hubungan yang saling mengeksploitasi. Jika demikian, 
mengingat konselor bertanggung jawab, dia harus menghentikan 
proses konseling. 
Konselor juga harus berhati-hati saat berurusan dengan 
hubungan pribadi dengan konselor. Kedekatan yang berlebihan 
dengan seorang konselor seringkali membuatnya sangat 
bergantung pada kita. sebab  itu, kita harus bisa menjaga jarak. 
Kita perlu mengetahui tanda-tanda yang mulai diandalkan oleh 
konselor. Jika itu terjadi, kita tidak akan bisa objektif lagi. Akan 
sulit bagi kita untuk melihat masalah konselor dan merefleksikan 
perasaannya sebab  hubungannya menjadi terlalu pribadi. 
Melihat sederet penjelasannya, dalam menjalankan tugasnya 
selain kompetensi profesional, konselor juga harus disertai 
dengan sejumlah prinsip etika. Oleh sebab  itu, ABKIN sebagai 
induk organisasi bimbingan dan konseling karir di tanah air telah 
mengembangkan sejumlah kode etik profesi bimbingan konseling 
yang harus diikuti oleh semua konselor yang melakukan praktik 
konseling, baik di dalam maupun di luar sekolah. Kode Etik 
Pembinaan dan Konseling di Indonesia yang disusun oleh 
ABKIN (dalam Sujadi, 2018) memuat hal-hal sebagai berikut:: 
1. Kualifikasi; bahwa konselor harus memiliki a) nilai, sikap, 
keterampilan, pengetahuan, dan wawasan di bidang 
konseling dan konseling; b) memperoleh pengakuan atas 
kemampuan dan kewenangan konselor. 
2. Informasi, tes dan penelitian; a) penyimpanan dan 
penggunaan informasi, b) pengujian, diserahkan kepada 
Penasihat yang berwenang untuk memakai  dan 
menafsirkan hasil, c) penelitian, sesuai dengan prinsip- 
prinsip tujuan penelitian dan kerahasiaan. 
3. Proses dalam layanan; a) hubungan dalam penyediaan 
layanan, b) hubungan dengan pengacara. 
5  
4. Konsultasi dan hubungan dengan rekan kerja atau tenaga 
ahli lainnya; a) pentingnya konsultasi sejawat; b) 
pengalihan kasus, jika dia tidak dapat memberikan bantuan 
kepada pengacara pembela. 
5. Hubungan kelembagaan; berisi aturan-aturan 
penyelenggaraan jasa konsultasi terkait instansi. 
6. Praktik independen dan pelaporan kepada pihak lain; 1) 
konselor kejuruan independen dengan memperhatikan 
prinsip-prinsip pelaksanaan konseling pribadi, 2) tunduk 
pada entitas lain. 
7. Keterikatan profesi, 1) pelaksanaan hak dan kewajiban, 2) 
pelanggaran kode etik. 
Selain Kode Etik Konseling yang dikembangkan oleh 
ABKIN sebagai induk organisasi Konseling dan Konseling di 
Indonesia, Kode Etik Konseling dan Psikoterapi yang diusulkan 
oleh HIMPSI sebagai Himpunan Psikologi Indonesia tertuang 
dalam Kode Etik Psikologi (2010), Bab XIV Psikologi Konseling 
dan Terapi Psikologi, yang meliputi:: 
1. Pasal 71 Pembatasan Umum. 
2. Pasal 72 Kualifikasi konselor dan psikolog. 
3. Pasal 73 Persetujuan tindakan konseling dan terapi. 
4. Pasal 74 Konseling psikologis / psikoterapi dengan 
partisipasi pasangan atau keluarga. 
5. Pasal 75 Konseling kelompok dan terapi kelompok. 
6. Pasal 76 Memberikan konseling psikologis / psikoterapi 
kepada orang yang sebelumnya pernah menjalani konseling 
psikologis / psikoterapi. 
7. Pasal 77 Memberikan nasihat psikologis / psikoterapi 
kepada orang-orang yang terlibat dalam keintiman / 
keintiman dengan pasangan. 
8. Pasal 78 Penjelasan / ringkasan singkat setelah konseling 
psikologis / psikoterapi. 
6  
9. Pasal 79 Penghentian sementara konsultasi oleh psikolog / 
psikoterapi. 
10. Pasal 80 Penghentian konseling psikolog/psikoterapi. 
 
DINAMIKA HUBUNGAN KONSELING 
Konsultasi pada dasarnya yaitu  hubungan yang membantu 
(hubungan profesional). Beberapa contoh hubungan profesional 
meliputi: dokter dan pasien, pekerja sosial dan komunitas, 
pengacara dan konsultan, guru dan siswa. Meskipun semuanya 
yaitu  hubungan profesional, setiap hubungan memiliki 
karakteristiknya sendiri. Demikian pula, hubungan konsultasi 
berbeda dengan model hubungan lainnya. Pada dasarnya 
hubungan konselor dengan orang yang dikonsultasikan dalam 
proses konselingyaitu  hubungan yang memberikan 
bantuan profesional dan memiliki keunikan tersendiri. Dalam 
keadaan ini, profesional berdasarkan pengetahuan unik mereka 
memakai  teknologi intelektual dalam pertemuan khusus 
dengan orang lain sehingga konsultan dapat lebih efektif 
menangani kesulitan internal, kontradiksi atau konflik. Keunikan 
ini tercermin pada karakteristik khusus antara konselor dan 
konseli. Kekhususan tersebut terlihat dari tujuan pendampingan 
konselor, metode relasi dan permasalahan yang dihadapi 
konselor. 
Dalam hubungan membantu (help relationship) memiliki 
beberapa karakteristik dasar. Menurut Shertzer dan Stone (dalam 
Mappiare 2002: 2), hubungan bantuan memiliki ciri-ciri sebagai 
berikut: 
1. Membantu dalam hubungan itu bermakna dan bermanfaat 
2. Perasaan sangat mencolok dalam membantu hubungan 
3. Keutuhan pribadi muncul atau terjadi dalam membantu 
hubungan 
4. Hubungan yang membantu muncul melalui saling 
pengertian dari orang-orang yang terlibat. 
7  
5. Hubungan ada sebab  mereka yang mencari bantuan 
membutuhkan informasi, pelajaran, nasihat, bantuan, 
pengertian, dan / atau perhatian dari orang lain. 
6. Membantu dalam menjalin hubungan melalui komunikasi 
dan interaksi. 
7. Struktur hubungan membantu jelasusaha -usaha  yang 
bersifat kerja sama (collaborative) menandai hubungan 
helping. 
 
PENGEMBANGAN PRIBADI KONSELOR 
Empati 
Empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk 
membayangkan diri sendiri pada tempatnya dan memahami orang 
lain, termasuk perasaan, keinginan, gagasan, dan tindakan. 
Menurut Rogers (dalam Gunarsa Singgih, 1992), empati tidak 
hanya bersifat kognitif namun  melibatkan emosi dan pengalaman. 
Lebih lanjut Rogers berpendapat bahwa empati konselor yaitu  
salah satu faktor kunci dalam membantu konselor memecahkan 
masalah pribadi, yaitu saat  kita berempati dengan orang lain, 
menempatkan diri "pada posisi mereka", memandang dunia 
melalui mata mereka, membayangkan bagaimana rasanya 
menjadi. mereka dan mencoba merasakan apa yang mereka 
rasakan (Gunarsa, 1992). saat  konselor melihat empati pada 
konselor, mereka akan merasa lebih nyaman dan tidak 
memakai  mekanisme pembelaan seperti penyangkalan, 
penarikan diri, dll. Merasa epmpatu berarti mampu fokus untuk 
memahami orang lain dan bagaimana mereka menjalani hidup. 
Memahami emosi batin orang lain itu penting, namun  konselor 
juga harus mengkomunikasikan pemahaman mereka melalui 
bahasa tubuh dan tanggapan verbal (Wiley & Sons, 2013) 
Sebagai calon konselor, Anda harus dilatih untuk peka 
terhadap perasaan konselor, memahami pemikiran mereka, dan 
mampu merasakan perasaan dan pengalaman konselor. Untuk 
8  
mencapai ini, teknik empati dilatih. Latihan ini melibatkan 
pengungkapan perasaan konselor tentang perasaan, pengalaman, 
dan pikiran. Setiap budaya pasti memiliki kebiasaan berbeda yang 
akan membentuk kebiasaan berperilaku. saat  konselor dan 
konselor bertemu dalam proses konseling, konselor harus 
memahami latar belakang budaya mereka terlebih dahulu. Salah 
satu dari berbagai teknik untuk mengembangkan keterampilan 
empati yaitu  bermain peran. Bermain peran dianggap sebagai 
teknik yang efektif dan akan membantu seseorang belajar 
memahami dalam memposisikan diri sebagai konselor sehingga 
lebih fleksibel, misalnya bagaimana rasanya berada dalam posisi 
orang tua, guru atau teman yang terisolasi. 
Awalya (2012) menjelaskan bahwa kepribadian konselor 
ditinjau dari empati yaitu  kemampuan membedakan perilaku 
yang menggambarkan pandangan positif, membedakan perilaku 
yang menggambarkan pandangan negatif, membedakan orang 
potensial dalam konseling dan konseling, menerapkan perbedaan 
budaya dengan perspektif gender dalam konseling. . dan 
konseling, penerapan perbedaan budaya berperspektif hak asasi 
manusia dalam konseling dan konseling, penerapan perbedaan 
luwes antara konselor dan konselor dalam layanan konseling dan 
konseling, konselor yang menunjukkan integritas kepribadian 
yang kuat, dalam kepribadian, memiliki kemampuan, konselor 
menyadari keterlibatan profesional dalam komitmen etis 
profesional. 
Tulus 
menjelaskan bahwa keikhlasan sering 
disebut sebagai authenticity, yaitu segala sesuatu yang dilihat 
oleh konselor. Konselor mungkin tidak selalu tulus dalam 
kehidupan sehari-hari sebab  ia menyadari situasi ini dan oleh 
sebab  itu ia percaya bahwa kejujuran bukanlah kepentingan 
terbaik konselor atau orang yang sedang dinasihati. Untuk 
melindungi diri, konseli akan mempertahankan diri secara 
9  
emosional dengan memakai  mekanisme pertahanan seperti 
humor, prediksi / penghindaran, sindiran, dan penghinaan. 
Sebagai konselor (audiens), topeng yang akan digunakan 
konselor seringkali menghambat prosesnya. Orang yang diajak 
berkonsultasi (pemberi bantuan) biasanya dapat menemukan 
seseorang yang tidak tulus kepadanya. Hormati perkembangan 
konselor 
Respect 
Penghormatan atau istilah lain digunakan secara bergantian 
dengan definisi penerimaan yang diperluas: penegasan tanpa 
syarat (hadiah). Setidaknya rasa hormat melibatkan perlakuan 
hati-hati terhadap individu. Pada tingkat yang lebih dalam, rasa 
hormat berarti menyediakan hubungan yang menerima dan 
menghargai individu dan setiap orang.
percaya bahwa cara berpikir tentang penerimaan yaitu  dengan 
memikirkan beberapa reaksi yang tidak dapat diterima, seperti: 
(a) perintah, perintah, (b) penyelidikan, pertanyaan, (c) 
peringatan, ancaman, (d) moralisasi, dakwah , (E) persuasif, (f) 
mengajar, berbicara, (g) memberikan saran,  memberikan solusi, 
(h) psikoanalisis, (i) kritik, penilaian, (j) pujian, (k) sindiran, 
humor. 
Jawaban tertentu mungkin sesuai jika digunakan pada 
waktu yang tepat dan dengan cara yang mendukung (misalnya 
pengajaran, saran, humor, survei, dan pertanyaan). Semua 
tanggapan ini mungkin menunjukkan bahwa asisten tersebut 
membela atau memblokir. Tanggapan lain mungkin tidak 
diungkapkan secara lahiriah dan mungkin menjadi bagian dari 
pembicaraan diri seseorang. Kenali reaksi non-reaktif Anda 
sendiri dan perhatikan kecenderungan yang berhubungan dengan 
diri Anda dan orang lain. Cobalah untuk mengakui pikiran negatif 
dengan terus terang dan terima diri Anda sendiri. 
10  
Integritas 
Kata "integritas" berasal dari kata sifat Latin integrer 
(langkap). Dalam hal ini, integritas yaitu  suatu perasaan batin 
tentang "keutuhan", yang bersumber dari kualitas seperti 
kejujuran dan konsistensi karakter. Bahkan dalam situasi sulit, 
integritas akan bertindak selaras dengan nilai-nilai dan kebijakan 
organisasi serta etika profesi ,Keterampilan 
integritas mengacu pada kemampuan konselor untuk menerapkan 
strategi pada situasi tertentu dengan tetap memperhatikan latar 
belakang budaya dan sosial ekonomi konselor. Konselor 
membutuhkan kemampuan ini untuk menggabungkan berbagai 
metode observasi dan penanganan konseli agar berjalan lancar 
selama proses konseling. 
Resilience 
Van Breda (dalam Nisa, 2016) menyatakan bahwa resiliensi 
yaitu  kemampuan seseorang untuk tumbuh dan berkembang 
secara aktif melalui penggunaan sumber daya yang tersedia untuk 
pulih dari situasi stres, trauma atau peristiwa yang mengejutkan. 
Oleh sebab  itu, dapat disimpulkan bahwa resiliensi yaitu  
kemampuan seseorang untuk pulih dari kondisi yang 
membuatnya frustasi dan mampu mengatasi kesulitan dengan 
cara yang positif sekaligus beradaptasi dengan kondisi sulit 
tersebut. Paradigma ketahanan didasarkan pada pandangan 
kontemporer yang muncul dari bidang psikiatri, psikologi, dan 
sosiologi tentang bagaimana anak-anak, remaja, dan orang 
dewasa dapat bangkit kembali dan bertahan dari stres, trauma, 
dan situasi berisiko hidup. Dalam hal ini, konselor dapat 
mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan ketahanan 
orang yang diajak berkonsultasi, yang dapat diintegrasikan ke 
dalam setiap komponen, seperti gambar di bawah ini: 
1. Komponen mata kuliah instruksional: pengajar harus 
berpartisipasi dalam proses pengajaran dari sumber yang 
dapat memahami mata kuliah instruksional dan dapat   
mengajarkan instruksi kepada semua individu di lembaga / 
organisasi. 
2. Komponen layanan responsif: Tujuan lain dari layanan 
responsif yaitu  untuk mengintervensi masalah atau 
keprihatinan pribadi yang muncul dan dirasakan oleh orang 
yang berkonsultasi dengan segera pada saat itu. Materi 
layanan responsif bergantung pada pertanyaan atau 
kebutuhan orang yang diajak berkonsultasi. Misalnya, 
untuk pelajar, biasanya mencakup menangani tekanan 
akademis, masalah keluarga, penyalahgunaan narkoba, 
penyalahgunaan alkohol, merokok, seks bebas, dll. 
Konselor juga dapat bekerja sama dengan berbagai pakar 
dan pakar di bidang pengembangan ketahanan pribadi, 
seperti psikolog, psikiater, pusat rehabilitasi trauma, dan 
komite perlindungan anak, serta memakai  layanan 
para pakar dan pakar tersebut untuk mentransfer kasus 
3. Komponen rencana pribadi: Komponen ini mencakup 
banyak kegiatan dan prosedur, yang dapat membantu 
konseli untuk memahami dan memantau perkembangan diri 
secara teratur. Apa yang dilakukan konselor yaitu  
penilaian pribadi dengan memakai  alat psikologis. 
4. Komponen pendukung sistem: Manajemen BK 
memerlukan sistem pendukung lebih lanjut, yaitu 
komponen pendukung yang biasanya dilaksanakan melalui 
kegiatan R&D, pengembangan profesional, manajemen 
perencanaan, dan pengaruh komunitas yang luas. 
Rendah Hati 
Seseorang mungkin hanya melihat orang lain sebagai orang 
yang bermasalah, namun  ingatlah bahwa sebagai manusia, setiap 
orang rentan terhadap masalah kepercayaan diri, membuat 
kesalahan, berada dalam keadaan defensif, bertindak bodoh, dll. 
Jika seseorang memiliki masalah, apakah dia lebih suka berbicara 
dengan seseorang yang mengerti dia? Atau lebih tepatnya   
berpikir bahwa Anda telah gagal dan menyadari bahwa Anda 
lebih rendah dari mentee (pencari bantuan), yangyaitu  
bentuk kerendahan hati yang membantu melihat masalah orang 
lain sebagai kenyataan. 
Merangkul Perbedaan 
Pengalaman mengarah pada peningkatan penerimaan dan 
rasa hormat satu sama lain, dan kerendahan hati. Orang yang 
berpengalaman dan kompeten tidak dapat secara otomatis 
berasumsi bahwa dia mengetahui sesuatu yang cocok untuk orang 
lain. Ingat, selalu ada lebih dari satu cara untuk menyelesaikan 
masalah. 
Adil dan Bijaksana 
 bahwa keadilan yaitu  
tentang memperlakukan orang secara setara, namun  masyarakat 
dan individu dapat mengalami depresi. Sebagai seorang 
penolong, cobalah untuk mengidentifikasi setiap kecenderungan 
yang tidak adil dan atasi. Membuat buku harian yaitu  cara 
terbaik untuk mengembangkan kesadaran diri. Salah satu hal 
yang bisa diperhatikan dalam buku harian yang jujur yaitu  
keadilan. Jika, sebagai konsultan organisasi, pertimbangkan 
apakah karyawan dan semua pengguna layanan harus 
diperlakukan sama dan dihormati. Di sini, konsultan perlu 
mendiskusikan kualitas lain untuk menangani praktik konsultasi 
organisasi atau perilaku orang lain yang tidak adil. 
Menurut kamus (Wilay & Sons, 2013), kebijaksanaan 
melibatkan penilaian dan kehati-hatian. Definisi ini juga 
mengambil pengetahuan, akal sehat dan pembelajaran sebagai 
bagian dari spekulasi dan persepsi mental. Definisi ini berarti 
bahwa kearifan tidak hanya mengandung informasi yang baik, 
namun  juga memiliki pemikiran dan ketajaman yang terbuka. 
Berani 
Dibutuhkan keberanian untuk mendengarkan pengalaman 
sulit orang lain, kadang  konselor merasa terlalu dalam (terlalu   
simpatik) untuk gagal dalam proses konseling. Keberanian berarti 
mengambil risiko, mengungkapkan keraguan, ketakutan, 
ketidakpastian, dan kesalahan. Konselor biasanya harus mampu 
mentolerir kecemasan dan membuat keputusan sendiri. 
kadang  konselor dihadapkan pada situasi di mana mereka 
harus berkompromi untuk nilai lain, sepesepirti melanggar aturan 
kerahasiaan untuk memastikan keselamatan anak (ini yaitu  
bagian tentang etika dan perilaku etis) bahwa kompetensi 
merupakan kombinasi antara pengetahuan, keterampilan dan 
penerapan (jika digunakan). Sistem pengetahuan yang dapat 
digunakan untuk membantu orang lain sangat luas sehingga tidak 
mungkin untuk mengetahui semua kemungkinan pengetahuan 
yang relevan. Apa yang dapat dilakukan instruktur yaitu  terus 
memperbarui dan mengembangkan pengetahuan mendengarkan 
melalui refleksi, membaca terkait, dan pelatihan lebih lanjut. 
Yang terutama dibutuhkan konsultan konsultan yaitu  bahwa 
konsultan harus mendengarkan dengan cermat sehingga dia dapat 
menentukan masalah dan cara mengatasinya. Penerimaan 
(insight) dengan membangun rasa percaya diri sangat berharga 
bagi konseli, kemudian konseli harus melakukan penjelasan dan 
eksplorasi yang lebih mendalam untuk membantu konseli lebih 
memahami dirinya dan menemukan sumber daya sendiri. 
Tegas 
mengatakan bahwa ketegasan 
mengacu pada kemampuan untuk jujur dengan diri sendiri dan 
percaya bahwa diri sendiri benar (keyakinan terkait dengan 
integritas) dan dapat percaya pada diri sendiri, dan berbicara 
dengan jelas dan langsung bila diperlukan, tanpa radikal atau 
memaksakan ide. Diantara yang lain. Ini melibatkan tanggung 
jawab Anda sebagai konsultan terhadap posisi dan reaksi Anda 
(misalnya, dengan berpikir "Saya percaya ..."). Keyakinan juga 
14  
mencakup kemampuan untuk mendengarkan apa yang didengar 
pihak lain, seperti tidak merasa terlalu defensif atau tertekan saat 
berbicara. Konsultan harus menjaga kepercayaan diri pada 
waktu-waktu tertentu, tidak hanya saat bertemu dengan orang 
yang bertanya kepada konsultan, namun  juga berperan dalam peran 
konsultan sebagai pendengar, seperti saat konsultan tetap menjadi 
konsultan. Kerahasiaan atau bertindak sebagai pembela 
 
Konseling yaitu  layanan profesional yang diberikan oleh 
konselor kepada konseli. Dalam proses konsultasi terdapat etika 
konsultasi yangyaitu  aturan yang harus diberlakukan oleh 
konsultan, dan hak konsultan harus dilindungi oleh konsultan, 
dan harus diatur secara hukum sesuai dengan aturan (Kode Etik). 
Keberhasilan konsultasi sangat bergantung pada kualitas 
hubungan dalam proses konsultasi, yang menentukan konsultan 
untuk mengembangkan kemampuannya sendiri, dan konsultan 
harus memiliki kemampuan ini, antara lain: empati, ketulusan, 
rasa hormat, integritas, keuletan, kerendahan hati, Keadilan, 
kebijaksanaan, keberanian, kemampuan dan kepercayaan diri. 

 
 
Konselingyaitu  kegiatan yang melibatkan hubungan 
personal antara konselor dengan konseli, dimana konselor 
memberikan bantuan kepada konseli dengan suatu masalah 
sehingga dapat ditentukan solusi atau masalah. Tentu saja, saat  
berhadapan dengan konseli, seseorang harus memahami 
hubungannya dengan keterampilan konseling. sebab  ini yaitu  
satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang efektif dan 
pemecahan masalah saat menjalin hubungan. Teknologi ini 
termasuk konsultasi mikro. Konsultasi mikro yaitu  cara untuk 
menguasai teknologi konsultasi. Dengan bantuan konsultasi 
mikro, dapat membantu konselor menjalankan tugasnya sesuai 
profesinya dan menjalankannya secara profesional. 
Tidak sedikit diantara kita, bahkan kita sendiri menjadi 
konselor untuk orang lain namun  masih banyak juga bahwa kita 
langsung memberikan solusi atau jalan keluar. Bahkan ada saat  
menjadi seorang konselor hanya menjadi pendengar setia 
sehingga Konseli tidak kunjung dapat menyelesaikan 
masalahnya. Untuk itu perlunya mempelajari teknik - teknik ini 
agar proses konseling dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. 
Teknik - teknik yang harus kita pelajari tersebut berproses dari 
adanya attending, yaitu perilaku menghampiri Tutor atau 
konselor sangat memperhatikan kemampuan tutor agar dapat 
berpartisipasi dalam proses konseling. Empati yaitu  
kemampuan konselor untuk merasakan perasaan konseli. 
Keterampilan mendengarkanyaitu  cara konselor 
memperhatikan penuturan Konseli selama proses berlangsungnya 
16  
konseling. Teknik - teknik tersebut sangat bersinambung sebab  
jika tidak memerhatikan secara saksama apa yang dituturkan 
Konseli maka tidak akan sepenuhnya pula tanggapan yang 
diberikan. Maka dari itu perlunya mempelajari teknik dalam 
konseling 
 
ATTENDING 
Secara umum proses konsultasi terbagi menjadi tiga tahap, 
yaitu: pertama, tahap awal (tahap identifikasi masalah). Kedua, 
tahap intermediate (tahap dimana ada masalah tertentu). Ketiga, 
tahap akhir (aksi). Keterampilan setiap tahap pembinaan yang 
disebutkan dijelaskan di bawah ini. Tahap awal konsultasi disebut 
tahap identifikasi masalah. Pada tahap ini konselor dapat 
memakai  beberapa keterampilan yaitu: (A) Berpartisipasi; 
(b) Dengarkan; (c) Welas Asih; (d) Refleksi; (e) Jelajahi; (f) 
Ajukan pertanyaan; (g) Sampaikan pesan utama; (h) Sedikit 
memberikan dorongan dan dorongan. 
17  
Menurut Carkhuff, partisipasiyaitu  cara untuk 
menunjukkan bagaimana konselor mempersiapkan diri, bertindak 
atau bertindak, mendengarkan, dan memperhatikan konselor, 
sehingga konselor merasa aman, nyaman dan mendapat perhatian 
konselor. Dengan kata lain berpartisipasi yaitu  ikut serta, yang 
juga dapat dikatakan suatu keterampilan atau teknik yang 
digunakan oleh konselor untuk memusatkan perhatian pada 
konseli, sehingga konseli merasa dihargai dan diterima dalam 
suasana yang menguntungkan. Bimbingan, agar konseli dapat 
dengan leluasa mengungkapkan atau mengungkapkan pikiran, 
perasaan atau perilaku. Penampilan konselor mengungkapkan 
komponen perilaku nonverbal, bahasa lisan dan kontak mata. 
Perilaku peserta sangat penting, sebab  perlu memperhatikan 
perilaku peserta yang nantinya akan mempengaruhi perilakunya, 
antara lain: 
1. Meningkatkan harga diri konselor, sebab  sikap dan 
perilaku partisipasi dapat membuat konselor menghargai 
konselor. sebab  dia berharga, dia akan merasakan harga 
diri atau peningkatan. 
2. Partisipasi dapat menciptakan suasana aman bagi orang 
yang diajak berkonsultasi, sebab  orang yang diajak 
berkonsultasi merasa bahwa beberapa orang dapat 
dipercaya, dapat berbicara dengan teman, dan terlindungi 
secara emosional. 
3. Berpartisipasi dalam perilaku membuat konseli percaya 
diri dan percaya bahwa konselor yaitu  tempat yang 
mudah untuk mengekspresikan hati dan emosinya. 
Keterampilan partisipasi mengacu pada pekerjaan 
pembinaan yang memperkenalkan orang yang sedang dilatih 
selama proses pembinaan. Konselor harus menguasai ketrampilan 
dasar tersebut, sebab  keberhasilan menentukan kondisi awal 
akan menentukan proses dan hasil konseling. Pembangkitan dan 
pengembangan perhatian dimulai dengan usaha  konselor untuk 
18  
menunjukkan empati, rasa hormat, keadilan, dan kompetensi. 
Keterampilan partisipasi (partisipasi keterampilan) Keterampilan 
partisipasi yaitu  perilaku konselor mendekati konseli, 
diwujudkan dalam bentuk kontak mata, bahasa tubuh dan bahasa 
lisan dengan konseli. Proses konsultasi membutuhkan partisipasi 
atau partisipasi konsultan. Oleh sebab  itu, kemampuan ikut serta 
dalam konselor akan memudahkan konseli untuk melakukan 
dialog dan keterbukaan. Ciri-ciri kehadiran yang baik yaitu : 
1. Mengangguk, jika Anda setuju dengan pernyataan konseli 
2. Ekspresinya tenang, ceria dan tersenyum; 
3. Posisi tubuh agak condong ke arah orang yang diajak 
berkonsultasi, 
4. Jarak antara konselor dan konseli sangat dekat, duduk 
bersebelahan, perubahan gerak tubuh akan berubah untuk 
meningkatkan percakapan. 
5. Secara aktif mendengarkan dengan seksama dan menunggu 
pidato terdakwa selesai. 
Sedangkan karakteristik attending (attending skills) yang 
kurang baik yaitu  sebagai berikut: 
1. Kepala kaku; 
2. Ekspresi wajah yaitu  melamun, gugup, melihat, dan tidak 
dapat melihat orang yang sedang diajak berkonsultasi saat 
orang tersebut berbicara dan matanya melotot; 
3. Postur tubuh yang kaku, berbaring di kursi, bersandar, 
duduk pada jarak nol dari terdakwa, duduk tidak begitu 
akrab, kemudian berbalik; 
4. Putus, bicara. 
5. Mudah terganggu sebab  gangguan eksternal. 
Tidak ada partisipasi tanpa empati. Menurut Clark (2010: 
351-352), empati yaitu  kemampuan konselor merasakan 
suasana emosional dan ancaman psikologis yang dirasakan 
konselor, sehingga dapat memahami dan berpikir bersama dalam 
19  
konseling. Dalam aplikasi strategis, rekomendasi Clark dapat 
diselesaikan dengan cara berikut: 
1. Langkah pertama dari inklusivitas yaitu  secara kualitatif 
menekankan dalam berbagai derajat ke arah pembinaan 
secara keseluruhan dengan memperlakukan welas asih 
sebagai konstruksi penting. 
2. Langkah kedua yaitu  mengintegrasikan pandangan dari 
beberapa cara untuk memahami potensi, yang membantu 
memahami secara kondisional dan komprehensif empati 
dari konsultan. 
3. Langkah ketiga yaitu  mendamaikan kesadaran dari 
berbagai sudut, sehingga konselor dapat mengintegrasikan 
konsep teoritis ke dalam konseling yang mungkin awalnya 
tidak sesuai dengan hasil observasi. 
4. Langkah keempat, memunculkan kesadaran seorang 
konselor, bisa jadi memiliki preferensi terlibat khusus 
dalam konseling. Langkah kelima yaitu  mengantisipasi 
kendala melalui penekanan batasan yang jelas 
 
EMPATI 
Berempati pada dasarnya sangat terkait dengan kondisi 
konseli dan faktor budaya yang dianutnya. Berempati sangat 
bersifat inklusif oleh sebab  itu Egan (2010: 47) mengingatkan 
masyarakat bahwa pengetahuan konseli dapat membuat konselor 
jauh dan dapat menyesatkan.Konselor tidak hanya perlu 
menyesuaikan perasaannya melalui perkataan yang disampaikan 
oleh konseli. , Dan juga menyesuaikan makna budayanya, 
hubungan empati bukan hanya berpusat pada kepribadian 
individu konseli namun  menyangkut konteks kunci kehidupannya, 
lingkungan sosial-politik yang kompleks dan status konseli 
("pada konteks kelokalan"). Eempati bukanlah sesuatu yang 
secara sepihak ditawarkan, melainkan sesuatu yang saling 
dihasilkan melalui proses dialog konseling dan kesadaran diri 
20  
konselor, untuk itu hal-hal yang bersifat budaya hendaknya 
dibarengi introspeksi tentang ide-ide, kehati-hatian, inovasi, dan 
pengertian yang mendalam. 
Empati terdiri dari dua jenis, yaitu (a) Empati primer, yaitu 
bentuk empati yang hanya memahami perasaan, pikiran, 
keinginan, dan pengalaman orang yang diajak berkonsultasi. 
Tujuannya untuk mendiskusikan dan membuat klicn menjadi 
publik. (B) Tingkat empati yang tinggi, yaitu jika konsultan 
memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang perasaan, pikiran, 
keinginan, dan pengalaman orang tersebut, dan dapat 
menggerakkan orang tersebut untuk diajak berkonsultasi, sebab  
konsultan memiliki perasaan yang sama. Partisipasi konselor 
membuat konselor tergerak dan terbuka untuk mengemukakan isi 
perasaan, pikiran, pengalaman, termasuk penderitaannya melalui 
ubuk hati yang paling dalam. Bila melakukan empati, konselor 
harus mampu : 
1. Bersihkan perasaan dan pikiran egoisme, 
2. Masuki dunia orang yang diajak berkonsultasi, 
3. Latih empati utama dengan mengatakan "Saya bisa 
merasakan apa yang Anda rasakan". "Saya dapat 
memahami pikiran Anda, saya dapat memahami keinginan 
Anda," 
4. Tunjukkan empati yang tinggi dengan mengatakan: "Saya 
merasakan perasaan Anda, dan pengalaman Anda 
menyakiti saya". 
Memahami dan Akurat Salah satu tanggung jawab utama 
konselor empati yaitu  peka dan akurat dalam memahami 
pengalaman dan perasaan konselor, seperti yang diungkapkan 
oleh interaksi momen-ke-momen dalam proses pengobatan. 
Konselor mencoba merasakan pengalaman subjektif konseli, 
terutama sekarang dan saat ini. Tujuannya yaitu  untuk 
mendorong terdakwa untuk lebih dekat dengan dirinya sendiri, 
merasa lebih dalam dan lebih intens, serta untuk mengenali dan 
21  
menyelesaikan perbedaan di antara mereka. Empati yaitu  
pemahaman yang dalam dan subyektif antara yang berkonsultasi 
dan yang dimintai pendapat. Simpati bukanlah simpati atau belas 
kasihan bagi tertuduh. Konselor dapat berbagi dunia subjektif 
konseli dengan belajar dari pengalamannya sendiri, dan 
pengalaman ini mungkin serupa dengan perasaan konseli. 
Namun, konselor tidak boleh kehilangan perpisahannya. Rogers 
menegaskan bahwa saat  konsultan dapat memahami dunia 
pribadi konsultan seperti yang dilihat dan dirasakan oleh 
konsultan tanpa kehilangan identitas independennya, perubahan 
konstruktif dapat dilakukan. Ini yaitu  empati utama yang dapat 
membantu orang yang diajak berkonsultasi: 
1. Perhatikan dan hargai pengalaman mereka. 
2. Untuk menangani pengalaman mereka secara kognitif dan 
fisik, 
3. Menguji pengalaman masa lalu dengan cara baru, dan 
4. Meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam membuat 
pilihan dan mengambil tindakan (Cain, 2010). 
Clark (2010) menggambarkan model empati holistik dalam 
proses konsultasi, yang didasarkan pada tiga metode pemahaman. 
1. Empati subyektif memungkinkan praktisi mengalami 
perasaan konsultan 
2. Komunikasi interpersonal melibatkan pemahaman 
kerangka acuan internal konsultan dan menyampaikan 
makna pribadi kepada orang tersebut. 
3. Objek simpati bergantung pada sumber pengetahuan di luar 
kerangka acuan konseli. 
Empati yang akurat yaitu  landasan dari pendekatan yang 
berpusat pada manusia, dan iniyaitu  bagian penting dari 
terapi yang efektif (Cain, 2010). Pemahaman yang akurat tentang 
empati berarti konselor akan melakukannya. Merasa bahwa orang 
yang diajak berkonsultasi merasa seperti perasaan Anda sendiri, 
tanpa tersesat dalam perasaan itu. Ini yaitu  cara bagi konselor 
22  
untuk mendengarkan makna konselor yang sering berada di 
ambang kesadaran. Cara utama untuk menentukan apakah 
seorang individu pernah mengalami kasih sayang konselor yaitu  
dengan mendapatkan umpan balik dari konselor (Norcross, 
2010). Menurut Watson (2002), memahami arti dan perasaan 
orang yang diajak berkonsultasi sama persis. Ini seperti 
memahami "bagaimana rasanya menjadi Anda". Empati yaitu  
unsur perubahan yang efektif, hal itu membantu proses kognitif 
dan regulasi emosional konseli. Tinjauan komprehensif Watson 
terhadap literatur penelitian tentang pengobatan empati secara 
konsisten menunjukkan bahwa empati konselor yaitu  prediktor 
terkuat dari kemajuan pengobatan dalam subjek. 
Empati yaitu  bagian penting dari pengobatan yang 
berhasil dalam modalitas pengobatan apa pun. Persepsi konselor 
tentang perasaan mereka terkait erat dengan hasil akhir. Konselor 
yang berbelas kasih mencoba menemukan makna dari 
pengalaman konseli, memahami tujuan konseli secara 
keseluruhan, dan menyesuaikannya dengan respons konselor 
tertentu. Empati yang efektif didasarkan pada perhatian yang 
tulus kepada orang yang diajak berkonsultasi (Elliott, Bohart, 
Watson, dan Greenberg, 2011). Tekankan teknik dan prosedur 
perawatan refleks sensorik. Fokus awal Rogers yaitu  
memahami, berkonsultasi, dan mengingat dunia. Namun, seiring 
berkembangnya pandangannya tentang psikoterapi, fokusnya 
bergeser dari absolut dan tanpa arah menjadi menekankan 
hubungan antara konselor dan konseli. Banyak pengikut Rogers 
hanya meniru gaya reflektifnya, dan terapi yang berpusat pada 
konselor sering kali disamakan dengan teknik refleksi, terlepas 
dari pandangan Rogers bahwa sikap relasional konselor dan cara 
utama berbagi konselor yaitu  dasar dari proses perubahan. 
Rogers dan kontributor lain untuk pengembangan People 
Centered Approach telah mengkritik pandangan stereotip bahwa 
pendekatan tersebut pada dasarnya yaitu  pengulangan 
23  
sederhana dari apa yang baru saja dikatakan oleh Penasihat. 
Evolusi Pendekatan yang Berpusat pada Manusia Terapi modern 
yang berpusat pada orang yaitu  hasil dari proses evolusi yang 
berlangsung selama lebih dari 70 tahun dan secara konstan 
terbuka untuk perubahan dan peningkatan. Salah satu kontribusi 
utama Rogers dalam bidang konseling yaitu  pandangan bahwa 
kualitas hubungan terapeutik, tidak seperti teknik,yaitu  
faktor utama dalam perkembangan konselor. Kemampuan 
konselor untuk membangun hubungan yang kuat dengan konselor 
merupakan faktor penting dalam keberhasilan konseling - tidak 
ada teknik dasar untuk mempraktikkan terapi yang berpusat pada 
orang "dengan" konselor, dan memasuki dunia persepsi dan 
perasaan mereka dapat memfasilitasi proses perubahan. 
Konselor yang berpusat pada orang tidak dilarang 
menyarankan teknik, namun  kepatuhan terhadap nasihat yang 
diberikan yaitu  penting. Beberapa Konselor bekerja lebih baik 
dengan lebih banyak rujukan, sementara yang lain lebih baik 
dalam iklim non-rujukan (Kain, 2010). Penting bagi kemajuan 
konselor untuk memiliki konselor yang penuh perhatian dan 
tenggelam dalam konselor dan perhatian yang dia ungkapkan 
(Kain, 2010). Konselor harus secara jujur mengungkapkan 
kualitas dan keterampilan seperti mendengarkan, menerima, 
menghormati, memahami, dan bereaksi. Teknik dapat disarankan 
untuk membantu Konselor dan Konselor bekerja sama dengan 
cara yang empati. Teknik tersebut bukanlah usaha  untuk 
"melakukan sesuatu" oleh konselor (Bohart & Watson, 2011). 
Rogers mengharapkan terapi yang berpusat pada orang 
untuk terus berkembang dan mendukung orang lain dalam 
membuat terobosan baru. Salah satu cara utama di mana terapi 
yang berpusat pada manusia dikembangkan yaitu  melalui 
variasi praktik, inovasi dan individualisasi. Tidak ada lagi cara 
untuk mempraktikkan terapi yang berpusat pada orang (Cain, 
2010), dan Konselor memiliki kebebasan yang lebih besar untuk 
24  
berbagi reaksi mereka, menghadapi konselor dengan cara yang 
peduli, dan berpartisipasi secara lebih aktif dan penuh dalam 
proses terapeutik. (Bozarth et al., 2002). Dalam pendekatan ini, 
kedekatan sangat dihargai yaitu mengatasi apa yang terjadi antara 
konselor dan konselor. Perubahan ini mendorong variasi metode 
yang lebih luas dan memungkinkan konselor yang berpusat pada 
orang untuk sangat bervariasi dalam gaya pribadi mereka. 
Gerakan menuju keaslian memungkinkan konselor yang 
baik dan berorientasi pada orang untuk berlatih dengan cara yang 
lebih fleksibel dan inklusif yang sesuai dengan kepribadian 
mereka dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam 
menyesuaikan hubungan konseling dengan orang yang berbeda 
(Bohart dan Watson, 2011). Cain (2010, 2013) percaya bahwa 
penting bagi konselor untuk menyesuaikan gaya terapeutik 
mereka dengan kebutuhan unik mereka masing-masing. Konselor 
yang berfokus pada orang bebas memakai  berbagai jawaban 
dan metode untuk membantu konselor mereka. Pertanyaan 
panduan yang harus ditanyakan oleh seorang konselor yaitu , 
"Apakah ini pantas?" Kain berpendapat bahwa akan lebih baik 
bagi konselor untuk terus memantau apakah yang mereka lakukan 
sudah sesuai, terutama apakah gaya terapeutik mereka konsisten 
dengan cara konselor memandang dan memahami masalahnya. 
 
MENDENGARKAN 
Tindak lanjut dari kegiatan bertanya yaitu  mendengarkan. 
Tuhan sungguh luar biasa sebab  Dia menciptakan manusia 
dengan dua telinga dan satu mulut. Ini berarti orang berharap 
mendengar lebih dari yang mereka katakan. Semakin tinggi posisi 
seseorang dalam struktur organisasi, semakin sulit untuk 
mendengarkan. Ini sebab  posisinya jauh dari orang jangkung 
atau lebih sedikit orang yang dekat dengannya (di bawah 
koordinasi langsungnya). Di sisi lain, semakin tinggi status 
seseorang, semakin penting pula keputusan strategis yang akan ia 
25  
buat. Kesalahan pengambilan keputusan sebab  salah 
mendengarkan dan memahami informasi akan berakibat fatal. 
Oleh sebab  itu, perlu mendengarkan dengan terampil. Tampil di 
tengah tim kerja Anda, pergilah ke tempat kejadian untuk 
menemukan dan mendengarkan informasi dari bawahan atau 
pelanggan. 
Mendengarkanyaitu  kegiatan yang sering dilakukan 
secara tatap muka (tatap muka) dan dalam kelompok kecil. Setiap 
orang memiliki tujuan yang berbeda-beda saat  mendengarkan 
berbagai hal, termasuk berinteraksi dengan orang lain, menerima 
informasi, mengatasi masalah, dan berbagi perasaan dengan 
orang lain. Dalam komunikasi interpersonal, mendengarkan 
percakapan dengan orang lainyaitu  bagian penting dalam 
memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Dalam 
hal ini yang dimaksud dengan "mendengarkan" bukanlah 
aktivitas yang statis melainkan dinamis, yaitu aktivitas yang 
secara aktif mendengarkan percakapan dengan orang lain yang 
membutuhkan perhatian penuh dan tidak terpengaruh oleh 
gangguan percakapan. Oleh sebab  itu dalam kegiatan menyimak 
itu sendiri bukanlah banyak latihan menyimak, pemahaman 
dialog yang lebih baikyaitu  tugas yang mudah dan 
membutuhkan latihan yang cukup. Misalnya, saat  orang yang 
sedang berkonsultasi mengajukan pertanyaan di ruang 
konferensi, ponselnya tiba-tiba berdering. Dering telepon dapat 
mengganggu atau mengganggu konsultasi. Selama ada 
pemikiran, seseorang dapat memilih kata-kata yang tepat untuk 
disampaikan kepada pihak lain agar dapat memahaminya dengan 
benar dan benar. Dengan emosi, seseorang dapat mengungkapkan 
perasaannya (senang, sedih, percaya diri atau ragu) saat 
berkomunikasi dengan orang lain. Melalui bahasa tubuh, 
seseorang bisa lebih yakin dengan konten yang disampaikan oleh 
kata-kata dan emosi yang diungkapkan. 
26  
Menurut Lehman Brothers, Himstreet dan Baty, sebagian 
besar manajer menghabiskan jam kerja harian mereka untuk 
mendengarkan dan berbicara dengan supervisor, karyawan, 
pelanggan, dan berbagai asosiasi bisnis. Mendengarkan sama 
pentingnya dengan berbicara atau berbicara di depan penonton. 
Sephen R. Covey menyebutkan dalam bukunya "Seven Habits of 
High Efficiency" bahwa ada beberapa tingkatan mendengarkan, 
yaitu: 
1. Fokus pada mendengarkan. Dengarkan dan pahami 
sepenuhnya bahasa, niat, dan perasaan pembicara 
2. Dengarkan dengan penuh perhatian. Perhatikan dan fokus 
pada apa yang pembicara katakan dan bandingkan dengan 
pengalaman Anda sendiri 
3. Mendengarkan secara selektif. Dengarkan hanya apa yang 
menarik minat Anda 
4. Berpura-pura mendengarkan. Seperti mendengarkan 
5. Mengabaikan. Tidak berusaha mendengarkan sama sekali 
Agar Anda dapat mendengarkan dengan penuh empati, 
berikut yaitu  hal-hal yang harus Anda lakukan: (a) Pertahankan 
kontak mata saat mendengarkan; (b) Perhatikan apa yang 
pembicara katakan dan rasakan; (c) Beri pembicara cukup waktu. 
Ada 3 langkah dalam tahap mendengarkan dalam proses 
pembelajaran, seperti yang dijelaskan oleh Underwood: 
1. Tahap pre-listening (tahap sebelum proses listening) Pada 
tahap ini siswa harus melakukan beberapa aktivitas 
sebelum menyimak. Misalnya, baca pertanyaan yang 
diberikan. 
2. Tahap listening dan speaking (tahap listening) menuntut 
siswa untuk mendengarkan sambil melakukan aktivitas. 
Tujuannya untuk membantu siswa meningkatkan 
kemampuannya dalam memperoleh informasi dari bahasa 
lisan. Contoh: mencocokkan gambar, pilihan ganda, 
pertanyaan benar dan salah, dan dikte. 
27  
3. Tahap post-listening (tahap setelah proses listening) 
kegiatan post-listening terkait dengan makalah tes. Di sini, 
siswa memiliki waktu untuk berpikir, berdiskusi, dan 
menuliskan jawaban. 
Mengingat betapa pentingnya kebiasaan mendengarkan 
yang baik, maka ada beberapa saran agar dalam mendengarkan 
berlangsung secara efektif antara konselor dan Konseli, antara 
lain: 
1. Mulailah dengan gerakan, kontak mata, nada suara, dan 
ekspresi wajahnya, serta perhatikan siapa yang berbicara. 
Perhatian Anda akan dapat membantu Anda memahami 
maknanya. 
2. Berikan umpan balik, seperti apakah mereka mengerti, 
apakah ada masalah, atau setuju atau tidak setuju dengan 
apa yang dikatakan. 
3. Mendengarkan membutuhkan waktu, sebab  proses 
komunikasi dilakukan secara tatap muka sebagai pengirim 
dan penerima pesan pada waktu yang bersamaan. 
4. Gunakan pengetahuan Anda tentang pembicara untuk 
memberi Anda manfaat positif. 
Kebiasaan menjadi pendengar yang efektif memiliki 
beberapa efek positif, di antaranya: 
1. Pendengar yang baik akan disukai oleh orang lain sebab  
mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar pendengaran 
manusia. 
2. Setelah memahami pesan yang diterima, kinerja / kinerja 
karyawan akan meningkat. 
3. Umpan balik yang akurat dari bawahan (karyawan) akan 
berdampak positif terhadap prestasi kerjanya. 
4. Manajer dan karyawan harus menghindari kesalahpahaman 
saat mengirimkan informasi. Seorang pendengar yang baik 
akan mampu membedakan fakta dari gosip. 
28  
5. Pendengar yang baik cenderung membuka ide-ide baru 
kepada orang lain, sehingga mendorong berkembangnya 
kreativitas. Dalam bentuk perilaku tertentu, orang lain bisa 
mengerti. 
6. Pendengar yang efektif juga akan mampu menghasilkan 
prestasi kerja yang baik dan meningkatkan kepuasan kerja. 
Meningkatnya kepuasan kerja sebab  mereka tahu apa yang 
terjadi, kapan mendengar dan kapan harus berpartisipasi, 
yang sebab  komunikasi yang baik. 
Banyak konsultan menemukan bahwa model 
mendengarkan aktif ini efektif dan memiliki banyak manfaat 
dalam praktiknya. Dalam praktiknya, model mendengarkan aktif 
memiliki banyak manfaat. Manfaat ini dapat mendorong katarsis 
(untuk mengurangi atau mengurangi emosi negatif melalui 
ekspre