Kamis, 04 Mei 2023
gigi 2
dalam, fraktur mahkota oleh karena trauma.
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
Asimptomatik, jika ada rasa nyeri biasanya oleh karena
adanya rangsangan (tidak spontan), rasa nyeri tidak terus
menerus. Nyeri akan hilang jika rangsangan dihilangkan misal
taktil, panas/dingin, asam/manis, rangsangan dingin lebih
nyeri dari pada panas.
d) diagnosa banding
Pulpitis irreversibel kronis, pulpitis akut
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
23.2 restoration of tooth by filling
23.70 root canal NOS
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
1) Prosedur pada kasus pulp proteksi:
a. Bersihkan karies dengan hati-hati, pada titik terdalam
dapat menggunakan excavator yang tajam ujung
membulat ukuran 0,1 mm;
b. Bersihkan kavitas dari jaringan infeksius sampai
benar-benar bersih (ditandai dengan tidak adanya
material yang masih dapat terbawa oleh excavator yang
tajam ini );
c. Lakukan aplikasi bahan proteksi pulpa pada titik
terdalam (jangan terlalu lebar/luas agar tidak
mengganggu tumpatan tetap diatasnya);
d. Dianjurkan menggunakan bahan RMGI (resin modified
glass ionomer) jika tumpatan diatasnya
menggunakan resin komposit;
e. jika menggunakan tumpatan tuang, maka dapat
dipilih bahan dari GIC tipe 1.
2) Prosedur pada kasus pulp caping:
a. Bersihkan karies dengan hati-hati, pada titik terdalam
dapat menggunakan excavator yang tajam ujung
membulat ukuran 0,1mm;
b. Bersihkan kavitas dari jaringan infeksius sampai
benar-benar bersih (ditandai dengan tidak adanya
material yang masih dapat terbawa oleh excavator yang
tajam ini );
c. Lakukan aplikasi pasta Ca(OH)2 untuk kasus hiperemi
pulpa atau pulpitis reversibel pada titik terdalam yang
mendekati pulpa, lalu ditutup diatasnya dengan
tumpatan dari GIC sebagai basis;
d. Lakukan aplikasi bahan pulp proteksi pada titik
terdalam (jangan terlalu lebar/luas agar tidak
mengganggu tumpatan tetap diatasnya);
e. Beri tumpatan sementara diatas basis dari GIC, pasien
diminta untuk dapat berkunjung lagisesudah 2-4
minggu;
f. Pada kunjungan kedua, lakukan tes vitalitas pada gigi
ini , perhatikan apakah ada perubahan saat gigi
menerima rangsangan;
g. jika masih terdapat rasa sakit yang jelas, cek
kondisi basis apakah ada kebocoran tepi, jika
ditemukan maka lakukan prosedur aplikasi Ca(OH)2
dengan ditutup dengan basis dari GIC lagi;
h. jika sudah tidak ada keluhan, maka dapat
dilakukan tumpatan tetap dengan resin komposit atau
tumpatan tuang.
g) Pemeriksaan Penunjang
Foto X-ray gigi periapikal
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- alat diagnosa ,
- alat konservasi,
- bahan untuk perawatan Pulpitis reversibel/awal yang
mendekati pulpitis ireverbel/pulpitis sedang.
i) Lama perawatan
1 – 2 kali kunjungan, kurang lebih 1 – 4 minggu.
j) Faktor penyulit
Pada penentuan diagnosa yang meragukan.Pulpitis
reversibel/awal yang mendekati pulpitis ireverbel/pulpitis
sedang.
k) Prognosis
Baik bagi gigi dewasa muda
l) Keberhasilan perawatan
Gigi sehat, tidak ada keluhan spontan dan tidak sensitif
terhadap perubahan suhu.
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Lisan
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Pasien dengan kepatuhan kunjungan yang baik
o) Tingkat pembuktian
Grade B
23. NEKROSIS PULPA
No. ICD 10 : K.04.1 Necrosis of pulp
a) Definisi
Kematian pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya yang
disebabkan oleh adanya jejas bakteri, trauma dan iritasi
kimiawi.
b) Patofisiologi
Adanya jejas menyebabkan kematian pulpa dengan atau
tanpa kehancuran jaringan pulpa.
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Kadang ditemukan tidak ada simptom sakit.
- Tanda klinis yang sering ditemui yaitu jaringan pulpa
mati, perubahan warna gigi, transluensi gigi berkurang,
pada nekrosis sebagian bereaksi terhadap rangsangan
panas.
- Pada nekrosis total keadaan jaringan periapeks normal /
sedikit meradang sehingga pada tekanan atau perkusi
kadang-kadang peka.
- Nekrosis koagulasi juga sering disebut nekrosis steril,
ditandai oleh jaringan pulpa yang mengeras dan tidak
berbau.
- Pada nekrosis liquefaksi / gangren pulpa, jaringan pulpa
lisis dan berbau busuk.
- Perlu dilakukan pemeriksaan klinis vitalitas gigi dan foto
Ro jika diperlukan.
d) diagnosa banding
- Pulpitis Ireversibel Akut
- Degenerasi pulpa
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
Untuk gigi yang dipertahankan:
24.99 other dental operation (other)
23.70 root canal, not otherwise specified
23.2 Restoration of tooth by filling
23.41 Application of crown atau
Untuk gigi yang di indikasikan cabut
23.09 extraction of other tooth
23.11 removal of residual root
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
Perlu diperkirakan kondisi kerusakan dan jaringan
pendukung yang masih ada. Pada dasarnya perlu penilaian
prognosis yang baik untuk perawatan mempertahankan gigi.
1) Gigi dilakukan perawatan dan dipertahankan.
- jika jaringan gigi yang tersisa masih cukup kuat
untuk tumpatan nekrosis pulpa dapat ditangani
dengan perawatan saluran akar, dijelaskan pada
pasien Prosedur Tindakan Kedokteran pulpitis
ireversibel,
- Perawatan saluran akar dapat dilakukan pada kasus
gigi dengan akar tunggal, dan gigi akar ganda yang
lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak
terhalang,
- Selain kasus ini , dokter gigi harus merujuk ke
spesialis konservasi gigi
2) Gigi di indikasikan untuk dilakukan pencabutan
- jika pendukung gigi sudah tidak ada dan gigi
dianggap sudah tidak layak untuk dipertahankan (dari
segi biaya, waktu atau kesanggupan pasien), maka
tindakan pencabutan menjadi pilihan utama.
- Prosedur tindakan cabut tanpa penyulit:
Pemeriksaan Vitalitas
Pemberian Antiseptik pada daerah Pencabutan dan
anestesi
Anastesi local/mandibular sesuai kebutuhan
Pencabutan
Periksa kelengkapan gigi dan periksa soket
Kompresi soket gigi
Instruksi pasca ekstraksi
- Bila perlu pemberian obat sesuai indikasi:
- Antibiotika
- Analgetika
- Ruborantia
g) Pemeriksaan Penunjang
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan
h) Peralatan dan bahan/obat
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi:
a. Dental unit lengkap,
b. Alat diagnosa lengkap,
c. alat dan bahan untuk perawatan endodontik lengkap
(cairan irigasi, desinfektan, paper point, kapas steril,
guttap point, root canal sealer, tumpatan sementara
dan tumpatan tetap)
2) Untuk tindakan pencabutan :
a. Dental unit lengkap,
b. Tensi meter,
c. Standar alat diagnostik,
d. Set peralatan eksodontia,
e. bahan antiseptik dan desinfektan,
f. kapas steril.
i) Lama perawatan
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi :
1 minggu sampai 6 bulan sesudah perawatan (bergantung
kasus). Evaluasi sesudah 6 bulan, 1 tahun hingga 2 tahun
2) Untuk tindakan pencabutan:
satu kali kunjungan dengan masa pemulihan pasca bedah
bila tidak ada penyulit 3-7 hari
j) Faktor penyulit
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi :
- Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan
untuk mendapatkan perawatan.
- Selain kasus pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda
yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice
tidak terhalang, dokter gigi harus merujuk ke spesialis
konservasi gigi
2) Untuk tindakan pencabutan:
- Pendarahan, Infeksi, perforasi sinus, fraktur gigi/akar
gigi/ rahang, laserasi jaringan lunak sekitar gigi,
alveolagia, luksasi Temporo Mandibular Joint (TMJ)
k) Prognosis
1) untuk perawatan mempertahankan gigi, prognosis : baik
bila tidak ada keluhan selama 2 (dua) tahun dan foto
radiologi tidak ada kelainan periapeks.
2) untuk tindakan pencabutan, prognosis : baik
l) Keberhasilan perawatan
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi: Secara klinis
tidak ada gejala rasa sakit. Gambaran radiografik
periapeks normal. Bila sebelum perawatan ada kelainan
periapeks maka kelainan ini mengecil atau menetap.
Jika apeks terbuka, sesudah perawatan akan menutup oleh
jaringan keras dengan berbagai tipe penutupan
2) Untuk tindakan pencabutan: Penutupan socket secara
sempurna
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi :Lisan
2) Untuk tindakan pencabutan: TERTULIS
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi: Kepatuhan pasien
yang tinggi. Tinggi atau rendahnya kepedulian pasien
terhadap keadaan dan kondisi giginya. Kerjasama dan sifat
kooperatif pasien diperlihatkan pada saat kunjungan
sesudah devitalisasi pulpa, agar mendapatkan hasil
perawatan yang sempurna.
2) Untuk tindakan pencabutan: Pasien dengan kecemasan
tinggi dan trauma terhadap tindakan pencabutan gigi
perlu perhatian khusus.
o) Tingkat pembuktian
Grade B
24. ABSES PERIAPIKAL
No. ICD 10 : K.04.7
a) Definisi
Lesi likuefaksi bersifat akut/kronis yang menyebar atau
terlokalisir di dalam tulang alveolar
b) Patofisiologi
Merupakan lanjutan proses nekrosis pulpa yang dapat
menimbulkan rasa sakit karena tekanan abses ini
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- jika abses periapeks kronis tidak ada gejala klinis
biasanya ada fistula intra oral.
- jika abses periapeks akut terjadi rasa sakit pada
palpasi dan perkusi dan diikuti pembengkakan di daerah
akar gigi.
d) diagnosa banding
Kista dan granuloma
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
24.99 other dental operation(other)
24.00 incision of gum or alveolar bone
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Bila terjadi abses selain dilakukan pembukaan kamar
pulpa untuk drainase dan saluran akar juga dilakukan
insisi. Selain itu dilakukan juga over instrument tidak
lebih dari 1 mm dari apeks gigi dengan alat preparasi
saluran akar no.25;
- Pembukaan kamar pulpa, pembersihan saluran akar,
irigasi, pemberian obat, sterilisasi dan ditumpat
sementara;
- Bila apeks lebar, preparasi saluran akar irigasi, kering
diisi dengan Ca(OH)2 hingga 1 mm sebelum apeks
lalu tumpat sementara untuk pemakaian Ca(OH)2 di
evaluasi 1 minggu, 3 bulan, 6 bulan lalu jika
apeks sudah menutup dilanjutkan perawatan saluran
akar lalu diisi dengan guttap point;
- jika endo konvensional tidak berhasil dirujuk;
- Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik dan
antibiotika;
- Antibiotik yang diberikan antara lain yaitu doksisiklin
100 (1x1) no. VII, Amoxicillin 500 (XV) 3x1 tab;
Ciprofloxacin 500 (XV) 2x1 tab; Metronidazole 500 (XV)
3x1 tab.
g) Pemeriksaan Penunjang
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik lengkap
- Alat dan bahan perawatan dan endo bedah/ Kovensional
lengkap
- Set peralatan bedah minor gigi
- bahan antiseptik dan desinfektan
- kapas – kasa steril.
i) Lama perawatan
3-4 kali kunjungan
j) Faktor penyulit
- Kondisi sistemik tubuh yang lemah.
- Selain kasus pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda
yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak
terhalang, untuk tindakan endodontik, dokter gigi harus
merujuk ke spesialis konservasi gigi.
k) Prognosis
Baik
l) Keberhasilan perawatan
Klinis tidak ada keluhan, gambaran radiografik periapeks
normal
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Lisan
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Kepatuhan pasien dalam kunjungan perawatan
o) Tingkat pembuktian
Grade B
25. GINGIVITIS AKIBAT PLAK MIKROBIAL
No. ICD 10 : K. 05. 00 Acute gingivitis, plaque induced
a) Definisi
Gingivitis (peradangan gingiva) akibat plak yaitu inflamasi
gingiva tanpa disertai kehilangan pelekatan.
b) Patofisiologi
Invasi toksin bakteri pada gingiva
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
Gingivitis disertai tanda-tanda klinis kemerahan dan
pembesaran (edema) jaringan gingiva, berdarah bila
disentuh, perubahan bentuk dan konsistensi, ada kalkulus
dan atau plak mikrobial, tanpa bukti radiografis adanya
kerusakan puncak tulang alveolar, yang disertai keluhan
rasa gatal pada gusi di sela–sela gigi.
d) diagnosa banding
Tidak ada
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 dental examination
96.54 dental scaling and polishing, dental debridement,
prophylaxis, plaque removal
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
a. Pendidikan kesehatan mulut dan instruksi pengendalian
plak mikrobial di rumah.
b. Pembersihan permukaan gigi dari plak dan kalkulus
supra dan subgingiva.
c. Pemberian obat anti mikroba dan obat antiplak, dan
penggunaan alat kebersihan mulut guna meningkatkan
kemampuan pasien untuk membersihkan gigi geliginya.
d. Koreksi faktor–faktor yang memudahkan retensi plak
mikrobial antaralain : koreksi mahkota yang over
contour, margin yang overhang ( mengemper ) atau
ruang embrasur yang sempit, kontak terbuka, gigi
tiruan sebagian cekat/ Gigi Tiruan Sebagian (GTS)
lepasan yang kurang pas, gigi karies dan gigi malposisi.
e. Pada kasus tertentu dilakukan koreksi secara bedah
pada bentuk/ kontur gingiva, agar pasien dapat menjaga
kebersihan mulut, sesuai kontur dan bentuk gingiva
sehat.
f. Sesudah fase terapi aktif ini di atas, dilakukan
evaluasi untuk menentukan perawatan selanjutnya,
yaitu terapi pemeliharaan periodontal.
g) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis,
mikrobiologis bila diperlukan.
h) Peralatan dan bahan/obat
1. Dental unit lengkap,
2. Alat pemeriksaan standar,
3. Periodontal probe
4. Alat poles ( rubber cup, brush, pumice, kapur poles, bor,
stone, untuk koreksi restorasi mengemper )
5. Alat skaler makro dan mikro tips
6. Larutan irigasi sub gingiva (Aquadest, larutan saline
steril, povidon iodine 10%, obat kumur Chlorhexidine
(CHX), povidon iodine, larutan garam hangat dan H2O2
3%)
7. Alkohol 70%
8. Bahan desensitisasi gigi Stannous Fluoride (SnF)
9. Alat dan bahan anestesi lokal ( Xylocain ointment/
Spray, Pehacain / xylocain solution, Spuit disposable
dan jarum ukuran 12 x 306 mm, Spuit disposable dan
jarum ukuran 15 x 306 mm, citojet + jarum )
10. Alat dan bahan scaling sub gingiva, penghalusan akar
dan kuretase (pack periodontal, kuret Gracey’s no. 1 s/d
14 )
11. Bahan cetak untuk model kerja bila perlu buat splint
12. Alat untuk gingivektomi, gingivoplasti dan operasi flap (
penanda dasar poket, pisau bedah Bard Parker no. 11,
12 dan 15, pisau gingivektomi, gunting benang dan
gunting jaringan, jarum jahit atraumatik, rasparatorium,
bone file, pinset bedah, pinset anatomis, needle holder )
i) Lama perawatan
3-4 kali kunjungan
j) Faktor penyulit
Pasien tidak kooperatif, disertai penyakit/ kondisi sistemik
dan pasien merokok.
k) Prognosis
Baik, jika tidak terjadi kerusakan tulang alveolar, faktor
etiologi dapat dihilangkan, bila pasien kooperatif, tidak
disertai penyakit/ kondisi sistemik dan pasien tidak
merokok.
l) Keberhasilan perawatan
- Perawatan berhasil memuaskan bila terjadi penurunan
tanda-tanda klinis inflamasi gingiva secara nyata,
pelekatan klinis stabil, pengurangan skor plak sesuai
dengan plak yang ada pada gingiva sehat. Hilangnya
keluhan rasa gatal pada gusi di sela – sela gigi, rasa
kemeng/rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah
atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi bengkak.
- Bila hasil terapi tidak memuaskan/tidak memperbaiki
kondisi periodontal, maka akan tampak antara lain
berlanjutnya tanda-tanda klinis penyakit yaitu:
perdarahan saat probing, kemerahan dan pembesaran,
kondisi dapat diikuti kerusakan/cacat gingiva (cleft
gingiva, crater/ceruk gingiva), yang disertai kerusakan
selanjutnya sehingga berkembang menjadi periodontitis
dengan kehilangan pelekatan.
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada
jaringan keras maupun jaringan lunak, harus ada
persetujuan tertulis.
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Adanya faktor-faktor risiko sistemik dapat mempengaruhi
terapi dan hasil perawatan gingivitis karena plak mikrobial.
Faktor risiko sistemik yaitu penyakit diabetes, merokok,
bakteri periodontal tertentu, penuaan, gender, predisposisi
genetik, penyakit sistemik dan kondisi sistemik (imuno
supresi), stres, nutrisi, kehamilan, infeksi HIV dan pengaruh
obat-obatan.
o) Tingkat pembuktian
Grade B
26. ABSES PERIODONTAL
No. ICD 10 : K.05.21 Aggressive periodontitis, localized/
periodontal abcess.
a) Definisi
- Infeksi purulen lokal pada jaringan yang berbatasan/
berdekatan dengan poket periodontal yang dapat memicu
kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar.
- Abses periodontal dapat diasosiasikan dengan patologis
endopulpa.
b) Patofisiologi
Abses periodontal merupakan suatu abses yang terjadi pada
gingiva atau pocket periodontal. Hal ini terjadi akibat adanya
faktor iritasi, seperti plak, kalkulus, infeksi bakteri, impaksi
makanan atau trauma jaringan.
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Gingiva bengkak, licin, mengkilap dan nyeri, dengan
daerah yang menimbulkan rasa nyeri bila dipegang.
- Tampak cairan eksudat purulen dan atau kedalaman
probing meningkat.
- Gigi sensitif terhadap perkusi dan kadang-kadang goyang.
- Kerusakan pelekatan terjadi secara cepat.
Abses gingiva, pembesaran lunak berwarna kemerahan
(eritematous) pada jaringan gingiva gigi M1 dan M2 atas.
d) diagnosa banding
Kista dan granuloma
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
24.00 incision of gum or alveolar bone
96.54 dental debridement
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Drainase dengan membersihkan poket periodontal,
- Menyingkirkan plak, kalkulus, dan bahan iritan lainnya
dan atau menginsisi abses.
- Irigasi poket periodontal, pengaturan oklusal yang
terbatas, dan pemberian anti mikroba dan pengelolaan
kenyamanan pasien.
- Tindakan bedah untuk akses dari proses pembersihan
akar gigi perlu dipertimbangkan.
- Pada beberapa keadaan, ekstraksi gigi perlu dilakukan.
Evaluasi periodontal menyeluruh harus dilakukan sesudah
resolusi dari kondisi akut.
- Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik dan
antibiotika. Drug of choice (pilihan) Antibiotik yang
diberikan antara lain yaitu
• doksisiklin 1 x 100 mg (waktu paruh 24 jam)
• Amoxicillin 3 x 500 mg (waktu paruh 8 jam)
• Ciprofloxacin 2 x 500 mg (waktu paruh 12 jam)
• Metronidazole 2 x 500 mg (waktu paruh 8 jam)
- Obat kumur ( maksimal 2 kali sehari ).
g) Pemeriksaan Penunjang
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- unit gigi lengkap,
- alat diagnostik lengkap,
- alat dan bahan perawatan periodontal,
- set peralatan bedah minor gigi,
- bahan antiseptik dan desinfektan,
- kapas/kasa steril.
i) Lama perawatan
1-2 kali kunjungan (tergantung indikasi perawatan)
j) Faktor penyulit
Faktor sistemik dan kondisi tubuh pasien yang lemah
k) Prognosis
Baik, bila faktor etiologi dapat dikendalikan, tidak disertai
kondisi/ penyakit sistemik atau dapat dikendalikan bila ada
dan pasien tidak merokok.
l) Keberhasilan perawatan
- Resolusi dari tanda dan gejala penyakit. Resolusi dari fase
akut akan berdampak pada kembalinya sebagian
pelekatan yang pernah hilang.
- Daerah kondisi akut tidak dapat ditangani ditanda
dengan abses yang mengalami rekurensi dan atau
berlanjutnya kehilangan pelekatan jaringan periodontal.
- Faktor yang berperan terhadap tidak terjadinya resolusi
mencakup kegagalan dalam menyingkirkan penyebab dari
iritasi, debridemen yang tidak selesai, diagnosa yang
tidak akurat, atau adanya penyakit sistemik.
- Pada pasien dengan kondisi gingiva tidak dapat
disembuhkan, harus diberikan pengobatan dan terapi
tambahan.
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada
jaringan keras maupun jaringan lunak harus ada
persetujuan tertulis dari pasien untuk menerima prosedur
perawatan.
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Kepatuhan dan kesadaran pasien dalam menjalankan
pengobatan
o) Tingkat pembuktian
Grade B
27. PERIODONTITIS KRONIS DENGAN KEHILANGAN JARINGAN
PERIODONTAL RINGAN – SEDANG
No. ICD 10 : K. 05. 3 Chronic periodontitis
a) Definisi
Periodontitis kronis yaitu inflamasi gingiva yang meluas ke
pelekatan jaringan di sekitarnya. Penyakit ini ditandai
dengan kehilangan pelekatan klinis akibat destruksi ligamen
periodontal dan kehilangan tulang pendukung di sekitarnya.
b) Patofisiologi
Invasi toksin bakteri pada jaringan pendukung gigi yang
kronis
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Edema, eritema, perdarahan gingiva saat probing dan
surpurasi, serta keluhan rasa gatal pada gusi di sela–sela
gigi, rasa kemeng/ rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat
mengunyah atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi
bengkak.
- Pada gigi molar, bila ada keterlibatan furkasi biasanya
kehilangan pelekatan klinis yang terjadi termasuk kelas I.
- Kerusakan ringan ditandai dengan kedalaman probing
periodontal sampai dengan 4 mm dengan kehilangan
pelekatan sampai dengan 2 mm.
- Kerusakan sedang ditandai dengan kedalaman probing
periodontal sampai dengan 6 mm dengan kehilangan
pelekatan sampai dengan 4 mm.
- Gambaran radiografis menunjukkan adanya kehilangan
tulang alveolar, sehingga terjadi peningkatan kegoyangan
gigi.
- Periodontitis kronis dengan kehilangan jaringan
periodontal ringan – sedang dapat bersifat lokal yang
melibatkan kehilangan pelekatan dari satu gigi atau
bersifat general yang melibatkan kehilangan pelekatan
beberapa atau seluruh gigi. Seseorang bisa saja
mengalami dua kondisi secara bersamaan yaitu daerah
yang sehat dan periodontitis ringan–sedang.
d) diagnosa banding
Periapikal abses
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 dental examination
96.54 dental scaling and polishing, dental debridement,
plaque removal
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
Terapi Inisial
1. Perlu dilakukan eliminasi atau kontrol faktor risiko yang
mempengaruhi periodontitis kronis. Perlu
dipertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter
yang merawat pasien.
2. Instruksi dan evaluasi pengendalian plak pasien.
3. Skeling supra dan sub gingiva serta pembersihan akar
gigi untuk membersihkan plak mikrobial dan kalkulus.
4. Agen anti mikroba dapat diberikan sebagai tambahan.
5. Faktor lokal yang menyebabkan periodontitis kronis
harus dieliminasi, yaitu (rujuk ke spesialis jika
diindikasi):
- Membongkar/ memperbaiki bentuk restorasi yang
mengemper dan mahkota yang over kontur
- Koreksi piranti prostetik yang menimbulkan rasa
sakit
- Restorasi lesi karies, terutama karies servikal dan
interproksimal
- Odontoplasti
- Pergerakan gigi minor
- Perbaikan kontak terbuka yang menyebabkan
impaksi makanan
- Perawatan trauma oklusi
6. Perawatan faktor risiko yang masih ada, misalnya
kontrol terhadap kebiasaan merokok dan kontrol
diabetes.
7. Evaluasi hasil terapi inisial dilakukan sesudah interval
waktu tertentu yang disesuaikan terhadap adanya
pengurangan inflamasi dan perbaikan jaringan. Re-
evaluasi periodontal dinilai berdasarkan temuan klinis
yang relevan dengan keadaan pasien. Temuan klinis ini
dapat dibandingkan dengan dokumentasi awal pada
rekam medik, dan digunakan untuk menilai hasil terapi
inisial sebagai pertimbangan perawatan selanjutnya.
8. Karena alasan kondisi sistemik, perawatan untuk
mengendalikan penyakit dapat ditunda berdasarkan
keinginan pasien atau pertimbangan dokter gigi.
9. Jika hasil terapi inisial menunjukkan keberhasilan
perawatan pada jaringan periodontal, selanjutnya
dijadwalkan terapi pemeliharaan.
10. Jika hasil terapi inisial tidak berpengaruh pada kondisi
periodontal, selanjutnya dijadwalkan terapi perawatan
bedah untuk mendapatkan kesembuhan periodontal
yang diharapkan dan untuk mengkoreksi cacat
anatomik.
Terapi Pemeliharaan
- Pada terapi pemeliharaan periodontal dilakukan evaluasi
terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya, riwayat
penyakit medik dan dental, serta pengkajian ulang
terhadap keputusan yang telah diambil sebelumnya.
- Pasien dapat dikembalikan ke terapi periodontal aktif lagi
bila terjadi kekambuhan.
g) Pemeriksaan Penunjang
- Foto X-ray gigi panoramik bila diperlukan
- Pemeriksaan darah
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat pemeriksaan standar
- Set alat periodontal
i) Lama perawatan
1-2 bulan
j) Faktor penyulit
- Pasien tidak kooperatif
- Faktor risiko sistemik (diabetes, merokok, bakteri
periodontal tertentu, penuaan, gender, predisposisi
genetik, penyakit sistemik dan kondisi sistemik ( imuno
supresi ), stres, nutrisi, kehamilan, infeksi HIV dan
pengaruh obat-obatan) mempengaruhi perawatan dan
hasil perawatan yang akan dilakukan.
k) Prognosis
- Baik, karena kondisi tulang alveolar masih memadai,
faktor etiologi dapat dihilangkan, bila pasien kooperatif,
tidak disertai penyakit/ kondisi sistemik dan pasien tidak
merokok.
- Sedang, bila kondisi tulang alveolar kurang memadai,
beberapa gigi goyang, terjadi kelainan furkasi derajat
satu, tetapi kemungkinan dapat dipertahankan bila
pasien kooperatif, tidak disertai kondisi/ penyakit
sistemik dan pasien tidak merokok.
- Buruk, bila kehilangan tulang berat, gigi goyang,
kelainan furkasi sampai dengan derajat dua, kooperasi
pasien meragukan, kondisi sistemik sulit dikendalikan
dan pasien perokok berat.
l) Keberhasilan perawatan
- Hasil akhir terapi periodontal pada pasien periodontitis
kronis dengan kehilangan jaringan periodontal ringan–
sedang yaitu pengurangan secara signifikan tanda–
tanda klinis inflamasi gingiva, pengurangan kedalaman
poket, pelekatan klinis meningkat secara signifikan atau
setidaknya kembali normal, dan skor plak yang sesuai
dengan kondisi gingiva sehat ( skor 0,1 – 1,1 ), hilangnya
keluhan rasa gatal pada gusi di sela – sela gigi, rasa
kemeng/ rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah
atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi bengkak.
- Tanda–tanda bahwa penyakit periodontal yang belum
sembuh yaitu inflamasi jaringan gingiva, kedalaman
poket tidak berkurang atau justru bertambah, pelekatan
klinis tidak stabil, dan jumlah skor plak yang tidak
sesuai dengan kondisi gingiva sehat (skor> 1,2 – 3 ).
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada
jaringan keras maupun jaringan lunak harus ada
persetujuan tertulis dari pasien
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Penilaian klinis yaitu bagian integral pada proses
penetapan keputusan perawatan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keputusan untuk memberikan terapi yang
adekuat dan hasil perawatan yang diharapkan. Faktor yang
perlu dipertimbangkan yaitu kesehatan sistemik, usia,
obat-obatan yang dikonsumsi dan kemampuan pasien
mengendalikan plak. Faktor lainnya yaitu kemampuan
dokter gigi untuk membersihkan deposit sub gingiva,
pembuatan restorasi dan protesa periodontal, serta
perawatan gigi dengan periodontitis kronis tahap lanjut.
o) Tingkat pembuktian
Grade C
28. MALOKLUSI KELAS I
Anomali letak gigi
Jarak gigi berlebih
Deviasi garis tengah
Oklusi lingual gigi posterior
Gigitan bersilang depan/belakang
Tumpang gigi berlebih
No. ICD 10 : K07.20 Disto-occlusion
K07.21 Mesio-occlusion
K07.22 Excessive overjet (horizontal overbite)
K07.23 Excessive overjet (horizontal overbite)
K07.25 Openbite
K07.26 Crossbite (anterior, posterior)
K07.27 Posterior lingual occlusion of mandibular
teeth
a) Definisi
Kelainan posisi gigi (kelainan dentoalveolar)
b) Patofisiologi
Tidak ada
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
Kelainan disebabkan karena penyimpangan posisi. Terjadi
keadaan gigi berjejal, rotasi gigi, gigi rentang, tumpang gigi
besar, gigitan silang, gigi tertukar tempat. Dapat terjadi pada
semua periode gigi
d) Diagnosa banding
Tidak ada
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
87.11 full mouth x-ray of teeth
87.12 orthodontic cephalogram
24.7 Application of orthodontic appliance
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
Tanpa ekstraksi gigi dengan alat ortodontik
g) Pemeriksaan Penunjang
- Model gigi
- Foto ekstra oral dan intra oral
- Foto radiologi sefalogram dan panoramik
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat perawatan ortodontik
- Alat dan bahan ortodonti lepasan
i) Lama perawatan
Bergantung pada derajat keparahan penyimpangan posisi
gigi, lebih kurang 2 tahun, diikuti pemakaian retainer.
j) Faktor penyulit
Pasien tidak kooperatif
k) Prognosis
Baik bila pasien kooperatif dan disiplin dalam menjalankan
perawatan
l) Keberhasilan perawatan
Interdigitasi baik, jaringan pendukung sehat, kedudukan gigi
stabil, estetika gigi & wajah baik, fungsi optimal. Over jet ,
over bite normal
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Tertulis
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Kepatuhan untuk menjalankan perawatan dan kepatuhan
melakukan kunjungan rutin berdasarkan keinginan dan
kesadaran yang baik
o) Tingkat pembuktian
Grade B
29. ANOMALI LETAK GIGI KARENA KEHILANGAN PREMATUR
GIGI SULUNG
No. ICD 10 : K07.38 Anomali letak gigi
a) Definisi
Kehilangan gigi sulung prematur, dengan benih gigi
permanen masih dalam tulang
b) Patofiologi
Tidak ada
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
Benih gigi permanen masih didalam tulang, dengan gigi susu
yang sudah tanggal. Mungkin masih tersedia ruang yang
cukup untuk gigi permanen, mungkin tidak tersedia cukup
ruangan karena telah terjadi pergeseran gigi.
d) Diagnosa banding
Tidak ada
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 dental examination
24.7 Application of orthodontic appliance
87.12 Other dental x-ray
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Bila belum menyebabkan anomali, gunakan space
maintainer lepasan/cekal.
- Bila telah terjadi pergeseran gigi gunakan space regainer.
g) Pemeriksaan Penunjang
Foto radiologi regional
h) Peralatan dan bahan/obat
- Alat perawatan ortodontik
- Alat pembuatan model
- Alat standar pemrosesan akrilik resin
- Bahan-bahan alat space maintainer atau space regainer
i) Lama perawatan
3 - 6 bulan, sampai gigi permanen mulai erupsi.
j) Faktor penyulit
Masih tertutup/tidaknya gigi permanen oleh tulang untuk
menentukan perlu tidaknya space maintainer.
k) Prognosis
Baik
l) Keberhasilan perawatan
Gigi permanen mencapai garis oklusi dengan posisi baik
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Tertulis
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Rasa takut atau kecemasan pasien rendah, kepatuhan dan
kesadaran baik
o) Tingkat pembuktian
Grade B
30. KELAINAN FUNGSI DENTOFASIAL
No. ICD 10 : K07.5 Dentofacial functional abnormalities
K07.51 Malocclusion due to abnormal
swallowing
K07.54 Malocclusion due to mouth breathing
K07.55 Malocclusion due to tongue, lip or
finger habits
a) Definisi
Maloklusi disebabkan karena kebiasaan buruk, antara lain
kelainan penelanan, pernafasan mulut, mengisap jari,
menggigit-gigit kuku, pinsil, dsb.
b) Patofisiologi
Tidak ada
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
Adanya gigi protrusi, palatum dalam, gigi malposisi gigitan
terbuka. Diketahui dengan pemeriksaan gangguan
pengunyahan pengucapan, cara pernafasan, dan kelainan
oklusi.
d) Diagnosa banding
Tidak ada
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 examination
87.11 full mouth x-ray of teeth
87.12 orthodontic cephalogram
24.7 Application of orthodontic appliance
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Dapat dicoba secara edukatif. Bila tidak dapat, dibuatkan
alat-alat sesuai kebutuhan, menggunakan alat khusus.
- Kelainan penelanan diatasi dengan perlatihan menelan
secara fisiologis. Dilakukan dengan meletakkan
karet/Alastik diujung lidah, lalu tekan ringan kearah
palatum setiap kali menelan.
- Kebiasaan buruk lidah, bibir, jari tangan diatasi dengan
menggunakan tongue crib, lip bumper lepasan/cekat, alat
pada jari.
- Kebiasaan bernafas melalui mulut diatas dengan pelatihan
nafas
g) Pemeriksaan Penunjang
- Model gigi dan rahang
- Foto ekstra oral dan intra oral
- Foto rontgen sefalometri dan panoramik
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat perawatan ortodontik
- Alat dan bahan pembuatan model gigi dan rahang
i) Lama perawatan
Minimal 6 (enam) bulan
j) Faktor penyulit
- Pasien sering tidak menyadari kebiasaan buruk
- Pasien tidak kooperatif
k) Prognosis
Baik, bila di atasi pada gigi sulung, dapat mencegah
terjadinya maloklusi. Bila periode gigi permanen sudah
erupsi, lebih sulit, dan telah terjadi maloklusi, mungkin
terjadi maloklusi yang lebih parah.
l) Keberhasilan perawatan
Fungsi kembali normal
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Tertulis
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Tingkat kepatuhan pasien dan keinginan untuk memperbaiki
kondisi bentuk gigi terlihat baik
o) Tingkat pembuktian
Grade B
31. KELAINAN FUNGSI SISTEM STOMATOGNATIK AKIBAT
KEHILANGAN SEMUA GIGI ASLI, TETAPI TULANG ALVEOLAR
MASIH BAIK
No. ICD 10 : K08.1 Complete loss of teeth
a) Definisi
Gangguan fungsi sistem stomatognatik karena hilangnya
seluruh gigi tetapi tulang alveolar masih baik
b) Patofisiologi
Tidak ada
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Gangguan fungsi pengunyahan
- Gangguan fonetik (wicara)
- Gangguan estetis
d) Diagnosa Banding
Tidak ada
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
99.97 fitting of dental appliance [denture]
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Anamnesis
- Pemeriksaan intra oral dan ekstra oral
- Pencetakan awal dan pembuatan model studi/diagnostik
- Penentuan rencana perawatan
- Perawatan pre-prostetik
- Pembuatan sendok cetak individual, pencetakan fisiologis
dan pembuatan model kerja
- Penentuan hubungan rahang
- Pemasangan model hubungan rahang di artikulator
- Penentuan warna dan ukuran gigi sesuai individu
- Penyusunan model gigi individu
- Pencobaan model gigi tiruan (malam/wax)
- Penyelesaian model gigi tiruan (dilanjutkan dengan
prosesing laboratorium teknik gigi)
- Pencobaan (fitting) dan penyesuaian gigi tiruan dalam
mulut
- Insersi akhir gigi tiruan
- Instruksi dan informasi pemeliharaan gigi tiruan
- Pemeriksaan pasca pemasangan, penanggulangan
permasalahan pasca pemasangan
g) Pemeriksaan Penunjang
Radiologi (foto dental dan atau foto panoramik)
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik standar
- Alat dan bahan ekstraksi
- Set Sendok cetak untuk rahang tidak bergigi
- Occlusal guide plane
- Artikulator
- Alat laboratorium prostodontia
- Bahan cetak irreversible hydrocolloid
- Bahan cetak berdasar karet atau silikon
- Bahan model (gips tipe I dan II)
- Lilin model
- Resin akrilik berpolimerisasi panas
- Gigi tiruan 1 set lengkap (warna sesuai keperluan kasus)
- Pressure Indicator Paste
- Bahan dan alat poles akrilik
- Kertas artikulasi (2 warna)
i) Lama perawatan
6-8 kali kunjungan
j) Faktor penyulit
Xerostomia
k) Prognosis
Baik
l) Keberhasilan perawatan
- Memenuhi fungsi gigi tiruan
- Pemulihan pengunyahan, bicara dan estetis
- Tidak ada rasa sakit dan nyaman dipakai
- Tidak merusak jaringan penyangga
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Lisan
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Pasien dengan gangguan kesehatan sistemik, pasien dengan
sikap mental exacting mind, indifferent mind, tidak
kooperatif, hiper-sensitif, pasien yang mudah risih, selalu
mengeluh, tidak mudah menerima perubahan dan tidak
komunikatif
o) Tingkat pembuktian
Grade A
32. AKAR GIGI TERTINGGAL
No. ICD 10 : K08.3 Retained dental root
a) Definisi
Sisa/ bagian akar yang ada / masih ada di dalam rongga
mulut
b) Patofisiologi
- Gigi kehilangan mahkota, tinggal akar
- Akar gigi tertinggal saat pencabutan
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Tampak sisa/ bagian akar dalam rongga mulut
- Gingivitis positif/ negative
d) diagnosa banding
Tidak ada
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
23.11 surgical removal of residual root
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Pemeriksaan vitalitas
- Anestesi lokal, lalu infiltrasi
- Sterilisasi daerah kerja
- Ekstraksi
- Observasi selama 3 bulan
g) Pemeriksaan Penunjang
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik standar
- Alat dan bahan anestesi
- Alat pencabutan
i) Lama perawatan
1 kali kunjungan
j) Faktor penyulit
- Anak tidak kooperatif
- sesudah observasi, bila tampak gejala maloklusi menetap,
lanjukan dengan perawatan interseptif ortodontik
k) Prognosis
Baik
l) Keberhasilan perawatan
Bila akar/ sisa tidak ada lagi di rongga mulut
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Tertulis (dari orang tua untuk pasien anak)
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Kecemasan pasien
o) Tingkat pembuktian
Grade B
33. KELAINAN FUNGSI SYSTEM STOMATOGNATIK AKIBAT
KEHILANGAN SATU ATAU BEBERAPA GIGI ASLI
No. ICD 10 : K08.4 Partial loss of teeth
a) Definisi
Gangguan fungsi sistem stomatognatik karena hilangnya
satu atau beberapa gigi akibat ekstraksi, kecelakaan,
penyakit periodontal, dan akibat lain.
b) Patofisiologi
Tidak ada
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Gangguan fungsi pengunyahan
- Gangguan fonetik (bicara)
- Gangguan estetis
d) diagnosa banding
Tidak ada
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
99.97 fitting of dental appliance [denture]
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Anamnesis
- Pemeriksaan intra oral dan ekstra oral
- Pencetakan awal dan pembuatan model studi/diagnostik
- Penentuan dimensi vertikal tentatif (pada kasus aklusi
ada, tetapi tidak stabil)
- Penentuan rencana perawatan
- Pembuatan desain gigi tiruan
- Perawatan pre-prostetik
- Pencetakan akhir dan pembuatan model kerja
- Pencobaan kerangka logam
- Penentuan hubungan antar rahang
- Penentuan warna dan ukuran gigi sesuai individu
- Pemasangan model hubungan rahang di artikulator
- Penyusunan model gigi individu
- Pencobaan gigi tiruan (malam/wax)
- Penyelesaian model gigi tiruan (dilanjutkan dengan
prosesing laboratorium teknik gigi)
- Penyelesaian gigi tiruan akrilik
- Pemasangan gigi tiruan akrilik
- Pemeriksaan pasca pemasangan dan penyesuaian
- Penanggulangan permasalahan pasca pemasangan
g) Pemeriksaan Penunjang
Radiologi (foto dental dan atau foto panoramik)
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik standar
- Skaler, alat dan bahan tambal, alat dan bahan ekstraksi
- Set Sendok cetak untuk rahang bergigi dan tidak bergigi
- Artikulator
- Alat laboratorium prostodontia
- Bahan cetak dan gips
- Lilin model
- Akrilik resin berpolimerisasi panas
- Bahan dan alat poles akrilik
- Kertas artikulasi
- Pressure Indicator Paste
i) Lama perawatan
4 kali kunjungan
j) Faktor penyulit
Kelainan yang disertai gangguan sendi temporo mandibula
k) Prognosis
Baik
l) Keberhasilan perawatan
Memenuhi fungsi gigi tiruan (estetis dan mastikasi), tidak
ada rasa sakit dan nyaman dipakai
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Lisan
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
- Pasien dengan sikap mental exacting mind, indifferent
mind, tidak kooperatif, pasien yang hiper-sensitif, pasien
yang mudah risih, selalu mengeluh, tidak mudah
menerima perubahan dan tidak komunikatif
o) Tingkat pembuktian
Grade A
34. STOMATITIS AFTOSA REKUREN (SAR)
No. ICD 10 : K12.00 Recurrent aphthous ulcer
a) Definisi
Kelainan yang dikarakteristikan dengan ulser rekuren yang
terbatas pada mukosa mulut pada pasien tanpa tanda –
tanda penyakit lainnya. Terjadi pada 20% populasi.
b) Patofisiologi
- Etiologi belum diketahui
- Faktor predisposisi dapat berupa: genetik, defisiensi
hematinik, abnormalitas imunologi, faktor lokal seperti
trauma dan berhenti merokok, menstruasi, infeksi
pernafasan atas, alergi makanan, anxietas, dan stres
psikologi
- Abnormalitas pada cascade sitokin mukosa menyebabkan
respom imun yang dimediasi sel secara belebihan dan
menyebabkan ulserasi terlokalisasi pada mukosa.
- Berhubungan dengan HLas tertentu yang berhubungan
dengan penglepasan gen yang mengontrol sitokin
proinflamasi Interleuken (IL)-1B dan IL-6
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Ulser yang didahului gejala prodromal berupa rasa
terbakar setempat pada 2 – 48 jam sebelum muncul ulser
- Pada periode inisial, terbentuk area eritem. Dalam
hitungan jam terbentuk papula putih, berulserasi, dan
secara bertahap membesar dalam 48 – 72 jam
- Ulser bulat, simetris dan dangkal
1) Ulser Mayor : Diameter lebih dari 1.0 cm ; sembuh
dalam beberapa minggu – bulan, sangat sakit ;
mengganggu makan dan bicara ; meninggalkan
jaringan parut
2) Ulser Minor : Diameter 0.3 – 1.0 cm ; sembuh dalam
10 – 14 hari ; sangat sakit ; dapat mengganggu makan
dan bicara ; sembuh tanpa jaringan parut
- Ulser Herpetiformis : Diameter 0.1-0.2 cm; melibatkan
permukaan mukosa yang luas
- Lokasi tersering : mukosa non keratin terutama mukosa
bukal dan labial
- Rekuren
- Lokasi berpindah–pindah namun terbatas pada mukosa
mulut
d) diagnosa banding
- Viral stomatitis
- Pemphigus
- Pemphigoid
- Lupus Eritematosus
- Penyakit dermatologi
- Karsinoma sel squamosa
- Penyakit granulomatosa misalnya sarcoidosis dan penyakit
Crohn
- Kelainan darah
- Infeksi HIV / AIDS
- Ulkus Traumatik
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination
24.99 Other (other dental operation)
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Hilangkan faktor predisposisi
- Simptomatik: topikal steroid, anastetik topikal, antiseptik
kumur,
- Suportif: multivitamin, imunomodulator
g) Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan hematologi terutama serum iron, folat,
vitamin B12 dan feritin), pemeriksaan penyaring dengan
pemeriksaan darah perifer lengkap
- Biopsi (diindikasikan hanya untuk membedakan dengan
ulser granulomatosa atau pemphigus da pemphigoid
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik standar,
- Bur untuk menghilangkan permukaan tajam
- bahan antiseptik dan desinfektan,
- Kasus ringan – sedang: Emolient pelindung seperti
orabase, anastetik topical, Topikal steroid dengan
potensiasi tinggi
- Kasus berat : Sistemik steroid
i) Lama perawatan
- Kasus ringan – sedang : 10 – 14 hari
- Kasus berat : beberapa minggu – beberapa bulan
j) Faktor penyulit
Lesi yang sangat sakit mengganggu intake sehingga
membutuhkan hospitalisasi
k) Prognosis
Baik
l) Keberhasilan perawatan
- Frekuensi dan durasi kejadian ulser berkurang
- Rasa sakit teratasi sehingga intake terjamin
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
- Pola diet pasien
o) Tingkat pembuktian
Grade B
35. ULKUS TRAUMATIK
No. ICD 10 : K12.04 Traumatic ulcer
a) Definisi
- Lesi ulkus pada mukosa/jaringan lunak mulut yang terjadi
karenatrauma mekanis akibat obyek yang tajam dan keras
misalnya, kawat ortodonti, basis gigi tiruan, sisa akar gigi,
atau tergigit saat mengunyah, tertusuk sikat gigi atau duri
ikan/tulang ayam dan lain-lain.
- Dapat akut dan kronis
b) Patofisiologi
- Kontak/benturan dengan obyek keras pada
mukosa/jaringan lunak mulut menyebabkan cedera dan
lalu terjadi reaksi radang akut, terdapat kerusakan
pada epitel mukosa dan terbentuk ulkus.
- Bila iritan berlangsung lama dan menetap maka reaksi
radang akan berlangsung lama dan menjadi ulkus kronis.
- sesudah terjadi trauma, pada mukosa yang terkena akan
timbul rasa tidak nyaman dalam periode 24-48 jam, diikuti
dengan terbentuknya ulserasi.
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Ulserasi dangkal berbentuk sesuai penyebab trauma,
permukaan tertutup eksudat putih kekuningan, dikelilingi
halo erythematous, tingkat nyeri bervariasi.
- Tidak didahului oleh demam, dan tidak ada pembesaran
kelenjar limfe regional.
- Terdapat riwayat munculnya lesi karena kontak/benturan
dengan obyek keras pada mukosa
d) diagnosa banding
Karsinoma Sel Skuamosa, Stomatitis Aftosa Rekuren
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination
24.99 Other (other dental operation)
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI)
- Kausatif: Menghilangkan penyebab trauma (pencabutan
sisa akar, penghalusan permukaan gigi/tumpatan tajam,
melapisi bracket dengan wax, hilangkan kebiasaan buruk)
- Simtomatik: antiseptik kumur atau anestetik topikal
kumur (Klorheksidin glukonat 0.2 %, suspensi tetrasiklin
2%, Benzocain borax gliserin) dapat ditambah emolien
untuk menutup ulkus (orabase)
- Supportif : multivitamin, diet lunak untuk anak
g) Pemeriksaan Penunjang
Jika dalam waktu 10-14 hari sesudah penyebab dihilangkan,
lesi tidak mengalami perbaikan, dipertimbangkan untuk
biopsi.
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik standar,
- Bahan antiseptik dan desinfektan
- Kassa steril
- Larutan antiseptik klorheksidin glukonat 0.2 %
i) Lama perawatan
Satu kali kunjungan dengan masa pemulihan bila penyebab
trauma telah dieliminasi, sembuh dalam waktu 3-7 hari.
Untuk ulkus trauma yang sudah kronis perlu waktu lebih
lama, 2-3 minggu.
j) Faktor penyulit
- Kebiasaan buruk yang menetap
- Bila ada penyakit sistemik atau pernah menggunakan obat
yang tidak tepat misalnya policresulen
k) Prognosis
Baik
l) Keberhasilan perawatan
Lesi mengalami penyembuhan, keluhan subyektif berkurang.
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Kesadaran dan pengetahuan pasien akan kebersihan gigi dan
mulut
o) Tingkat pembuktian
Grade B
36. Angular Cheilitis, Perleche
No. ICD 10 : K13.01 Angular cheilitis
a) Definisi
Retakan atau belahan (Fisura) yang terletak pada bibir di
area sudut mulut, seringkali dikelilingi oleh area kemerahan.
b) Patofisiologi
- Penyebab: Defisiensi B2, Defisiensi Zat Besi, Kehilangan
Dimensi Vertikal, Kondisi Atopi, Trauma, Usia tua,
Diabetes Mellitus, Medikasi yang menyebabkan kulit
kering dan atau Xerostomia
- Adanya satu atau berbagai faktor etiologi, menyebabkan
maserasi pada area sudut mulut dan mengawali
terjadinya kehilangan integritas epitel dan menjadikannya
lingkungan yang ideal untuk infeksi oportunistik, seperti
jamur dan atau bakteri.
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
Terdapat retakan atau belahan pada bibir di area sudut
mulut dapat dikelilingi oleh area kemerahan atau disertai
depigmentasi.
d) diagnosa banding
Herpes labialis
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination
24.99 Other (other dental operation)
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI)
- Hilangkan faktor etiologi/predisposisi: Perbaikan gigi
tiruan, perawatan mulut kering, koreksi defisiensi nutrisi
- Medikasi: Krim pelembab bibir seperti vaselin atau
petrolatum
- Suportif: multivitamin
g) Pemeriksaan Penunjang
Swab dari lesi untuk pemeriksaan mikologi langsung dan
biakan bila ada kecurigaan infeksi candida
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat diagnostik standar,
- bahan antiseptik dan desinfektan,
- Vaselin atau petrolatum
- Antiseptik kumur klorheksidin glukonat 0.2%
i) Lama perawatan
7 – 14 hari
j) Faktor penyulit
Bila faktor etiologi tidak teratasi dan terjadi infeksi sekunder,
lesi sulit teratasi
k) Prognosis
Baik
l) Keberhasilan perawatan
Fisure sembuh, integritas epitel kembali normal
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Kesadaran dan prioritas pasien akan penyakit yang di
deritanya
o) Tingkat pembuktian
Grade B
37. ERITEMA MULTIFORMIS
No. ICD 10 : L51.0 Erythema multiforme
a) Definisi
- Suatu penyakit peradangan akut pada kulit dan membran
mukosa yang menyebabkan lesi dengan bentuk bervariasi
(multiformis), dengan lesi oral khas berupa vesikel dan
bula yang mudah pecah dan berdarah, merupakan self
limiting disease
b) Patofisiologi
- Penyakit yang diperantarai sistem imun yang dapat diawali
baik oleh deposisi kompleks imun pada pembuluh darah
mikro di kulit dan mukosa, ataupun oleh imunitas seluler
- Faktor predisposisi: reaktivasi HSV dan alergi obat
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Umumnya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda
- Intra oral: bula berdasar merah, yang mudah pecah
membentuk ulser ireguler, dalam, dan mudah berdarah.
Close-up of vesicles on the lips. Some of the vesicles have
ruptured.
Note the ulcers on the right buccal mucosa.
Ulcers on the gingiva and lower labial mucosa.
- Lesi khas: lesi target atau iris pada kulit berupa area pucat
yang dikelilingi oleh edema dan pita eritematous.
Erythema multiforme: "Target lesions" on the hands
d) diagnosa banding
- Lesi bibir: Herpes Labialis
- Lesi intra oral: Mucous Membran Pemphigoid
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination
24.99 Other (other dental operation)
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- KIE (Komunikasi, Informasi Dan Edukasi)
- Kausatif: kortikosteroid topikal
- Simtomatik: Antiseptik kumur untuk mencegah infeksi
sekunder, anestetik topical
- Rujuk kepada dokter yang kompeten
g) Pemeriksaan Penunjang
Pada umumnya tidak diperlukan, diagnosa ditegakkan
berdasarkan penampilan klinis dan riwayat penyakit yang
akut.
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Unit gigi lengkap,
- Alat diagnostik standar,
- Kassa steril
- Antiseptik kumur, anastetik topical
i) Faktor penyulit
Tidak Ada
j) Prognosis
Baik
k) Keberhasilan perawatan
Lesi sembuh, keluhan subyektif hilang
l) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
m) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Kesadaran dan prioritas pasien akan penyakit yang di
deritanya
n) Tingkat pembuktian
Grade B
38. NYERI OROFASIAL
No. ICD 10 : R51 Facial pain no otherwise specified
a) Definisi
Nyeri daerah orofasial yaitu nyeri yang disebabkan oleh
penyakit inflamasi yang berasal dari pulpa atau struktur
penyangga gigi.
b) Patofisiologi
Timbulnya rasa nyeri disebabkan rangsangan atau lepasnya
mediator radang yang merangsang nociceptor ujung saraf aferen
nervus trigeminus, dalam hal ini serat C yang tidak bermyelin
dan A-delta bermyelin.
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
Nyeri yang tajam timbul dari gigi atau dari nondental. Nyeri
timbul akibat perubahan oleh inflamasi, inflamasi pulpa dan
jaringan periradikuler. Dilakukan anamnesa, klinis, visual dan
vitalitas.
d) diagnosa banding
Nyeri psikogenik dan kronis, nyeri dari tempat lain seperti nyeri
dari otot pengunyah, nyeri orofasial atipikal
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental examination
24.9 other dental operation
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Anamnesa pada pasien tentang keluhan nyeri gigi untuk
mendapatkan diagnose yang tepat sehingga dapat
menentukan rencana terapi yang benar.
- Jika pulpitis reversible: menghilangkan penyebabnya dan
dilakukan restorasi.
- Jika pulpitis ireversibel: pulpektomi.
- Jika tidak ditemukan kelainan pada gigi maka dilakukan
rujukan ke dokter spesialis.
g) Pemeriksaan Penunjang
Foto X-ray panoramik bila diperlukan
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- alat diagnostik standar,
- alat dan bahan perawatan endo-restorasi lengkap
i) Lama perawatan
2-3 kali kunjungan
j) Faktor penyulit
Jika tidak ditemukan kelainan pada gigi maka dilakukan
rujukan ke SpBM.
k) Prognosis
Baik bila pada kelainan pada gigi geligi, namun bila sumber
nyeri tidak diketahui maka prognosis menjadi buruk
l) Keberhasilan perawatan
Nyeri hilang sesudah tindakan endodontik dan konsul ke dokter
spesialis syaraf jika rasa nyeri tidak diketahui sumbernya
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Lisan
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Komunikasi pasien untuk memberitahukan penerimaan
ambang rasa sakit yang tidak dipengaruhi kecemasan.
o) Tingkat pembuktian
Grade B
p) Referensi
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba – serbi Ilmu Konservasi Gigi,
UI-Press, 2007
39. FRAKTUR MAHKOTA GIGI YANG TIDAK MERUSAK PULPA
No. ICD 10 : S02.51 Fracture of enamel of tooth only
S02.51 Fracture of crown of tooth without
pulpal involvement
a) Definisi
- Gigi fraktur mahkota yang tidak merusak pulpa.
- Tidak ada gejala atau rasa sakit pulpa belum terbuka
b) Patofisiologi
Klasifikasi menurut Ellis (Finn):
- Kelas I : Fraktur yang hanya mengenai email atau hanya
melibatkan sedikit dentin
- Kelas II : Fraktur mengenai dentin tetapi pulpa belum
terbuka
c) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Tidak sakit
- Kadang-kadang sakit
- Sakit dan pendarahan pada pemeriksaan
- Sondase, tekanan, perkusi
d) diagnosa banding
Tidak ada
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
23.2 Restoration of tooth by filling;
23.49 other dental restoration
23.3 Restoration of tooth by inlay
23.42Application of crown
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi
- Bersihkan kalkulus dan stain pada sub dan supra gingiva
- Hilangkan jaringan karies dan email yang tidak didukung
dentin
- Lihat prosedur karies email/dentin
- Fraktur email/ dentin pada gigi sulung diberi: basis kalsium
hidroksida
g) Pemeriksaan Penunjang
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan
h) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap,
- Alat pemeriksaan standar,
- Bor untuk preparasi,
- Bahan tumpat tergantung letak dan macam giginya (resin
komposit, GIC, inlay/onlay).
i) Lama perawatan
1-2 kali kunjungan (tergantung keparahan)
j) Faktor penyulit
- Jaringan pendukung gigi terkoyak dan telah terjadi intrusi
dari elemen gigi akibat benturan
- Hipersalivasi, Pasien dengan kebiasaan bruxism, relasi
oklusi deep bite,Pasien tidak kooperatif
k) Prognosis
- Baik
- Kontrol periodik 3-6 bulan
l) Keberhasilan perawatan
Gigi utuh kembali dan baik
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran
Lisan
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Pasien tidak mengalami kecemasan yang berlebihan dan dapat
bekerjasama untuk mendukung perawatan dapat di
aplikasikan dengan sempurna.
o) Tingkat pembuktian
Grade B