• berasx.blogspot.com

    selamat datang di website ini....

  • kacangx.blogspot.com

    selamat datang di website ini....

  • coklatx.blogspot.com

    selamat datang di website ini....

Kamis, 04 Mei 2023

gigi 1

   
 
 
 
 
 






 
Pada panduan ini sistematika penulisan disusun dengan 
menggunakan urutan : 
1. Nama Penyakit 
Berdasarkan daftar penyakit terpilih, namun beberapa penyakit 
dengan karakterisitik yang hampir sama dikelompokkan 
menjadi satu judul penyakit. 
2. Kode International Classification of Diseases (ICD)10 
Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan serta 
pengolahan data, di sarana pelayanan kesehatan gigi dan 
mulut,keanekaragaman informasi menyangkut jenis-jenis 
penyakit, tanda dan gejala penyakit, penyebab, laboratorium 
dan faktor-faktor yang memengaruhi status kesehatan dan 
kontak dengan pelayanan kesehatan, maka perlu diterapkan 
standar pengkodeanpenyakit menggunakan ICD versi 10. 
 
Tujuan Penggunaan ICD-10 yaitu : 
a. Sebagai panduan bagi petugas rekam medik (coder) 
dalam pengkodean penyakit gigi dan mulut memakai 
ICD-10. 
b. Memeroleh keseragaman/standarisasi dalam klasifikasi 
pengkodean penyakit gigi dan mulut dalam rangka 
mendukung sistem pencatatan dan pelaporan penyakit 
dan manajemen data di puskesmas. 
c. Memeroleh keseragaman/standarisasi dalam klasifikasi 
pengkodean penyakit dalam pelayanan kesehatan gigi 
dan mulut 
3. Definisi 
4. Patofisiologis 
5. Gejala klinis dan pemeriksaan  
6. diagnosa  Banding 
7. Klasifikasi Terapi International Classification of Disease (ICD) 9 
CM 
8. Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
9. Pemeriksaan Penunjang 
10. Peralatan dan bahan/obat 
11. Lama perawatan 
12. Faktor penyulit 
13. Prognosis 
Kategori prognosis sebagai berikut:  
a. Baik 
b. Buruk 
Untuk penentuan prognosis sangat ditentukan dengan kondisi 
pasien saat diagnosa  di tegakkan.  
14. Keberhasilan perawatan 
15. Persetujuan Tindakan Kedokteran 
16. Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
17. Tingkat pembuktian  
a. Grade A  
Terdapat bukti ilmiah yang benar-benar menunjukkan 
manfaat pelayanan lebih besar daripada potensi risiko. 
Dokter gigi harus mendiskusikan pelayanan yang akan 
diberikan pada pasien sesuai indikasi 
b. Grade B  
Terdapat bukti ilmiah yang cukup menunjukkan manfaat 
pelayanan lebih besar daripada potensi risiko. Dokter gigi 
harus mendiskusikan pelayanan yang akan diberikan 
pada pasien sesuai indikasi 
c. Grade C  
Terdapat bukti ilmiah yang menunjukkan terdapat 
manfaat dari pelayanan, namun rasio manfaat dan 
kerugian terlalu kecil untuk pelayanan tsb dijadikan 
rekomendasi umum. Dokter gigi tidak perlu memberikan 
opsi perawatan ini kecuali dengan pertimbangan individu. 
d. Grade D 
Terdapat bukti ilmiah yang cukup menunjukkan potensi 
risiko lebih besar daripada manfaat pelayanan. 




PENATALAKSANAAN PENYAKIT 
 
 
1. ACUTE NECROTIZING ULCERATIVE GINGIVITIS (ANUG) 
No. ICD 10 : A69.10Necrotizing ulcerative (acute) gingivitis 
a) Definisi  
Suatu infeksi oral endogen dengan karakteristik nekrosis 
gingiva. 
b) Patofisiologi  
Beberapa mikroorganisme yang umumnya ditemukan pada 
jaringan periodontal, pada host dengankondisi kompromis 
imun dapat menyebabkan mikroorganisme ini berubah 
menjadi patogen. Produk endotoksin dan aktivasi sistem imun 
dapat menyebabkan kerusakan jaringan gingiva dan 
sekitarnya. 
Faktor predisposisi:  
- penurunan imunitas (terutama AIDS),  
- merokok,  
- stress,  
- malnutrisi berat,  
- kebersihan mulut yang buruk. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
1. Ekstra oral:  
- pembesaran kelenjar limfe,  
- limfadenopati 
2. Intra oral:  
- ulserasi nekrotik seperti kawah pada interdental papila 
dan marginal gingiva,  
- sakit,  
- mudah berdarah spontan.  
- hipersalivasi dan mulut terasa  logam 
 
 
 

 
d) diagnosa  banding  
- Gingivitis Marginalis Kronis 
- Primary Herpetic Gingivostomatitis 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
- 89.31 Dental Examination;  
- 24.99 other dental operation(other));  
- 96.54 Dental scaling, polishing and debridement 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) 
- Melakukan ‘debridement’: menghilangkan jaringan nekrotik 
dan mikroba penyebab menggunakan larutan H2O2 1.5-
3%. 
- Kausatif: antibiotik golongan penisilin dan atau 
metronidazole, Antiseptik: ditambahkan klorheksidin 
glukonat 0.2 %. 
- Simtomatik: analgetik, antipiretik 
- Supportif: hidrasi, diet lunak tinggi kalori-protein, istirahat, 
multivitamin. 
- Jika kondisi akut telah mereda dapat dilakukan skeling dan 
root planning. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan cairan sulkus 
gingiva, dengan pewarnaan gentian violet, akan tampak 
bakteri spirochaeta/bacillus penyebab infeksi. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap,  
- alat diagnostik standar,  
- spuit untuk spooling, 
- kassa steril, 
- antiseptik larutan H2O2 3 %, klorheksidin glukkonat 0.2%, 
- antibiotik Amoxycillin 500 mg, Metronidazole 500 mg. 
i) Lama perawatan 
10-14 hari. 
j) Faktor penyulit 
Kondisi munokompromis berat seperti Human 
Immunodeficieny Virus (HIV) dan keganasan darah. 
k) Prognosis 
Baik, jika segera dilakukan kontrol infeksi dan suportif. 
l) Keberhasilan perawatan 
Hilangnya peradangan, ulserasi, dan jaringan nekrotik, 
keluhan subyektif tidak ada. 
m) Persetujuan tindakan kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik. 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Tidak Ada 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
2. RECURRENT HERPES LABIALIS 
No. ICD 10 : B00.11Herpes simplex labialis 
a) Definisi  
Penyakit infeksi rekuren pada bibir akibat reaktivasi Herpes 
Simplex Virus (HSV). 
b) Patofisiologi  
Rekurensi terjadi saat HSV bereaktivasi pada lokasi laten dan 
berjalan sentripetal ke mukosa atau kulit yang bersifat 
sitopatik terhadap sel epitel, menimbulkan infeksi HSV 
rekuren dalam bentuk vesikel dan ulser terlokalisir. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Gejala prodromal berupa rasa gatal, sensitif, terbakar pada 
daerah bibir atau perbatasan bibir dan kulit, diikuti timbulnya 
makula, vesikel berkelompok, pecah membentuk ulser yang 
ditutupi krusta kekuningan dan diakhiri penyembuhan lesi. 
Rasa nyeri terjadi pada 2 hari pertama timbulnya gejala. 
d) diagnosa  banding  
Eritema multiforme ringan 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- penyakit yang dapat sembuh sendiri jika  daya tahan 
tubuh membaik(Self limiting disease) 
- Terapi kausatif: valacyclovir/famciclovir 500-1000 mg utk 
episode yang sering, lesi besar atau pemicu EM. 
- Supportif: imunomodulator, roborantia. 
- Hilangkan faktor predisposisi untuk mencegah timbulnya 
rekurensi lesi. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Tidak diperlukan, tampilan klinis dan riwayat menjadi 
karakteristik khas. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Unit gigi lengkap,  
- alat diagnostik standar,  
- bahan antiseptik dan desinfektan, 
- multivitamin,  
- imunomodulator, 
- acyclovir tablet 200 mg,  
- acyclovir cream 5 %. 
i) Lama perawatan 
10-14 hari. 
j) Faktor penyulit 
Kondisi imunosupresi berat. 
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Rasa sakit dan lesi hilang. 
m) Persetujuan tindakan kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik. 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Tidak Ada 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
3. PRIMARY HERPETIC GINGIVOSTOMATITIS 
No ICD 10 : B.00.2 Herpesviral gingivostomatitis and 
pharyngotonsilitis 
a) Definisi  
Penyakit mulut berupa vesikel atau ulserasi multipel pada gusi 
dan mukosa mulut akibat infeksi primer dari virus Herpes 
Simpleks tipe 1 atau 2 (HSV-1 atau HSV-2). 
b) Patofisiologi  
Faktor predisposisi dapat berupa  
- Penurunan imunitas,  
- terjadinya epidemi pada pergantian musim,  
- defisiensi nutrisi,  
- memilikipenyakit sistemik tertentu (imunokompromis). 
Infeksi primer terjadi pada kontak awal dengan virus melalui 
inokulasi mukosa, kulit dan mata atau sekresi tubuh yang 
terinfeksi. Virus lalu  bereplikasi di dalam sel-sel epitel 
mukosa mulut dan atau kulit dan menyebabkan terjadinya 
vesikel.  
sesudah  proses penyembuhan, virus akan berjalan sepanjang 
akson saraf menuju ganglion syaraf, dan menimbulkan infeksi 
laten.jika  terdapat faktor predisposisi seperti  maka akan 
terjadi reaktivasi virus. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Gejala prodromal 1-3 hari :  
Demam,kehilangan nafsu makan,malaise,myalgia,bisa 
disertai sakit kepala dan nausea. 
- Gejala ekstra oral: Vesikel dan atau ulserasi pada merah 
bibir (vermillion border of lip,) ditutupi krusta yang berwarna 
kekuningan. 
- Gejala intra oral:   
1) Erythema dan vesikel kecil diameter 1-3 mm,  
2) terletak berkelompok pada palatum keras, attached 
gingiva, dorsum lidah, dan mukosa non keratin di 
labial, bukal, ventral lidah dan pallatum mole, 
3) vesikel mudah pecah membentuk ulser yang lebih 
besar dengan tepi tidak teratur dan kemerahan, 
4) gingiva membesar berwarna merah, dan sangat 
sakit,dapat terjadi pharyngitis. 
 
 

 
 
d) diagnosa  banding  
- Stomatitis Aftosa Rekuren tipe herpetiformis,   
- Eritema Multiforme,  
- Hand Foot and Mouth Disease 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- KIE (Komunikasi, Informasi Dan Edukasi) 
- penyakit yang dapat sembuh sendiri jika  daya tahan 
tubuh membaik(Self limiting disease) 
- Terapi kausatif: acyclovir 15mg/kgBB pada anak, acyclovir 
200 mg 5x/hari pada dewasa. 
- Simtomatik: anestetik topikal, analgesik-antipiretik, 
antiseptik kumur. 
- Supportif: istirahat, hidrasi, imunomodulator, multivitamin. 
- Pencegahan penularan melalui penyuluhan. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Pada umumnya tidak diperlukan, diagnosa  ditegakkan 
berdasarkan penampilan klinis dan riwayat penyakityang khas. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Unit gigi lengkap,  
- alat diagnostik standar,  
- bahan antiseptik dan desinfektan, 
- multivitamin, imunomodulator, 
- acyclovir 200 mg,  
- acyclovir cream 5 %. 
i) Lama perawatan 
10-14 hari 
j) Faktor penyulit 
Kondisi imunosupresi berat. 
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Rasa sakit dan lesi hilang. 
m) Persetujuan tindakan kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik. 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Tidak Ada 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
4. RECURRENT INTRA ORAL HERPES /STOMATITIS HERPETIKA 
No. ICD 10: BOO.2 Herpesviral gingivostomatitis and 
pharyngotonsilitis 
a) Definisi  
Penyakit mulut berupa vesikel atau ulserasi multipel pada 
mukosa mulut akibat reaktivasi dari Herpes Simplex Virus 
(HSV)-1 atau kadang-kadang  HSV-2 yang laten pada ganglion 
syaraf. 
b) Patofisiologi  
- Disebabkan oleh reaktivasi dari virus HSV-1 atau kadang-
kadang  HSV-2 
- Terjadinya reaktivasi dari HSV  laten ke dalam saliva dan 
sekresi oral akibat adanya faktor pemicu dan 
menimbulkan ulserasi rongga mulut. 
Faktor predisposisi:  
- Demam,  
- alergi,  
- radiasi Ultra Violet,  
- trauma,  
- stress,  
- menstruasi. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Gejala intra oral:   
- Erythema dan vesikel kecil diameter 1-3 mm,  
- berkelompok pada palatum keras, attached gingiva, 
dorsum lidah, dan mukosa non keratin di labial, bukal, 
ventral lidah dan pallatum mole.  
- vesikel mudah pecah membentuk ulser yang lebih besar 
dengan tepi tidak teratur dan kemerahan. 
 
 

d) diagnosa  banding  
- Stomatitis Aftosa tipe Herpetiformis 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Pada pasien imunokompeten bersifat ‘Self limiting 
disease’(penyakit yang dapat sembuh sendiri jika  daya 
tahan tubuh membaik) 
- Terapi kausatif berupa antivirus untuk kasus yang 
berat(diberikan pada tahap vesikel (72 jam pertama):  
1) Acyclovir 1000 mg per hari, atau  
2) Valacyclovir/famciclovir 500-1000 mg.  
- Simtomatik: anestetik topikal, analgesik-antipiretik  
- Supportif: imunomodulator, multivitamin 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Tidak diperlukan, tampilan klinis dan riwayat menjadi 
karakteristik khas. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap,  
- alat diagnostik standar,  
- bahan antiseptik dan desinfektan,  
- obat antiseptik kumur, anastetik topikal, 
- multivitamin, imunomodulator, 
- acyclovir 200 mg atau valacyclovir 500 mg. 
i) Lama perawatan 
10-14 hari 
j) Faktor penyulit 
Kondisi imunosupresi berat 
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Rasa nyeri rongga mulut dan lesi hilang, rekurensi berkurang. 
m) Persetujuan tindakan kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik. 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Komunikasi pasien yang kurang baik/tidak terbuka, 
menyebabkan sulit untuk mencari faktor predisposisi utama. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
5. HAND, FOOT AND MOUTH DISEASE (FLU SINGAPURA) 
No. ICD 10 : B08.4 Hand, foot, mouth disease. 
a) Definisi  
Penyakit vesikular yang dapat terjadi pada tangan, kaki, dan 
rongga mulut. 
b) Patofisiologi  
- Disebabkan oleh: CoxsacKIE (Komunikasi, Informasi dan 
Edukasi) Virus (CV) terutama: Enterovirus 71 (EV 71) dan 
CV A16. 
- Biasa terjadi ketika epidemi, (pada musim panas), pada 
anak usia di bawah 10 tahun. 
- Transmisi melalui rute fecal oral, atau dapat terjadi 
penyebaran di saluran pernafasan atas.  
- Virus bereplikasi pertama kali dalam mulut lalu  
meluas ke saluran gastrointestinal bawah dan menyebar. 
- Pada pasien imunokompeten: Self limiting disease (penyakit 
yang dapat sembuh sendiri jika  daya tahan tubuh 
membaik). 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Demam derajat rendah, ruam kemerahan yang menjadi 
makular dan vesikel pada kulit tangan dan kaki 
(punggung, telapak, tumit), serta pinggul.  
 
 

Lesi papula eritematosa nampak jelas pada telapak tangan pasien 
hand, foot and mouth disease (kiri). Meski jarang, lesi papula dapat 
terlihat pada telapak kaki (kanan) 
- Ulserasi pada mulut dan tenggorokan yang diawali makula 
eritematous, vesikel yang cepat pecah menjadi ulser, pada 
lidah, palatum durum dan molle, mukosa bukal, bisa pada 
semua mukosa mulut. 
 
 
 
 
 

Tampak ulkus pada tepi lidah, diagnosa  pasti 
ditegakkan dengan melihat lesi yang ada pada kulit 
(ekstra oral). 
d) diagnosa  banding  
- Primary herpetic gingivostomatitis,  
- chicken pox,  
- infeksi mononukleosis. 
- Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
e) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Pencegahan penularan melalui penyuluhan. 
- Suportif:  istirahat cukup, hidrasi, multivitamin, diet 
lunak. 
- Simtomatik: analgesik, antipiretik, anestetik topikal. 
- Rujuk kepada dokter yang kompeten 
f) Pemeriksaan Penunjang 
Tidak diperlukan, tampilan klinis dan riwayat menjadi 
karakteristik khas. 
g) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap,  
- alat diagnostik standar,  
- bahan antiseptik dan disinfektan,  
- anastetik topikal, obat kumur antiseptik, 
- multivitamin. 
h) Faktor penyulit 
Kondisi imunosupresi berat 
i) Prognosis 
Baik 
j) Keberhasilan perawatan 
Rasa nyeri rongga mulut dan lesi hilang,tidak terjadi 
komplikasi. 
k) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik. 
l) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Tidak Ada 
m) Tingkat pembuktian  
Grade B 

 
 
6. MUMPS (PAROTITIS EPIDEMICA)/GONDONGAN 
No. ICD 10 : B26.9 MUMPS (PAROTITIS EPIDEMICA) 
without other complication 
a) Definisi  
Infeksi virus akut yang disebabkan oleh paramyxovirus RNA 
yang terjadi pada kelenjar liur parotis, dapat juga terjadi pada 
kelenjar liur submandibularis atau sublingualis. 
b) Patofisiologi  
- Disebabkan oleh Paramyxovirus, 
- terjadi pada masa epidemik, 
- transimisi melalui kontak langsung droplet saliva, 
- Self limiting disease. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Masa inkubasi 2-3 minggu, terjadi pembesaran dan 
inflamasi kelenjar liur, nyeri preaurikuler, demam, 
malaise, sakit kepala, myalgia.  
- Melibatkan kelenjar liur parotis, terkadang submandibula.  
- Pembesaran kelenjar saliva kedua dapat terjadi 24-48 jam 
sesudah  yang pertama.  
- Pembengkakan bilateral, nyeri pada palpasi, edema pada 
kulit di atasnya. 
d) diagnosa  banding  
Abses bukalis 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
1) Simtomatik: analgesik, antipiretik. 
2) Supportif: immunomodulator, istirahat cukup, hidrasi, diet  
lunak Tinggi Kalori-Protein. 
3) Rujuk kepada dokter yang kompeten 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Tidak diperlukan, tampilan klinis dan riwayat menjadi 
karakteristik khas. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap,  
- Alat diagnostik standar,  
- Bahan antiseptik dan disinfektan. 
i) Faktor penyulit 
Kondisi imunosupresi berat 
j) Prognosis 
Baik 
k) Keberhasilan perawatan 
Rasa nyeri rongga mulut dan lesi hilang, tidak terjadi 
komplikasi. 
l) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik. 
m) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Tidak Ada 
n) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
7. STOMATITIS KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN AKUT 
No. ICD 10 : B37.00 Acute pseudomembranous candidal 
stomatitis 
a) Definisi  
Penyakit mulut berupa bercak putih multipel pada mukosa 
mulut akibat infeksi Candida sp. 
b) Patofisiologi  
- Faktor predisposisi: 
1) Faktor lokal: Perubahan kondisi saliva (hiposalivasi, 
penurunan pH saliva), atropi epitel rongga mulut, 
pemakaian gigi tiruan. 
2) Faktor sistemik : penurunan imunitas, defisiensi 
nutrisi nutrisi, memiliki penyakit sistemik tertentu 
(imunokompromis), pemakaian obat-obatan yang 
mempengaruhi saliva atau pempengaruhi imunitas, 
merokok,Diabetes(kelainan endokrin), Cushing’s 
disease, defisiensi Fe dan vitamin B12, bayi dan usia 
lanjut. 
- Candida melekat pada epitel dan penetrasi ke dalam epitel 
menyebabkan inflamasi dan kematian sel epitel, oedema, 
dan agregasi PMN leukosit (mikroabses). 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Lesi putih pada mukosa oral seperti kepala susu atau plak 
yang dapat diangkat, dan meninggalkan daerah kemerahan. 
 
 
Gambar 6 
Pseudomembranous Candidiasis pada dorsum lidah.  
 
 
 
 
Gambar 7 
Pseudomembranous Candidiasis pada mukosa bukal dan 
lidah.  
 
 
 
 
Gambar 8 
Terlihat plak-plak putih pada palatum durum dan palatum 
molle. 
 
d) diagnosa  banding  
Thermal burn, Trauma 
 
 
 
Gambar 9 
Thermal burn. Tampak jaringan nekrotik pada posterior 
kanan, palatum molle.  
 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
1) KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) 
2) Hilangkan faktor predisposisi: 
Mekanis: pembersihan reservoir (dorsum lidah, protesis) 
Identifikasi kondisi sistemik host 
1) Terapi kausatif: antifungal topikal atau 
sistemik(tergantung perluasan lesi dan keparahan) 
2) Simtomatik : analgesik, antipiretik (bila diperlukan) 
3) Suportif : multivitamin (untuk mengatasi defisiensi yang 
ada(defisiensi zat besi dan vitamin B12 serta untuk 
meningkatkan daya tahan tubuh) 
g) Pemeriksaan Penunjang 
- Pemeriksaan mikologi langsung (ditemukan adanya koloni 
Candida sp) dan biakan dari swab mukosa oral (akan 
terlihat koloni dan hifa) 
- Media kultur: agar Saboroud (identifikasi berdasarkan 
pewarnaan). 
- Selain dari Swab/smear, specimen untuk kultur mikologi 
dapat berasal dari: saliva dan dari berkumur. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Unit gigi lengkap,  
- Alat diagnostik standar,  
- Bahan antiseptik dan desinfektan,  
- Antifungal: Nystatin oral suspension 
- Antiseptik kumur: klorheksidin glukonat 0.2 % 
i) Lama perawatan 
7-10 hari 
j) Faktor penyulit 
- Pada penderita imunokompromis: penderita dengan 
perawatan radiasi di daerah kepala dan leher (atropi 
kelenjar saliva dan menyebabkan hiposalivasi). 
- Penderita dengan kelainan hepar (sehingga kontraindikasi 
pemberian antifungal sistemik yang bersifat hepatotoksik. 
- Lesi oral menyulitkan intake, sehingga mungkin 
membutuhkan hospitalisasi pada anak 
- Pengguna denture, pembersihan reservoir pada base-
denture: menggunaan antifungal untuk denture atau 
rebasing bila diperlukan. 
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Plak putih hilang, rasa nyeri/ terbakar rongga mulut hilang. 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik. 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Tidak Ada 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
8. KANDIDIASIS ERITEMATOUS KRONIK  
(Denture Stomatitis/Candida-associated denture stomatitis) 
No. ICD 10 : B37.03 Chronic erythematous (atrophic) 
candidal stomatitis 
a) Definisi  
Infeksi yang disebabkan oleh Candida sp yang terjadi pada 
area yang ditutupi basis gigi tiruan atau karena pemakaian 
gigi tiruan yang tidak baik.   
b) Patofisiologi  
- Predisposisi:  
1) Ill fitting denture,  
2) hiposalivasi,  
3) penurunan imunitas,  
4) defisiensi nutrisi,  
5) memiliki penyakit sistemik tertentu (imunokompromis). 
- Gigi tiruan melindungi Candida sp dari aliran saliva. Pada 
awalnya Candida harus melekat di permukaan epitel 
untuk dapat menginvasi lapisan mukosa.  
- Jenis Candida yang mempunyai potensi adhesi lebih kuat 
akan lebih patogenik.  
- Penetrasi yeast jamur dipengaruhi oleh aktivitas enzim 
lipasenya. Untuk tetap berada dalam epitel, yeast jamur 
harus dapat mengatasi deskuamasi rutin permukaan sel 
epitel. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Tipe I : Tipe minor/lokal: Eritema hanya terjadi pada 
sedikit area mukosa mulut yang teriritasi protesa 
yang tidak baik. 
- Tipe II : Tipe mayor/generalized: Eritema yang 
luas/seluruh mukosa yang teriritasi protesa yang 
tidak baik. 
- Tipe III : Tipe granular: lesi eritema bergranular pada 
mukosa yang teriritasi protesa, terutama pada 
palatum bagian tengah. 
 
 
 
d) diagnosa  banding  
- Tipe I dan II dengan Acute athropic 
candidiasis/erythematous candidiasis 
- Tipe III dengan epulis fibromatosa/epulis granulomatosa 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
1) KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI) 
2) Mekanis:  
a. Pembersihan reservoir (basis gigi tiruan dibersihkan 
dan dihaluskan, lidah),  
b. Perbaikan gigi tiruan (gigi tiruan baru, 
relining/rebasing),  
c. Tidak memakai gigi tiruan saat tidur. 
d. Merendam gigi tiruan dalam larutan antiseptik. 
3) Terapi kausatif:  
a. Antifungal topikal (terapi antifungal yang lazim 
digunakan yaitu  golongan polien atau azole) 
b. Alternatif pertama dan biasanya ditoleransi dengan 
baiknystatin suspensi 100.000 u/ml 4kali sehari 
selama 7hr (pemberian sesudah makan, diletakkan 
sebagian di basis gigi tiruan yang menutupi lesi, kulum 
selama 1 menit, telan; anjuran untuk tidak 
makan/minum/dibilas  s.d 30 menit):    
c. Eksisi lesi tipe III kemungkinan diperlukan jika 
mikroorganisme terdapat di fisur yang dalam dari 
jaringan granulasi. 
4) Suportif : multivitamin   
g) Pemeriksaan Penunjang 
- Pemeriksaan mikologi: Smear dari dasar lesi kemerahan 
menggunakan KOH 15% untuk melihat adanya Candida 
sp.  
- Kultur: Identifikasi dan kuantifikasi jamur penyebab 
dilakukan dengan kultur menggunakan Sabouraud Broth 
Agar, agar darah atau cornmeal agar.  
- Pasien dengan kandidiasis oral biasanya mempunyai hasil 
kultur lebih dari 400CFU/mL. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Unit gigi lengkap,  
- Alat diagnostik standar,  
- bahan antiseptik dan desinfektan,  
- Nystatin oral suspension 100.000  u/ml, 
- Antiseptik kumur: klorheksidin glukonat 0.2%. 
i) Lama perawatan 
10-14 hari 
j) Faktor penyulit 
Kondisi imunokompromis berat 
k) Prognosis 
- Baik, jika terapi yang diberikan tepat dan efektif. 
- Relaps berhubungan dengan patient’s compliance, belum 
terkendalinya faktor predisposisi terhadap infeksi.   
l) Keberhasilan perawatan 
Rasa nyeri pada mukosa mulut hilang, gambaran klinis lesi 
terkait infeksi hilang. 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik. 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Kepatuhan pasien 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
9. PERSISTENSI GIGI SULUNG 
No. ICD 10 : K00.6  Retained (persistent) primary tooth 
a) Definisi  
Gigi sulung belum tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi 
b) Patofisiologi  
Gangguan tumbuh kembang geligi tetap dan lengkung rahang 
(maloklusi). 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Tampak gigi sulung dan gigi tetap pengganti sejenis dalam 
rongga mulut 
- Sakit negatif/ positif 
- Derajat kegoyangan gigi negatif/ positif 
- Gingivitis negatif/ positif 
d) diagnosa  banding  
Gigi berlebih (supernumerary teeth) 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination; 
23.01Extraction of deciduous tooth;  
23.11 Removal of residual root 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Kondisikan pasien agar tidak cemas sehingga kooperatif  
- Sterilisasi daerah kerja 
- Anestesi topikal atau lokal sesuai indikasi(topikal 
lalu  disuntik bila diperlukan) 
- Ekstraksi 
- Observasi terhadap susunan geligi tetap (3 bulan) 
- Preventif,  bila tampak gejala maloklusi menetap, 
lanjutkan dengan merujuk perawatan interseptif 
ortodontik  
g) Pemeriksaan Penunjang 
Xray gigi periapikal bila diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit  lengkap,  
- Alat pemeriksaan standar 
- Î’ahan anestasi dan antiseptif/desinfektan 
- Alat set pencabutan gigi sulung  
i) Lama perawatan 
1 (satu)  kali kunjungan  
j) Faktor penyulit 
Pasien yang tidak kooperatif perlu dilakukan rujukan ke 
spesialis KGA 
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Bila gigi sulung tercabut dengan baik  
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Tertulis dari Orang tua  
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Untuk pasien anak-anak harus mempunyai tingkat 
kepatuhan yang baik, kooperatif dan orang tua yang positif 
memberikan dukungan untuk fokus terhadap perbaikan 
kesehatan gigi dan mulut anak. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
10. IMPAKSI M3 KLASIFIKASI IA 
No. ICD 10 : K01.1 Impacted teeth 
       K01.16 Maxillary molar 
   K01.17 Mandibular molar 
a) Definisi  
Impaksi gigi yaitu  gigi yang mengalami 
kesukaran/kegagalan erupsi, yang disebabkan oleh malposisi, 
kekurangan tempat atau dihalangi oleh gigi lain, tertutup 
tulang yang tebal dan/ atau jaringan lunak di sekitarnya. 
b) Patofisiologi  
Tidak Ada 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Ekstra oral: 
1) Adanya pembengkakan 
2) Adanya pembesaran kelenjar limfe 
3) Adanya parestesi 
d) diagnosa  banding  
- Ameloblastoma 
- Odontoma  
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31  Dental Examination 
87.11  Full mouth x-ray of teeth 
87.12  Other dental x-ray  
23.19 Other surgical extraction of tooth (Removal of impacted 
tooth) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Odontektomi  
1) Dilakukan disinfeksi jaringan di luar dan di dalam 
rongga mulut sebelum odontektomi, dapat digunakan 
obat kumur antiseptik selanjutnya dilakukan blok 
anestesi.  
2) Dibuat insisi dengan memperhitungkan garis insisi 
tetap akan berada di atas tulang rahang sesudah  
pengambilan jaringan tulang pasca odontektomi, dan 
selanjutnya dibuat flap. 
3) Tulang yang menutup gigi diambil seminimal mungkin 
dengan perkiraan besar setengah dari besar gigi yang 
akan dikeluarkan. 
4) Selanjutnya dilakukan pemotongan gigi yang biasanya 
dimulai dengan memotong pertengahan mahkota gigi 
molar ketiga impaksi ke arah bifurkasi atau 
melakukan pemotongan pada regio servikal untuk 
memisahkan bagian mahkota dan akar gigi. 
Selanjutnya dilakukan pemotongan menjadi bagian-
bagian lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. Mahkota 
gigi dapat dipotong menjadi dua sampai empat bagian, 
demikian pula pada bagian akarnya, lalu  bagian-
bagian ini  dikeluarkan satu per satu. 
5) Selanjutnya dilakukan kuretase untuk mengeluarkan 
kapsul gigi dan jaringan granulasi di sekitar mahkota 
gigi dan dilanjutkan dengan melakukan irigasi dengan 
air steril atau larutan saline 0,09 % steril. 
6) Pada saat melakukan pemotongan tulang dan gigi 
dengan menggunakan bur, tidak boleh dilakukan 
secara blind akan tetapi operator harus dapat melihat 
secara langsung daerah yang dilakukan pengeboran. 
Tindakan pengeboran secara blind akan dapat 
menyebabkan terjadinya trauma yang tidak diinginkan 
dijaringan sekitarnya. 
7) Penjahitan dilakukan mulai dari ujung flap dibagian 
distal molar kedua dan dilanjutkan ke arah anterior 
lalu  ke arah posterior. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
- Foto periapikal  
- Foto oklusal 
- Foto panoramik 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap,  
- Alat diagnostik standar,  
i) Lama perawatan 
2 (dua)  kali kunjungan  
j) Faktor penyulit 
- Perdarahan, Infeksi,  
- Fragmen akar tertinggal,  
- Fragmen akar terdorong ke dalam sinus maksilaris,  
- Lesi N.mandibularis,  
- Trauma gigi tetangga,  
- Laserasi,  
- Perforasi sinus maksilaris,  
- Fraktur rahang 
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Penutupan luka dengan sempurna tanpa komplikasi 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Tertulis 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Tidak Ada 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
11. KARIES TERHENTI / ARRESTED CARIES 
No. ICD 10 : K02.3 Arrested Caries 
a) Definisi  
Karies yang perkembangannya terhenti oleh karena 
peningkatan kebersihan rongga mulut, peningkatan kapasitas 
buffer saliva, dan aktivitas pulpa melalui pembentukan dentin 
reparatif. 
b) Patofisiologi  
Proses karies terhenti karena remineralisasi 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Tidak ada gejala; pemeriksaan tes vitalitas gigi masih baik. 
Bagian dasar gigi terdapat jaringan keras kecoklatan hasil dari 
pertahanan lokal tubuh.  
d) diagnosa  banding  
Hipoplasi Email 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31  Dental Examination 
23.2   Restoration of tooth by filling 
23.70 Root canal, not otherwise specified 
24.99  Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Dental Health Education (DHE): edukasi pasien tentang 
cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. 
Edukasi pasien untuk pengaturan diet. 
- Tindakan preventif: bila masih  mengenai email dengan 
pemberian fluor untuk meningkatkan remineralisasi 
- Tindakan kuratif:  bergantung lokasi dan keparahan, bila 
kavitas masih  pada email dilakukan ekskavasi debris, 
remineralisasi selama I bulan, lalu  dilakukan 
penumpatan sesuai indikasi 
- Bila dentin yang menutup pulpa sudah tipis dilakukan 
pulp capping indirek:Ekskavasi dentin lunak (zona infeksi), 
diberikan pelapis dentin Cа(OH)2 / MTA, dan dilakukan 
penumpatan  
g) Pemeriksaan Penunjang 
Foto X Ray gigi sayap gigit (jika diperlukan) 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat pemeriksaan standar,  
- Bor untuk preparasi,  
- Bahan tumpat bergantung letak dan macam giginya (resin 
komposit, Glass Ionomer Cement (GIC)) 
- Alat poles,  
- Larutan fluor 
- Kapas gulung  
- Butiran kapas  
i) Lama perawatan 
Tumpatan biasa, 1 kali kunjuangan  
j) Faktor penyulit 
Hipersalivasi  
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Tidak ada keluhan klinis dan gigi berfungsi normal  
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
kepatuhan kunjungan yang baik 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
12. DEMINERALISASI PERMUKAAN HALUS/APROKSIMAL KARIES 
DINI / LESI PUTIH / KARIES EMAIL TANPA KAVITAS 
No. ICD 10 : K02.51    White spot lesions (initial caries) on 
pit and fissure surface of tooth 
K02.61    White spot lesion (initial caries) on 
smooth surface of tooth  
B00.2      Herpesviral gingivostomatitis and 
pharyngotonsilitis 
a) Definisi  
- Lesi pada permukaan gigi berupa bercak/bintik putih 
kusam oleh karena proses demineralisasi.   
- Lesi ini dapat kembali normal jika  kadar kalsium, 
phosphate, ion fluoride, dan kapasitas buffer saliva 
meningkat. 
b) Patofisiologi  
Demineralisasi paling dini pada email gigi 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Bercak putih dan warna kusam tidak mengkilat, umumnya 
tidak ada gejala. 
- Pemeriksaan dengan sonde tumpul, penerangan yang baik, 
gigi dikeringkan.  
d) diagnosa  banding  
Hipoplasi Email 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi, 
pemilihan sikat gigi dan pastanya, serta pengaturan diet. 
- Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alat 
skeling manual, diakhiri dengan sikat  
- Isolasi daerah sekitar gigi  
- Keringkan  
- Kumur atau diulas dengan bahan fluor atau bahan 
aplikatif yang mengandung fluor 
- Terapi remineralisasi sesuai dosis 
- Tunggu selama 2-3 menit 
- Makan, minum sesudah  30 menit aplikasi  
g) Pemeriksaan Penunjang 
Tidak ada 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat diagnosa gigi/pemeriksaan lengkap,  
- Kapas gulung,  
- Butiran kapas,  
- Alat poles,  
- Larutan fluor, 
- Bahan remineralisasi 
i) Lama perawatan 
- 1 kali  kunjungan 
- Evaluasi setiap 6 bulan 
j) Faktor penyulit 
- Kebersihan mulut jelek bergantung wawancara mengenai 
faktor risiko 
- Pasien masih anak-anak dan tidak bisa kooperatif, perlu 
dirujuk pada spesialis KGA 
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Proses karies tidak berkembang, lesi putih hilang dan 
permukaan gigi kembali normal 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
- Pasien dengan kunjungan biasa, mempunyai tingkat 
kesadaran rendah. 
- Pasien anak-anak harus mempunyai tingkat kepatuhan 
yang baik dan perlu dukungan orang tua 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
13. KARIES DENTIN 
No. ICD10  :  K02.52 Dental caries on pit and fissure surface 
penetrating into dentin 
K02.62 Dental caries on smooth surface 
penetrating into dentin 
a) Definisi  
- Karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan karies dini 
yang lapisan permukaannya rusak 
- Karies yang sudah berkembang mencapai dentin 
- Karies yang umumnya terjadi pada individu yang 
disebabkan oleh resesi gigi 
b) Patofisiologi  
- Bergantung pada keparahan proses kerusakan 
- Jika sudah terdapat tubuli dentin yang terbuka akan 
disertai dengan gejala ngilu, hal ini juga bergantung pada 
rasa sakit pasien. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Perubahan warna gigi 
- Permukaan gigi terasa kasar, tajam 
- Terasa ada makanan yang mudah tersangkut 
- Pemeriksaan sondasi dan  tes vitalitas gigi masih baik 
- Pemeriksaan perkusi dan palpasi jika  ada keluhan 
yang menyertai 
- Pemeriksaan dengan pewarnaan deteksi karies gigi (bila 
perlu) 
- Jika akut disertai rasa ngilu, jika kronis umumnya  tidak 
ada rasa ngilu. 
d) diagnosa  banding  
Abrasi, atrisi, erosi, abfraksi 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31  Dental Examination 
23.2  restoration of tooth by filling; 
23.70 root canal, not otherwise specified 
24.99  Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Prosedur tergantung pada kondisi kedalaman dan bahan 
yang akan digunakan (Bergantung pada lokasi ) 
- Karies email : 
1) Jika mengganggu estetika, ditumpat 
2) Jika tidak mengganggu, recontouring (diasah), poles, 
ulas fluoruntuk meningkatkan remineralisasi 
- Bila dentin yang menutup pulpa telah tipis  
- Pulpcapping indirect, ekskavasi jaringan karies, berikan 
pelapis dentin  
- Semua perawatan yang dilakukan harus disertai edukasi 
pasien (informasi penyebab, tata laksana perawatan dan 
pencegahan) 
- DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi, 
pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien untuk 
pengaturan diet 
 
Prosedur karies dentin tanpa disertai keluhan ngilu yang 
mendalam: 
Bahan tumpat Glass ionomer Cement (GIC): 
1. Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alat 
skeling  manual, diakhiri dengan brush/sikat, 
menghasilkan outline form untuk melakukan tumpatan 
yang mempunyai retensi dan resistensi yang optimal; 
2. Bersihkan jaringan infeksi (jaringan lunak dan warna 
coklat/hitam harus dibuang sampai gigi terlihat putih 
bersih); 
3. Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus 
dihilangkan; 
4. Keringkan kavitas dengan kapas kecil; 
5. Oleskan dentin conditioner; 
6. Cuci/bilas dengan air yang mengalir; 
7. Isolasi daerah sekitar gigi; 
8. Keringkan kavitas sampai keadaan lembab/moist (tidak 
boleh sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff); 
9. Aduk bahan GIC sesuai dengan panduan pabrik (rasio 
powder terhadap liquid harus tepat, dan cara mengaduk 
harus sampai homogen); 
10. Aplikasikan bahan yang telah diaduk pada kavitas; 
11. Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi; 
12. Aplikasi bahan lalu diamkan selama 1-2 menit sampai 
setting time selesai; 
13. Rapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi 
antagonis menggunakanarticulating paper; 
14. Di bagian oklusal dapat di bantu dengan celluloid strip 
atau tekan dengan jari menggunakan sarung tangan; 
15. Poles. 
 
Bahan Resin Komposit (RK) dengan bahan bonding generasi V: 
1. Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alat 
skeling  manual, diakhiri dengan brush/sikat; 
2. Bentuk outline form untuk melakukan tumpatan yang 
mempunyai retensi dan resistensi yang optimal; 
3. Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi 
(jaringan lunak dan warna coklat/hitam harus dibuang 
sampai gigi terlihat putih bersih).Warna hitam yang 
menunjukkan proses karies terhenti tidak perlu diangkat 
jika tidak mengganggu estetik; 
4. Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus 
dihilangkan; 
5. Keringkan kavitas dengan kapas kecil; 
6. Aplikasikan ETSA asam selama 30 detikatau sesuai 
petunjuk penggunaan; 
7. Cuci/bilas dengan air yang mengalir; 
8. Isolasi daerah sekitar gigi; 
9. Keringkan sampai keadaan lembab/moist (tidak boleh 
sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff)atau 
sesuai petunjuk penggunaan; 
10. Oleskan bonding/adhesive generasi V, lalu  di 
angin-anginkan  (tidak langsung dekat kavitas), 
dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-
20 detik; 
11. Aplikasikan flowable resin komposit pada dinding 
kavitas, lalu   dilakukan penyinaran dengan light 
curing unit selama 10-20 detik; 
12. Aplikasikan packable resin komposit dengan sistem layer 
by layer/ selapis demi selapisdengan ketebalan lapisan 
maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan penyinaran 
dengan light curing unit selama 10-20 detik; 
13. Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi; 
14. Merapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi 
antagonis menggunakan articulating paper; 
15. Poles (catatan: jika perlu komposit yang dibentuk dengan 
bantuan celluloid strip(klas III) memungkinkan tidak 
perlu poles.). 
 
Bahan Resin Komposit (RK) dengan bahan bonding generasi 
VII (no rinse): 
1. Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alat 
skeling  manual, diakhiri dengan brush/sikat; 
2. Bentukoutline form untuk melakukan tumpatan yang 
mempunyai retensi dan resistensi yang optimal; 
3. Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi 
(jaringan lunak dan warna coklat kehitaman harus 
dibuang sampai gigi terlihat putih bersih). Warna hitam 
yang menunjukkan proses karies terhenti tidak perlu 
diangkat jika tidak mengganggu estetik; 
4. Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus 
dihilangkan; 
5. Isolasi daerah sekitar gigi; 
6. Keringkan sampai keadaan lembab/moist (tidak boleh 
sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff); 
7. Oleskan bonding/adhesive generasi VII, lalu  di 
angin-anginkan  (tidak langsung dekat kavitas), 
dilakukan penyinaran dengan ligh curingunit selama 10-
20 detik; 
8. Aplikasikan flowable resin komposit pada dinding 
kavitas, lalu   dilakukan penyinaran dengan light 
curingunit selama 10-20 detik; 
9. Aplikasikan Packable resin komposit dengan sistem layer 
by layer/ selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan 
maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan penyinaran 
dengan light curingunit selama 10-20 detik; 
10. Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi; 
11. Merapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi 
antagonis; 
12. Poles; 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Xray gigi periapikal bila diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat pemeriksaan standar,  
- Set alat ART 
- Enamel Access Cutter, hatchet, carver, excavator spoon 
besar, sedang dan kecil 
- Bor untuk preparasi,  
- Bahan tumpat tergantung letak dan macam giginya (resin 
komposit, GIC, kompomer), 
- Bahan pelapis dentin / bahan pulp capping, 
- Alat poles,  
- Larutan fluor. 
i) Lama perawatan 
1– 2 kali kunjungan  
j) Faktor penyulit 
- Hipersalivasi 
- Letak kavitas 
- Lebar permukaan mulut 
- Pasien tidak kooperatif  
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
- Klinis tidak ada keluhan, tidak terbentuk karies sekunder 
atau kebocoran. 
- Pulp capping: klinis tidak ada keluhan,pemeriksaan 
radiografik terbentuk dentinreparatif. 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik. 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
- Pasien dengan kunjungan biasa, mempunyai tingkat 
kesadaran rendah. 
- Pasien anak-anak harus mempunyai tingkat kepatuhan 
yang baik dan perlu dukungan orang tua. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
14. KARIES MENCAPAI PULPA VITAL GIGI SULUNG 
No. ICD 10 : B00.2Herpesviral gingivostomatitis and 
pharyngotonsilitis 
a) Definisi  
Lesi mencapai pulpa akibat karies, pulpa terbuka diameter 
lebih dari 1 mm perdarahan terkontrol, vital, sehat. 
b) Patofisiologi  
Invasi toksin bakteri dalam pulpa sampai saluran akar dan 
jaringan periapeks 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Sakit spontan 
- Sondase positif 
- Perdarahan positif 
- Tekanan negative 
- Perkusi negative 
- Derajat kegoyangan gigi 
d) diagnosa  banding  
- Fraktur mahkota, pulpa terbuka vital 
- Amelogenesis imperfekta 
- Dentinogenesis imperfekta 
- Rampant caries 
- Nursing bottle caries 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
23.70 root canal NOS 
23.2  restoration of tooth by filling 
23.42Application of crown 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Pulpotomi dan restorasi 
1. Pembuatan foto rontgent gigi; 
2. Sterilisasi daerah kerja; 
3. Anestesi lokal atau blok injeksi; 
4. Pembersihan jaringan karies; 
5. Pembukaan atap pulpa; 
6. Pembuangan jaringan pulpa vital dalam kamar pulpa 
dengan eksavator sendok; 
7. Irigasi, keringkan kavitas, isolasi; 
8. Penghentian perdarahan; 
9. Peletakan formokresol pellet 1-3 menit; 
10. Pengisian kamar pulpa dengan semen ZOE sampai 
penuh dan berfungsi sebagai tumpatan sementara; 
11. Restorasi mahkota tiruan (logam/ resin komposit). 
- Terapi alternatif 
- Pulpektomi vital atau devitalisasi pulpektomi 
- Ekstraksi jika  foto x ray menunjukkan sudah 
waktunya gigi ini  tanggal 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Dental unit lengkap, 
- Alat pemeriksaan standar,  
- Bor untuk preparasi,   
- Alat endodontik, 
- Bahan tumpat (tergantung letak dan macam giginya (resin 
komposit, GIC), 
- Alat pembuatan mahkota (logam/ KR), KR. 
i) Lama perawatan 
2-3 kali kunjungan 
j) Faktor penyulit 
- Sikap kooperatif anak 
- Sosial ekonomi 
- Kasus membutuhkan space maintainer sesudah  ekstraksi 
dirujuk ke SpKGA 
k) Prognosis 
- Baik    
- Kontrol periodik 6 bulan 
l) Keberhasilan perawatan 
Keluhan hilang, gigi bisa berfungsi 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Sikap kooperatif baik dari pasien anak dan orang tuanya 
dalam ketaatan untuk kunjungan beberapa kali ke dokter gigi. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade C 
 
 
15. ATRISI, ABRASI, EROSI 
No. ICD 10 : K03.0 Excessive attrition of teeth 
K03.1 Abrasion of teeth 
K03.2 Erosion of teeth 
a) Definisi  
Ausnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh karena 
fungsinya, karena kebiasaan buruk, cara menyikatgigi yang 
salah atau karena asam dan karena trauma oklusi. 
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang bukan 
disebabkan oleh karies atau trauma dan merupakan akibat 
alamiah dari proses penuaan. 
- Atrisi : 
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang disebabkan 
oleh proses mekanis yang terjadi pada gigi yang saling 
berantagonis (sebab fisiologis pengunyahan.) 
- Abrasi : 
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi disebabkan oleh 
faktor mekanis dan kebiasaan buruk 
- Erosi : 
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang disebabkan 
oleh proses kimia dan tidak melibatkan bakteri. 
    
 
   
 
Gambar 11 
Penampang frontal dan oklusal gigi erosi pada pasien dengan 
GERD (Dr. A. Dickson dalam J Clin Exp Dent. 2012;4(1): 48-53 
Clinical measurement of tooth wear: Tooth wear indices (Lopez-
Frias, dkk) 
 
b) Patofisiologi  
- Hilangnya permukaan jaringan keras(email, dentin 
sementum ) pada setiap permukaa`n gigi yang disebabkan 
asam , bahan kimia dan mekanis 
- Hilangnya permukaan jaringan keras(email, dentin 
sementum ) tergantung pada lokasi, kebiasaan bisa 
disertai dentin hipersensitif 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Kadang disertai rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin 
d) diagnosa  banding  
Hipersensitif dentin 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental examination; 
23.2   Restoration of tooth by filling 
23.3  Restoration of tooth by inlay 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Rehabilitasi gigi tergantung lokasi dan keparahan jika 
perlu pada atrisi didahului dengan peninggian gigitan. 
lalu  direstorasi dengan tumpatan direk/indirek.  
- Perlu diingat bahwa rehabilitasi tidak akan berhasil 
jika  kebiasaan buruk tidak dihilangkan 
- DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi, 
pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien konsul 
diet, konsultasi psikologis pada pasien Bulimia. 
- Tindakan preventif: bila masih  mengenai email dengan 
aplikasi fluor topikal/CPPACP untuk meningkatkan 
remineralisasi 
- Tindakan kuratif:   
1) Bergantung lokasi dan keparahan jika perlu pada atrisi 
didahului dengan peninggian gigit 
2) Pada kasus abfraksi perlu dilakukan Oclusal 
Adjusment  
3) Bergantung pada keparahan hilangnya permukaan 
jaringan keras dan lokasi, bila di servikal dilakukan 
ART dengan bahan GIC, Bila di oklusal direstorasi 
mahkota 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Tidak diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat pemeriksaan standar,  
- Bor untuk preparasi,   
- Cotton roll, 
- Cotton pellet, 
- Alat fluor, 
- Larutan fluor/CPPACP, 
- Bahan tumpat (tergantung letak dan macam giginya (resin 
komposit, GIC, atau inlay resin komposit). 
i) Lama perawatan 
Bergantung keparahan (2-3 kali kunjungan) 
j) Faktor penyulit 
- Pasien tidak kooperatif  
- Pasien dengan kebiasaan bruxism karena kondisi 
psikologis 
k) Prognosis 
Baik jika penderita kooperatif dan dapat menghilangkan 
kebiasaan buruk 
l) Keberhasilan perawatan 
Atrisi, abrasi, erosi berhenti (tidak berlanjut), Kebiasaan 
buruk hilang 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Pasien menyadari bahwa ada kebiasaan buruk yang 
dilakukannya dan bersedia bekerja sama untuk berupaya 
menghilangkan kebiasaan ini . 
o) Tingkat pembuktian  
Grade C 
 
 
16. ORAL HYGIENE BURUK   
No. ICD 10 : K03.6 Deposit [accretion] of teeth 
 
a) Definisi  
Endapan atau pewarnaan yang terjadi pada dataran luar gigi 
disebabkan oleh berbagai faktor. 
b) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Klinis tidak ada keluhan namun secara visual gigi berubah 
warna. 
c) diagnosa  banding  
Tidak ada 
d) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
96.54 Dental scalling and polishing, plaque removal, 
prophylaxis 
e) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Bergantung penyebab endapan lunak plak dengan DHE. 
Jika ada karang gigi dilakukan skeling; 
- Dilakukan pewarnaan pada gigi dengan bahan disclosing; 
- Melakukan pembersihan debris, kalkulus, semua elemen 
gigi dimulai dari yang supra gingiva, dilanjutkan pada 
subgingival jika  ada; 
- sesudah  semua elemen selesai dibersihkan, lakukan 
finishing; 
- Polishingdilakukan menggunakan bahan polish yang 
dicampur dengan pasta gigi untuk skeling; 
- Perawatan diakhiri dengan memberikan povidone iodine 
atau chlorhexidine untuk mencegah infeksi. 
f) Pemeriksaan Penunjang 
Tidak diperlukan 
g) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat pemeriksaan lengkap, 
- Kapas gulung, 
- Kapas butir, 
- Disclosing (pewarna plak), 
- Larutan povidone iodine, 
- Chlorhexidine digluconate, 
- Bahan polish, 
- Pasta gigi, dan  
- Alat skeling. 
h) Lama perawatan 
1 kali kunjungan 
i) Faktor penyulit 
Bergantung pada tingkat keparahan 
j) Prognosis 
Baik 
k) Keberhasilan perawatan 
Warna dan bentuk gusi sehat dan warna gigi sesuai dengan 
gigi lain yang normal. 
l) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan/ Dinyatakan 
m) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Pasien yang masih sulit untuk menghilangkan kebiasaan 
buruknya, sehingga sulit untuk kooperatif. 
n) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
17. PERUBAHAN WARNA EKSTERNAL 
No. ICD 10 : K03.7 Posteruptive color changes of dental 
hard tissues 
a) Definisi  
Perubahan warna yang terjadi di permukaan email gigi oleh 
karena berbagai faktor dari luar. 
b) Patofisiologi   
Iritasi kimiawi atau mekanis dari luar menyebabkan 
masuknya zat warna, terutama matriks email sebagai email 
menjadi porus dan terjadilah perubahan warna pada email 
hingga ke dentin. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Gigi berubah warna  di email dan dentin 
d) diagnosa  banding  
- Dentinogenesis imperfecta 
- Fluorosis 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental examination  
24.99 Other (other dental operation) 
23.41 Application of crown 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Persiapan pasien: 
Pasien harus diberi tahu tentang faktor penyebab, letak 
pewarnaan, rencana perawatannya serta prognosisnya, 
sehingga pasien tidak boleh mengharapkan hasil 
perawatan yang tidak mungkin dicapai. 
g) Prosedur pemeriksaan: 
Bleaching, mahkota selubung estetik 
h) Pemeriksaan Penunjang 
Tidak ada 
i) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap 
- Restorasi Estetik lengkap 
- Home bleaching  
- Office bleaching dengan plasma dan laser 
- Kamera Intra Oral, foto ekstra oral, electro pulp tester 
j) Lama perawatan 
1 kali atau lebih kunjungan 
k) Faktor penyulit 
Hipersensitivitas dan keterbatasan pasien 
l) Prognosis 
Baik  
m) Keberhasilan perawatan 
Warna gigi sesuai dengan gigi lain yang normal, namun jika 
dibandingkan dengan pemutihan secara internal hasilnya 
kurang memuaskan. 
n) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan 
o) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Tidak ada 
p) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
18. DENTIN HIPERSENSITIF 
No. ICD 10 : K03.80 Sensitive dentin  
 
a) Definisi  
Peningkatan sensitivitas akibat terbukanya dentin 
b) Patofisiologi  
Terbukanya tubulus dentin 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Pasien merasa giginya linu jika  terkena rangsangan 
mekanis, thermis dan kimia tetapi gigi tidak karies. 
d) diagnosa  banding  
 Atrisi, abrasi, dan erosi. 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31  Dental examination;  
23.2   Restoration of tooth by filling 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Promotif dan preventif; 
- Edukasi pasien (DHE) yang bersifat intervensi preventif; 
- Pemberian fluor topikal/CPPACP untuk meningkatkan 
remineralisasi/menutup tubuli dentin; 
- jika  diperlukan dilakukan tumpatan gigi menggunakan 
bahan GIC/RK. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Tidak diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat diagnosa  gigi/pemeriksaan lengkap. 
i) Lama perawatan 
1 kali kunjungan 
j) Faktor penyulit 
Bila pasien tidak kooperatif 
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Bila gigi sdh tidak sensitif lagi 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan  
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Pasien tidak mengalami kecemasan yang berlebihan dan 
dapat bekerjasama untuk mendukung perawatan dapat di 
aplikasikan dengan sempurna. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
19. HYPEREMIA PULPA GIGI TETAP MUDA 
No. ICD 10 : K04.00 Initial (hyperaemia)  
 
a) Definisi  
Lesi karies/trauma mengenai email/dentin, dasar kavitas 
keras/ lunak, pulpa belum terbuka. 
b) Patofisiologi  
Pulpitis akut/eksaserbasi, periodentitis karena pulpitis, 
kronik/non vital. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Sakit menetap kurang darisatu menit bila minuman 
dingin/makan manis/asam, 
- Karies dentin, 
- Sondase positif, 
- Perkusi negatif, 
- Tekanan negatif. 
d) diagnosa  banding  
- Pulpitis akut/ eksaserbasi 
- Periodontitis akut/ eksaserbasi 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
23.2   Restoration of tooth by filling 
23.70 Root canal NOS 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Pembuatan foto rontgen dental; 
- Pembuangan jaringan karies; 
- Preparasi sesuai materi tumpatan; 
- Cuci dan keringkan kavitas, isolasi; 
- Aplikasikan pasta kalsium hidroksida; 
- Letakkan tumpatan tetap; 
- Cek oklusi; 
- Polis; 
- Kontrol setiap 3 bulan. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Xray gigi periapikal  
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap,  
- Alat diagnostik standar,  
- Alat dan bahan tumpat Komposit/ GIC 
i) Lama perawatan 
2-3 kali kunjungan 
j) Faktor penyulit 
Pada anak tidak kooperatif, rujuk ke SpKGA 
k) Prognosis  
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Keluhan hilang 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
20. IRITASI PULPA GIGI TETAP MUDA 
No. ICD 10 : K04.0 Acute pulpitis  
a) Definisi  
Lesi karies/ akibat trauma yang mengenai email gigi tetap 
muda (akar belum sempurna). 
b) Patofisiologi  
Hiperemia pulpa bila terjadi infasi bakteri/rangsang 
kimia/termis. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan  
- Kadang-kadang sakit bila minum dingin/ makan manis/ 
asam, 
- Karies email/dentin, 
- Sondase negatif, 
- Perkusi negatif, 
- Tekanan negatif. 
d) diagnosa  banding   
Pulpitis irreversibel 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
23.2   restoration of tooth by filling 
23.70 root canal NOS 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Bersihkan daerah kerja; 
- Preparasi seminimal mungkin; 
- Cuci dan keringkan, lalu  isolasi; 
- Beri varnish/ basis bagian dentin terbuka; 
- Tumpat dengan Komposit Resin / GIC sesuai kaidah kerja; 
- Lakukan penutupan pit dan fisur di sekitarnya; 
- Cek oklusi; 
- Polis; 
- Cek sesudah  1 minggu, 3-6 bulan. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Xray gigi periapikal bila diperlukan. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap,  
- Alat diagnostik standar,  
- Alat dan bahan tumpat Komposit/ GIC. 
i) Lama perawatan 
1-2 kali kunjungan 
j) Faktor penyulit 
Pada anak tidak kooperatif, rujuk ke SpKGA 
k) Prognosis  
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Keluhan hilang 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan  
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Pasien tidak mengalami kecemasan pada saat menerima 
perawatan. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
21. PULPITIS IREVERSIBEL 
No. ICD 10 : K04.0 Irreversibel pulpitis  
 
a) Definisi  
Kondisi inflamasi pulpa yang menetap, dan simtomatik atau 
asimptomatik yang disebabkan oleh suatu jejas, dimana pulpa 
tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi sehingga 
pulpa tidak dapat kembali ke kondisi sehat. 
b) Patofisiologi  
Inflamasi pulpa akibat proses karies yang lama/jejas. Jejas 
ini  dapat berupa kuman beserta produknya yaitu toksin 
yang dapat mengganggu sistem mikrosirkulasi pulpa sehingga 
odem, syaraf tertekan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri 
yang hebat. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Nyeri tajam, berlangsung cepat dan menetap, dapat hilang 
dan timbul kembali secara spontan (tanpa rangsangan), 
serta secara terus menerus. Nyeri tajam, yang berlangsung 
terus menerus menjalar kebelakang telinga. 
- Nyeri juga dapat timbul akibat perubahan 
temperatur/rasa, terutama dingin, manis dan asam 
dengan ciri khas rasa sakit menetap lama.  
- Penderita kadang-kadang tidak dapat menunjukkan gigi 
yang sakit dengan tepat. 
- Kavitas dalam yang mencapai pulpa atau karies dibawah 
tumpatan lama, dilakukan anamnesis menunjukkan 
pernah mengalami rasa sakit yang spontan, klinis terlihat 
kavitas profunda, dan tes vitalitas menunjukkan rasa sakit 
yang menetap cukup lama. 
d) diagnosa  banding  
Pulpitis awal/reversibel, bedanya pada pulpitis reversibel 
muncul jika  ada rangsangan (bukan spontan) dan tidak 
bersifat menetap. 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
24.99other dental operation(other); 
23.70 root canal, not otherwise specified; 
87.12 Other dental x-ray (root canal x-ray); 
23.2 Restoration of tooth by filling/ 23.3 Restoration of tooth 
by inlay/ 23.41 Application of crown. 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama kasus seperti 
ini dimasukkan dalam tindakan endodontik darurat untuk 
mengurangi rasa sakit (karena tekanan) dengan cara 
pulpektomi pada gigi berakar tunggal dan pulpotomi 
untuk gigi berakar ganda, perlu segera dilakukan anestesi 
lokal dan ekstirpasi jaringan pulpa.  
- Perawatan endodontik disesuaikan dengan keadaan gigi, 
yaitu gigi apeks terbuka dan gigi apeks tertutup.  
- Pada dewasa muda dengan pulpitis ringan dilakukan 
Pulpotomi.  
- Pada gigi dewasa dengan perawatan saluran akar 
(pulpektomi) dan dilanjutkan restorasi yang sesuai. 
1. Pulpototomi  
Anastesi, isolasi (rubberdam), desinfeksi gigi, preparasi 
kavitas, pembukaan atap pulpa, pulpotomi dengan 
eksavator tajam, penghentian pendarahan, aplikasi 
Ca(OH)2, sementasi dengan aplikasi pasta dan 
tumpatan tetap. 
2. Pulpektomi dan perawatan saluran akar: 
- Anastesi, pengukuran panjang kerja, preparasi 
kavitas, pembukaan atap pulpa, pengambilan 
pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator tajam, 
pendarahan ditekan dengan kapas steril, ekstirpasi 
pulpa, pembentukan saluran akar denganjarum 
endodontik yang sesuai, irigasi NaOCL, 
pengeringan saluran akar dengan paper point, 
pengobatan saluran akar. Pada kunjungan 
berikutnya pengisian saluran akar dengan guttap 
point dan sealer (bergantung kondisi). 
- Tumpatan tetap dengan onlay, crown, atau resin 
komposit (bergantung sisa / keadaan jaringan 
keras gigi). 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Xray gigi periapikal bila diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat diagnosa  lengkap, 
- Alat dan bahan untuk perawatan endodontik lengkap 
(cairan irigasi, desinfektan, jarum endodontik, paper point, 
kapas steril, guttap point, root canal sealer, tumpatan 
sementara dan tumpatan tetap). 
i) Lama perawatan 
2 - 4 kali kunjungan bergantung derajat kesukaran 
j) Faktor penyulit 
- Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan 
untuk mendapatkan perawatan.  
- Selain kasus pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda 
yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak 
terhalang (yaitu, bila saluran akar gigi terlalu bengkok, 
atau sempit/buntu, letak gigi terlalu distal dan apeks 
lebar) dokter gigi harus merujuk ke spesialis konservasi 
gigi. 
k) Prognosis 
Bergantung daya tahan jaringan, pemulihan pertama 3 bulan. 
Evaluasi perlu dilakukan secara periodik. 
l) Keberhasilan perawatan 
- Nyeri hilang segera sesudah  perawatan. 
- Kesembuhan Pulpotomi jaringan pulpa yang berkontak 
langsung dengan mengalami nekrosis superfisial, 
dibawahnya akan terbentuk jembatan dentin dan terjadi 
apekso-genesis 
- Kesembuhan Pulpektomi: Klinis tidak ada keluhan dan 
pada pemeriksaan  radiografik tidak ada kelainan 
periapeks 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Kepatuhan pasien yang tinggi. Tinggi atau rendahnya 
kepedulian pasien terhadap keadaan dan kondisi giginya. 
Kerjasama dan sifat kooperatif pasien diperlihatkan pada saat 
kunjungan sesudah  devitalisasi pulpa, agar mendapatkan hasil 
perawatan yang sempurna. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
22. PULPITIS REVERSIBEL/PULPITIS AWAL/PULPA PADA GIGI 
SULUNG ATAU GIGI PERMANEN, PASIEN DEWASA MUDA 
No. ICD 10 : K04.0 Reversible pulpitis  
 
a) Definisi  
Inflamasi pulpa ringan dan jika penyebabnya dihilangkan, 
inflamasi akan pulih kembali dan pulpa akan kembali sehat. 
b) Patofisiologi  
Ditimbulkan oleh stimulasi ringan seperti karies erosi servikal, 
atrisi oklusal, prosedur operatif, karetase periodontium yang 

gigi 2

dalam, fraktur mahkota oleh karena trauma. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Asimptomatik, jika ada rasa nyeri biasanya oleh karena 
adanya rangsangan (tidak spontan), rasa nyeri tidak terus 
menerus. Nyeri akan hilang jika rangsangan dihilangkan misal 
taktil, panas/dingin, asam/manis, rangsangan dingin lebih 
nyeri dari pada panas. 
d) diagnosa  banding  
 Pulpitis irreversibel kronis, pulpitis akut 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
23.2 restoration of tooth by filling 
23.70 root canal NOS  
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
1) Prosedur pada kasus pulp proteksi: 
a. Bersihkan karies dengan hati-hati, pada titik terdalam 
dapat menggunakan excavator yang tajam ujung 
membulat ukuran 0,1 mm; 
b. Bersihkan kavitas dari jaringan infeksius sampai 
benar-benar bersih (ditandai dengan tidak adanya 
material yang masih dapat terbawa oleh excavator yang 
tajam ini ); 
c. Lakukan aplikasi bahan proteksi pulpa pada titik 
terdalam (jangan terlalu lebar/luas agar tidak 
mengganggu tumpatan tetap diatasnya); 
d. Dianjurkan menggunakan bahan RMGI (resin modified 
glass ionomer) jika  tumpatan diatasnya 
menggunakan resin komposit; 
e. jika  menggunakan tumpatan tuang, maka dapat 
dipilih bahan dari GIC tipe 1. 
2) Prosedur pada kasus pulp caping: 
a. Bersihkan karies dengan hati-hati, pada titik terdalam 
dapat menggunakan excavator yang tajam ujung 
membulat ukuran 0,1mm; 
b. Bersihkan kavitas dari jaringan infeksius sampai 
benar-benar bersih (ditandai dengan tidak adanya 
material yang masih dapat terbawa oleh excavator yang 
tajam ini ); 
c. Lakukan aplikasi pasta Ca(OH)2 untuk kasus hiperemi 
pulpa atau pulpitis reversibel pada titik terdalam yang 
mendekati pulpa, lalu  ditutup diatasnya dengan 
tumpatan dari GIC sebagai basis; 
d. Lakukan aplikasi bahan pulp proteksi pada titik 
terdalam (jangan terlalu lebar/luas agar tidak 
mengganggu tumpatan tetap diatasnya); 
e. Beri tumpatan sementara diatas basis dari GIC, pasien 
diminta untuk dapat berkunjung lagisesudah  2-4 
minggu; 
f. Pada kunjungan kedua, lakukan tes vitalitas pada gigi 
ini , perhatikan apakah ada perubahan saat gigi 
menerima rangsangan; 
g. jika  masih terdapat rasa sakit yang jelas, cek 
kondisi basis apakah ada kebocoran tepi, jika  
ditemukan maka lakukan prosedur aplikasi Ca(OH)2 
dengan ditutup dengan basis dari GIC lagi; 
h. jika  sudah tidak ada keluhan, maka dapat 
dilakukan tumpatan tetap dengan resin komposit atau 
tumpatan tuang. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Foto X-ray gigi periapikal 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- alat diagnosa ,  
- alat konservasi,  
- bahan untuk perawatan Pulpitis reversibel/awal yang 
mendekati pulpitis ireverbel/pulpitis sedang. 
i) Lama perawatan 
1 – 2 kali kunjungan, kurang lebih 1 – 4 minggu. 
j) Faktor penyulit 
Pada penentuan diagnosa  yang meragukan.Pulpitis 
reversibel/awal yang mendekati pulpitis ireverbel/pulpitis 
sedang. 
k) Prognosis 
Baik bagi gigi dewasa muda 
l) Keberhasilan perawatan 
Gigi sehat, tidak ada keluhan spontan dan tidak sensitif 
terhadap perubahan suhu. 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Pasien dengan kepatuhan kunjungan yang baik 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
23. NEKROSIS PULPA 
No. ICD 10 : K.04.1 Necrosis of pulp 
 
a) Definisi  
Kematian pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya yang 
disebabkan oleh adanya jejas bakteri, trauma dan iritasi 
kimiawi. 
b) Patofisiologi  
Adanya jejas menyebabkan kematian pulpa dengan atau 
tanpa kehancuran jaringan pulpa. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Kadang ditemukan  tidak ada simptom sakit.  
- Tanda klinis yang sering ditemui yaitu  jaringan pulpa 
mati, perubahan warna gigi, transluensi gigi berkurang, 
pada nekrosis sebagian bereaksi terhadap rangsangan 
panas.  
- Pada nekrosis total keadaan jaringan periapeks normal / 
sedikit meradang sehingga pada tekanan atau perkusi 
kadang-kadang peka.  
- Nekrosis koagulasi juga sering disebut nekrosis steril, 
ditandai oleh jaringan pulpa yang mengeras dan tidak 
berbau.  
- Pada nekrosis liquefaksi / gangren pulpa, jaringan pulpa 
lisis dan berbau busuk. 
- Perlu dilakukan pemeriksaan klinis vitalitas gigi dan foto 
Ro jika diperlukan. 
d) diagnosa  banding  
- Pulpitis Ireversibel Akut  
- Degenerasi pulpa 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
Untuk gigi yang dipertahankan:  
24.99 other dental operation (other) 
23.70  root canal, not otherwise specified 
23.2  Restoration of tooth by filling 
23.41  Application of crown atau 
 
Untuk gigi yang di indikasikan cabut 
23.09  extraction of other tooth 
23.11  removal of residual root 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
Perlu diperkirakan kondisi kerusakan dan jaringan 
pendukung yang masih ada. Pada dasarnya perlu penilaian 
prognosis yang baik untuk perawatan mempertahankan gigi.  
1) Gigi dilakukan perawatan dan dipertahankan.  
- jika  jaringan gigi yang tersisa masih cukup kuat 
untuk tumpatan nekrosis pulpa dapat ditangani 
dengan perawatan saluran akar, dijelaskan pada 
pasien Prosedur Tindakan Kedokteran pulpitis 
ireversibel, 
- Perawatan saluran akar dapat dilakukan pada kasus 
gigi dengan akar tunggal, dan gigi akar ganda yang 
lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak 
terhalang,  
- Selain kasus ini , dokter gigi harus merujuk ke 
spesialis konservasi gigi  
2) Gigi di indikasikan untuk dilakukan pencabutan 
- jika  pendukung gigi sudah tidak ada dan gigi 
dianggap sudah tidak layak untuk dipertahankan (dari 
segi biaya, waktu  atau  kesanggupan pasien), maka 
tindakan pencabutan menjadi pilihan utama. 
- Prosedur tindakan cabut tanpa penyulit: 
   Pemeriksaan Vitalitas  
   Pemberian Antiseptik pada daerah Pencabutan dan 
anestesi 
   Anastesi local/mandibular sesuai kebutuhan 
   Pencabutan 
   Periksa kelengkapan gigi dan periksa soket 
   Kompresi soket gigi 
   Instruksi pasca ekstraksi 
- Bila perlu pemberian obat sesuai indikasi: 
- Antibiotika 
- Analgetika 
- Ruborantia 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi:  
a. Dental unit lengkap,  
b. Alat diagnosa  lengkap,  
c. alat dan bahan untuk perawatan endodontik lengkap 
(cairan irigasi, desinfektan, paper point, kapas steril, 
guttap point, root canal sealer, tumpatan sementara 
dan tumpatan tetap) 
2) Untuk tindakan pencabutan :  
a. Dental unit lengkap,  
b. Tensi meter,  
c. Standar alat diagnostik,  
d. Set peralatan eksodontia,  
e. bahan antiseptik dan desinfektan,  
f. kapas steril. 
i) Lama perawatan 
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi : 
 1 minggu sampai 6 bulan sesudah  perawatan (bergantung 
kasus). Evaluasi sesudah  6 bulan, 1 tahun hingga 2 tahun 
2) Untuk tindakan pencabutan:  
 satu kali kunjungan dengan masa pemulihan pasca bedah 
bila tidak ada penyulit 3-7 hari 
j) Faktor penyulit 
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi :  
- Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan 
untuk mendapatkan perawatan.  
- Selain kasus pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda 
yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice 
tidak terhalang, dokter gigi harus merujuk ke spesialis 
konservasi gigi 
2) Untuk tindakan pencabutan:  
- Pendarahan, Infeksi, perforasi sinus, fraktur gigi/akar 
gigi/ rahang, laserasi jaringan lunak sekitar gigi, 
alveolagia, luksasi Temporo Mandibular Joint (TMJ) 
 
 
 
k) Prognosis 
1) untuk perawatan mempertahankan gigi, prognosis : baik 
bila tidak ada keluhan selama 2 (dua) tahun dan foto 
radiologi tidak ada kelainan periapeks. 
2) untuk tindakan pencabutan, prognosis : baik  
l) Keberhasilan perawatan 
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi: Secara klinis 
tidak ada gejala rasa sakit. Gambaran radiografik 
periapeks normal. Bila sebelum perawatan ada kelainan 
periapeks maka kelainan ini  mengecil atau menetap. 
Jika apeks terbuka, sesudah  perawatan akan menutup oleh 
jaringan keras dengan berbagai tipe penutupan 
2) Untuk tindakan pencabutan: Penutupan socket secara 
sempurna 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi :Lisan 
2) Untuk tindakan pencabutan: TERTULIS 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
1) Untuk perawatan mempertahankan gigi: Kepatuhan pasien 
yang tinggi. Tinggi atau rendahnya kepedulian pasien 
terhadap keadaan dan kondisi giginya. Kerjasama dan sifat 
kooperatif pasien diperlihatkan pada saat kunjungan 
sesudah  devitalisasi pulpa, agar mendapatkan hasil 
perawatan yang sempurna. 
2) Untuk tindakan pencabutan:  Pasien dengan kecemasan 
tinggi dan trauma terhadap tindakan pencabutan gigi 
perlu perhatian khusus. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
24. ABSES PERIAPIKAL 
No. ICD 10 : K.04.7  
a) Definisi  
Lesi likuefaksi bersifat akut/kronis yang menyebar atau 
terlokalisir di dalam tulang alveolar 
b) Patofisiologi  
Merupakan lanjutan proses nekrosis pulpa yang dapat 
menimbulkan rasa sakit karena tekanan abses ini   
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- jika  abses periapeks kronis tidak ada gejala klinis 
biasanya ada fistula intra oral.  
- jika  abses periapeks akut terjadi rasa sakit pada 
palpasi dan perkusi dan diikuti pembengkakan di daerah 
akar gigi. 
d) diagnosa  banding  
Kista dan granuloma 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
24.99 other dental operation(other) 
24.00 incision of gum or alveolar bone 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Bila terjadi abses selain dilakukan pembukaan kamar 
pulpa untuk drainase dan saluran akar juga dilakukan 
insisi. Selain itu dilakukan juga over instrument tidak 
lebih dari 1 mm dari apeks gigi dengan alat preparasi 
saluran akar no.25; 
- Pembukaan kamar pulpa, pembersihan saluran akar, 
irigasi, pemberian obat, sterilisasi dan ditumpat 
sementara; 
- Bila apeks lebar, preparasi saluran akar irigasi, kering 
diisi dengan Ca(OH)2 hingga 1 mm sebelum apeks 
lalu  tumpat sementara untuk pemakaian Ca(OH)2 di 
evaluasi 1 minggu, 3 bulan, 6 bulan lalu  jika  
apeks sudah menutup dilanjutkan perawatan saluran 
akar lalu  diisi dengan guttap point; 
- jika  endo konvensional tidak berhasil dirujuk; 
- Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik dan 
antibiotika; 
- Antibiotik yang diberikan antara lain yaitu  doksisiklin 
100 (1x1) no. VII, Amoxicillin 500 (XV) 3x1 tab; 
Ciprofloxacin 500 (XV) 2x1 tab; Metronidazole 500 (XV) 
3x1 tab.   
g) Pemeriksaan Penunjang 
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat diagnostik lengkap 
- Alat dan bahan perawatan dan endo bedah/ Kovensional 
lengkap 
- Set peralatan  bedah minor gigi 
- bahan antiseptik dan desinfektan 
- kapas – kasa steril. 
i) Lama perawatan 
3-4 kali kunjungan 
j) Faktor penyulit 
- Kondisi sistemik tubuh yang lemah. 
- Selain kasus pada gigi akar tunggal, dan gigi akar ganda 
yang lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak 
terhalang, untuk tindakan endodontik, dokter gigi harus 
merujuk ke spesialis konservasi gigi. 
k) Prognosis  
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
Klinis tidak ada keluhan, gambaran radiografik periapeks 
normal 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Kepatuhan pasien dalam kunjungan perawatan 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
25. GINGIVITIS AKIBAT PLAK MIKROBIAL 
No. ICD 10 : K. 05. 00 Acute gingivitis, plaque induced 
 
a) Definisi  
Gingivitis (peradangan gingiva) akibat plak yaitu  inflamasi 
gingiva tanpa disertai kehilangan pelekatan. 
b) Patofisiologi  
Invasi toksin bakteri pada gingiva 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Gingivitis disertai tanda-tanda klinis kemerahan dan 
pembesaran (edema) jaringan gingiva, berdarah bila 
disentuh, perubahan bentuk dan konsistensi, ada kalkulus 
dan atau plak mikrobial, tanpa bukti radiografis adanya 
kerusakan puncak tulang alveolar, yang disertai keluhan 
rasa gatal pada gusi di sela–sela gigi. 
d) diagnosa  banding  
Tidak ada 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 dental examination 
96.54 dental scaling and polishing, dental debridement,  
prophylaxis, plaque removal 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
a. Pendidikan kesehatan mulut dan instruksi pengendalian 
plak mikrobial di rumah. 
b. Pembersihan permukaan gigi dari plak dan kalkulus 
supra dan subgingiva. 
c. Pemberian obat anti mikroba dan obat antiplak, dan 
penggunaan alat kebersihan mulut guna meningkatkan 
kemampuan pasien untuk membersihkan gigi geliginya. 
d. Koreksi faktor–faktor yang memudahkan retensi plak 
mikrobial antaralain : koreksi mahkota yang over 
contour, margin yang overhang ( mengemper ) atau 
ruang embrasur yang sempit, kontak terbuka, gigi 
tiruan sebagian cekat/ Gigi Tiruan Sebagian (GTS) 
lepasan yang kurang pas, gigi karies dan gigi malposisi. 
e. Pada kasus tertentu dilakukan koreksi secara bedah 
pada bentuk/ kontur gingiva, agar pasien dapat menjaga 
kebersihan mulut, sesuai kontur dan bentuk gingiva 
sehat. 
f. Sesudah fase terapi aktif ini  di atas, dilakukan 
evaluasi untuk menentukan perawatan selanjutnya, 
yaitu terapi pemeliharaan periodontal. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis, 
mikrobiologis bila diperlukan. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
1. Dental unit lengkap, 
2. Alat pemeriksaan standar,  
3. Periodontal probe 
4. Alat poles ( rubber cup, brush, pumice, kapur poles, bor, 
stone, untuk koreksi restorasi mengemper ) 
5. Alat skaler makro dan mikro tips 
6. Larutan irigasi sub gingiva (Aquadest, larutan saline 
steril, povidon iodine 10%, obat kumur Chlorhexidine 
(CHX), povidon iodine, larutan garam hangat dan H2O2 
3%) 
7. Alkohol 70% 
8. Bahan desensitisasi gigi Stannous Fluoride (SnF) 
9. Alat dan bahan anestesi lokal ( Xylocain ointment/ 
Spray, Pehacain / xylocain solution, Spuit disposable 
dan jarum ukuran 12 x 306 mm, Spuit disposable dan 
jarum ukuran 15 x 306 mm, citojet + jarum ) 
10. Alat dan bahan scaling sub gingiva, penghalusan akar 
dan kuretase (pack periodontal, kuret Gracey’s no. 1 s/d 
14 ) 
11. Bahan cetak untuk model kerja bila perlu buat splint 
12. Alat untuk gingivektomi, gingivoplasti dan operasi flap ( 
penanda dasar poket, pisau bedah Bard Parker no. 11, 
12 dan 15, pisau gingivektomi, gunting benang dan 
gunting jaringan, jarum jahit atraumatik, rasparatorium, 
bone file, pinset bedah, pinset anatomis, needle holder ) 
i) Lama perawatan 
3-4 kali kunjungan 
j) Faktor penyulit 
Pasien tidak kooperatif, disertai penyakit/ kondisi sistemik 
dan pasien merokok. 
k) Prognosis 
Baik, jika tidak terjadi kerusakan tulang alveolar, faktor 
etiologi dapat dihilangkan, bila pasien kooperatif, tidak 
disertai penyakit/ kondisi sistemik dan pasien tidak 
merokok. 
l) Keberhasilan perawatan 
- Perawatan berhasil memuaskan bila terjadi penurunan 
tanda-tanda klinis inflamasi gingiva secara nyata, 
pelekatan klinis stabil, pengurangan skor plak sesuai 
dengan plak yang ada pada gingiva sehat. Hilangnya 
keluhan rasa gatal pada gusi di sela – sela gigi, rasa 
kemeng/rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah 
atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi bengkak. 
- Bila hasil terapi tidak memuaskan/tidak memperbaiki 
kondisi periodontal, maka akan tampak antara lain 
berlanjutnya tanda-tanda klinis penyakit yaitu: 
perdarahan saat probing, kemerahan dan pembesaran, 
kondisi dapat diikuti kerusakan/cacat gingiva (cleft 
gingiva, crater/ceruk gingiva), yang disertai kerusakan 
selanjutnya sehingga berkembang menjadi periodontitis 
dengan kehilangan pelekatan. 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada 
jaringan keras maupun jaringan lunak, harus ada 
persetujuan tertulis. 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Adanya faktor-faktor risiko sistemik dapat mempengaruhi 
terapi dan hasil perawatan gingivitis karena plak mikrobial. 
Faktor risiko sistemik yaitu  penyakit diabetes, merokok, 
bakteri periodontal tertentu, penuaan, gender, predisposisi 
genetik, penyakit sistemik dan kondisi sistemik (imuno 
supresi), stres, nutrisi, kehamilan, infeksi HIV dan pengaruh 
obat-obatan. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
26. ABSES PERIODONTAL 
No. ICD 10  : K.05.21 Aggressive periodontitis, localized/ 
periodontal abcess. 
a) Definisi  
- Infeksi purulen lokal pada jaringan yang berbatasan/ 
berdekatan dengan poket periodontal yang dapat memicu 
kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar. 
- Abses periodontal dapat diasosiasikan dengan patologis 
endopulpa. 
b) Patofisiologi  
Abses periodontal merupakan suatu abses yang terjadi pada 
gingiva atau pocket periodontal. Hal ini terjadi akibat adanya 
faktor iritasi, seperti plak, kalkulus, infeksi bakteri, impaksi 
makanan atau trauma jaringan. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Gingiva bengkak, licin, mengkilap dan nyeri, dengan 
daerah yang menimbulkan rasa nyeri bila dipegang.  
- Tampak cairan eksudat purulen dan atau kedalaman 
probing meningkat.  
- Gigi sensitif terhadap perkusi dan kadang-kadang goyang.  
- Kerusakan pelekatan terjadi secara cepat.  
 
 
Abses gingiva, pembesaran lunak berwarna kemerahan 
(eritematous) pada jaringan gingiva gigi M1 dan M2 atas. 
 
d) diagnosa  banding  
Kista dan granuloma 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
24.00 incision of gum or alveolar bone 
96.54 dental debridement 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Drainase dengan membersihkan poket periodontal,  
- Menyingkirkan plak, kalkulus, dan bahan iritan lainnya 
dan atau menginsisi abses.  
- Irigasi poket periodontal, pengaturan oklusal yang 
terbatas, dan pemberian anti mikroba dan pengelolaan 
kenyamanan pasien. 
- Tindakan bedah untuk akses dari proses pembersihan 
akar gigi perlu dipertimbangkan.  
- Pada beberapa keadaan, ekstraksi gigi perlu dilakukan. 
Evaluasi periodontal menyeluruh harus dilakukan sesudah  
resolusi dari kondisi akut. 
- Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik dan 
antibiotika. Drug of choice (pilihan) Antibiotik yang 
diberikan antara lain yaitu  
• doksisiklin 1 x 100 mg (waktu paruh 24 jam)  
• Amoxicillin 3 x 500 mg (waktu paruh 8 jam) 
• Ciprofloxacin 2 x 500 mg (waktu paruh 12 jam) 
• Metronidazole 2 x 500 mg (waktu paruh 8 jam) 
- Obat kumur ( maksimal 2 kali sehari ).   
g) Pemeriksaan Penunjang 
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- unit gigi lengkap, 
- alat diagnostik lengkap, 
- alat dan bahan perawatan periodontal, 
- set peralatan  bedah minor gigi, 
- bahan antiseptik dan desinfektan, 
- kapas/kasa steril. 
i) Lama perawatan 
1-2 kali kunjungan (tergantung indikasi perawatan) 
j) Faktor penyulit 
Faktor sistemik dan kondisi tubuh pasien yang lemah 
k) Prognosis 
Baik, bila faktor etiologi dapat dikendalikan, tidak disertai 
kondisi/ penyakit sistemik atau dapat dikendalikan bila ada 
dan pasien tidak merokok. 
l) Keberhasilan perawatan 
- Resolusi dari tanda dan gejala penyakit. Resolusi dari fase 
akut akan berdampak pada kembalinya sebagian 
pelekatan yang pernah hilang. 
- Daerah kondisi akut tidak dapat ditangani  ditanda 
dengan abses yang mengalami rekurensi dan atau 
berlanjutnya kehilangan pelekatan jaringan periodontal. 
- Faktor yang berperan terhadap tidak terjadinya resolusi 
mencakup kegagalan dalam menyingkirkan penyebab dari 
iritasi, debridemen yang tidak selesai, diagnosa  yang 
tidak akurat, atau adanya penyakit sistemik. 
- Pada pasien dengan kondisi gingiva tidak dapat 
disembuhkan, harus diberikan pengobatan dan terapi 
tambahan. 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada 
jaringan keras maupun jaringan lunak harus ada 
persetujuan tertulis dari pasien untuk menerima prosedur 
perawatan. 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Kepatuhan dan kesadaran pasien dalam menjalankan 
pengobatan 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
27. PERIODONTITIS KRONIS DENGAN KEHILANGAN JARINGAN 
PERIODONTAL RINGAN – SEDANG 
No. ICD 10 : K. 05. 3 Chronic periodontitis 
 
a) Definisi  
Periodontitis kronis yaitu  inflamasi gingiva yang meluas ke 
pelekatan jaringan di sekitarnya. Penyakit ini ditandai 
dengan kehilangan pelekatan klinis akibat destruksi ligamen 
periodontal dan kehilangan tulang pendukung di sekitarnya.   
b) Patofisiologi  
Invasi toksin bakteri pada jaringan pendukung gigi yang 
kronis 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan  
- Edema, eritema, perdarahan gingiva saat probing dan 
surpurasi, serta keluhan rasa gatal pada gusi di sela–sela 
gigi, rasa kemeng/ rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat 
mengunyah atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi 
bengkak. 
- Pada gigi molar, bila ada keterlibatan furkasi biasanya 
kehilangan pelekatan klinis yang terjadi termasuk kelas I.  
- Kerusakan ringan ditandai dengan kedalaman probing 
periodontal sampai dengan 4 mm dengan kehilangan 
pelekatan sampai dengan 2 mm.  
- Kerusakan sedang ditandai dengan kedalaman probing 
periodontal sampai dengan 6 mm dengan kehilangan 
pelekatan sampai dengan 4 mm.  
- Gambaran radiografis menunjukkan adanya kehilangan 
tulang alveolar, sehingga terjadi peningkatan kegoyangan 
gigi.  
- Periodontitis kronis dengan kehilangan jaringan 
periodontal ringan – sedang dapat bersifat lokal yang 
melibatkan kehilangan pelekatan dari satu gigi atau 
bersifat general yang melibatkan kehilangan pelekatan 
beberapa atau seluruh gigi. Seseorang bisa saja 
mengalami dua kondisi secara bersamaan yaitu daerah 
yang sehat dan periodontitis ringan–sedang. 
d) diagnosa  banding  
Periapikal abses 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31  dental examination 
96.54 dental scaling and polishing, dental debridement, 
plaque removal 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
Terapi Inisial 
1. Perlu dilakukan eliminasi atau kontrol faktor risiko yang 
mempengaruhi periodontitis kronis. Perlu 
dipertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter 
yang merawat pasien. 
2. Instruksi dan evaluasi pengendalian plak pasien. 
3. Skeling supra dan sub gingiva serta pembersihan akar 
gigi untuk membersihkan plak mikrobial dan kalkulus. 
4. Agen anti mikroba dapat diberikan sebagai tambahan. 
5. Faktor lokal yang menyebabkan periodontitis kronis 
harus dieliminasi, yaitu (rujuk ke spesialis jika 
diindikasi): 
- Membongkar/ memperbaiki bentuk restorasi yang 
mengemper dan mahkota yang over kontur 
- Koreksi piranti prostetik yang menimbulkan rasa 
sakit 
- Restorasi lesi karies, terutama karies servikal dan 
interproksimal 
- Odontoplasti 
- Pergerakan gigi minor 
- Perbaikan kontak terbuka yang menyebabkan 
impaksi makanan 
- Perawatan trauma oklusi 
6. Perawatan faktor risiko yang masih ada, misalnya 
kontrol terhadap kebiasaan merokok dan kontrol 
diabetes. 
7. Evaluasi hasil terapi inisial dilakukan sesudah  interval 
waktu tertentu yang disesuaikan terhadap adanya 
pengurangan inflamasi dan perbaikan jaringan. Re-
evaluasi periodontal dinilai berdasarkan temuan klinis 
yang relevan dengan keadaan pasien. Temuan klinis ini 
dapat dibandingkan dengan dokumentasi awal pada 
rekam medik, dan digunakan untuk menilai hasil terapi 
inisial sebagai pertimbangan perawatan selanjutnya. 
8. Karena alasan kondisi sistemik, perawatan untuk 
mengendalikan penyakit dapat ditunda berdasarkan 
keinginan pasien atau pertimbangan dokter gigi. 
9. Jika hasil terapi inisial menunjukkan keberhasilan 
perawatan pada jaringan periodontal, selanjutnya 
dijadwalkan terapi pemeliharaan. 
10. Jika hasil terapi inisial tidak berpengaruh pada kondisi 
periodontal, selanjutnya dijadwalkan terapi perawatan 
bedah untuk mendapatkan kesembuhan periodontal 
yang diharapkan dan untuk mengkoreksi cacat 
anatomik. 
Terapi Pemeliharaan 
- Pada terapi pemeliharaan periodontal dilakukan evaluasi 
terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya, riwayat 
penyakit medik dan dental, serta pengkajian ulang 
terhadap keputusan yang telah diambil sebelumnya. 
- Pasien dapat dikembalikan ke terapi periodontal aktif lagi 
bila terjadi kekambuhan. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
- Foto X-ray gigi panoramik bila diperlukan 
- Pemeriksaan darah  
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat pemeriksaan standar 
- Set alat periodontal  
i) Lama perawatan 
1-2 bulan 
j) Faktor penyulit 
- Pasien tidak kooperatif 
- Faktor risiko sistemik (diabetes, merokok, bakteri 
periodontal tertentu, penuaan, gender, predisposisi 
genetik, penyakit sistemik dan kondisi sistemik ( imuno 
supresi ), stres, nutrisi, kehamilan, infeksi HIV dan 
pengaruh obat-obatan) mempengaruhi perawatan dan 
hasil perawatan yang akan dilakukan. 
k) Prognosis 
- Baik, karena kondisi tulang alveolar masih memadai, 
faktor etiologi dapat dihilangkan, bila pasien kooperatif, 
tidak disertai penyakit/ kondisi sistemik dan pasien tidak 
merokok. 
- Sedang, bila kondisi tulang alveolar kurang memadai, 
beberapa gigi goyang, terjadi kelainan furkasi derajat 
satu, tetapi kemungkinan dapat dipertahankan bila 
pasien kooperatif, tidak disertai kondisi/ penyakit 
sistemik dan pasien tidak merokok. 
- Buruk, bila kehilangan tulang berat, gigi goyang, 
kelainan furkasi sampai dengan derajat dua, kooperasi 
pasien meragukan, kondisi sistemik sulit dikendalikan 
dan pasien perokok berat. 
l) Keberhasilan perawatan 
- Hasil akhir terapi periodontal pada pasien periodontitis 
kronis dengan kehilangan jaringan periodontal ringan–
sedang yaitu  pengurangan secara signifikan tanda–
tanda klinis inflamasi gingiva, pengurangan kedalaman 
poket, pelekatan klinis meningkat secara signifikan atau 
setidaknya kembali normal, dan skor plak yang sesuai 
dengan kondisi gingiva sehat ( skor 0,1 – 1,1 ), hilangnya 
keluhan rasa gatal pada gusi di sela – sela gigi, rasa 
kemeng/ rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah 
atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi bengkak. 
- Tanda–tanda bahwa penyakit periodontal yang belum 
sembuh yaitu  inflamasi jaringan gingiva, kedalaman 
poket tidak berkurang atau justru bertambah, pelekatan 
klinis tidak stabil, dan jumlah skor plak yang tidak 
sesuai dengan kondisi gingiva sehat (skor> 1,2 – 3 ). 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada 
jaringan keras maupun jaringan lunak harus ada 
persetujuan tertulis dari pasien 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Penilaian klinis yaitu  bagian integral pada proses 
penetapan keputusan perawatan. Banyak faktor yang 
mempengaruhi keputusan untuk memberikan terapi yang 
adekuat dan hasil perawatan yang diharapkan. Faktor yang 
perlu dipertimbangkan yaitu  kesehatan sistemik, usia, 
obat-obatan yang dikonsumsi dan kemampuan pasien 
mengendalikan plak. Faktor lainnya yaitu  kemampuan 
dokter gigi untuk membersihkan deposit sub gingiva, 
pembuatan restorasi dan protesa periodontal, serta 
perawatan gigi dengan periodontitis kronis tahap lanjut. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade C 
 
 
28. MALOKLUSI KELAS I 
Anomali letak gigi 
Jarak gigi berlebih 
Deviasi garis tengah 
Oklusi lingual gigi posterior 
Gigitan bersilang depan/belakang 
Tumpang gigi berlebih 
No. ICD 10 : K07.20 Disto-occlusion 
K07.21 Mesio-occlusion 
K07.22 Excessive overjet (horizontal overbite) 
K07.23  Excessive overjet (horizontal overbite) 
K07.25  Openbite 
K07.26  Crossbite (anterior, posterior) 
K07.27  Posterior lingual occlusion of mandibular 
teeth 
 
a) Definisi  
Kelainan posisi gigi (kelainan dentoalveolar) 
b) Patofisiologi  
Tidak ada 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Kelainan disebabkan karena penyimpangan posisi. Terjadi 
keadaan gigi berjejal, rotasi gigi, gigi rentang, tumpang gigi 
besar, gigitan silang, gigi tertukar tempat. Dapat terjadi pada 
semua periode gigi 
d) Diagnosa banding 
Tidak ada 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
87.11 full mouth x-ray of teeth 
87.12 orthodontic cephalogram 
24.7   Application of orthodontic appliance 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
Tanpa ekstraksi gigi dengan alat ortodontik  
g) Pemeriksaan Penunjang 
- Model gigi 
- Foto ekstra oral dan intra oral 
- Foto radiologi sefalogram dan panoramik 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat perawatan ortodontik 
- Alat dan bahan ortodonti lepasan 
i) Lama perawatan 
Bergantung pada derajat keparahan penyimpangan posisi 
gigi, lebih kurang 2 tahun, diikuti pemakaian retainer. 
j) Faktor penyulit 
Pasien tidak kooperatif 
k) Prognosis 
Baik bila pasien kooperatif dan disiplin dalam menjalankan 
perawatan 
l) Keberhasilan perawatan 
Interdigitasi baik, jaringan pendukung sehat, kedudukan gigi 
stabil, estetika gigi & wajah baik, fungsi optimal. Over jet , 
over bite normal 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Tertulis 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Kepatuhan untuk menjalankan perawatan dan kepatuhan 
melakukan kunjungan rutin berdasarkan keinginan dan 
kesadaran yang baik 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
29. ANOMALI LETAK GIGI KARENA KEHILANGAN PREMATUR 
GIGI SULUNG 
No. ICD 10 : K07.38 Anomali letak gigi 
 
a) Definisi  
Kehilangan gigi sulung prematur, dengan benih gigi 
permanen masih dalam tulang 
b) Patofiologi 
Tidak ada 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Benih gigi permanen masih didalam tulang, dengan gigi susu 
yang sudah tanggal. Mungkin masih tersedia ruang yang 
cukup untuk gigi permanen, mungkin tidak tersedia cukup 
ruangan karena telah terjadi pergeseran gigi. 
d) Diagnosa banding 
Tidak ada 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 dental examination  
24.7  Application of orthodontic appliance 
87.12 Other dental x-ray 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Bila belum menyebabkan anomali, gunakan space 
maintainer lepasan/cekal. 
- Bila telah terjadi pergeseran gigi gunakan space regainer. 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Foto radiologi regional 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Alat perawatan ortodontik 
- Alat pembuatan model 
- Alat standar pemrosesan akrilik resin 
- Bahan-bahan alat space maintainer atau space regainer 
i) Lama perawatan 
3 - 6 bulan, sampai gigi permanen mulai erupsi. 
j) Faktor penyulit 
Masih tertutup/tidaknya gigi permanen oleh tulang untuk 
menentukan perlu tidaknya space maintainer. 
k) Prognosis 
Baik  
l) Keberhasilan perawatan 
Gigi permanen mencapai garis oklusi dengan posisi baik 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Tertulis 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Rasa takut atau kecemasan pasien rendah, kepatuhan dan 
kesadaran baik 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
30. KELAINAN FUNGSI DENTOFASIAL 
No. ICD 10  : K07.5 Dentofacial functional abnormalities 
K07.51 Malocclusion due to abnormal 
swallowing 
K07.54 Malocclusion due to mouth breathing 
K07.55 Malocclusion due to tongue, lip or 
finger habits 
a) Definisi  
Maloklusi disebabkan karena kebiasaan buruk, antara lain 
kelainan penelanan, pernafasan mulut, mengisap jari, 
menggigit-gigit kuku, pinsil, dsb. 
b) Patofisiologi 
Tidak ada 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Adanya gigi protrusi, palatum dalam, gigi malposisi gigitan 
terbuka. Diketahui dengan pemeriksaan  gangguan 
pengunyahan pengucapan, cara pernafasan, dan kelainan 
oklusi. 
d) Diagnosa banding 
Tidak ada 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 examination  
87.11 full mouth x-ray of teeth 
87.12 orthodontic cephalogram 
24.7   Application of orthodontic appliance 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Dapat dicoba secara edukatif. Bila tidak dapat, dibuatkan 
alat-alat sesuai kebutuhan, menggunakan alat khusus. 
- Kelainan penelanan diatasi dengan perlatihan menelan 
secara fisiologis. Dilakukan dengan meletakkan 
karet/Alastik diujung lidah, lalu tekan ringan kearah 
palatum setiap kali menelan. 
- Kebiasaan buruk lidah, bibir, jari tangan diatasi dengan 
menggunakan tongue crib, lip bumper lepasan/cekat, alat 
pada jari. 
- Kebiasaan bernafas melalui mulut diatas dengan pelatihan 
nafas 
g) Pemeriksaan Penunjang 
- Model gigi dan rahang 
- Foto ekstra oral dan intra oral 
- Foto rontgen sefalometri dan panoramik 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat perawatan ortodontik 
- Alat dan bahan pembuatan model gigi dan rahang 
i) Lama perawatan 
Minimal 6 (enam) bulan 
j) Faktor penyulit 
- Pasien sering tidak menyadari kebiasaan buruk 
- Pasien tidak kooperatif 
k) Prognosis 
Baik, bila di atasi pada gigi sulung, dapat mencegah 
terjadinya maloklusi. Bila periode gigi permanen sudah 
erupsi, lebih sulit, dan telah terjadi maloklusi, mungkin 
terjadi maloklusi yang lebih parah. 
l) Keberhasilan perawatan 
Fungsi kembali normal 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Tertulis 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Tingkat kepatuhan pasien dan keinginan untuk memperbaiki 
kondisi bentuk gigi terlihat baik 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
31. KELAINAN FUNGSI SISTEM STOMATOGNATIK AKIBAT  
KEHILANGAN SEMUA GIGI ASLI, TETAPI TULANG ALVEOLAR 
MASIH BAIK 
No. ICD 10 : K08.1 Complete loss of teeth 
 
a) Definisi  
Gangguan fungsi sistem stomatognatik karena hilangnya 
seluruh gigi tetapi tulang alveolar masih baik  
b) Patofisiologi 
Tidak ada 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Gangguan fungsi pengunyahan 
- Gangguan fonetik (wicara) 
- Gangguan estetis 
d) Diagnosa Banding 
Tidak ada 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
99.97 fitting of dental appliance [denture] 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Anamnesis 
- Pemeriksaan intra oral dan ekstra oral 
- Pencetakan awal dan pembuatan model studi/diagnostik  
- Penentuan rencana perawatan 
- Perawatan pre-prostetik 
- Pembuatan sendok cetak individual, pencetakan fisiologis 
dan pembuatan model kerja 
- Penentuan hubungan rahang 
- Pemasangan model hubungan rahang di artikulator  
- Penentuan warna dan ukuran gigi sesuai individu 
- Penyusunan model gigi individu  
- Pencobaan model gigi tiruan (malam/wax) 
- Penyelesaian model gigi tiruan (dilanjutkan dengan 
prosesing laboratorium teknik gigi) 
- Pencobaan (fitting) dan penyesuaian gigi tiruan dalam 
mulut 
- Insersi akhir gigi tiruan  
- Instruksi dan informasi pemeliharaan gigi tiruan 
- Pemeriksaan pasca pemasangan, penanggulangan 
permasalahan pasca pemasangan 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Radiologi (foto dental dan atau foto panoramik) 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat diagnostik standar 
- Alat dan bahan ekstraksi 
- Set Sendok cetak untuk rahang tidak bergigi 
- Occlusal guide plane 
- Artikulator 
- Alat laboratorium prostodontia 
- Bahan cetak irreversible hydrocolloid 
- Bahan cetak berdasar karet atau silikon 
- Bahan model (gips tipe I dan II) 
- Lilin model 
- Resin akrilik berpolimerisasi panas 
- Gigi tiruan 1 set lengkap (warna sesuai keperluan kasus) 
- Pressure Indicator Paste 
- Bahan dan alat poles akrilik 
- Kertas artikulasi (2 warna) 
i) Lama perawatan 
6-8 kali kunjungan 
j) Faktor penyulit 
Xerostomia 
k) Prognosis 
Baik  
l) Keberhasilan perawatan 
- Memenuhi fungsi gigi tiruan 
- Pemulihan pengunyahan, bicara dan estetis 
- Tidak ada rasa sakit dan nyaman dipakai 
- Tidak merusak jaringan penyangga 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Pasien dengan gangguan kesehatan sistemik, pasien dengan 
sikap mental exacting mind, indifferent mind, tidak 
kooperatif, hiper-sensitif, pasien yang mudah risih, selalu 
mengeluh, tidak mudah menerima perubahan dan tidak 
komunikatif 
o) Tingkat pembuktian  
Grade A 
 
32. AKAR GIGI TERTINGGAL 
No. ICD 10 : K08.3 Retained dental root 
 
a) Definisi  
Sisa/ bagian akar yang ada / masih ada di dalam rongga 
mulut 
b) Patofisiologi  
- Gigi kehilangan mahkota, tinggal akar 
- Akar gigi tertinggal saat pencabutan 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Tampak sisa/ bagian akar dalam rongga mulut 
- Gingivitis positif/ negative 
d) diagnosa  banding  
Tidak ada 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
23.11 surgical removal of residual root 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Pemeriksaan vitalitas 
- Anestesi lokal, lalu  infiltrasi 
- Sterilisasi daerah kerja 
- Ekstraksi 
- Observasi selama 3 bulan 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat diagnostik standar 
- Alat dan bahan anestesi 
- Alat pencabutan 
i) Lama perawatan 
1 kali kunjungan 
j) Faktor penyulit 
- Anak tidak kooperatif 
- sesudah  observasi, bila tampak gejala maloklusi menetap, 
lanjukan dengan perawatan interseptif ortodontik 
k) Prognosis 
Baik  
l) Keberhasilan perawatan 
Bila akar/ sisa tidak ada lagi di rongga mulut 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Tertulis (dari orang tua untuk pasien anak) 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Kecemasan pasien 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
33. KELAINAN FUNGSI SYSTEM STOMATOGNATIK AKIBAT 
KEHILANGAN SATU ATAU BEBERAPA GIGI ASLI 
No. ICD 10  : K08.4 Partial loss of teeth 
 
a) Definisi  
Gangguan fungsi sistem stomatognatik karena hilangnya 
satu atau beberapa gigi akibat ekstraksi, kecelakaan, 
penyakit periodontal, dan akibat lain. 
b) Patofisiologi 
Tidak ada 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Gangguan fungsi pengunyahan 
- Gangguan fonetik (bicara) 
- Gangguan estetis 
d) diagnosa  banding  
Tidak ada 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
 99.97 fitting of dental appliance [denture] 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Anamnesis 
- Pemeriksaan intra oral dan ekstra oral 
- Pencetakan awal dan pembuatan model studi/diagnostik 
- Penentuan dimensi vertikal tentatif (pada kasus aklusi 
ada, tetapi tidak stabil) 
- Penentuan rencana perawatan 
- Pembuatan desain gigi tiruan 
- Perawatan pre-prostetik 
- Pencetakan akhir dan pembuatan model kerja 
- Pencobaan kerangka logam 
- Penentuan hubungan antar rahang 
- Penentuan warna dan ukuran gigi sesuai individu 
- Pemasangan model hubungan rahang di artikulator  
- Penyusunan model gigi individu  
- Pencobaan gigi tiruan (malam/wax) 
- Penyelesaian model gigi tiruan (dilanjutkan dengan 
prosesing laboratorium teknik gigi) 
- Penyelesaian gigi tiruan akrilik 
- Pemasangan gigi tiruan akrilik 
- Pemeriksaan pasca pemasangan dan penyesuaian 
- Penanggulangan permasalahan pasca pemasangan 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Radiologi (foto dental dan atau foto panoramik) 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat diagnostik standar 
- Skaler, alat dan bahan tambal, alat dan bahan ekstraksi 
- Set Sendok cetak untuk rahang bergigi dan tidak bergigi 
- Artikulator  
- Alat laboratorium prostodontia 
- Bahan cetak dan gips 
- Lilin model 
- Akrilik resin berpolimerisasi panas 
- Bahan dan alat poles akrilik 
- Kertas artikulasi 
- Pressure Indicator Paste 
i) Lama perawatan 
4 kali kunjungan 
j) Faktor penyulit 
Kelainan yang disertai gangguan sendi temporo mandibula  
k) Prognosis 
Baik  
l) Keberhasilan perawatan 
Memenuhi fungsi gigi tiruan (estetis dan mastikasi), tidak 
ada rasa sakit dan nyaman dipakai 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan  
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
- Pasien dengan sikap mental exacting mind, indifferent 
mind, tidak kooperatif, pasien yang hiper-sensitif, pasien 
yang mudah risih, selalu mengeluh, tidak mudah 
menerima perubahan dan tidak komunikatif 
o) Tingkat pembuktian  
Grade A 
 
 
34. STOMATITIS AFTOSA REKUREN (SAR) 
No. ICD 10 : K12.00 Recurrent aphthous ulcer 
 
a) Definisi  
Kelainan yang dikarakteristikan dengan ulser rekuren yang 
terbatas pada mukosa mulut pada pasien tanpa tanda – 
tanda penyakit lainnya. Terjadi pada 20% populasi. 
b) Patofisiologi  
- Etiologi belum diketahui 
- Faktor predisposisi dapat berupa: genetik, defisiensi 
hematinik, abnormalitas imunologi, faktor lokal seperti 
trauma dan berhenti merokok, menstruasi, infeksi 
pernafasan atas, alergi makanan, anxietas, dan stres 
psikologi 
- Abnormalitas pada cascade sitokin mukosa menyebabkan 
respom imun yang dimediasi sel secara belebihan dan 
menyebabkan ulserasi terlokalisasi pada mukosa. 
- Berhubungan dengan HLas tertentu  yang berhubungan 
dengan penglepasan gen yang mengontrol sitokin 
proinflamasi Interleuken (IL)-1B dan IL-6 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Ulser yang didahului gejala prodromal berupa rasa 
terbakar setempat pada 2 – 48 jam sebelum muncul ulser 
- Pada periode inisial, terbentuk area eritem. Dalam 
hitungan jam terbentuk papula putih, berulserasi, dan 
secara bertahap membesar dalam 48 – 72 jam 
- Ulser bulat, simetris dan dangkal 
1) Ulser Mayor : Diameter lebih dari 1.0 cm ; sembuh 
dalam beberapa minggu – bulan, sangat sakit ; 
mengganggu makan dan bicara ; meninggalkan 
jaringan parut 
 
 

2) Ulser Minor : Diameter 0.3 – 1.0 cm ; sembuh dalam 
10 – 14 hari ; sangat sakit ; dapat mengganggu makan 
dan bicara ; sembuh tanpa jaringan parut 
 
 
 
- Ulser Herpetiformis : Diameter 0.1-0.2 cm; melibatkan 
permukaan mukosa yang luas 
- Lokasi tersering : mukosa non keratin terutama mukosa 
bukal dan labial 
- Rekuren 
- Lokasi berpindah–pindah namun terbatas pada mukosa 
mulut 
d) diagnosa  banding  
- Viral stomatitis 
- Pemphigus 
- Pemphigoid 
- Lupus Eritematosus 
- Penyakit dermatologi 
- Karsinoma sel squamosa 
- Penyakit granulomatosa misalnya sarcoidosis dan penyakit 
Crohn 
- Kelainan darah 
- Infeksi HIV / AIDS 
- Ulkus Traumatik 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Hilangkan faktor predisposisi 
- Simptomatik: topikal steroid, anastetik topikal, antiseptik 
kumur,  
- Suportif: multivitamin, imunomodulator 
g) Pemeriksaan Penunjang 
- Pemeriksaan hematologi terutama serum iron, folat, 
vitamin B12 dan feritin), pemeriksaan penyaring dengan 
pemeriksaan darah perifer lengkap 
- Biopsi (diindikasikan hanya untuk membedakan dengan 
ulser granulomatosa atau pemphigus da pemphigoid 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap,  
- Alat diagnostik standar,  
- Bur untuk menghilangkan permukaan tajam  
- bahan antiseptik dan desinfektan,  
- Kasus ringan – sedang: Emolient pelindung seperti 
orabase, anastetik topical, Topikal steroid dengan 
potensiasi tinggi 
- Kasus berat : Sistemik steroid 
i) Lama perawatan 
- Kasus ringan – sedang : 10 – 14 hari 
- Kasus berat : beberapa minggu – beberapa bulan 
j) Faktor penyulit 
Lesi yang sangat sakit mengganggu intake sehingga 
membutuhkan hospitalisasi 
k) Prognosis 
Baik 
l) Keberhasilan perawatan 
- Frekuensi dan durasi kejadian ulser berkurang 
- Rasa sakit teratasi sehingga intake terjamin 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
- Pola diet pasien 
 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
35. ULKUS TRAUMATIK 
No. ICD 10 : K12.04 Traumatic ulcer 
 
a) Definisi  
- Lesi ulkus pada mukosa/jaringan lunak mulut yang terjadi 
karenatrauma mekanis akibat obyek yang tajam dan keras 
misalnya, kawat ortodonti, basis gigi tiruan, sisa akar gigi, 
atau tergigit saat mengunyah, tertusuk sikat gigi atau duri 
ikan/tulang ayam dan lain-lain. 
- Dapat akut dan kronis 
b) Patofisiologi  
- Kontak/benturan dengan obyek keras pada 
mukosa/jaringan lunak mulut menyebabkan cedera dan 
lalu  terjadi reaksi radang akut, terdapat kerusakan 
pada epitel mukosa dan terbentuk ulkus.  
- Bila iritan berlangsung lama dan menetap maka reaksi 
radang akan berlangsung lama dan menjadi ulkus kronis. 
- sesudah  terjadi trauma, pada mukosa yang terkena akan 
timbul rasa tidak nyaman dalam periode 24-48 jam, diikuti 
dengan terbentuknya ulserasi.  
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Ulserasi dangkal berbentuk sesuai penyebab trauma, 
permukaan tertutup eksudat putih kekuningan, dikelilingi 
halo erythematous, tingkat nyeri bervariasi. 
- Tidak didahului oleh demam, dan tidak ada pembesaran 
kelenjar limfe regional.  
- Terdapat riwayat munculnya lesi karena kontak/benturan 
dengan obyek keras pada mukosa 
d) diagnosa  banding  
Karsinoma Sel Skuamosa, Stomatitis Aftosa Rekuren 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI) 
- Kausatif: Menghilangkan penyebab trauma (pencabutan 
sisa akar, penghalusan permukaan gigi/tumpatan tajam, 
melapisi bracket dengan wax, hilangkan kebiasaan buruk) 
- Simtomatik: antiseptik kumur atau anestetik topikal 
kumur (Klorheksidin glukonat 0.2 %, suspensi tetrasiklin 
2%, Benzocain borax gliserin) dapat ditambah emolien 
untuk menutup ulkus (orabase) 
- Supportif : multivitamin, diet lunak untuk anak 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Jika dalam waktu 10-14 hari sesudah  penyebab dihilangkan, 
lesi tidak mengalami perbaikan, dipertimbangkan untuk 
biopsi. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat diagnostik standar,  
- Bahan antiseptik dan desinfektan 
- Kassa steril 
- Larutan antiseptik klorheksidin glukonat 0.2 % 
i) Lama perawatan 
Satu kali kunjungan dengan masa pemulihan bila penyebab 
trauma telah dieliminasi, sembuh dalam waktu 3-7 hari. 
Untuk ulkus trauma yang sudah kronis perlu waktu lebih 
lama, 2-3 minggu. 
j) Faktor penyulit 
- Kebiasaan buruk yang menetap 
- Bila ada penyakit sistemik atau pernah menggunakan obat 
yang tidak tepat misalnya policresulen 
k) Prognosis 
Baik  
l) Keberhasilan perawatan 
Lesi mengalami penyembuhan, keluhan subyektif berkurang. 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Kesadaran dan pengetahuan pasien akan kebersihan gigi dan 
mulut 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
36. Angular Cheilitis, Perleche 
No. ICD 10 : K13.01 Angular cheilitis 
 
a) Definisi  
Retakan atau belahan (Fisura) yang terletak pada bibir di 
area sudut mulut, seringkali dikelilingi oleh area kemerahan. 
b) Patofisiologi  
- Penyebab: Defisiensi B2, Defisiensi Zat Besi, Kehilangan 
Dimensi Vertikal, Kondisi Atopi, Trauma, Usia tua, 
Diabetes Mellitus, Medikasi yang menyebabkan kulit 
kering dan atau Xerostomia 
- Adanya satu atau berbagai faktor etiologi, menyebabkan 
maserasi pada area sudut mulut dan mengawali 
terjadinya kehilangan integritas epitel dan menjadikannya 
lingkungan yang ideal untuk infeksi oportunistik, seperti 
jamur dan atau bakteri. 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Terdapat retakan atau belahan pada bibir di area sudut 
mulut dapat dikelilingi oleh area kemerahan atau disertai 
depigmentasi. 
d) diagnosa  banding  
Herpes labialis 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI) 
- Hilangkan faktor etiologi/predisposisi: Perbaikan gigi 
tiruan, perawatan mulut kering, koreksi defisiensi nutrisi 
- Medikasi: Krim pelembab bibir seperti vaselin atau 
petrolatum 
- Suportif: multivitamin 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Swab dari lesi untuk pemeriksaan mikologi langsung dan 
biakan bila ada kecurigaan  infeksi candida 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat diagnostik standar,  
- bahan antiseptik dan desinfektan,  
- Vaselin atau petrolatum 
- Antiseptik kumur klorheksidin glukonat 0.2% 
i) Lama perawatan 
7 – 14 hari 
j) Faktor penyulit 
Bila faktor etiologi tidak teratasi dan terjadi infeksi sekunder, 
lesi sulit teratasi 
k) Prognosis 
Baik  
l) Keberhasilan perawatan 
Fisure sembuh, integritas epitel kembali normal 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Kesadaran dan prioritas pasien akan penyakit yang di 
deritanya 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
37. ERITEMA MULTIFORMIS 
No. ICD 10 : L51.0 Erythema multiforme 
 
a) Definisi  
- Suatu penyakit peradangan akut pada kulit dan membran 
mukosa yang menyebabkan lesi dengan bentuk bervariasi 
(multiformis), dengan lesi oral khas berupa vesikel dan 
bula yang mudah pecah dan berdarah, merupakan self 
limiting disease 
b) Patofisiologi   
- Penyakit yang diperantarai sistem imun yang dapat diawali 
baik oleh deposisi kompleks imun pada pembuluh darah 
mikro di kulit dan mukosa, ataupun oleh imunitas seluler 
- Faktor predisposisi: reaktivasi HSV dan alergi obat 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Umumnya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda 
- Intra oral: bula berdasar merah, yang mudah pecah 
membentuk ulser ireguler, dalam, dan mudah berdarah. 
 
 
Close-up of vesicles on the lips. Some of the vesicles have 
ruptured. 
 
 
Note the ulcers on the right buccal mucosa. 
 
 
Ulcers on the gingiva and lower labial mucosa. 
 
- Lesi khas: lesi target atau iris pada kulit berupa area pucat 
yang dikelilingi oleh edema dan pita eritematous. 
 
 
Erythema multiforme: "Target lesions" on the hands 
d) diagnosa  banding  
- Lesi bibir: Herpes Labialis 
- Lesi intra oral: Mucous Membran Pemphigoid 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental Examination 
24.99 Other (other dental operation) 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- KIE (Komunikasi, Informasi Dan Edukasi) 
- Kausatif: kortikosteroid topikal  
- Simtomatik: Antiseptik kumur untuk mencegah infeksi 
sekunder, anestetik topical 
- Rujuk kepada dokter yang kompeten 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Pada umumnya tidak diperlukan, diagnosa  ditegakkan 
berdasarkan penampilan klinis dan riwayat penyakit yang 
akut. 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Unit gigi lengkap,  
- Alat diagnostik standar,  
- Kassa steril 
- Antiseptik kumur, anastetik topical 
i) Faktor penyulit 
Tidak Ada 
j) Prognosis 
Baik  
k) Keberhasilan perawatan 
Lesi sembuh, keluhan subyektif hilang 
l) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik 
m) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Kesadaran dan prioritas pasien akan penyakit yang di 
deritanya 
n) Tingkat pembuktian  
Grade B 
 
 
38. NYERI OROFASIAL   
No. ICD 10 : R51 Facial pain no otherwise specified  
 
a) Definisi  
Nyeri daerah orofasial yaitu  nyeri yang disebabkan oleh 
penyakit inflamasi yang berasal dari pulpa atau struktur 
penyangga gigi. 
 
b) Patofisiologi   
Timbulnya rasa nyeri disebabkan rangsangan atau lepasnya 
mediator radang yang merangsang nociceptor ujung saraf aferen 
nervus trigeminus, dalam hal ini serat C yang tidak bermyelin 
dan A-delta bermyelin. 
 
 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
Nyeri yang tajam timbul dari gigi atau dari nondental. Nyeri 
timbul akibat perubahan oleh inflamasi, inflamasi pulpa dan 
jaringan periradikuler. Dilakukan anamnesa, klinis, visual dan 
vitalitas. 
 
d) diagnosa  banding  
Nyeri psikogenik dan kronis, nyeri dari tempat lain seperti nyeri 
dari otot pengunyah, nyeri orofasial atipikal 
 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
89.31 Dental examination 
24.9  other dental operation 
 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Anamnesa pada pasien tentang keluhan nyeri gigi untuk 
mendapatkan diagnose yang tepat sehingga dapat 
menentukan rencana terapi yang benar.  
- Jika pulpitis reversible: menghilangkan penyebabnya dan 
dilakukan restorasi. 
- Jika pulpitis ireversibel: pulpektomi. 
- Jika tidak ditemukan kelainan pada gigi maka dilakukan 
rujukan ke dokter spesialis. 
 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Foto X-ray panoramik bila diperlukan 
 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- alat diagnostik standar,  
- alat dan bahan perawatan endo-restorasi lengkap 
 
 
i) Lama perawatan 
2-3 kali kunjungan 
 
j) Faktor penyulit 
Jika tidak ditemukan kelainan pada gigi maka dilakukan 
rujukan ke SpBM. 
 
k) Prognosis 
Baik bila pada kelainan pada gigi geligi, namun bila sumber 
nyeri tidak diketahui maka prognosis menjadi buruk 
 
l) Keberhasilan perawatan 
Nyeri hilang sesudah  tindakan endodontik dan konsul ke dokter 
spesialis syaraf jika rasa nyeri tidak diketahui sumbernya 
 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan  
 
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Komunikasi pasien untuk memberitahukan penerimaan 
ambang rasa sakit yang tidak dipengaruhi kecemasan. 
 
o) Tingkat pembuktian 
Grade B 
 
p) Referensi  
Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba – serbi Ilmu Konservasi Gigi, 
UI-Press, 2007 
39. FRAKTUR MAHKOTA GIGI YANG TIDAK MERUSAK PULPA 
No. ICD 10 : S02.51 Fracture of enamel of tooth only 
S02.51 Fracture of crown of tooth without 
pulpal involvement 
 
a) Definisi  
- Gigi fraktur mahkota yang tidak merusak pulpa. 
- Tidak ada gejala atau rasa sakit pulpa belum terbuka 
b) Patofisiologi  
Klasifikasi menurut Ellis (Finn): 
- Kelas I  : Fraktur yang hanya mengenai email atau hanya 
melibatkan sedikit dentin 
- Kelas II  : Fraktur mengenai dentin tetapi pulpa belum 
terbuka 
c) Gejala klinis dan pemeriksaan 
- Tidak sakit 
- Kadang-kadang sakit 
- Sakit dan pendarahan pada pemeriksaan 
- Sondase, tekanan, perkusi 
d) diagnosa  banding  
 Tidak ada 
e) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 
23.2 Restoration of tooth by filling; 
23.49 other dental restoration 
23.3 Restoration of tooth by inlay 
23.42Application of crown 
f) Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi 
- Bersihkan kalkulus dan stain pada sub dan supra gingiva 
- Hilangkan jaringan karies dan email yang tidak didukung 
dentin 
- Lihat prosedur karies email/dentin 
- Fraktur email/ dentin pada gigi sulung diberi: basis kalsium 
hidroksida 
g) Pemeriksaan Penunjang 
Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan 
h) Peralatan dan bahan/obat 
- Dental unit lengkap, 
- Alat pemeriksaan standar,  
- Bor untuk preparasi,  
- Bahan tumpat tergantung letak dan macam giginya (resin 
komposit, GIC, inlay/onlay). 
i) Lama perawatan 
1-2 kali kunjungan (tergantung keparahan) 
j) Faktor penyulit 
- Jaringan pendukung gigi terkoyak dan telah terjadi intrusi 
dari elemen gigi akibat benturan 
- Hipersalivasi, Pasien dengan kebiasaan bruxism, relasi 
oklusi deep bite,Pasien tidak kooperatif 
k) Prognosis 
- Baik   
- Kontrol periodik 3-6 bulan 
l) Keberhasilan perawatan 
Gigi utuh kembali dan baik 
m) Persetujuan Tindakan Kedokteran 
Lisan  
n) Faktor sosial yang perlu diperhatikan 
Pasien tidak mengalami kecemasan yang berlebihan dan dapat 
bekerjasama untuk mendukung perawatan dapat di 
aplikasikan dengan sempurna. 
o) Tingkat pembuktian  
Grade B